Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsekuensi utama dari setiap tugas dan jabatan kepemimpinan adalah mengambil keputusan.
Hal ini berarti secara implisit terlihat bahwa sukses tidaknya seseorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinan tidak semata-mata akan dinilai dari kemampuan melaksanakan
kegiatan operasional tetapi yang terpenting akan dilihat dari kemampuan mengambil keputusan
(decision making). Maksudnya pemimpin mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat
serta keputusan itu dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu tepatlah bila dikatakan
bahwa inti dari kepemimpinan dalam organisasi adalah pengambilan keputusan.

Suatu keputusan tidak akan memiliki tingkat keakuratan yang kuat jika tidak didukung berbagai
informasi yang ada, berbagai input informasi yang diterima akan dianalisis secara komprehensif
oleh pihak manajemen perusahaan untuk dibentuk suatu rekomendasi keputusan yang bersifat
alternatif dan selanjutnya alternatif keputusan yang ditawarkan itu diambil mana yang terbaik.

Suatu pembuatan keputusan yang dilakukan secara komprehensif akan menghasilkan kesimpulan
yang bersifat komprehensif juga. Pengungkapan yang seperti ini dapat disetarakan dengan
pengkajian yang dilakukan secara satu sektoral saja akan menghasilkan analisa yang satu
sektoral saja, dan pengkajian yang dilakukan secara menyeluruh akan menghasilkan analisa yang
menyeluruh juga. Pada makalah ini kita akan membahas tentang pengambilan keputusan dan
pengaruhnya terhadap suatu organisasi bisnis.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?

2. Apa saja langkah-langkah dalam pengambilan keputusan ?

3. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ?

4. Kasus seperti apa yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ?

5. Bagaimana analisis pemecahan masalah atau kasus pengambilan keputusan dalam kondisi
pasti ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana pengambilan keputusan

2. Mengetahui langkah-langkah dalam mengambil keputusan

3. Memahami definisi dari pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

4. Memahami kasus yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

5. Mampu menganalisis pemecahan masalah atau kasus pengambilan keputusan dalam


kondisi pasti
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah , hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi
itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan
keputusan.

Hakikat pengambilan keputusan (decision making) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
pimpinan untuk memilih satu atau lebih dari sejumlah alternatif dalam rangka usaha mencapai
hubungan yang direncanakan dalam organisasi. Dalam organisasi, keputusan yang merupakan
kegiatan pimpinan yang dilakukan pada semua tingkatan organisasi untuk memecahkan
masalah dalam suatu organisasi.

Pada umumnya, suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permas alahan
atau persoalan (problem solving). Dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang
hendak dicapai.

Ada empat kondisi yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:

a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty),

Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai informasi yang
lengkap mengenai masalah yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah dan hasil yang mungkin
diperoleh, sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti, dirinya dapat mengontrol
dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian yang akan timbul.

b. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko (risk),

Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi kemungkinan


terjadinya dan kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang
demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan informasi yang
berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi
jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.

c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti (uncertainty) dan

Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan
dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang demikian, pengambil keputusan juga tak mampu
untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan
alternatif yang diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali
mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik (conflict).

Pengambilan keputusan dengan kondisi konflek terjadi apabila alternatif


keputusan yang harus dipilih atau diambil berasal dari pertentangan atau persaingan dari dua atau
lebih pengambil keputusan.

2.2 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan

Pada dasarnya pengambilan keputusan dilakukan secara beruntun dan terus-menerus,


artinya bahwa pengambilan keputusan tidak hanya sekal, tetapi dilaksanakan secara terus-
menerus sesuai dengan masalah yang dihadapi. Adapun proses pengambilan keputusan itu
sendiri terdiri dari beberapa langkah dan banyak dikemukakan oleh para ahli yang masing-
masing tidak sama.

1. Herbert Simon mengemukakan ada 3 tingkatan utama dalam pengambilan keputasan


yakni :

- Kegiatan inteligensia : terdiri dari penyelidikan keadaan lingkungan untuk menyiapkan


keputusan

- Kegiatan merancang atau mempolakan : artinya mendapatkan, mengembangkan, dan


menganalisis kemungkinan arah tindakan yang akan diambil.

- Kegiatan pemilihan : atinya pemilihan yang tepat yang harus diambil setelah diseleksi
diantara beberapa alternatif arah tindakan yang ada.

2. WH. Newman mengemukakan bahwa pengambilan keputusan menyangkut 4 tahap pokok


yaitu :

- Menentukan diagnosis dari masalah yang sebenarnya

- Pemikiran satu atau lebih pemecahan yang baik

- Proyeksi dan bandingkan konsekuensi dari pada alternatif itu

- Beri penilaian perbedaan dari sejumlah konsekuensi tersebut dan pilahlah langkah
tindakannya

Selain hal tersebut diatas ada pula beberapa tahap guna memudahkan pengambilan keputusan
untuk bisa mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan. Adapun tahap-tahap
tersebut adalah :

a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti

b. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan
maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali

c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan
gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih terspesifik
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang
kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai

e. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya

2.3 Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan adalah berlangsung tanpa ada banyak
alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Pasti artinya semua
informasi yang diperlukan oleh pihak pengambil keputusan telah tersedia secara menyeluruh.
Kepastian adalah kondisi tentang adanya informasi yang akurat, dapat diukur, dan dapat
diandalkan tentang hasil dari berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan.

Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty) yaitu pengambilan keputusan dimana
berlangsung hal-hal :

1. Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti dari
setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.

2. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap sehingga dapat
diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.

3. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang.

4. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena
kejadian tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.

5. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang bersifat
deterministik.

6. Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain, teknik


pemrograman linear, analisis jaringan dan teori antrian

Berikut teknik penyelesaian pengambilan keputusan kondisi pasti diantaranya adalah :

1. Linear Programming atau Pemrograman Linier

Linear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer
dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi keuntungan, namun karena


terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan meminimalkan biaya.
Linear Programming memiliki empat ciri khusus yang melekat, yaitu :

- penyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau minimisasi

- kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan

- ada beberapa alternatif penyelesaian

- hubungan matematis bersifat linear

Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear programming yang harus
diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu:

- certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala sudah diketahui
dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.

- proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam fungsi tujuan dan


fungsi kendala.

- additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan aktivitas


individu.

- divisibility (bisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan bilangan integer
(bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan.

- non-negative variable (variabel tidak negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban atau
variabel tidak negatif. Dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan Linear
Programming, ada dua pendekatan yang bisa digunakan, yaitu metode grafik dan metode
simpleks. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana
variabel keputusan sama dengan dua. Sedangkan metode simpleks bisa digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dimana variabel keputusan dua atau lebih.

2. Analisis Jaringan

Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Masalah masalah
yang dimaksud antara lain adalah :

a. Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan tersebut

b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan tersebut

c. Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan

Analisis jaringan ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan jasa konsultan manajemen
Boaz, Allen dan Hamilton yang dibuat untuk keperluan perusahaan pesawat terbang Lockhead.
Metode yang biasanya digunakan sering disebut dengan PERT yang merupakan singkatan dari
Program Evaluation and Review Tachnique. Tanpa bermaksud meniru, ada juga metode CPM
(Critical Path Method) yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah jaringan ini.
Perbedaan utamanya adalah, CPM lebih menekankan pada efisiensi biaya pelaksana serangkaian
pekerjaan, dengan mempercepat salah satu atau beberapa kegiatan dalam rangkaian pekerjaan
tersebut.

Beberapa contoh serangkaian pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan analisis jaringan antara
lain adalah :

a. Serangkaian pekerjaan membangun jembatan

b. Serangkaian pekerjaan membangun gedung

c. Serangkaian pekerjaan produksi

d. Serangkaian pekerjaan mengganti mesin yang rusak, dll.

Beberapa istilah dalan analisis jaringan antara lain adalah :

1. Aktivitas, adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengorbanan sumberdaya (waktu,


tenaga, biaya). Aktivitas ini biasanya disimbolkan dengan anak panah

2. Kejadian, adalah permulaan atau akhir dari sebuah aktivitas, dan disimbolkan dengan sebuah
lingkaran

3. Jalur kritis adalah sebuah jalur yang waktu penyelesaian serangkaian pekerjaannya paling
besar/panjang

4. Earliest Start Time (ES), adalah waktu paling cepat untuk memuali sebuah aktivitas

5. Lates Start Time (LS), adalah waktu paling lambat untuk memulai sebuah aktivitas

6. Earliest Finish Time (EF), adalah waktu peling cepat untuk selesainya sebuah aktivitas

7. Latest Finish Time, adalah waktu paling lambat untuk menyelesaikan sebuah aktivitas

3. Analisis Antrian

Analisis antrian diciptakan oleh A.K. Erlang pada tahun 1909 yang masalahnya pada Operator
telepon yang menjadi kuwalahan melayani para penelpon di waktu-waktu sibuk sehingga
penelpon harus antri cukup lama menunggu giliran untuk dilayani.

Teori antrian dirancang untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu dalam suatu
garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas pelayanan dan apa yang terjadi
bila waktu pelayanan atau pola kedatangan berubah.
Macam-macam aturan antrian :

1. FIFO: First in First out

Kedatangan pelanggan pertama menerima pelayanan lebih dulu.

Contoh: Membeli tiket bioskop

2. LIFO: Last in First out

Kedatangan terakhir menerima pelayanan lebih dulu.

Contoh: pembongkaran barang dari truk

3. Random (acak)

Penerimaan pelayanan secara acak

Contoh: penanganan terhadap pasien gawat di rumah sakit, pengawasan mutu barang dalam
quality control.

2.4 Contoh kasus pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

Contoh kasus 1

Pengambilan Keputusan dalam Metode Linear

Karina Furniture yang akan membuat meja dan kursi. Keuntungan yang diperoleh 1 unit meja
adalah $7 sedang keuntungan yang diperoleh dari 1 unit kursi adalah $5. Kendala yang dihadapi
Karina Furniture yaitu keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja memerlukan 4 jam
kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam kerja. Untuk pengecatan 1 unit
meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk pengecatan 1 unit kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah
jam kerja yang tersedia untuk pembuatan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu sedang
jumlah jam kerja untuk pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja dan kursi
yang sebaiknya diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum?

Meja (X1) dan kursi (X2).


1. Fungsi Tujuan
Maksimisasi Z = $7X1 + $5X2
2. Fungsi kendala
4 X1 + 3 X2 ≤ 240 (kendala departemen pembuatan)
2X1 + 1 X2 ≤ 100 (kendala departemen pengecatan)
X1 ≥ 0 (kendala non negatif pertama)

X2 ≥ 0 (kendala non negatif kedua)


Contoh kasus 2

Pengambilan Keputusan dalam Metode Analisis Jaringan

Chevrolet Tutup Pabrik, Bos GM Indonesia Mengundurkan Diri

KAMIS, 26 FEBRUARI 2015 | 22:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -PT General Motor Indonesia, produsen mobil Chevroret, akan menutup
pabriknya di Bekasi pada akhir Juni 2015. Penutupan pabrik ini membuat Presiden Direktur PT
General Motor Indonesia Michael Dunne memutuskan mengundurkan diri pada akhir Februari.

"Presiden Direktur GM Indonesia Michael Dunne telah memutuskan untuk mengundurkan diri
pada akhir Februari untuk memulai kegiatan bisnis pribadi yang merupakan keahliannya," kata
Stefan Jacoby, Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International, dalam siaran pers
yang diterima Tempo, Kamis, 26 Februari 2015.

Stefan mengatakan keputusan Dunne telah diketahui GM beberapa waktu lalu. GM telah
menentukan seorang pejabat baru untuk memimpin perusahaan distribusi yang juga akan
diumumkan segera. Untuk sementara, Chief Financial Officer GM Pranav Bhatt akan ditunjuk
sebagai pelaksana tugas presiden sampai pimpinan baru diumumkan.

GM Indonesia akan beralih dari produsen mobil Chevrolet menjadi perusahaan distributor.
Penghentian produksi mobil Chevrolet diambil sebagai bagian dari fokus GM dalam upaya
memperkokoh kinerja operasi secara global. Dia mengatakan GM Indonesia tetap akan
memasarkan dan melayani purna jual kendaraan Chevrolet melalui jaringan dealer resmi.

GM mengapresiasi kinerja Dunne selama memimpin GM Indonesia. "Michael telah membawa


berbagai penyegaran dan pendekatan yang inovatif terhadap gaya kepemimpinan dan
pengalaman pelanggan," kata Zimmerman. "Kami mengucapkan terima kasih atas seluruh
sumbangsihnya selama ini dan semoga sukses di masa mendatang," kata Tim Zimmerman,
Presiden GM Southeast Asia Operations.

Pabrik General Motors Tutup Kemungkinan Masalah Finansial

JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 08:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif, Dewa Yuniardi, mengatakan akan ditutupnya pabrik
mobil General Motors (GM) di Bekasi, Jawa Barat, pada Juni mendatang kemungkinan
disebabkan karena masalah finansial.

"Sepertinya penjualan tidak memenuhi biaya operasional perusahaan," ujar Dewa saat dihubungi,
Jumat, 27 Februari 2015.
Selama pabrik GM ini ada, Dewa mengatakan sebenarnya pengaruhnya biasa saja. "Sepertinya
tidak terlalu besar hasil penjualannya," kata dia. Hal tersebut diakibatkan akhir-akhir ini hasil
mobil keluaran GM kalah bersaing dengan produsen mobil lainnya.

Penutupan pabrik mobil Chevrolet di Indonesia berdampak pada nasib 500 karyawannya. "Kami
dapat memahami bahwa keputusan ini akan mengecewakan seluruh karyawan yang telah
menunjukkan dedikasi yang tinggi selama ini di Indonesia," kata Tim Zimmerman, Presiden,
GM Southeast Asia Operations, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 26 Februari
2015.

Tim mengatakan pihaknya akan bekerja dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada,
termasuk pemerintah Indonesia, untuk membantu seluruh nasib karyawannya itu. Menurut dia,
para karyawannya adalah orang-orang yang handal. "Terbukti Chevrolet Spin telah mendapat
pengakuan sebagai mobil berkualitas dari para pelanggan, kalangan industri, dan General
Motors," kata Tim.

Tutup Pabrik Spin, General Motor Hengkang dari Indonesia?

JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 06:44 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - General Motors (GM), produsen mobil terbesar di Amerika Serikat,
Kamis, 26 Februari 2015, menyatakan akan menghentikan produksinya di Indonesia pada tahun
ini, tapi tetap menjual Chevrolet melalui dealership (hak penjualan). "Beberapa faktor yang
berkontribusi terhadap keputusan GM ini adalah biaya material yang tinggi dan kurangnya
potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena skala yang terbatas," kata GM, yang
harus mengimpor suku cadang untuk merakit Spin.

Pabrik Chevrolet Tutup, GM Produksi Mobil Murah?

SABTU, 28 FEBRUARI 2015 | 06:41 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah


Susanto, menilai tutupnya pabrik General Motors (GM) di Bekasi akibat belum mampu bersaing
dengan produsen mobil yang lain. “Kurang kompetitif untuk pasar dalam negeri,” ujar Panggah
ketika dihubungi Tempo, Jumat, 27 Februari 2015.

Untuk pasar dalam negeri, menurut Panggah, masyarakat cenderung memilih mobil tipe MPV
(multi purpose vehicle) dibanding dengan tipe Chevrolet Spin yang diproduksi General Motors.
“MPV lebih berkembang karena sudah menjadi tipe mobil khas Indonesia,” ujar dia.

Selain itu, Panggah menilai, penutupan ini berkaitan dengan rencana GM untuk memproduksi
mobil murah hemat energi atau low cost green car(LCGC) yang akan bekerja sama dengan
perusahaan asal Cina, yaitu Liuzhou Wuling. Liuzhou Wuling akan ekspansi ke Indonesia untuk
pasar Asia Tenggara.

Liuzhou Wuling menggandeng GM untuk melebarkan usahanya memproduksi mobil LCGC.


Perusahaan asal Cina tersebut, menurut Panggah, sudah menyampaikan rencana investasi untuk
pembangunan pabrik di Kawasan Industri, Delta Mas, Bekasi seluas 60 hektare dengan kapasitas
150 ribu unit per tahun. "GM punya 40 persen saham di situ," ujar dia. “Akan beroperasi mulai
2017.”

General Motors mulai beroperasi di Indonesia pada 1995. Setelah mendirikan pabrik, GM lantas
menutupnya pada 2005. Perusahaan ini baru membuka kembali pabriknya di Bekasi pada Mei
2013. Namun, akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan kembali operasinya pada Juni
2015.

Ini Sebabnya Mengapa GM di Indonesia Tutup

MINGGU, 01 MARET 2015 | 04:33 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Lesunya industri mobil Amerika di Indonesia rupanya sudah diprediksi
sebelumnya. Pengamat otomotif Dewa Yuniardi mengatakan perkembangan industri mobil
jepang di Indonesia akan lebih melejit dibanding pabrikan asal Amerika Serikat. “Ini karena
brand image mobil Jepang di Indonesia lebih bagus,” ujar Dewa saat dihubungi Tempo.

PT General Motors Indonesia, produsen mobil Chevrolet akan menutup pabriknya di Bekasi
pada akhir Juni 2015. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
(Gaikindo), sepanjang 2014 penjualan mobil Chevrolet hanya mencapai 10.018 unit mobil.
Penjualan terbesar terjadi pada Januari sebanyak 1.463 unit dan terendah pada Desember, yaitu
508 unit

Penutupan pabrik ini membuat Presiden Direktur PT General Motor Indonesia Michael Dunne
memutuskan mengundurkan diri pada akhir Februari lalu.

"Presiden Direktur GM Indonesia Michael Dunne telah memutuskan untuk mengundurkan diri
pada akhir Februari untuk memulai kegiatan bisnis pribadi yang merupakan keahliannya," kata
Stefan Jacoby, Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International.

Ketua Gaikindo Johnny Darmawan menilai tutupnya pabrik GM ini merupakan salah satu
strategi bisnis perusahaan. Sebab, GM akan beralih untuk memproduksi mobil murah hemat
energi atau low cost green car (LCGC) pada 2017. GM akan bekerja sama dengan perusahaan
asal Cina, Liuzhou Wuling.

“Jadi bukan semata-mata tutup. Mereka juga masih memasarkan produk mereka melalui dealer
resmi,” ujar Johnny pada kesempatan terpisah.
2.5 Analisis pemecahan masalah atau kasus pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

Analisis Kasus 1

JAWAB:

Kendala I: 4 X1 + 3 X2 = 240
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240/4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,80).

Kendala II: 2 X1 + 1 X2 = 100


memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0

2 X1 + 0 = 100
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,100).

Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau eliminasi
2 X1 + 1 X2 = 100
X2 = 100 – 2 X1
4 X1 + 3 X2 = 240
4 X1 + 3 (100 – 2 X1) = 240
4 X1 + 300 – 6 X1 = 240
– 2 X1 = 240 – 300
– 2 X1 = – 60
X1 = -60/-2 = 30.
X2 = 100 – 2 X1
X2 = 100 – 2 * 30
X2 = 100 – 60
X2 = 40

Sehingga kedua kendala akan saling berpotongan pada titik (30, 40).

Feasible region (area layak) meliputi daerah sebelah kiri dari titik A (0; 80), B (30; 40), dan C
(60; 0).
1. iso profit line
Z = $7X1 + $5X2
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.

2. dengan titik sudut (corner point)


titik B (30; 40)

Z = $7X1 + $5X2
= (7 x 30) + (5 x 40) = 410.

Karena keuntungan tertinggi jatuh pada titik B, maka sebaiknya perusahaan memproduksi meja
sebanyak 30 unit dan kursi sebanyak 40 unit dan perusahaan memperoleh keuntungan optimal
sebesar 410.

Analisis Kasus 2

Menurut kelompok kami, kasus PT General Motor Indonesia merupakan kasus yang biasa
dialami oleh perusahaan-perusahaan lain, dan dalam kasus tersebut kami mengelompokkannya
dalam kondisi pasti. Karena Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan
dengan pasti, keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap sehingga dapat
diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan, dalam kondisi ini, pengambil
keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan biasanya
selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu
dimasa yang akan datang dijamin terjadi.

Kasus PT General Motor Indonesia ini sebenarnya dapat diselesaikan dengan beberapa metode,
yang salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Jaringan. Hal itu
dikarenakan metode yang ada pada analisis jaringan menekankan pada efisiensi biaya
pelaksanaan serangkaian pekerjaan, dengan mempercepat salah satu atau beberapa kegiatan
dalam rangkaian pekerjaan tersebut,dan mencakup sedikitnya penyelesaian masalah-masalah
yang dialami PT General Motor Indonesia, yaitu :

a. Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan tersebut

Dikutip dari TEMPO.CO , Jakarta: MINGGU, 01 MARET 2015 | 04:33 WIB. Ketua Gaikindo
Johnny Darmawan menilai tutupnya pabrik GM ini merupakan salah satu strategi bisnis
perusahaan. Sebab, GM akan beralih untuk memproduksi mobil murah hemat energi atau Low
Cost Green Car (LCGC) pada 2017. GM akan bekerja sama dengan perusahaan asal Cina,
Liuzhou Wuling. “Jadi bukan semata-mata tutup. Mereka juga masih memasarkan produk
mereka melalui dealer resmi,” ujar Johnny pada kesempatan terpisah.
Jadi Keputusan untuk menutup perusahaan, merupakan salah satu alternatif PT GM Indonesia
untuk tetap bisa beroperasi dipasaran Indonesia dengan tampilan wajah baru.

b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan tersebut

Dengan keputusan ditutupnya PT GM Indonesia, maka biaya operasional yang dikeluarkan untuk
memproduksi akan semakin kecil, mengingat bahan baku yang masih sulit didapatkan dan
produk yang dipasarkan belum bisa bersaing dengan produk lain.

Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 06:44 wib, yang menegaskan
bahwa "Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keputusan GM ini adalah biaya material
yang tinggi dan kurangnya potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena skala yang
terbatas," kata GM, yang harus mengimpor suku cadang untuk merakit Spin.

Dari sini terlihat efisiensi resiko penggeluaran dana yang lebih besar dapat diminimalisir.
Apabila pihak perusahaan bersihkukuh menjalankan perusahaan tersebut kerugian yang akan
mereka tanggung akan menjadi semakin besar. Karena dari awal mereka tahu bahwa produk
yang mereka hasilkan dan pasarkan selama beberapa tahun ini semakin menurun peminatnya.

c. Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan

Dari sini terlihat bahwa keputusan yang diambil oleh Presiden Direktur GM Indonesia Michael
Dunne untuk mengundurkan diri pada akhir Februari lalu, merupakan keputusan yang tepat,
karena ia tahu bahwa menurunnya pendapatan akan berpengaruh kepada kinerja dirinya sendiri
bahkan karyawan. Dengan adanya hal itu, pihak dari perusahaan harus segera melakukan
tindakan supaya para karyawan tidak merasa digantungkan.

Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta - JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 08:10 WIB. Penutupan
pabrik mobil Chevrolet di Indonesia berdampak pada nasib 500 karyawannya. "Kami dapat
memahami bahwa keputusan ini akan mengecewakan seluruh karyawan yang telah menunjukkan
dedikasi yang tinggi selama ini di Indonesia," kata Tim Zimmerman, Presiden, GM Southeast
Asia Operations, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 26 Februari 2015.

Tim mengatakan pihaknya akan bekerja dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada,
termasuk pemerintah Indonesia, untuk membantu seluruh nasib karyawannya itu. Menurut dia,
para karyawannya adalah orang-orang yang handal. "Terbukti Chevrolet Spin telah mendapat
pengakuan sebagai mobil berkualitas dari para pelanggan, kalangan industri, dan General
Motors," kata Tim.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian, dan keputusan dalam konflik.

Suatu keputusan dalam kondisi pasti apabila hasil setiap alternatif tindakan dapat ditentukan
dengan pasti. Dalam kondisi pasti ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Kondisi pasti didukung oleh informasi yang lengkap sehingga
diramalkan secara tepat hasil dari suatu tindakan.

Ada beberapa teknik penyelesaian pengambilan keputusan kondisi pasti :

1. Program linear

2. Jaringan Kerja (Network)

3. Analisis Antrian

3.2 Saran

Dalam mengambil keputusan, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil
adalah keputusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk pembuat keputusan
yang sukses mempunyai kesamaan tingkah laku dengan pertimbangan apa yang harus dilakukan
agar keputusan yang dibuat berhasil dan sukses, pertimbangan tersebut antara lain selalu siap,
mengetahui budaya organisasi, benar-benar menggunakan proses pembuatan keputusan, dan
menggunakan pemecahan masalah yang kreatif/sesuai dengan permasalahan sebuah organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi. Bandung :
Alfabeta.

Saiman, Leonardus. 2015. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta : Salemba
Empat.

Supriyanto. 2016. Retrospektif Ilmu Administrasi Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Addict, Kaskus. “7 Perusahaan Bangkrut di Indonesia”. 04 Februari 2016.


https://googleweblight.com/?lite_url=https://m.kaskus.co.id/thread/56b2b1db529a45ff798b456a
/7-perusahaan-bangkrut-di-indonesia/&ei=VvhOg5Lh&lc=id-
ID&s=1&m=28&host=www.google.co.id&ts=1489110436&sig=AJsQQ1DTLoc-
jCbrSXlO_ydz8KqlEfo5Tg

Ambargo, Herdino. “Pengambilan Keputusan dalam Organisasi”. 22 Mei 2013.http://dhino-


ambargo.blogspot.co.id/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
Amirullah. “Chevrolet Tutup Pabrik, Bos GM Indonesia Mengundurkan Diri”. 26 Februari
2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/26/171645596/chevrolet-tutup-pabrik-bos-
gm-indonesia-mengundurkan-diri

Antara. “Tutup Pabrik Spin, General Motor Hengkang dari Indonesia?”. 27 Februari 2015.
https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/27/122645665/tutup-pabrik-spin-general-motor-
hengkang-dari-indonesia

Ernis, Devy. “Ini Sebabnya Mengapa GM di Indonesia Tutup”. 01 Maret 2015.


https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/03/01/124646060/ini-sebabnya-mengapa-gm-di-
indonesia-tutup

Ernis, Devy. “Pabrik Chevrolet Tutup, GM Produksi Mobil Murah?”. 28 Februari 2015.
https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/28/124645915/pabrik-chevrolet-tutup-gm-
produksi-mobil-murah

Kholifah, Umi. “Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti”. 29 Desember 2016.


http://kondisipastitpk.blogspot.co.id/

Rahmawati, Wita. “Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti”. 09 November 2014.


http://witarahmawati.blogspot.co.id/2014/11/pengambilan-keputusan-dalam-kondisi.html

Sinaga, Odelia. “Pabrik General Motors Tutup Kemungkinan Masalah Finansial”. 27 Februari
2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/27/122645690/pabrik-general-motors-tutup-
kemungkinan-masalah-finansial

http://nisapraya24.blogspot.com/2017/03/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai