TAHUN 2021/2022
PEMBAHASAN
1. Awal dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Contoh: Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta.
Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat
dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT.Arta. Pada saat itu
diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitung dengan cermat
sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang
dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan
keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.
Selain itu, metode ini dapat diterima jika pengambilan keputusan yang
dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering
digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya
ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan.
Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang
memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak
sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya,
menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah
persoalan yang rumit.
1. Penyimpangan kinerja
b. Menghadapi krisis
1. Posisi kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang
dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu
keputusan (decision taker), ataukah staff (staffer).
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk
tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang
diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang
memerlukan analisis, ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang
berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan
pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Situasi ini ada
yang bersifat tetap dan ada juga yang berubah-ubah.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-
sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah
ditentukan.
a) Keraguan
Kendala yang paling kuat sebenarnya berakar pada diri Anda sendiri.
Keraguan menyebabkan seseorang tidak dapat bertindak tegas. Seringkali
seorang manajer diserang oleh keraguan dalam berpikir dan mengambil
tindakan.
c) Kurang Waktu
Islam juga mengajarkan umatnya tentang hal ini. Dari ayat Al-Quran
yang menyinggung tentang pengambilan keputusan dapat dilihat pada firman
Allah SWT dibawah ini.
1. QS. As-Syura:38
َۚ َوالَّ ِذ ْينَ ا ْست ََجابُوْ ا ِل َربِّ ِه ْم َواَقَا ُموا الص َّٰلو ۖةَ َواَ ْم ُرهُ ْم ُشوْ ٰرى بَ ْينَهُ ۖ ْم َو ِم َّما َر َز ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن
Artinya: (juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.( QS. As-Syura: 38).
Ayat di dalam surah ini memberikan sebuah penjelasan perintah Allah Swt.
kepada seluruh umat Islam untuk menyembah dan mengesakan Allah Swt.
Kemudian memerintahkan kepada umat muslim untuk selalu menjalankan sholat
fardu lima waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan secara tepat. serta
perintah ketika menghadapi sebuah permasalahan, maka sekiranya umat Islam
menyelesaikan dengan jalan musyawarah.
Musyawarah ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Ruslullah Saw. beserta
para sahabatnya ketika menghadapi sebuah persoalan, sehingga mampu
dipecahkan dengan baik. Tetapi ketika terjadi sebuah persoalan yang saat itu harus
dipecahkan oleh para sahabat Nabi. Hal ini terjadi setelah Nabi Muhammad Saw.
meninggal dunia. Padahal selama Nabi Muhammad masih hidup, beliau tidak
menyebutkan, siapa yang akan menjadi penggantinya. Maka dengan musyawarah
yang sangat terbuka, dipilihlah khalifah Abu Bakar sebagai pengganti dari Nabi
Muhammad Saw.
2. Ali- Imran:159
هّٰللا
ب اَل ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم ِ فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل
َاورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَا ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين
ِ َو َش.
Artinya, “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal.”(QS. Ali-Imran:159).
Pada surat Ali-Imran ayat 159 dari segi redaksional ditujukan kepada Nabi
Muhammad Saw, agar memusyawarahkan persoalan-persoalan tertentu dengan
sahabat atau anggota masyarakatnya. Tetapi, yang akan dijelaskan lebih jauh, ayat
ini juga merupakan petunjuk kepada setiap Muslim, khususnya kepada setiap
pemimpin/manajer, agar bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan
dengan anggotanya atau bawahannya. Juga dalam ayat itu dijelaskan sikap apa
yang harus dilakukan ketika mengambil keputusan, yaitu: