Anda di halaman 1dari 29

ASPEK KEPERILAKUAN

PADA PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DAN
PENGAMBIL
KEPUTUSAN

ANGELINA VIANTI 540200053


FRISKA ANDRIANY 540200019
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan merupakan proses yang selalu dihadapi dan dijalani oleh setiap manusia dalam
hidup bermasyarakat. Di dalam dunia modern dewasa ini, kehidupan manusia menuntut banyak sekali
keputusan yang harus dibuat. Proses pengambilan keputusan adalah salah satu mekanisme pemikiran
manusia yang paling kompleks karena berbagai faktor dan tindakan campur tangan di dalamnya, dengan
hasil yang berbeda.

Narayan dan Corcoran-Perry (1997) mempertimbangkan pengambilan keputusan sebagai interaksi


antara masalah yang perlu dipecahkan dan seseorang yang ingin menyelesaikannya dalam lingkungan
tertentu.

Ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk mencapai sebuah keputusan: kita harus menyadari
bahwa perlu membuat keputusan, menentukan tujuan yang akan dicapai, menghasilkan alternatif yang
mengarah pada pencapaian tujuan yang diajukan, mengevaluasi apakah alternatif ini memenuhi harapan
seseorang, dan terakhir menentukan alternatif terbaik yang dapat menyiratkan hasil global yang efisien.
QUESTION!
LANGKAH-LANGKAH
DALAM PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN?
Proses pengambilan keputusan dapat dijabarkan dalam
langkah-langkah yang berurutan, yaitu:
1 2 3 4

Pengenalan dan Pencarian Pemilihan Penerapan dan


pendefinisian atas tindakan alternatif yang tindak lanjut
suatu masalah alternatif dan optimal atau
atau peluang kuantitatif atas memuaskan
konsekuensinya
MOTIF KESADARAN
Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks
pengambilan keputusan, yaitu:

Keinginan terhadap kestabilan atau Keinginan terhadap kompleksitas


kepastian dan keragaman
JENIS-JENIS DARI MODEL PROSES

1. Model Ekonomi

Model ekonomi tradisional ini mengasumsikan bahwa seluruh kegiatan dan keputusan manusia adalah rasional
sempurna dan bahwa dalam suatu organisasi ada konsistensi di antara beragam motof dan tujuan.

2. Model Sosial

Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya adalah irasional dan keputusan yang dihasilkan
terutama didasarkan pada interaksi sosial.

3. Model Simon

Model ini adalah model yang lebih berguna dan praktis. Model ini didasarkan pada konsep Simon tentang
manusia administratif, yang mana manusia dipandang sebagai makhluk yang rasional karena memiliki
kemampuan untuk berpikir, mengolah informasi, membuat pilihan, dan belajar.
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Berbagai pendekatan dalam pengambilan keputusan, seperti menggunakan pendekatan rasional
dengan menganalisis variabel-variabel terkait, menggunakan metode tertentu dengan tahapan yang
jelas, dan dikerjakan oleh tenaga profesional.

Metode pengambilan keputusan yang rasional memang merupakan metode yang diunggulkan oleh
berbagai pihak, tetapi keputusan yang dihasilkan tidak selamanya benar dalam artian tidak dapat
mengubah situasi menjadi lebih baik atau memberikan keuntungan sebagaimana yang diharapkan,
bahkan mungkin terdapat keputusan yang sifatnya merugikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
organisasi yang merugi dan gulung tikar. Dengan alasan tersebut, maka akan dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak selamanya pengambilan keputusan rasional membuahkan hasil sebagaimana
yang diharapkan. Ketidakberhasilan dalam pengambilan keputusan rasional tersebut disebabkan
adanya prakondisi yang tidak dapat dipenuhi.
QUESTION!
SEBUTKAN PRAKONDISI
TERSEBUT?
Prakondisi tersebut adalah bahwa:

