Anda di halaman 1dari 11

RESUME

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Nama : Yusril Ihza Mahenra


Kelas : Manajemen VI D
NIM : 18612010401856

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NUSANTARA


SANGATTA
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Definisi Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan
suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap
proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.

Definisi pengambilan keputusan menurut beberapa ahli:


1. George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku
(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada.
2. Sondang P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepaat.
3. James A. F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
4. Moergan dan Celrullo (dalam Fatresi, 2017)
mendefenisikan keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai
sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu
kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan.
5. Syamsi (dalam Fatresi, 2017),
keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran
yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
6. Kotler dan Armstrong
(dalam Bahari dan Ashoer, 2018) mendefinisikan kebudayaan
sebagai seperangkat nilai-nilai, kepercayaan, kebiasaan, keinginan
dan perilaku yang dipelajari oleh masyarakat sekitar, dari keluarga,
atau lembaga formal lainnya sebagai sebuah pedoman perilaku.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan


keputusan adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu
pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

B. Elemen-elemen dasar dalam proses pengambilan keputusan


Prosesnya meliputi penetapan tujuan, mengidentifikasi
permasalahan, mengembangkan dan menilai berbagai alternatif dan
penerapannya, mengendalikan dan melakukan tindakan korektif (dalam
Gutosudarmo & Sudita, 2016).

1. Menetapkan Tujuan
Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan
mengarahkan tujuannya, apakah spesifik yang dapat diukur
hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum. Tampa penetapan
tujuan , pengambilan keputusan tidak bisa menilai alternatif atau
memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan
ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai
seseorang

2. Mengidentifikasi Permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah
permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi di
mana adanya ketidak samaan antara kenyataan yang terjadi dengan
apa yang diharapkan. Pengambilan keputusan yang efektif
memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas penyebab
permasalahan.

3. Mengembangkan Sejumlah Alternatif


Proses pengambilan keputusan yang rasional
mengaharuskan pengambilan keputusan untuk mengkaji semua
alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam
kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif
pemecahan masalah sering kali terbatas.

4. Penialian dan Pemilihan Alternatif


Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian
dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif yang telah
dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif
yang baik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan
yang dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan
model yang baik untuk menilai berbagai  alternatif yang
dikembangkan. Alat proses pengambilan keputusan yang tepat
tergantung pada sejumlah pengetahuan yang tersedia dn kondisi
yang berkaitan dengan keputusan yang akan diambil. Ada tiga
kondisi proses pengambilan keputusan yang diidentifikasi, yaitu:
a. Kepastian
Dalam kondisi ini pengambilan keputusan memiliki
pengetahuan yang pasti tentang hasil dari masing-masing a
lternatif kernea kondisi yang akan di timbulkan sudah
diketahui. Pengambilan keputusan dapat menghitung nilai
dari investasi tersebut, dan merasa pasti akan hasilnya.
b. Ketidakpastian
Keputusan yang dibuat dalam kondisi ketidak pastian jika
pengambilan keputusan tidak mengetahui kondisi tertentu
akan terjadi. Dalam kondisi ketidakpastian pengambilan
keputusan menggunakan intuisi atau perkiraan dalam
pemilihan alternatif.
c. Resiko
Jika pengambilan keputusan berada dibawah kondisi resiko,
pengambilan keputusan akan menetapkan kemungkinan
hasil dari masing-masing alternatif.

5. Melaksanakan keputusan
Jika suatu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka
keputusan tersebut  kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah
ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik
sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan
benar. Dengan tidak mengabaikan batapapun alternattif keputusan
telah dievaluasi, maka keputusan tersebut tidak akan berarti apabila
tidak diikuti dengan penerapan yang benar.
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu
keputusan seharusnya juga mampertimbangkan kemungkinan
penerapan dari keputusan tersebut. Betapun baiknya suatu
keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka
keputusan juga tidak ada artinya.

6. Evaluasi dan Pengendalian


Makanisme sistem pengendalian dan evalusai perlu
dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat
terealisasi. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Jiak keputusan tersebut kurang berhasil, dimana
permasakahan masih ada, maka pengambilan keputusan perlu
untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan
koreksi.
C. Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar
pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung
beberapa keuntungan dan kelemahan.

2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat
bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung
ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang
memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam
membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama
dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat
itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
5. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi
yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif,
logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada
pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
a. Kejelasan masalah
b. Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin
dicapai
c. Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui
jenisnya dan konsekuensinya
d. Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai
kriteria
e. Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan
atas hasil ekonomis yang maksimal.

D. Jenis-jenis Keputusan Organisasi


Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan
berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil
keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam
mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk
mengendalikannya.

2. Keputusan tidak Rutin


Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-
saat khusus dan tidak bersifat rutin.

E. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Menurut George R.Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional
maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
perhatikan kepentingan orang lain
4. Jangan sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan
mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang
cukup lama
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang baik
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui
apakah keputusan yang diambil itu betul
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan berikutnya.
F. Kemudian terdapat 6 faktor lain yang juga ikut mempengaruhi
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak
nyaman, atau kenikmatan. Ada kecendrungan menghindari tingkah
laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada
situasi secara subjektif.

3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatan informasi,
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan
kepercayaan dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak.

5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan
antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan
individual.

6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan
mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu
tingkah laku tertentu.
G. Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi
sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya
dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.

H. Proses Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan suatu
alternatif untuk memastikan keberlangsungan perusahaan. Dalam proses
tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi pengambilan keputusan. Faktor internal
contohnya sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk
pengambilan keputusan dengan baik, sementara faktor eksternal meliputi
situasi dan kondisi lingkungan di luar perusahaan yang akan berdampak
pada pengambilan keputusan.
Bagaimana caranya mengambil keputusan secara logis dan
sistematis dengan mempertimbangkan kedua faktor tersebut? Berikut
adalah tahapannya:
1. Menetapkan keputusan: Sebelum memulai, Anda harus memastikan
bahwa keputusan yang diambil realistis, dapat diukur, dan
dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.
2. Mengumpulkan informasi: Anda harus mulai mengumpulkan
informasi dengan melakukan penelitian primer dan sekunder.
Contohnya, Anda bisa menyebar kuesioner, melalukan wawancara,
atau mengumpulkan data-data eksternal yang berhubungan dengan
industri Anda untuk mendukung pengambilan keputusan.
3. Menimbang semua faktor: Luangkan waktu untuk menimbang
semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang dikumpulkan
di tahap sebelumnya. Untuk membantu Anda dalam menjabarkan
informasi terkait pengambilan keputusan, Anda dapat menerapkan
alat-alat khusus dalam situasi tertentu:
a. Cost-Benefit Analysis
melibatkan analisis biaya yang dikeluarkan dan manfaat
yang diperoleh terkait pengambilan keputusan. Analisis ini
akan membantu mengarahkan perusahaan untuk memilih
keputusan yang memberikan manfaat maksimal dan
meminimalkan biaya.
b. T-Chart: analisis komparatif untuk menimbang semua
kelebihan dan kekurangan eksternal terkait pengambilan
keputusan.
c. SWOT Analysis: analisis yang mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan
ancaman yang akan dihadapi saat pengambilan keputusan.
4. Melaksanakan pengambilan keputusan: Anda harus memilih
keputusan yang terbaik setelah menimbang faktor internal dan
eksternal. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan tujuan
perusahaan dan membantu menyelesaikan beberapa tantangan yang
dihadapi perusahaan Selanjutnya, ambil tindakan atas keputusan
tersebut dan pastikan Anda juga mempersiapkan back-up plan jika
suatu masalah terjadi.
5. Evaluasi setiap keputusan: Tinjau semua keputusan untuk
memeriksa apakah tujuan sudah tercapai. Pertimbangkan juga
terkait hal-hal yang bisa ditingkatkan untuk pengambilan
keputusan di masa depan dengan mengumpulkan masukan dari
anggota lainnya di perusahaan Anda.

Anda mungkin juga menyukai