Anda di halaman 1dari 15

DASAR-DASAR

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kelompok 3
Adiky Dwi Pangestu (211010501145)
Ahmad Alwan Hawari (211010501381)
Daffa Syuza Dzakwan (211010503567)
Kian Fernanda Putra (211010502448)
Zidan Giffari Maulana (211010501386)
1
Definisi Pengambilan Keputusan
Kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan
keputusan. Kegiatan ini memainkan peranan penting, karena kualitas keputusan –
keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Secara
umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :

Menurut George R. Terry


Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Menurut S.P. Siagian

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis


terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Menurut James A.F. Stoner

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih


suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
2
GAYA PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan, yaitu :

1. Gaya Direktif
 - Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
 - Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
 - Cenderung berfokus jangka pendek
 - Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik

2. Gaya Analitik
 - Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
 - Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya
direktif
 - Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
3

 - Menggambarkan pemimpin yang otokratik


3. Gaya Konseptual
- Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
- Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
- Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan
intuisi dalam peng keputusan
- Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
- Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

4. Gaya Perilaku
- Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
- Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
- Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org lain
- Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan
berdampak kerugian pada orang lain.

4
TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti.

b. membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas
dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.

c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan
gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.

d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang


kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai.

e. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.

5
PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan keputusan


merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari 8 langkah yang meliputi
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, memberi
bobot pada kriteria, mengembangkan alternatif-alternatif, menganalisis
alternatif, memilih satu alternatif, melaksanakan alternatif tersebut, dan
mengevaluasi efektivitas keputusan.

6
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi, dan sebagainya.
Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu sendiri untuk terciptanya suatu keputusan dalam
organisasi.
 Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, hukum, dan sebagainya. Faktor ini berasal dari luar
yang terkait dalam organisasi.
 Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada atau seberapa lengkap
dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang
tepat.
 Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan kebijaksanaan dan
ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat merugikan.
 Pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman
orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian
yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga
dapat dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi. 7
PERUBAHAN DALAM KEPUTUSAN

a. Incremental change
Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan berapa
presentase perubahan yang akan terjadi kedepannya berdasarkan data-data yang terjadi di masa
lalu (historis).

b. Turbulence change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit untuk
diperkirakan. Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, dan sebagainya. Walaupun
data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu memiliki kesamaan kondisi dan
situasi seperti dulu. Contohnya seperti jatuh dan bergantinya presiden di Irak baik sebelum
Saddam Hussein maupun pada saat Saddam Hussein ditangkap atau diturunkan posisinya dari
presiden Irak secara paksa oleh tentara Amerika dan sekutunya.

8
KUALITAS KEPUTUSAN
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan proses yang
dilakukan. Kualitas keputusan merupakan mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan yang telah
diaplikasikan secara maksimal dan terlihat hasilnya secara maksimal serta dinilai secara maksimal
juga. Jika keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ilmu ekonomi, teknik, kedokteran, dan
sosiologi maka itu harus berlandaskan pada asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang
bersangkutan dengan maksud nantinya selalu saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada
pada koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksud guna menghindari terjadinya
tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi keputusan itu nantinya.

Kekacauan yang sering timbul adalah pada saat setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga
tidak diberikan keleluasaan bergerak secara independen sesuai dengan garisnya. Dan ini
berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara profesionalisme.

9
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI
KONDISI
Secara umum informasi yang masuk kadangkala terjadi dalam berbagai kondisi, seperti kondisi pasti,
kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik. dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang
dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus
yang dituju. Teknik yang bisa dipergunakan yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linear,
dan analisis jaringan kerja (secara critical path method/CPM dan Project evaluation and review
technique/PERT).
 Pada kondisi tidak pasti proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih komplek dalam artian keputusan
yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Untuk menghindari
timbulnya masalah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu mencari informasi sebanyak mungkin dan
mempergunakan beberapa metode pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi
masalah yang mungkin timbul, seperti metode laplace (proses pengambilan keputusan dengan asumsi
bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya), metode maximax (proses
pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang paling optimistis dengan mengabaikan
sisi lain yang mungkin terjadi), metode maximin (proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif
yang minimalnya paling besar), metode regret (proses pengambilan keputusan dengan didasari pada hasil
10
keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan perbandingannya), metode
realisme (proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode maximax dan maximin).
RISIKO KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan yang beresiko adalah dihasilkannya suatu keputusan


yang mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil berdasarkan beberapa
alternatif keputusan yang diambil, dan karena terdapat beberapa alternatif
maka otomatis terdapat pula beberapa peluang yang sama besarnya. Untuk
mengatasi resiko dalam suatu organisasi baik yang bersifat profit maupun
yang non profit adalah dengan menerapkan manajemen resiko. Dalam
manajemen risiko ini dibahas Bagaimana mengelola resiko agar bisa
memberikan keuntungan bukan sebaliknya, bahwa jika resiko itu bisa
dikelola secara sistematis maka ia akan memberikan keuntungan yang
sistematis juga begitu juga sebaliknya.
11
KARAKTERISTIK PENGAMBIL KEPUTUSAN DAN
PENGARUHNYA BAGI PERUSAHAAN

a. Takut pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-
hati terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi
melakukan tindakan yang sifatnya menghindari resiko yang akan timbul Jika
keputusan diaplikasikan. Secara umum pebisnis yang berkarakter seperti ini
cenderung melakukan tindakan yang biasanya disebut dengan safety player.
Maka mereka penganut risk avoider cenderung sulit menjadi pemimpin dan lebih
banyak menjadi follower bukan seorang innovator. Namun yang harus kita
pahami bahwa hampir semua investor adalah bertipe penghindaran risiko, dalam
artian mereka tidak ingin menanggung resiko yang akan timbul dalam bentuk
kerugian yang akan timbul di kemudian hari.
12
B. Hati-Hati pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu menghitung
terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan. Namun bagi mereka yang
menganut karakteristik seperti ini dengan kecenderungan kehati-hatian yang begitu tinggi maka
biasanya setelah keputusan tersebut diambil ia tidak akan mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan
bisnis mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.

C. Suka pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada resiko. Karena bagi dia semakin tinggi
resiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Prinsip seperti ini
cenderung begitu menonjol dan mempengaruhi besar terhadap setiap keputusan yang ia ambil, mereka
terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat mereka karakteristik ini selalu saja ingin menjadi
pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja.
KESIMPULAN

Dalam pengambilan keputusan seorang manajer harus bisa berpikir kritis dan dapat
bertanggung jawab atas apa yang sudah diambil risiko. Pengambilan keputusan merupakan
suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan
suatu masalah dengan cara agar dapat diterima oleh semua pihak. Dapat menganalisis
setiap permasalahan yang ada juga termasuk dalam modal yang ada sebelum mengambil
keputusan. Dalam setiap analisis dilakukan secara menyeluruh agar bisa mengambil
keputusan.

Pengambilan keputusan juga memiliki tahapan – tahapannya, lalu proses dalam setiap
pengambilan keputusan, kualitas keputusan, pengambilan keputusan dalam berbagai
kondisi, risiko keputusan, karakteristik pengambil keputusan dan pengaruhnya bagi
perusahaan, perubahan dalam keputusan.
14
SARAN

Dengan adanya konsep dasar manajemen diharapkan


dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat
khususnya para pelajar untuk mengetahui maksud dari
ruang kelas, serta diharapkan kepada para pelajar atau
mahasiswa untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan
oleh dosen serta apa yang mereka pelajari pada saat
kegiatan belajar mengajar untuk diamalkan di kehidupan
sekarang ataupun masa yang akan datang.
15

Anda mungkin juga menyukai