Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Disusun Oleh :
ERVINA CANDRA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak
alternatif keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada
kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam
konflik.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang
sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin
serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari
permasalahan yang baru timbul.
B. Rumusan Masalah
1. Macam keputusan manajemen
2. Keputusan dan jenjang manajemen
3. Tahap – tahap pengambilan keputusan
4. Tipe-tipe masalah dan pemecahannya
5. Model pengambilan keputusan
6. Pengambilan keputusan individu dan kelompok
BAB II
ISI
Problem atau masalah dalam banyak hal, suatu masalah mungkin adalah suatu
peluang yang tersembunyi. Misalnya yang dikeluhkan pelamggan mengenai
lambatnya penyerahan barang pesanan, dapat juga dilihat sebagai suatu
kesempatan untuk mendesain ulang proses produksi dan pelayanan pada
pelanggan.
Masalah adalah
1. Segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya suatu tujuan yang telah
direncanakan.
2. Suatu keadaan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Masalah merupakan
kesenjangan antara teori dengan fakta empiris,antara yang ditetapkan sebagi
kuajiban dengan kenyataan implimentasian kenyataan.
Dalam masalah terdiri dari beberapa masalah, yaitu :
1. Berdasarkan resikonya : masalah ringan/sederhana dan masalah berat/rumit.
2. Berdasarkan sifatnya : masalah pribadi dan juga kelompok.
3. Berdasar penyababnya : masalah umum dan masalah social.
4. Berdasarkan bidangnya : masalah tehnis dan masalh non tehnis.
Masalah Sederhana (simple problem)
Cirinya adalah berskala kecil, berdiri sendiri, tidak mengandung konsekwensi
yang besar, pemecahan tidak memerlukan pemikiran lusa dan mendalam.
Masalah Rumit (complex problem).
Cirinya adalah berkala besar, tidak berdiri sendiri, mengandung konsekuensi
besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analistis. Jenis dari
masalah ini ada dua yaitu:
1. Masalah terstruktur yaitu masalah yang jelas factor penyebabnya,bersifat rutin dan
biasnya timbul berulang kali sehingga pemecahannya dapat ddilakukan dengan
tehnik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetif dan dibakukan.
2. Masalah yang tidak terstruktur yaitu penyimpangn dari suatu masalah organisasi
yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas factor penyebabnya dan
konsekuensinya, serta tidak repetitif.
Nilai ambang untuk mengenali masalah
1. Seberapa besar kesenjangan antara keadaan sebenarnya dan yang diinginkan?
2. Bagaimana kesenjangan ini mempengaruhi peluang kita untuk mencapai atau
melampaui sasaran organisasi.
3. Bila kesenjangan ini merupakan masalah, seberapa sulit untuk membetulkannya?
Seberapa cepat kita untuk bertindak membetulkannya atau mengambil
seuntunagan dari pelluang?
Ini adalah jenis perntanyaan yang harus dipertimbangkan oleh para
manajer saat mendefisinikan situasi apakah sebagai masalah ataun suatu
kesempatan.
Untuk menjawab pertanyaan seperti ini manajer harus menggunakan
a. Penilaian mereka berdasarkan pada pengetahuan lingkungan untuk organisasi
mereka.
b. Nilai – nilai dan latar belakang
c. Memikirkan mengenai lingkungan alam
d. Latar belakang dan keahlian
e. Eksekutif individualis Manajer keuangan sebaliknya, memandang situasi sedian
dalam jumlah banyak sebagai suatu masalah.
Proses penemuan Masalah
Masalah biasanya bersifat informal dan intutif. Empat macam situasi biasanya
memberikan peringatan pada manajer tentang kemungkinan adanya masalah
yaitu:
1. Deviasi dari pengalaman masa lalu
2. Deviasi dari rencana yang ditetapkan
3. Orang lain
4. Prestasi pesaing
Pengakuan adanya masalh tidak dapat dipisahkan dari sejarah ketika manajer
membuat keputusan.
Ada beberapa jenis pendekatan sisitematis untuk pemecahan masalah
yaitu :
1. Persiapan, manajer memandangperusahaan sebagai suatu system dengan
memahami lingkungan perusahaan.
2. Devisi manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem
3. Solusi yaitu manajer mengidentifikasi solusi alternative, menerapkan dan
menentukan tindak lanjut.
Berikut adalah sistematis cara mengatasi masalah:
a. Buat daftar masalah apasaja yang anda anggap sebagai masalah.
b. Kelompokkan kedalam tiga kategori yaitu masalh langsung, tidak langsung dan
tanpa kendali.
c. Buat matriks metode penyelesaian.
d. Ambil tindakan kongkrit.
e. Bertekunlah dan bersabarlah.
f. Kenali hasil dan perbaiki metodenya.
E. Ada beberapa model dan teknik pengambilan keputusan
1.Model Optimasi
Sasaran yang ingin dicapai dengan model optimasi adalah bahwa dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada, organisasi memperoleh hasil terbaik
yang paling mungkin dicapai. Sikap pengambil keputusan, norma-norma serta
kebijaksanaan organisasi berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang
dimaksud dengan hasil terbaik yang mungkin dicapai itu.
Langkah-Langkah Dalam Model Optimasi
Menurut Maulana (2010) Proses pengambilan keputusan meliputi :
a. Lakukan kebutuhan akan suatu keputusan
b. Menentukan kriteria yang diputuskan
c. Menentukan kriteria yang berbobot
d. Mengembangkan alternatif
e. Menilai beberapa alternatif
f. Memilih alternatif
Kelebihan dari teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:
a. Dapat memfokuskan diri pada pengumpulan data dan kriteria yang telah
ditetapkan.
b. Dapat mengurangi subyektifitas, yaitu mengambil keputusan berdasarkan opini
seseorang.
c. Efisien, karena berdasarkan pemilihan alternatif yang terbaik.
Kekurangan dari teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:
a. Diasumsikan atau dianggap bahwa ada pengetahuan yang telah dihasilkan.
b. Model optimasi ini tidak dinamis, harus mengikuti langkah-langkah yang
terkait
c. Dimunculkan sebagai obyektif namun pengambilan keputusan oleh
siapapun
membutuhkan justifikasi pribadi (tidak bebas nilai).
2. Model satisficing
Salah satu perkembangan baru dalam teori pengambilan keputusan ialah
berkembangnya pendapat yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki
kemampuan untuk mengoptimalkan hasil dengan menggunakan berbagai kriteria
yang telah dibahas diawal. Tidak dapat disangkal bahwa aksentuasi pada
pendekatan kuantitatif mempunyai tempat dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan tidak dapat didekati semata-mata dengan prosedur yang
sepenuhnya didasarkan pada rasionalitas dan logika. Kenyataan sering
menunjukan bahwa para pengambil keputusan tidak selalu berpikir dalam
kerangka pertanyaan: “ Alternatif- alternatif apa yang tersedia, informasi yang
bagaimana yang diperlukan, serta analisis bagaimana yang diperlikan sehingga
pilihan dapat dijatuhkan pada alternatif yang paling tepat?” Memang sukar
membayangkan adanya situasi dimana seorang pengambil keputusan dapat
memastikan semua konsekuensi tindakan yang akan diambil, baik yang
menguntungkan maupun tidak.
Ada dua alasan pokok untuk mengatakan yang demikian itu:
a. Memang tidak mungkin informasi yang relevan, mutakhir, lengkap dan dapat
dipercaya selalu tersedia.
b. Tidak semua kemungkin tentang semua konsekuensi yang akan timbul dapat
diperkirakan secara tepat sebelumnya.
Model satisficing berarti pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama
yang memenuhi criteria keputusan minimal. Dengan tidak berusaha untuk
mengejar seluruh alternative untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk
memaksimalkan pengembalian ekonomi, manajer akan memilih solusi pertama
yang muncul untuk memecahkan masalah, bahkan jika solusi yang lebih baik
diperkirakan akan ada kemudian. Pengambil keputusan tidak dapat menjustifikasi
waktu dan pengorbanan untuk mendapatkan kelengkapan informasi.
Model satisficing, para pengambil keputusan merasa cukup bangga dan puas
apabila keputusan yang diambilnya membuahkan hasil yang memadai, asalkan
persyaratan minimal tetap terpenuhi. Ide pokok dari model ini adalah bahwa usaha
ditujukan pada apa yang mungkin dilakukan “sekarang dan disini” dan bukan
pada sesuatu yang mungkin optimal tetapi tidak realistis dan oleh karenanya tidak
mungkin dicapai.
B. Saran.
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Basyaib, Fachmi,. 2006. Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Grasindo
Richard. 2003. Management (Manajemen). Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, Sondang. 1990. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji
Masagung.
http://lalanurmala-lalanurmala.blogspot.co.id/2015/09/teori-pengambilan-
keputusan-
model.html, diakses tanggal 1 Oktober 2015 pukul 08.30 WIB.
https://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-objektif-
dan-
konstruktif/ diakses tanggal 1 Oktober 2015 pukul 08.40 WIB.
Sondang Siagian. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. (Jakarta: Haji
Masagung,
1990), cet. Ke-2,