Disusun Oleh:
Kelompok 4
0
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL
2
mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan,
serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
7. Evaluasi Hasil-Hasil
Keputusan implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi
apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang
diinginkan.
C. Tipe-Tipe Keputusan
Tipe pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Pengambilan keputusan merupakan bagian
terpenting dari manajer, yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan. Hal ini penting
dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai,sumber daya yang akan dipakai,siapa yang
melaksanakan,siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll.
Keputusan dibagi menjadi 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur (structured decision)
Keputusan terprogram/terstruktur adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin dilakukan,
sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah.
Contoh kasus :
Manajer produksi dari PT. Bharatabumi selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah terprogram/terstruktur (semi-structured decision)
Keputusan setengah terstruktur adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur. Keputusan tipe ini seringn bersifat
rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh kasus :
Pak Rama adalah seorang Manejer Keuangan pada PT. Ayodya. Pekerjaan pada devisi
keuangan mengharuskan Pak Rama harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah
keuangan PT. Ayodya. Seperti pada saat waktu penggantian komputer, harus terlebih dahulu
mempertimbangkan dengan cermat sebelum melakukan investasi untuk membeli komputer
yang lebih canggih agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak
Rama harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara
cermat.
3. Keputusan tidak terprogram/terstruktur (unstructured decision)
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan
3
keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar perusahaan. Pengalaman manajer merupakan hal yang
sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh kasus :
Pak Krishna adalah seorang Presiden Direktur PT. Surasena. Ia harus selalu bisa mengambil
keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia
ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah
harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar
harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.
Dalam membuat keputusan seorang manajer memerlukan suatu proses atau langkah-
langkah untuk menghasilkan sebuah keputasan terbaik dengan indikator-indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Proses pembuatan keputusan tersebut memiliki beberapa langkah antara
lain:
1. Mengidentifikasi Masalah
Masalah yaitu perbedaan antara kondisi yang ada dengan yang diinginkan. Identifikasi
masalah bersifat subjektif artinya apa yang dianggap manajer sebagai masalah mungkin tidak
dianggap masalah bagi manajer lainnya. Selain itu manajer yang menyelesaikan masalah yang
salah dengan baik sangat mungkin sama buruknya dengan manajer yang bahkan tidak
mengenali suatu masalah dan tidak melakukan apa-apa.
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Setelah mengidentifikasi masalah yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kriteria
keputusan yang penting/relevan untuk memecahkan masalah. Setiap pembuat keputusan
mempunyai kriteria yang memandu keputusannya, walaupun mereka tidak dinyatakan secara
eksplisit.
3. Mengalokasikan Bobot Pada Kriteria
Pembuat keputusan harus memberi bobot pada masing-masing kriteria agar dapat
memberikan prioritas yang tepat dalam membuat keputusan. Misal memberi bobot 10 pada
kriteria yang paling penting dan kemudian memberikan bobot pada kriteria yang lain dengan
menggunakan standar tersebut.
4
4. Mengembangkan Alternatif
Pembuat keputusan menyusun daftar alternatif yang ada yang dapat memecahkan masalah.
Langkah ini mengharuskan pembuat keputusan harus kreatif namun pada tahap ini alternatif
hanya didaftar, tidak dievaluasi.
5. Menganalisis Alternatif
Setelah alternatif diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap kemungkinan.
Perlu diingat data merepresentasikan penilaian atas alternatif dengan menggunakan kriteria
keputusan tetapi bukan pembobotan. Ketika anda mengalikan setiap alternatif dengan
bobotnya, anda akan mendapatkan bobot alternatif.
6. Memilih Sebuah Alternatif
Langkah selanjutnya dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternatif terbaik
atau menghasilkan total tertinggi dilangkah sebelumnya yaitu saat menganalisis alternatif.
7. Mengimplementasikan Alternatif
Pada langkah ini anda menerapkan keputusan yang telah ditetapkan ke dalam tindakan berupa
membuat orang yang berkepentingan terhadap keputusan ini berkomitmen menjalankannya.
Anda harus membuat mereka ikut andil dalam keputusan ini karena orang yang berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan, mereka lebih mungkin mendukungnya ketimbang bila
anda hanya memberitahu apa yang harus dilakukan. Salain itu, anda juga harus menilai ulang
lingkungan untuk setiap perubahan, terutama dalam keputusan jangka panjang.
8. Mengevaluasi Efektivitas Keputusan
Langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan melibatkan evaluasi hasil keputusan
apakah masalahnya telah terpecahkan. Jika masalahnya masih ada, manajer harus menilai apa
yang salah. Apakah masalahnya salah didefinisikan? Apakah kesalahan dilakukan pada saat
mengevaluasi alternatif? Apakah alternatif yang benar telah terpilih tapi diimplementasikan
secara buruk? Jawabannya mungkin membuat anda harus melakukan lagi langkah-langkah
sebelumnya atau bahkan harus mengulangi seluruh proses dari awal.
5
sebagai pembuat keputusan. Fakta bahwa hampir semua hal yang dilakukan manajer melibatkan
pembuatan keputusan tidak berarti bahwa pembuatan keputusan selalu memakan waktu yang
lama dan rumit. Kebanyakan pengambilan keputusan adalah hal yang rutin. Sebagai contoh,
setiap hari sepanjang tahun Anda membuat keputusan tentang apa yang harus dimakan untuk
makan malam. Ini bukan masalah besar. Anda telah membuat keputusan ini ribuan kali
sebelumnya. Ini adalah keputusan yang cukup sederhana dan biasanya dapat ditangani dengan
cepat. Ini adalah jenis keputusan yang mungkin Anda tidak sadari bahwa kegiatan ini tergolong
pengambilan keputusan. Manajer juga membuat puluhan keputusan rutin setiap hari seperti,
siapa karyawan yang akan bekerja pada shift di minggu depan, informasi apa yang harus
dimasukkan dalam laporan atau bagaimana cara mengatasi keluhan pelanggan. Perlu diingat
bahwa meskipun keputusan tampaknya mudah atau telah dihadapi oleh manajer beberapa kali
sebelumnya, itu masih tergolong sebuah keputusan yang melalui sebuah proses. Marilah kita
lihat empat perspektif tentang bagaimana cara manajer membuat keputusan.
6
2. Membuat Keputusan Rasionalitas yang Terbatas
Sebuah pendekatan yang lebih realistis untuk menggambarkan bagaimana manajer membuat
keputusan adalah konsep pengambilan keputusan dengan rasionalitas yang terbatas, yang
mengatakan bahwa manajer membuat keputusan rasional, tetapi terbatas (dibatasi) oleh
kemampuan mereka untuk memproses informasi. Karena mereka tidak mungkin menganalisis
semua informasi tentang semua alternatif, manajer cenderung satisfice (membuat dirinya
merasa puas), daripada memaksimalkan nilai dari keputusannya. Artinya, mereka menerima
solusi yang "cukup baik." Mereka itu rasional, akan tetapi dibatasi oleh kemampuan mereka
untuk memproses informasi.
7
inginkah Anda agar dokter mendasarkan keputusannya pada bukti terbaik yang tersedia?
Sekarang anggaplah bahwa Anda seorang manajer yang dihadapkan pada permasalahan dalam
organisasi anda. Inginkah Anda agar keputusan Anda didasarkan pada bukti terbaik yang
tersedia? "Setiap proses pengambilan keputusan kemungkinan akan ditingkatkan melalui
penggunaan bukti yang relevan dan dapat diandalkan, apakah itu membelikan seseorang
sebuah hadiah ulang tahun atau bertanya-tanya mesin cuci baru apa yang cocok untuk dibeli."
Itulah alasan di balik adanya evidence-based management/manajemen berbasiskan bukti, yang
merupakan "penggunaan bukti terbaik yang tersedia secara sistematis untuk meningkatkan
praktek manajemen". Evidence-based management/manajemen berbasiskan bukti kini cukup
relevan terhadap pengambilan keputusan-keputusan manajerial.
8
Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12080127/Materi_6_Perencanaan_Manajemen_sebagai_Pembuat_Ke
putusan (diakses pada tanggal 04 Oktober 2019)
http://wirandi007.blogspot.com/2017/10/tipe-tipe-keputusan-dan-contoh-kasus.html (diakses
pada tanggal 06 Oktober 2019)
http://ahmadmuhajirs.blogspot.co.id/2014/12/proses-pengambilan-keputusan-contoh.html
(diakses pada tanggal 06 Oktober 2019)
http://alliemron.blogspot.co.id/2012/05/tipe-keputusan-manajemen.html (diakses pada tanggal 06
Oktober 2019)