Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IMPLEMENTASI DAN
EVALUASI KEPUTUSAN
OLEH:
RENI ARNETI (23147020)
FITRIA OSE (23147012)
DEDE ERLINA (23147009)
Pembahasan ......
1. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2. RASIONALISASI KEPUTUSAN
3. IMPLEMENTASI TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. KONDISI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
5. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
6. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
7. EVALUASI KEBIJAKAN
1. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice)


keputusan terkait dengan ketetapan atau penentuan suatu pilihan yang
diinginkan.Definisi di atas mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu: (1) ada
pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang
harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan
keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan problem atau masalah dalam
organisasi, sifat hakiki dari pengambilan keputusan adalah memilih satu dua atau
lebih alternatif pemecahan masalah menuju satu situasi yang diinginkan
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan:
(1) tujuan yang bersifat tunggal.
(2) tujuan yang bersifat ganda.
2. RASIONALISASI KEPUTUSAN

Sebuah keputusan dapat dianggap rasional apabila sebuah rencana dipilih


guna mencapai tujuan yang yang akan dicapai.
Rasionalitas keputusan dilakukan dengan membandingkan antara tujuan
institusi dengan hasil keputusan yang dilakukan.
secara organisasi keputusan dianggap rasional apabila memiliki
kesesuaian dengan upaya pencapaian tujuan organisasi; sedangkan
secara personal keputusan dianggap rasional apabila diarahkan pada
kepentingan pribadi.
3. IMPLEMENTASI TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Teknik Partisipatif
Teknik partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan gaya kemimpinan demokratis dan kebanyakan
berorientasi pada perilaku, Sebagai teknik pengambilan keputusan partisipatif mencakup individu atau
kelompok dalam proses.

2. Teknik pengambilan Keputusan Kelompok


Teknik pengambilan keputusan kelompok membantu pimpinan untuk mengambil keputusan lebih efektif
ketika individu secara kolektif membuat pilihan dari alternatif yang ada di hadapan mereka.
.
3. Teknik Delphi
Teknik Delphi pertama kali dikembangkan kurang lebih tahun 1950an. Teknik tersebut baru dipopulerkan
akhir-akhir ini yaitu awal tahun 2000an sebagai teknik pengambilan keputusan kelompok untuk prediksi
jangka panjang. Teknik ini menggunakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi komunikasi suatu
grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks

4. Teknik Kelompok Nominal


Dalam pengambilan keputusan teknik pendekatan kelompok nominal dikembangkan menjadi teknik
khusus.Ini dapat digunakan dalam kelompok dengan banyak ukuran, yang ingin membuat keputusan
dengan cepat, seperti melalui pemungutan suara, namun ingin pendapat semua orang diperhitungkan
4. KONDISI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
1. Kondisi Kepastian: Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil keputusan
mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi, alternatif pemecahan
masalah dan hasil yang mungkin diperoleh sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang
pasti,
2. Risiko: Risiko merupakan kondisi yang dapat diidentifikasi, didefinisikan, diprediksi
kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya
kondisi yang demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan
informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkannya, sebaliknya suatu
risiko tidak akan terjadi jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan
secara obyektif.
3. Kondisi Ketidakpastian: Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki
informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang demikian pengambil
keputusan juga tak mampu untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang diambilnya. Karena keputusan yang diambil
bersifat spekulatif dan sering kali mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomannya.
5. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kata proses pada dasarnya berkaitan dengan urutan langkah yang


mengarah pada hasil tertentu, sehingga didalam proses pengambilan
keputusan tidak akan terlepas dari :
Intelligence (Penyelidikan), yaitu pencarian kondisi yang
memerlukan keputusan.
Design (Rancangan), yaitu dengan pengembangan dan analisis
terhadap berbagai kemungkinan tindakan.
Choice (Pemilihan), yaitu yang berkenaan dengan pemilihan
tindakan yang sesungguhnya.
6. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perilaku seseorang akan mendekati dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Gaya
kepemimpinan dan gaya hidup adalah dua diantara contoh gaya yang mempengaruhi di dalam
mengambil keputusan.
Menurut Carl Jung ( 1923 ) seorang psikolog telah mengindentifikasikan empat fungsi
dalam kaitanya dengan pengambilan keputusan, yaitu:
Sensing (Pengideraan), yaitu yang berkaitan dengan tendensi untuk mencari
fakta, bersifat realistis, dan melihat sesuatu dalam perspektif yang obyektif.
Intuiting (Intuisi), yaitu berkaitan dengan tendensi untuk mencoba
menyingkap kemungkinan – kemungkinan baru guna mengubah cara menangani
sesuatu.
Thinking (Pemikiran) adalah tendensi untuk mencari hubungan sebab akibat
yang sistematik untuk dianalisis secara utuh, dan membedakan dengan tegas
antara yang benar dan yang salah, dan pemikiranya bertumpu pada proses
kognitif.
Feeling (Perasaan), yaitu tendensi untuk mempertimbangkan bagaimana
perasaan diri sendiri dan orang lain sebagai akibat dari keputusan –
keputusan yang dibuat,
7. EVALUASI KEBIJAKAN
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan
membuahkan hasil yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh
dengan tujuan dan target kebijakan yang ditentukan
Menurut beberapa ahli ada tiga tipe evaluasi yang berkaitan dengan
tingkatan-tingkatan program, yaitu:

Evaluasi Pra-program(ex-anteevaluation) Dilaksanakan sebelum program


diimplementasikan,
Evaluasi Tengah Berlangsung (on going/concurrent evaluation) Dilakukan
pada saat program itu diimplementasikan,
Evaluasi setelah berlangsung (ex-post evaluation) Dilakukan setelah
program itu diimplementasikan untuk menilai dampak dan pengaruh
program.
7. EVALUASI KEBIJAKAN
Secara keseluruhan evaluasi kebijakan memiliki 4 fungsi, sebagai berikut
Ekspalanasi.
Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu
generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamatinya.
Kepatuhan.
Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi
maupun pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.
Auditing.
Melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar- benar sampai ke tangan kelompok
sasaran maupun penerima lain (individu, keluarga, birokrasi desa, dan lain-lain) yang
dimaksudkan oleh pembuat kebijakan.
Akunting
Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan tersebut. Dalam
kaitannya dengan dampak, evaluasi implementasi mengamati dampak jangka pendek atau
dampak sementara, sedangkan evaluasi dampak mengamati dampak tetap atau dampak jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai