Anda di halaman 1dari 11

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

Tugas Mata Kuliah


Pengantar Manajemen

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Ni Luh Anis Cahyani 1902022413


2. Gede Arcana 1902022415
3. Ni Made Anggraeni Dewi 1902022426

Fakultas Ekonomi Bisnis Dan Pariwisata


Universitas Hindu Indonesia
Denpasar
2019

0
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari
seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambil keputusan (decision maker) yang hasilnya berupa keputusan (decision). Keputusan-
keputusan ini akan menimbulkan aktivitas sehingga proses manajemen dapat terlaksanakan.
Keputusan akan menimbulkan aktivitas atau menghentikan aktivitas. Pengambilan keputusan
merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen karena keputusan merupakan suatu
permulaan dari semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah baik secara individual, kelompok
maupun secara institusional.
Keputusan ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil)-nya akan berlangsung dan
berguna pada hari-hari yang akan datang, sementara hari yang akan datang itu tidak menentu
serta penuh dengan beraneka macam resiko. Keputusan akan menciptakan masalah (aktivitas),
tetapi keputusan juga akan menyelesaikan masalah. Setiap pengambil keputusan (decision
maker) harus bertanggung jawab terhadap risiko keputusan yang diambilnya (memperhatikan
manajerial siklus)
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara
bertindak. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan.
2. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah
alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.
3. Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran
proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi
lebih penting daripada kepentingan perorangan.
Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan
adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis, rasional, dan ideal
berdasarkan fakta, data dan informasi dari sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan dengan risiko terkecil, efektif, efisien untuk dilaksanakan pada masa yang
akan datang.
1
B. Proses Pengambilan Keputusan
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit
dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab
dasar. Para manager dapat mengidentifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama,
manager secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari
penyimpangan atau perubahan dari yang normal.
2. Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan
Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan
langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi
tersebut.
3. Pegembangan Alternatif-Alternatif
Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasibel sering
menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah
manajer. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak
kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang
efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu
yang sempurna atau ideal.
4. Evaluasi Alternatif-Alternatif
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, manager harus mengevaluasi
sekumpulan alternatif, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas setiap
alternatif.

5. Pemilihan Alternatif Terbaik


Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan
didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan kebijakan
manajer.
6. Implementasi Keputusan
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk mengatasi
berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.
Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai
konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahap implementasi
keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan

2
mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan,
serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
7. Evaluasi Hasil-Hasil
Keputusan implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi
apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang
diinginkan.

C. Tipe-Tipe Keputusan
Tipe pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Pengambilan keputusan merupakan bagian
terpenting dari manajer, yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan. Hal ini penting
dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai,sumber daya yang akan dipakai,siapa yang
melaksanakan,siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll.
Keputusan dibagi menjadi 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur (structured decision)
Keputusan terprogram/terstruktur adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin dilakukan,
sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah.
Contoh kasus :
Manajer produksi dari PT. Bharatabumi selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah terprogram/terstruktur (semi-structured decision)
Keputusan setengah terstruktur adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur. Keputusan tipe ini seringn bersifat
rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh kasus :
Pak Rama adalah seorang Manejer Keuangan pada PT. Ayodya. Pekerjaan pada devisi
keuangan mengharuskan Pak Rama harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah
keuangan PT. Ayodya. Seperti pada saat waktu penggantian komputer, harus terlebih dahulu
mempertimbangkan dengan cermat sebelum melakukan investasi untuk membeli komputer
yang lebih canggih agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak
Rama harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara
cermat.
3. Keputusan tidak terprogram/terstruktur (unstructured decision)
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan

3
keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar perusahaan. Pengalaman manajer merupakan hal yang
sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh kasus :
Pak Krishna adalah seorang Presiden Direktur PT. Surasena. Ia harus selalu bisa mengambil
keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia
ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah
harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar
harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

D. Manajer Sebagai Pengambil Keputusan

Dalam membuat keputusan seorang manajer memerlukan suatu proses atau langkah-
langkah untuk menghasilkan sebuah keputasan terbaik dengan indikator-indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Proses pembuatan keputusan tersebut memiliki beberapa langkah antara
lain:

1. Mengidentifikasi Masalah
Masalah yaitu perbedaan antara kondisi yang ada dengan yang diinginkan. Identifikasi
masalah bersifat subjektif artinya apa yang dianggap manajer sebagai masalah mungkin tidak
dianggap masalah bagi manajer lainnya. Selain itu manajer yang menyelesaikan masalah yang
salah dengan baik sangat mungkin sama buruknya dengan manajer yang bahkan tidak
mengenali suatu masalah dan tidak melakukan apa-apa.
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Setelah mengidentifikasi masalah yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kriteria
keputusan yang penting/relevan untuk memecahkan masalah. Setiap pembuat keputusan
mempunyai kriteria yang memandu keputusannya, walaupun mereka tidak dinyatakan secara
eksplisit.
3. Mengalokasikan Bobot Pada Kriteria
Pembuat keputusan harus memberi bobot pada masing-masing kriteria agar dapat
memberikan prioritas yang tepat dalam membuat keputusan. Misal memberi bobot 10 pada
kriteria yang paling penting dan kemudian memberikan bobot pada kriteria yang lain dengan
menggunakan standar tersebut.

4
4. Mengembangkan Alternatif
Pembuat keputusan menyusun daftar alternatif yang ada yang dapat memecahkan masalah.
Langkah ini mengharuskan pembuat keputusan harus kreatif namun pada tahap ini alternatif
hanya didaftar, tidak dievaluasi.
5. Menganalisis Alternatif
Setelah alternatif diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap kemungkinan.
Perlu diingat data merepresentasikan penilaian atas alternatif dengan menggunakan kriteria
keputusan tetapi bukan pembobotan. Ketika anda mengalikan setiap alternatif dengan
bobotnya, anda akan mendapatkan bobot alternatif.
6. Memilih Sebuah Alternatif
Langkah selanjutnya dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternatif terbaik
atau menghasilkan total tertinggi dilangkah sebelumnya yaitu saat menganalisis alternatif.
7. Mengimplementasikan Alternatif
Pada langkah ini anda menerapkan keputusan yang telah ditetapkan ke dalam tindakan berupa
membuat orang yang berkepentingan terhadap keputusan ini berkomitmen menjalankannya.
Anda harus membuat mereka ikut andil dalam keputusan ini karena orang yang berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan, mereka lebih mungkin mendukungnya ketimbang bila
anda hanya memberitahu apa yang harus dilakukan. Salain itu, anda juga harus menilai ulang
lingkungan untuk setiap perubahan, terutama dalam keputusan jangka panjang.
8. Mengevaluasi Efektivitas Keputusan
Langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan melibatkan evaluasi hasil keputusan
apakah masalahnya telah terpecahkan. Jika masalahnya masih ada, manajer harus menilai apa
yang salah. Apakah masalahnya salah didefinisikan? Apakah kesalahan dilakukan pada saat
mengevaluasi alternatif? Apakah alternatif yang benar telah terpilih tapi diimplementasikan
secara buruk? Jawabannya mungkin membuat anda harus melakukan lagi langkah-langkah
sebelumnya atau bahkan harus mengulangi seluruh proses dari awal.

Meskipun setiap orang dalam organisasi membuat keputusan, pengambilan keputusan


sangat penting untuk manajer. Ini bagian dari keempat fungsi manajerial. Bahkan, itu sebabnya
kita mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah inti dari manajemen. Dan itulah mengapa
manajer ketika mereka merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengontrol disebut

5
sebagai pembuat keputusan. Fakta bahwa hampir semua hal yang dilakukan manajer melibatkan
pembuatan keputusan tidak berarti bahwa pembuatan keputusan selalu memakan waktu yang
lama dan rumit. Kebanyakan pengambilan keputusan adalah hal yang rutin. Sebagai contoh,
setiap hari sepanjang tahun Anda membuat keputusan tentang apa yang harus dimakan untuk
makan malam. Ini bukan masalah besar. Anda telah membuat keputusan ini ribuan kali
sebelumnya. Ini adalah keputusan yang cukup sederhana dan biasanya dapat ditangani dengan
cepat. Ini adalah jenis keputusan yang mungkin Anda tidak sadari bahwa kegiatan ini tergolong
pengambilan keputusan. Manajer juga membuat puluhan keputusan rutin setiap hari seperti,
siapa karyawan yang akan bekerja pada shift di minggu depan, informasi apa yang harus
dimasukkan dalam laporan atau bagaimana cara mengatasi keluhan pelanggan. Perlu diingat
bahwa meskipun keputusan tampaknya mudah atau telah dihadapi oleh manajer beberapa kali
sebelumnya, itu masih tergolong sebuah keputusan yang melalui sebuah proses. Marilah kita
lihat empat perspektif tentang bagaimana cara manajer membuat keputusan.

1. Membuat Keputusan Rasionalitas


Kami berasumsi bahwa manajer akan menggunakan pengambilan keputusan rasional, yaitu
mereka akan membuat pilihan logis dan konsisten untuk memaksimalkan nilai. Manajer
memiliki segala macam alat dan teknik untuk membantu mereka menjadi pengambil
keputusan yang rasional. Akan tetapi manajer tidak selalu rasional. Apa artinya menjadi
pengambil keputusan yang "rasional"? Asumsi dari Rasionalitas seorang pembuat keputusan
yang rasional akan sepenuhnya obyektif dan logis. Masalah yang dihadapi akan menjadi jelas
dan tidak ambigu. Pengambil keputusan akan memiliki tujuan yang jelas, spesifik dan
mengetahui semua alternatif yang mungkin serta konsekuensinya. Akhirnya, membuat
keputusan secara rasional akan secara konsisten mengakibatkan pemilihan alternatif yang
memaksimalkan kemungkinan untuk mencapai tujuan tersebut. Asumsi ini berlaku untuk
setiap pengambilan keputusan pribadi ataupun manajerial. Namun untuk pengambilan
keputusan manajerial, kita perlu menambahkan satu tambahan asumsi bahwa keputusan
dibuat untuk kepentingan terbaik organisasi. Asumsi rasionalitas ini mungkin tidak sangat
realistis, tapi konsep berikutnya dapat membantu menjelaskan bagaimana sebagian besar
keputusan dibuat dalam organisasi.

6
2. Membuat Keputusan Rasionalitas yang Terbatas
Sebuah pendekatan yang lebih realistis untuk menggambarkan bagaimana manajer membuat
keputusan adalah konsep pengambilan keputusan dengan rasionalitas yang terbatas, yang
mengatakan bahwa manajer membuat keputusan rasional, tetapi terbatas (dibatasi) oleh
kemampuan mereka untuk memproses informasi. Karena mereka tidak mungkin menganalisis
semua informasi tentang semua alternatif, manajer cenderung satisfice (membuat dirinya
merasa puas), daripada memaksimalkan nilai dari keputusannya. Artinya, mereka menerima
solusi yang "cukup baik." Mereka itu rasional, akan tetapi dibatasi oleh kemampuan mereka
untuk memproses informasi.

3. Membuat Keputusan Peran dari Intuisi


Manajer sering menggunakan intuisi mereka untuk membantu membuat keputusan. Apa itu
pengambilan keputusan secara intuitif? Itu artinya membuat keputusan atas dasar pengalaman,
perasaan dan akumulasi penilaian. Seberapa sering pengambilan keputusan secara intuitif
dilakukanoleh manajer? Sebuah survei menemukan bahwa hampir setengah dari yang disurvei
menggunakan intuisi lebih sering daripada analisis formal untuk menjalankan perusahaan
mereka. Pengambilan keputusan secara intuitif dapat melengkapi pengambilan keputusan
rasional dan pengambilan keputusan dengan rasionalitas yang terbatas. Pertama-tama seorang
manajer yang telah memiliki pengalaman terhadap tipe masalah yang sama atau situasi yang
sama sering dapat bertindak cepat berdasarkan dengan apa yang tampaknya merupakan
sebuah informasi yang terbatas karena dari pengalaman masa lalu. Selain itu, sebuah
penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang mengalami perasaan dan emosi secara
intens ketika membuat keputusan sebenarnya mencapai kinerja pengambilan keputusan yang
lebih tinggi, terlebih lagi apabila mereka mengerti perasaan mereka ketika mereka membuat
keputusan. Keyakinan lama bahwa manajer harus mengabaikan emosi saat membuat
keputusan mungkin bukan saran terbaik.

4. Membuat Keputusan Peran Evidence-Based Management/Manajemen Berbasiskan Bukti


Misalkan Anda menunjukkan beberapa gejala fisik yang aneh dan membingungkan. Dalam
rangka untuk membuat keputusan terbaik mengenai diagnosa dan pengobatan yang tepat,

7
inginkah Anda agar dokter mendasarkan keputusannya pada bukti terbaik yang tersedia?
Sekarang anggaplah bahwa Anda seorang manajer yang dihadapkan pada permasalahan dalam
organisasi anda. Inginkah Anda agar keputusan Anda didasarkan pada bukti terbaik yang
tersedia? "Setiap proses pengambilan keputusan kemungkinan akan ditingkatkan melalui
penggunaan bukti yang relevan dan dapat diandalkan, apakah itu membelikan seseorang
sebuah hadiah ulang tahun atau bertanya-tanya mesin cuci baru apa yang cocok untuk dibeli."
Itulah alasan di balik adanya evidence-based management/manajemen berbasiskan bukti, yang
merupakan "penggunaan bukti terbaik yang tersedia secara sistematis untuk meningkatkan
praktek manajemen". Evidence-based management/manajemen berbasiskan bukti kini cukup
relevan terhadap pengambilan keputusan-keputusan manajerial.

8
Kesimpulan

Dalam pembahasan ini dapat diambil kesimpulan diantaranya adalah :


1. Definisi dari pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan
yang terbaik, logis, rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data dan informasi dari sejumlah
alternatif untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan risiko terkecil, efektif,
efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.
2. Proses pengambilan keputusan melalu 7 tahapan yang dimulai dari pemahaman dan
perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data yang relevan, pegembangan alternatif-
alternatif, evaluasi alternatif-alternatif, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan,
evaluasi hasil-hasil.
3. Tipe-tipe keputusan terbagi menjadi 3 yakni keputusan terprogram/terstruktur, keputusan
setengah terprogram/terstruktur, keputusan tidak terprogram/terstruktur.
4. Manajer dalam pengambilan suatu keputusan secara umum melalui 8 proses tahapan yakni
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasikan bobot pada
kriteria, menganalisis alternatif, memilih sebuah alternatif, mengimplementasikan alternatif,
mengevaluasi efektivitas keputusan; dan melalui 4 perspektif yaitu : membuat keputusan
rasionalitas, membuat keputusan rasionalitas yang terbatas, membuat keputusan peran dari
intuisi, membuat keputusan peran evidence-based management/manajemen berbasiskan bukti.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12080127/Materi_6_Perencanaan_Manajemen_sebagai_Pembuat_Ke
putusan (diakses pada tanggal 04 Oktober 2019)

http://wirandi007.blogspot.com/2017/10/tipe-tipe-keputusan-dan-contoh-kasus.html (diakses
pada tanggal 06 Oktober 2019)

http://ahmadmuhajirs.blogspot.co.id/2014/12/proses-pengambilan-keputusan-contoh.html
(diakses pada tanggal 06 Oktober 2019)
http://alliemron.blogspot.co.id/2012/05/tipe-keputusan-manajemen.html (diakses pada tanggal 06
Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai