DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
WIDYAWATI 71170313049
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusan (decision) adalah suatu pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan
penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena
pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat
pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses
yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses
karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai
tindakan bijaksana. Benar kata orang bijak “Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan,
maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan dalam hidup”. Manajemen menbutuhkan
Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai
peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap tingkatan.
Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang
berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi
manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu
kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya. Pengambilan keputusan
adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin.
Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan
ketidakpastian dan keputusan dalam konflik. Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin
dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan
yang dihadapi mugnkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari
permasalahan yang baru timbul. Teori Pengambilan Keputusan • Keputusan yang baru
mungkin, persoalan baru yang belum pernah dialami sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Model Ekonomi
Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan secara
sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada konsistensi antara berbagai motif
dan tujuan. Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan bahwa probabilitas yang
terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti. Keputusan tidak tergantung pada
preferensi pribadi, tetapi lebih merupakan didikte oleh tujuan yang konsisten dari organisasi.
2. Model Sosial
Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini mengasumsikan
bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa keputusan dihitung berdasarkan
interaksi sosial. Model ini merasakan bahwa tekanan dan ekspektasi adalah kekuatan
motivasiutama.
3. Model Kepuasan Simon
Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan pada konsep Simon
pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai rasional karena mereka
memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan, dan belajar.
Pembelajaran Organisasi
Ketika pendekatan pencarian tertentu menemukan solusi yang layak untuk suatu
masalah, organisasi kemungkinan besar akan mengulang pendekatan yang sama dalam
memecahkan masalahserupa di masa mendatang. Ketika sebuah pendekatan khusus gagal,
maka akan menghindari dalam pencarian masa depan. yang sama berlaku untuk urutan
alternatif yang dipertimbangkan; juga, akan berubah jika organisasi mengalami kegagalan
dengan preferensi tertentu.
Kesatuan Kelompok
Kesatuan Kelompok didefenisikan sebagai tingkat dimana anggota-anggota kelompok
tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama. Dengan kesatuan yang kuat
pada umumnyalebih efektif dalam suatu pengambilan keputusan dibandingkan dengan
kelompok ini dimana terdapat banyak konflik internal dan kurangnya semangat kerja sesama
anggotanya. Tingkat kesatuan kelompok dipengaruhi oleh jumlah waktu yang dihabiskan
bersama oleh para anggota kelompok, ttingkat kesulitan dari penerimaan anggota baru ke
dalam kelompok, ancaman eksternal, dan sejarah keberhasilan dan kegagalan masa lalu.
Faktor lainnya yang juga mempengaruhi kesatuan kelompok secara menguntungkan adalah
riwayat dari kelompok itu. Sejarah pengambilan keputusan yang sukses menyatukan para
anggota dan meningkatkan kesatuan, sementara kegagalan memiliki dampak yang buruk.
Umpan balik
Untuk memahami perubahan dalam metode akuntansi dan untuk menyesuaikan aturan
pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka pengambil keputusan harus menerima
informasi menerima informasi mengenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik
tidak langsung mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang mengabaikan dampak jangka
pendek yang mungkin akibat selang waktu antara perubahan dan indikasinya, maka kecil
kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan balik sama sekali.
Fiksasi Fungsional
Hal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan ketidakmampuan di
pihak pengguna informasi akuntansi untuk memahami apa yang tersirat di balik label yang
diberikan kepada suatu angka. Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran
akuntansi sebagai alat untuk mengelola proses pengambilan keputusan mereka, maka
perilaku mereka jarang sekali akan dipengaruhi oleh perubahan dalam metode akuntansi yang
digunakan. Sebagai suatu atribut dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi
tingkatnya dari situasi yang satu ke situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama
sekali