01 02 03 04

Analisis harus dilakukan Menggunakan Didukung dengan data Tersedianya cukup waktu
oleh para profesional metode analisis yang yang lengkap, akurat, dan
tepat terkini
QUESTION!
Prakondisi tersebut harus dipenuhi
untuk mendapatkan keputusan
akhir yang tepat.
Mungkinkah hal tersebut?
RASIONAL TERBATAS
Rasionalitas terbatas berarti bahwa orang-orang memiliki keterbatasan dalam pemikiran rasional. Salah satu aspek
yang menarik dari konsep rasional terbatas adalah urutan yang mana alternatif-alternatif tersebut dipertimbangkan
adalah sangat penting untuk menentukan alternatif yang akan dipilih. Jika pengambil keputusan sedang melakukan
optimasi, semua alternatif akhirnya akan dicamtumkan dalam hierarki urutan preferensi. Oleh karena semua alternatif
akan dipertimbangkan, maka urutan yang mana alternatif-alternatif tersebut dievaluasi tidak akan relevan.
INTUISI
Terdapat berbagai pandangan tentang intuisi, yaitu intuisi sebagai suatu pengetahuan, sebagai pendekatan untuk
merespons suatu fenomena, dan sebagai suatu proses berpikir.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan dipilih yang lebih tinggi daripada masalah yang
penting. Pernyataan ini didasarkan setidaknya pada dua alasan. Pertama, cukup mudah untuk mengenali masalah-
masalah yang tampak (visible). Kedua, perlu diingat bahwa semua orang menaruh perhatian yang besar terhadap
pengambilan keputusan dalam organisasi.
PEMBUATAN PILIHAN
Untuk menghindari informasi yang terlalu padat, para pengambil keputusan mengandalkan heuristis atau jalan pintas
penilaian dalam pengambilan keputusan. Heuristis adalah strategi yang disederhanakan dalam pengambilan
keputusan, yang mana para manajer dihadapkan pada lingkungan yang kompleks, informasi yang terbatas dan
keterbatasan kognitif. Kekurangan dari model ini adalah dapat menimbulkan kesalahan keputusan. Terdapat dua
kategori umum heuritis yaitu ketersediaan dan keterwakilan.
PERBEDAAN INDIVIDUAL: GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Riset tentang gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi setiap pendekatan dari keempat pendekatan yang
berbeda atas proses pengambilan keputusan. Model ini dirancang agar dapat digunakan oleh para manajer dan
memberi aspirasi bagi manajer, tetapi kerangka kerja umumnya dapat digunakan pada setiap pengambilan keputusan
apapun.
KETERBATASAN ORGANISASI
Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan. Para manajer, misalkan mengambil
keputusan-keputusannya untuk mencerminkan sistem penilaian kinerja dan pemberian imbalan dengan mematuhi
peraturan formal, dan memenuhi batas waktu yang diterapkan organisasi. Keputusan di masa lalu juga merupakan
preseden yang memaksa atas diambilnya keputusan saat ini.
TEKNIK
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
TEKNIK PARTISIPATIF
Sebagai teknik pengambilan keputusan, partisipatif mencakup individu atau kelompok dalam proses yang
dapat dilakukan secara formal maupun informal, dan memerlukan keterlibatan intelektual, emosional dan
fisik. Sejumlah partisipasi dalam pengambilan keputusan berkisar dari tidak adanya partisipasi pada satu
sisi, yang mana manajer mengambil keputusan dan tidak meminta bantuan atau ide dari siapapun sampai
partisipasi penuh pada sisi lainnya, yang mana setiap orang yang berkaitan akan terpengaruh oleh
keputusan menjadi sepenuhnya terlibat Dalam praktiknya, tingkat partisipasi ditentukan oleh faktor
pengalaman individu atau kelompok dan sifat tugas. Semakin banyak pengalaman, semakin terbuka,
serta semakin tidak terstrukturnya tugas, maka partisipasi di dalamnya pun semakin banyak. Teknik
partisipasi telah dibicarakan sejak awal gerakan hubungan manusia. Saat ini, karena tekanan kompetisi,
eliminasi hubungan, hierarki bawahan-atasan, dan munculnya tim, struktur horisontal. dan teknologi
informasi yang terbatas, maka setiap organisasi, tim, dan manajer secar efektif menggunakan teknik
tersebut. Teknik partisipatif diterapkan secara informal pada individu atau tim, maupun secara formal
pada program. Teknik partisipasi individu adalah saat di mana karyawan memengaruhi pengambilan
keputusan manajer. Namun dari sudut pandang perilaku, keuntungan pengambilan keputusan partisipatif
lebih banyak daripada kerugiannya. Mungkin keuntungan terbesarnya adalah pengambilan keputusan
dengan teknik partisipatif menyatakan bahwa setiap orang dapat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pencapaian sasaran organisasi.
TEKNIK KEPUTUSAN KELOMPOK

Kreativitas pengambilan keputusan dapat diterapkan pada individu


atau kelompok karena pengambilan keputusan individu membantu
pengambilan keputusan dalam organisasi saat ini, sehingga
pemahaman mengenai dinamika kelompok dan tim menjadi relevan
dengan pengambilan keputusan. Sebagai contoh, pembahasan
masalah dan fenomena mengenai kesesuaian nilai dan etika
kelompok, seperti perubahan risiko (bahwa kelompok mungkin
membuat keputusan yang lebih berisiko daripada anggota individu)
membantu seseorang memahami kompleksitas pengambilan
keputusan kelompok secara lebih baik. Kenyataannya, belakangan
ini sejumlah skema keputusan sosial muncul dari penelitian
psikologi sosial.
QUESTION!
SEBUTKAN SKEMA
TERSEBUT?
TEKNIK DELPHI
Teknik Delphi dipopulerkan belakangan ini sebagai teknik pengambilan
keputusan kelompok untuk prediksi jangka panjang. Saat ini, berbagai
organisasi bisnis, pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan militer
menggunakan Delphi. Tidak ada teknik keputusan yang dapat
memprediksi masa depan sepenuhnya, tetapi teknik Delphi mampu
meramal dengan baik. Kunci utama keberhasilan teknik ini adalah
anonimitasnya. Keberlanjutan respons anggota kelompok Delphi yang
tanpa nama menghapus masalah "menjaga gengsi dan mendorong para
ahli untuk lebih fleksibel dan merasa diuntungkan dari penilaian orang
lain. Para ahli mungkin lebih memperhatikan pembelaan posisi mereka
dalam teknik pengambilan keputusan kelompok yang berinteraksi secara
tradisional daripada membuat keputusan yang lebih baik. Kritik utama
terhadap teknik Delphi berpusat pada konsumsi waktu, biaya, dan
dampaknya. Ketiga hal tersebut mengimplikasikan bahwa Delphi tidak
memiliki dasar atau dukungan ilmiah.
TEKNIK KELOMPOK NOMINAL

Kelompok nominal telah digunakan oleh ahli psikologi sosial dalam


penelitiannya selama bertahun-tahun. Kelompok nominal hanyalah
"kelompok di atas kertas. Hal ini hanya nama kelompok karena tidak
ada interaksi verbal antar anggota. Dalam penelitian mengenai
dinamika kelompok, ahli psikologi sosial akan memandu kelompok yang
berinteraksi dengan kelompok nominal (kelompok individu yang
dikumpulkan bersama-sama, tetapi tidak berinteraksi secara verbal).
Dalam kaitannya dengan jumlah ide, keunikan ide, dan kualitas ide,
penelitian menemukan bahwa kelompok nominal lebih unggul
dibandingkan kelompok ril Kesimpulan umum adalah kelompok yang
berinteraksi mempunyai disfungsi tertentu yang menghalangi kreativitas.
ASUMSI KEPERILAKUAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ORGANISASIPERUSAHAAN
SEBAGAI UNIT PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Perusahaan dapat dianggap sebagai unit pengambilan keputusan yang


serupa dalam banyak hal dengan seorang individu. Masalah keputusan
yang dihadapi perusahaan begitu banyak dan kompleks. Masalah
tersebut sering kali melibatkan lebih dari satu departemen atas aktivitas
tertentu. Keputusan yang bersifat rutin atau berulang muncul secara
reguler, sementara keputusan lainnya biasanya bersifat unik dan tidak
berulang. Cybert dan March (1963) menggambarkan empat konsep dasar
relasional sebagai inti dari pengambilan keputusan bisnis.
QUESTION!
Sebutkan empat konsep dasar
relasional sebagai inti dari
pengambilan keputusan bisnis!
MANUSIA-PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN ORGANISASI
Penting untuk diingat bahwa manusialah dan bukannya organisasi yang dapat mengenali dan
mendefinisikan masalah atau peluang dan mencari sejumlah tindakan alternatif. Manusialah
yang memilih kriteria pengambilan keputusan, memilih alternatif yang optimal, dan
menerapkannya. Lingkungan organisasi di mana manusia berada bergantung pada jenis
masalah pengambilan keputusan atau peluang yang dihadapi. Masalah pengambilan keputusan
berkisar dari yang sederhana sampai yang rumit.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN INDIVIDU SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN


Batasan pengambilan keputusan secara rasional dari individu bervariasi menurut:
1. Lingkup pengetahuan yang tersedia dalam kaitannya dengan seluruh kemungkinant alternatif
dan konsekuensinya.
2. Gaya kognitifnya (misalnya kemampuan untuk berpikir secara kritis dan analitis,
ketergantungan pada orang lain, kemampuan asosiatif, dan lain sebagainya) berdasarkan
asumsi bahwa tidak ada satu pun gaya kognitif yang unggul karena dalam situasi masalah
tertentu dapat lebih dari satu pendekatan yang mengarah pada hasil yang diinginkan.
3. Struktur nilainya yang berubah.
4. Tendensinya yang lebih cenderung untuk "memuaskan" daripada untuk
melakukan optimalisasi.
PERAN KELOMPOK SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN DAN PEMECAH MASALAH
Komite menyatukan orang-orang dengan karakteristik yang heterogen. Dalam situasi pengambilan
keputusan, komite tersebut menawarkan keunggulan dari keragaman terkait pengalaman, pengetahuan,
dan keahlian serta luasnya gagasan dan dukungan yang menguntungkan. Pengelompokan
pengetahuan, gagasan, dan keahlian dapat menghasilkan pembahasan yang lebih baik, pemahaman
terhadap masalah, dan tindakan alternatif yang lebih kreatif. Meskipun terdapat fakta bahwa komite
lebih banyak mengalami konflik dan lebih lamban daripada individu, komite dapat memiliki kinerja yang
lebih baik.
FENOMENA PEMIKIRAN KELOMPOK
Pemikiran kelompok menggambarkan situasi di mana tekanan untuk mematuhi mencegah anggota-
anggota kelompok untuk mempresentasikan ide atau pandangan yang tidak populer. Hal ini mencegah
kelompok tersebut, sehingga mereka tidak dapat secara objektif menilai pandangan yang tidak biasa
atau pandangan minoritas. Individu yang memiliki pandangan yang berbeda dari mayoritas yang
dominan berada dalam tekanan untuk menyembunyikan atau memodifikasi keyakinan dan perasaan
mereka yang sebenarnya.
FENOMENA PERUBAHAN YANG BERISIKO (PENGARUH DARI DISKUSI KELOMPOK)
Fenomena perubahan yang berisiko atau pengaruh dari diskusi kelompok merupakan produk
sampingan dari interaksi manusia. Hal ini dikarakteristikkan oleh kelompok yang lebih memilih alternatif
yang lebih agresif dan berisiko daripada apa yang mungkin dilakukan oleh individu jika mereka
bertindak sendirian.
KESATUAN KELOMPOK
Kesatuan kelompok didefinisikan sebagai tingkatan, yang mana anggota-anggota kelompok
tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama. Tingkat kesatuan kelompok
dipengaruhi oleh jumlah waktu yang dihabiskan bersama oleh para anggota kelompok.
tingkat kesulitan dari penerimaan anggota baru ke dalam kelompok, ukuran kelompok,
ancaman eksternal yang mungkin, dan sejarah keberhasilan dan kegagalan kelompok di
masa lalu.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN KONSENSUS VERSUS ATURAN MAYORITAS


Konsensus dalam konteks pengambilan keputusan didefinisikan sebagai "kesepakatan
semua anggota kelompok dalam pilihan keputusan." Dalam sejumlah situasi, konsensus
hanya bisa dicapai setelah pertimbangan yang matang, serta evaluasi yang kritis atas
keuntungan dan kelemahannya.

KONTROVERSI YANG DISEBABKAN OLEH HUBUNGAN ATASAN- BAWAHAN


Atasan memiliki akses terhadap informasi yang berbeda, sehingga memiliki pendapat yang
berbeda pula dengan bawahannya. Terdapatnya kontroversi dalam situasi pengambilan
keputusan tidak terlaluberpengaruh buruk terhadap berfungsinya kelompok. Kontroversi
dikatakan cukup sehat jika ditangani dengan bijaksana dan konstruktif oleh atasan, dan hal
ini dapat mengarah pada pengambilan keputusan secara lebih baik.
PENGARUH DASAR KEKUASAAN
Elemen kekuasaan yang paling sering disebutkan adalah kekuasaan posisi, kekuasaan
keahlian, kekuasaan informasi, kekuasaan sumber daya, atau kekuasaan politik. Kekuasaan
posisi ada ketika pengaruh seseorang itu merupakan hasil dari posisi orang tersebut dalam
organisasi, wewenang yang diberikan, serta tugas, tanggung jawab, dan fungsi yang
terkandung di dalamnya.

DAMPAK DARI TEKANAN WAKTU


Tekanan waktu menyebabkan para anggota kelompok menjadi lebih sering setuju untuk
mencapai konsensus kelompok; lebih kurang menuntut dan lebih bersifat mendamaikan
dalam situasi tawar menawar; lebih membatasi partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan hanya pada relatif sedikit anggota; dan lebih menyukai aturan mayoritas.
QUESTION!
Sebutkan 3 kelompok komponen pembagian
tugas analisis keuanganoleh peneliti yang
menggambarkan perbedaan dalam
penggunaan data!
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU
VERSUS PARA PAKAR
PENGUJIAN INFORMASI INTEGRASI PENGAMATAN DAN TEMUAN
Pengujian didefinisikan sebagai kegiatan menganalisis
Dalam konteks ini, integrasi melibatkan pengelompokan atas
informasi yang disajikan dan yang dipertimbangkan
pengamatan baik berdasarkan hubungan sebab akibat maupun
lebih lanjut hanya informasi yang terlihat sangat relevan
berdasarkan komponen fungsional dari perusahaan. Ketika
dengan tugas, yang mana keputusan tersebut yang harus
mengintegrasikan pengamatan dan temuan, para pendatang baru
dilaksanakan. Studi itu menunjukkan bahwa baik para
menghubungkan pengamatan dan temuan yang dapat
pakar maupun para pendatang baru menerjemahkan
menjelaskan satu sama lain dan mengabaikan yang tidak.
informasi keuangan ke dalam istilah kualitatif dan
Sebaliknya, para pakar menempatkan penekanan khusus pada
menggunakan metode yang serupa (misalnya
kontradiksi yang potensial terkait pengamatan dan temuan
perhitungan rasio, perkembangan trend, dan laporan arus
sebagai alat untuk mendeteksi masalah yang mendasarinya.
kas).

PERTIMBANGAN
Pertimbangan yang digunakan selama proses pengambilan keputusan
tampak lebih jelas dalam merumuskan hipotesis, mengembangkan
petunjuk dalam rumusan keputusan akhir, dan dalam menyusun
ringkasan-ringkasan temuan. Bagi para ahli, pertimbangan adalah suatu
upaya untuk mengembangkan dalam pikirannya terkait "suatu gambaran
dari apa yang sebenarnya terjadi.
PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pembahasan mengenai interaksi dan dampak yang memodifikasi dari kepribadian dan gaya kognitif
dibatasi pada dampak dari toleransi terhadap ambiguitas (variabel pribadi) dan kebebasan wilayah
(gaya kognitif).Toleransi terhadap ambiguitas mengukur sampai pada tingkat yang mana individu
merasa terancam oleh ambiguitas dalam situasi pengambilan keputusan dan bagaimana ambiguitas
memengaruhi keyakinannya dalam keputusan tersebut. Kebebasan wilayah adalah kemampuan
individu untuk sampai pada persepsi yang benar dengan mengabaikan konteks-konteks yang
mengintervensi. Dalam kaitannya dengan dampak interaksi dari toleransi terhadap ambiguitas dan
ketergantungan wilayah, ditemukan bahwa individu yang mengalami ketergantungan wilayah lebih
yakin dengan pilihan keputusannya daripada individu yang mengalami kebebasan wilayah, tanpa
memedulikan tingkat toleransinya terhadap ambiguitas. Namun, perbedaannya lebih terlihat bagi
individu dengan toleransi yang rendah daripadamereka yang memiliki toleransi yang tinggi.
PERAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi, para akuntan semakin tertarik memahami peranan
yang dimainkan oleh akuntansi dalam proses pengambilan keputusan atas seluruh organisasi. Oleh
karena itu, proses pengambilan keputusan menggunakan data akuntansi tertentu yang dimodifikasi
selain informasi nonkeuangan.

DATA AKUNTANSI SEBAGAI STIMULUS DALAM PENGENALAN MASALAH


Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimulus dalam pengenalan masalah melalui pelaporan pembagian
kinerja aktual dari sasaran standar atau anggaran atau melalui pemberian informasi kepada manajer
bahwa mereka gagal untuk mencapai target output atau laba yang ditentukan sebelumnya.

DAMPAK DATA AKUNTANSI DALAM PILIHAN KEPUTUSAN


Tidak semua manajer menggunakan data akuntansi untuk menganalisis profitabilitas relatif. Bobot
yang diberikan atas informasi akuntansi dalam pilihan akhir sangat bervariasi. Hal itu bergantung pada
sampai sejauh mana hal itu dinilai mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi proses
pengambilan keputusan.
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai