Anda di halaman 1dari 14

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
DALAM
MANAJEMEN
PENGANTAR MANAJEMEN
PEMBAHASAN MATERI
1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
1.2 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
1.3 Proses Pengambilan Keputusan
1.4 Perubahan dan Kualitas Dalam Keputusan
1.5 Fase Pengambilan Keputusan
1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan
1.7 Model Pengambilan Keputusan
1.1 Pengertian Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian
dan menjatuhkan pilihan.

Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk


pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah:

1. G. R. Terry: Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai


pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
2.. Claude S. Goerge, Jr: Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan
oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang
termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril ODonnell: Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat.
4. P. Siagian: Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas
alternatif dan tindakan.
1.2 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Fungsi Pengambilan Tujuan Pengambilan


Keputusan Keputusan
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
manusia yang sadar dan terarah baik secara organisasi itu dimaksudkan untuk
individual maupun secara kelompok, baik secara mencapai tujuan organisasinya yang
lnstitusional maupun secara organisasional. dimana diinginkan semua kegiatan itu
dapat berjalan lancer dan tujuan dapat
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya
dicapai dengan mudah dan efisien
menyangkut dengan hari depan/masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama.
1.3 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan melewati suatu proses pengambilan keputusan yang terkait
dengan situasi, kondisi, pertimbangan, berfikir, menaksir, memilih, dan
memprediksikan sesuatu.
Menurut Hasan, proses pengambilan keputusan harus melalui beberapa tahap dimana
setiap tahap merupakan kerangka dasar yang dapat dikembangkan menjadi beberapa
sub tahap yang lebih khusus dan lebih operasional. Pada dasarnya proses
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah 4. Penilaian dan Pemilihan
2. Menganalisis Masalah Alternatif
3. Membuat beberapa alternatif 5. Melaksanakan Keputusan
pemecahan masalah 6. Evaluasi dan Pengendalian
1.4 PERUBAHAN DAN KUALITAS
DALAM KEPUTUSAN
Secara umum dampak perubahan keputusan tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua kelompok perubahan yaitu: Pertama Incremental Changes, merupakan dampak
perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau ditaksir berapa persentase
perubahan yang akan terjadi ke depannya tentu berdasarkan data-data yang terjadi
dimasa lalu. Kedua Turbelence Change, merupakan pengambilan keputusan dalam
kondisi perubahan yang sulit untuk diperkirakan.
1.5 FASE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Simon, fase-fase dalam proses
pengambilan keputusan pada mulanya hanya
ada tiga :

1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
4. Fase Implementasi
1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan
1. Kognitif
Kognitif merupakan kemampuan yang muncul dari dalam diri manusia yang diperoleh
melalui proses belajar. Ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi yang dimiliki akan
mampu mengantarkan pada keputusan yang akan diambil oleh mahasiswa khususnya
dalam pemilihan mata kuliah konsentrasi.

2. Sikap
PembelianSikap atau dalam bahasa inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap sesautu perangsang atau situasi yang dihadapi.

3. Motif atau Motivasi


Kata “Motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya pengerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

4. Kelompok Teman Sebaya


Secara sosiologis kelompok teman sebaya termasuk dalam kelompok primer, kelompok
primer adalah keelompok yang ditandai cirri-ciri kenal mengenal antara anggota-
anggotanya serta kerja sama erat bersifat pribadi.
1.7 MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. Model Keputusan Klasik
Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager
bertindak dalam kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat
rasional utuk pembuatan keputusan manajerial.

2. Model Keputusan Administratif


Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3
kondisi:
a) Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b) Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c) Cepat puas (satisfice).
Terdapat 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan
keputusan dalam perspektif, yaitu :

a). Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)


Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak
memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang
mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang
lebih lengkap.

b). Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk
menyederhanakan pembuatan keputuasan

c). Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)


Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus
membuat keputusan, “siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan
pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.
Menurut pendapat B.A. Fisher, model dalam pengambilan keputusan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-
urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebut juga
sebagai model normatif.

b) Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini
juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya.
Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan
untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian
masalah.
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan dalam manajemen adalah proses yang sangat penting dan
kompleks. Para manajer harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti risiko, biaya,
waktu, dan sumber daya yang tersedia dalam mengambil keputusan yang tepat. Selain itu,
para manajer juga harus memahami berbagai jenis keputusan yang dapat diambil, seperti
keputusan strategis, taktis, dan operasional. Dalam era digital saat ini, teknologi dapat
membantu para manajer dalam pengambilan keputusan dengan memproses informasi dan
memberikan analisis data yang akurat. Dengan memahami latar belakang dan prinsip-
prinsip yang terkait dengan pengambilan keputusan, para manajer dapat membuat
keputusan yang lebih efektif dan membawa organisasi menuju kesuksesan. Oleh karena
itu, pengambilan keputusan dalam manajemen harus dilakukan dengan hati-hati dan
berdasarkan informasi yang akurat dan terpercaya.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai