Oleh :
Kelompok 7
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. Proses Pengambilan Keputusan
1.1 Definisi
Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih di
antara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Seperti banyak aktivitas sosial
lainnya, proses pengambilan keputusan dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang berurutan.
yaitu:
a. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang
Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan
memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi. Sekali suatu masalah atau
peluang telah ditentukan sebagai pokok perhatian, maka masalah tersebut harus didefinisikan
dengan hati-hati.
b. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya
Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang praktis diidentifikasikan dan dievaluasi.
Pencarian tersebut sering kali dimulai dengan melihat masalah serupa yang terjadi di masa lalu
dan tindakan yang dipilih pada waktu itu. Jika tindakan yang dipilih berhasil, maka kemungkinan
tindakan tersebut akan diulangi. Jika tidak, pencarian akan alternatif tambahan akan diperluas.
Fitur-fitur yang dapat dikuantifikasikan akan berupa estimasi keuangan atas biaya dan
manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif. Estimasi ini akan disaring dan diperiksa kembali
jika alternatif tersebut dianggap mungkin dan layak memperoleh perhatian lebih lanjut.
Kuantifikasi non-keuangan akan diterjemahkan ke dalam pendapatan dan beban jika mungkin.
Tidak semua fitur dari suatu alternatif dapat dikuantifikasi. Dalam kasus ini, manfaat dan
pengorbanan yang relevan dibuat daftarnya.
c. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan
Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih satu
dari beberapa alternatif. Manajer yang membuat pilihan final mungkin saja menghadapi beberapa
alternatif yang mungkin, masing-masing memiliki kelebihan tertentu dibandingkan dengan yang
lain dalam hal kriteria keputusan yang dipilih. Manajer juga menyadari akan manfaat dan biaya
"politis" dari setiap alternatif.
d. Penerapan dan tindak lanjut
Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi dari
penerapannya. Penerapan tersebut hanya berhasil jika orang-orang yang menguasai sumber-
sumber daya organisasi (misalnya uang, orang, dan informasi) benar-benar berkomitmen untuk
melaksanakannya. Situasi yang ideal akan terwujud jika sumber kekuatan itu dikuasai oleh
pendukung dari keputusan yang diambil.
1
1.2 Motif Kesadaran
Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu yang masih berada dalam tingkat kesadaran seseorang. Terdapat dua faktor penting dari
motif kesadaran dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :
Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta
mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau
lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif. Dua faktor penting
dari proses pengambilan keputusan adalah kompleksitas dan prediksinya.
Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli
psikologi telah mengembangkan empat jenis model keputusan :
2
Model tradisional ini mengasumsikan bahwa seluruh kegiatan dan keputusan manusia adalah
rasional sempurna dan bahwa dalam suatu organisasi terdapat konsistensi antara beragam motif
dan tujuan.
b. Model Sosial
Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya adalah irasional dan keputusan yang
dihasilkan terutama didasarkan pada interaksi sosial.
c. Model Kepuasan Simon
Model ini adalah model yang lebih berguna dan praktis. Model ini didasarkan pada konsep Simon
tentang manusia administratif yang memandang manusia sebagai makhluk yang rasional karena
mereka mempunyai kemampuan untuk berpikir, mengolah informasi. membuat pilihan, dan
belajar.
3
h. Bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera mengambil keputusan yang tepat.
2.3 Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan terpilih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan masalah-masalah yang penting. Pernyataan ini didasarkan setidaknya pada dua
alasan. Pertama, mudah untuk mengenali masalah-masalah y tampak (visible). Kedua, perlu diingat
bahwa semua orang menaruh perhatian yang benar terhadap pengambilan keputusan dalam
organisasi.
2.4 Membuat Pilihan
Untuk menghindari informasi yang terlalu padat, para pengambil keputusan mengandalkan
heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan. Terdapat dua kategori umum
heuristik, yaitu ketersediaan dan keterwakilan.
2.5 Perbedaan Individual: Gaya Pengambilan Keputusan
Orang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi yang rendah atas ambiguitas dan
mencari rasionalitas, Mereka bekerja dengan efisien dan logis, tetapi efisiensi mereka
memperhatikan hasil dalam keputusan yang diambil dengan informasi minimal dan dengan beberapa
alternatif. Tipe direktif mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi pada jangka pendek.
Tipe analitis memiliki toleransi yang jauh lebih besar terhadap ambiguitas dibandingkan dengan
pengambil keputusan yang direktif. Hal ini disebabkan tipe analitis vemiliki keinginan untuk
mendapatkan lebih banyak informasi dan mempertimbangkan lehih banyak alternatif dibandingkan
dengan alternatif yang dianggap lebih benar bagi tipe direktif.
Para individu dengan gaya konseptual cenderung menjadi sangat luas dalam pandangan mereka
dan mempertimbangkan banyak alternatif. Orientasi mereka adalah jangka panjang dan mereka
sangat baik dalam menemukan solusi yang kreatif bagi masalah.
Kategori terakhir adalah gaya perilaku yang dicirikan oleh pengambil keputusan yang dapat
bekerja baik dengan pihak lain. Mereka memperhatikan kinerja rekan kerja dan bawahan serta
reseptif terhadap usulan-usulan dari orang lain, dan sangat mengandalkan pertemuan untuk
berkomunikasi. Gaya manajer ini mencoba untuk menghindari konflik dan mengupayakan
penerimaan.
Walaupun keempat kategori ini terlihat jelas dan dapat dibedakan, kebanyakan manajer memiliki
lebih dari satu karakteristik. Mungkin yang paling baik adalah memikirkan gaya vang dominan pada
seorang manajer tertentu dan gaya penunjangnya. Beberapa manajer hampir secara eksklusif
mengandalkan gaya dominan mereka, tetapi manajer yang lebih luwes dapat menyesuaikan diri
mereka pada situasi.
2.6 Keterbatasan Organisasi
4
Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan. Para manajer,
misalnya, membentuk keputusan-keputusannya untuk mencerminkan sistem penilaian kinerja dan
pemberian imbalan, untuk mematuhi peraturan-peraturan formal, dan untuk memenuhi batas waktu
yang ditetapkan organisasi. Keputusan-keputusan yang lalu juga merupakan preseden yang memaksa
diambilnya keputusan saat ini.
Pemikiran kelompok (group think) menggambarakan situasi dimana tekanan untuk mematuhi
mencegah anggota-anggota kelompok individual untuk mempresantasikan ide atau pandangan
5
yang tidak populer. Pemikiran kelompok adalah kemunduran dalam efisiensi mental, pengujian
realitas, dan pertimbangan moral seseorang sebagai akibat dari tekanan kelompok. Gejala-gejala
dari fenomena ini sebagai berikut:
a. Anggota kelompok perlawanan merasionalisasi setiap resistensi terhadap asumsi yang telah
mereka buat.
b. Para anggota menerapkan tekanan langsung pada mereka yang untuk sekejap menyatakan
keraguan terhadap pandangan bersama kelompok tersebut atau yang mempertanyakan validitas
argumen yang mendukung alternatif dipilih oleh mayoritas.
c. Para anggota yang memiliki keraguan atau pandangan yang berbeda berusaha untuk menghindari
penyimpang terhadap apa yang tampaknya menjadi konsensus kelompok dengan cara diam
terhadap kekhawatiran tersebut dan bahkan meminimalkan pentingnya keraguan mereka.
d. Tampaknya terdapat suatu ilusi mengenai kebulatan suara.
Pergeseran yang berisiko atau dampak diskusi kelompok, merupakan produk sampingan
dari intraksi manusia, ini dicirikan oleh kelompok yang lebih memilih alternatif yang lebih
agresif dan berisiko dibandingkan dengan apa yang mungkin dilakukan oleh individu-individu
jika mereka bertindak sendiri.
Kesatuan Kelompok
6
Pendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk melihat
apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara diskriminatif guna
menindaklanjuti observasi tertentu, mereka secara teratur meringkas data tersebut dan
memformulasikan hipotesis. Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data, peneliti
membagi tugas analisi keuangan tersebut ke dalam tiga komponen, yaitu :
a. Pengujian Informasi.
b. Integrasi pengamatan dan temuan.
c. Pertimbangan.
5. Peran Kepribadian dan Gaya Kognitif dalam Pengambilan Keputusan
Karena manusia membuat keputusan, banyak riset telah diarahkan pada bagaimana perbedaan
psikologis memengaruhi keputusan.
Perbedaan psikologis individu dapat dibagi menjadi dua kategori: kepribadian dan gaya
kognitif. Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya kognitif
mengacu pada cara atau metode seseorang menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan
informasi. Individu-individu dengan jenis kepribadian yang sama dapat memiliki gaya kognitif
yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika menerima, menyimpan,
dan memproses informasi. Melalui hal yang sama, individu-individu dengan sikap dan keyakinan
yang sangat berbeda dapat menunjukkan gaya kognitif yang sama. Dalam suatu situasi
pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berinteraksi dan memengaruhi
(menambah atau mengurangi) dampak dari informasi akuntansi.
Toleransi terhadap ambiguitas mengukur tingkat sampai mana individu merasa terancam oleh
ambiguitas dalam situasi pengambilan keputusan dan bagaimana ambiguitas memengaruhi
keyakinan mereka dalam keputusan-keputusan tersebut. Beberapa penulis merasa bahwa orang
yang tidak toleran terhadap ambiguitas diperkirakan akan kurang yakin dengan keputusan
mereka. Mereka akan mencari lebih banyak informasi dalam situasi yang ambigu dibandingkan
dengan rekan kerja mereka yang toleran. Penulis yang lain menyarankan bahwa intoleransi dapat
mengurangi persepsi mereka mengenai ketidakpastian, sehingga menyebabkan mereka
mengabaikan ketidakpastian. Oleh karena itu, mereka dapat menunjukkan keyakinan yang lebih
besar dan mencari lebih sedikit tnformasi dibandingkan dengan individu yang toleran.
Kebebasan wilayah adalah kemampuan seorang individu untuk sampai pada persepsi vang
benar dengan mengabaikan konteks-konteks yang mengintervensi. Ketergantungan wilayah
adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengesampingkan informasi yang tidak relevan dan
menyesatkan ketika berusaha unituk membentuk suatu pendapat. Individu-individu yang
mengalami ketergantungan wilayah bersikap lebih menerima dibandingkan dengan individu-
7
individu yang mengalami kebebasan wilayah terhadap informasi dan situasi masalah yang
ambigu. Akan tetapi, ketika mereka telah mencapai suatu keputusan. mereka akan lebih yakin
dalam penilaian mereka dibandingkan dengan rekannya yang mengalami kebebasan wilayah.
Kesimpulan yang diperoleh sejauh ini menyarankan bahwa "ketergantungan wilayah dapat
dengan sendirinya menjadi dimensi yang berguna dalam memprediksikan perilaku" dalam situasi
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dan dapat memungkinkan seseorang untuk
"menyentuh dimensi tertentu dari perbedaan kognitif individual yang sensitif terhadap informasi
akuntansi."
Dalam kaitannya dengan dampak interaksi dari toleransi terhadap ambiguitas dan
ketergantungan wilayah ditemukan bahwa individu-individu yang mengalami ketergantungan
wilayah lebih yakin dalam pilihan keputusan mereka dibandingkan dengan individu yang
mengalami kebebasan wilayah, tanpa memedulikan tingkat toleransi mereka terhadap ambiguitas.
Akan tetapi, perbedaannya lebih terlihat bagi individu dengan toleransi rendah dibandingkan
dengan mereka yang memiliki toleransi tinggi.
8
Bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan akhir sangat
bervariasi. Hal itu bergantung pada samapi sejauh mana hal itu dipandang mengurangi
ketidakpastian yang mengelilingi proses pengambilan keputusan. Data penjualan dan
biaya masa lalu, misalnya, akan digunakan sebagai pendekatan pertama terhadap
permintaan masa depan untuk produk yang di jual pada masa lalu.Dua elemen lainnya
yang mempengaruhi keyakinan yang diberikan pada informasi akuntansi adalah
permintaan dan persaingan.
Fiksasi Fungsional