Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional,
dan pragmatis
Intuisi.
Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal.
ISI
2.1 Proses Pembuatan Keputusan
Identifikasi Masalah
Setiap keputusan diawali dengan sebuah masalah. Ketidaksesuaian antara keadaan yang
terjadi dengan keadaan yang diinginkan. Fungsi dari identifikasi masalah adalah agar kita
membuat keputusan yang tepat dan relevan.
Identifikasi Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan adalah kriteria yang penting atau relevan dalam sebuah masalah
Mengalokasikan Beban pada Kriteria
Disini manager harus mempertimbangkan masalah agar mengalokasikan masalah tersebut
pada prioritas yang tepat dalam mengambil keputusan
Mengembangkan Alternatif
Setelah mengidentifikasi beban kriteria masalah, pengambil keputusan wajib membuat
daftar alternative untuk menyelesaikan masalah, dalam tahap ini pembuat keputusan
harus kreatif dan bijak
Analisa Alternative
Pembuat keputusan harus mengevaluasi salah satu dari alternative yang tersedia.yang
Memilih sebuah Alternative
Dalam tahap ini, proses pembuat keputusan harus memilih alternative yang terbaik.
Menerapkan sebuah Alternative
Setelah dianalisa dan dipilih, inilah saatnya alternative tersebut diterapkan dalam
organisasi. Disini pembuat keputusan harus memastikan semua orang menerapkan
dengan baik
Evaluasi Keefektifan Keputusan
Setelah diterapkan, pembuat keputusan harus mengevaluasi tingkat keefektifan dari
alternative yang telah diterapkan, apakah telah tercapai atau sebelumnya
Waktu
Keadaan
Keadaan social
Sikap
Kepentingan
Pengalaman
Penghargaan
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya
adalah seorang pengambil keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu
meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya
manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah terhadapambiguitas dan
berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung
lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggiuntuk
ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis
inis u k a m e n g a n a l i s i s s i t u a s i ; p a d a k e n y a t a a n n y a , m e r e k a c e n d e r u n g
terlalu menganalisis sesuatu
Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi untuk a m
biguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan sukam e
mpertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan m
a s a mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu
dengan orangsebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi
dan kemudianmengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi
ambiguitasyang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan
sosial. Gaya inicenderung bekerja dengan baik dengan orang lain
dan menyukai situasiketerbukaan dalam pertukaran pendapat
yakni cenderung menerimasaran, sportif dan bersahabat serta
menyukai informasi verbal daripadatulisan
Manager dapat membuat keputusan yang efektif dengan mengerti perbedaan budaya
dalam organisasi
Fokus pada hal-hal penting
Logis dan konsisten
Mengetahui baik pemikiran subjektif dan objektif serta menggabungkannya dengan
pendekatan baik dengan pendekatan analitik maupun intuitif
Hanya menggunakan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
Pengambilan Keputusan Manajerial yang dilakukan oleh suatu kelompok atau level
manajemen.
MIDDLE : Balance
JUDGMENT DALAM
KEPUTUSAN MANAJERIAL
Overconfidence