Anda di halaman 1dari 9

SAP 5

SEMINAR AKUNTANSI

“Artikel yang Berhubungan dengan Fenomene Pengambilan Keputusan dan Perilaku


Pasar Agregat”

Oleh Kelompok 7:

Gayatri Sukma Perthiwi (1607531028) / 09

Putu Frisca Devinta Astina Putri (1607531032) / 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2019
A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Salah satu faktor yang sangat penting dalam berbagai hal kehidupan adalah pengambilan
keputusan. Bagi para pemodal atau investor kesuksesan atau keberhasilan dalam berinvestasi
adalah tergantung pada pengambilan keputusan yang dilakukan karena hal ini berdampak
pada manfaat atau return yang akan diperoleh. Oleh karena itu dinamika pengambilan
keputusan telah diteliti dan berkembang menjadi ilmu yang mengandung teori-teori tentang
decision science atau pengambilan keputusan dalam berbagai jenis dan lingkungan kehidupan
masyarakat. Salah satu teori tersebut yang kemudian menjadi bagian dari berbagai disiplin
ilmu seperti psikologi, manajemen, ekonomika, akuntansi dan sosiologi (Plous, 1993).
Didalam proses pengambilan keputusan ada dua pendekatan yang bisa dilakukan yaitu
pendekatan rasional (rational approach) dan pendekatan irrasional (behavioral approach).
Pendekatan pengambilan keputusan rasional pada awalnya berkembang dengan teori yang
disebut expected utility theory yang menyatakan bahwa manusia mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan nilai manfaat bersih maksimum yang diperoleh dari keputusan
yang diambil (Plous, 1993). Pendekatan ini pada umumnya digunakan dalam pengambilan
keputusan masalah ekonomi dan keuangan, dimana pendekatan tersebut menitik beratkan
pada analisa cost and benefit dengan menggunakan alat statistik dan ekonometrika.
Pendekatan irrasional atau sering disebut juga dengan pendekatan behavioral yaitu
pendekatan keperilakuan, dimana pendekatan ini saat ini dikembangan dalam berbagai
disiplin ilmu misalnya ekonomika, keuangan, pemasaran, akuntansi, psikologi bahkan
sosiologi.

1. Inti Pengambilan Keputusan


Menurut Frederick W Taylor (1998) Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan
alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen. Misalnya, saat manajer merencanakan,
mengelola, mengontrol, mereka membuat keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik tidak
menjelaskan peng keputusan tersebut secara umum. Fayol dan Urwick membahas
pengambilan keputusan mengenai pengaruhnya pada delegasi dan otoritas, sementara bapak
manajemen Frederick W. Taylor hanya menyinggung tentang metode ilmiah sebagai sebuah
pendekatan untuk pengambilan keputusan. Seperti yang tertuang dalam bukunya “The
Functions of the Exec” Chester Barnard memberikan analisis komprehensif mengenai
pengambilan keputusan clan menyatakan "Proses keputusan ... merupakan teknik untuk
mempersempit pilihan."

1
Secara lebih empiris Mintzberg dan koleganya memberikan pernyataan terkait dengan
tahap-tahap tersebut (yaitu, menelusuri keputusan sebenarnya dalam organisasi) mengenai
langkah pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan
diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang
ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
2) Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses
pencarian percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal
yang tidak jelas.
3) Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Terdapat 3 (tiga) cara dalam
pembentukan seleksi: dengan penilaian pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman
atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis;
dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan
semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi
pun kemudian dibuat.
2. Perilaku Pengambilan Keputusan
Perilaku pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin menjadi sangat penting dalam
pengambilan keputusan organisasi. Perilaku pengambilan keputusan berkaitan dengan ahli
teori perilaku organisasi seperti dalam buku March dan Simon, Organization, pada tahun
1958, bidang pengambilan kputusan tersebut menjadi lebih menarik dengan topik seperti
motivasi dan tujuannya, dan menekankan berkurangnya pengambilan keputusan. Perilaku
pengambilan keputusan dikembangkan di luar jalur teori. Penelitian perilaku organisasi dapat
dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan situasi pada saat keputusan tersebut diambil.
3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan
Cukup banyak model perilaku pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh ahli dan
yang terjadi di lapangan. Banyaknya model tersebut akan menjadi model untuk banyak
perilaku pengambilan keputusan manajemen. Model berusaha mendeskripsikan secara teoritis
dan realistis bagaimana manajer praktik mengambil keputusan. Secara khusus, model
berupaya menentukan seberapa rasional pembuat keputusan manajemen. Kasus model
rasionalitas ekonomi klasik merupakan contoh model pengambilan keputusan yang rasional
dan lengkap.
1) Model Rasionalitas

2
Model Rasionalitas adalah pengambilan keputusan berdasarkan adanya keterkaitan
logis antara pengambilan keputusan dengan pencapaian tujuan organisasi. Berkaitan
dengan aktivitas pengambilan keputusan, terdapat asumsi:
a. Keputusan yang diambil akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana-tujuan.
b. Dimungkinkan adanya pemilihan alternatif, karena terdapat sistem pilihan yang
lengkap dan konsisten.
c. Adanya kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternatif.
d. Tidak ada batasan pada kompleksnya perhitungan yang dapat digunakan untuk
menentukan pilihatn terhadap alternatif terbaik.
e. Kemungkinan kalkulasi tidak misterius atau membuat takut bawahan.
2) Model Sosial
Ahli perilaku organisasi, Sigmund Freud memandang manusia sebagai sekumpulan
perasaan, emosi, dan naluri, dengan perilaku yang dipandu oleh keinginan yang tidak
disadari. Apabila ini merupakan deskripsi yang lengkap, maka akan menjadikan
keputusan yang diambil tidak efektif. Pengambilan keputusan yang tidak rasional oleh
seorang manajer dapat diakibatkan oleh adanya tekanan dan pengaruh sosial.
Apabila subyek menginformasikan kondisi "benar dan salah", "hitam dan putih"
dengan membandingkan panjang garis, maka kesimpulan logis adalah dunia nyata
yang "kelabu" ini tidak rasional. Untuk menyamakan garis pengambilan keputusan
dengan alternatif keputusan manajemen, pemimpin membutuhkan imajinasi. Ada
yang masih meragukan mengenai pentingnya alternatif keputusan manajemen. Selain
itu banyak dinamika psikologi lainnyayang berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Misalnya, terdapat kecenderungan pembuat keputusan tetap pada alternatif
pengambilan keputusan yang buruk meskipun ada kemungkinan bahwa sesuatu
keputusaaan dapat diganti atau diubah. Staw dan Ross mengemukakan empat alasan
utama mengapa fenomena dinamika psiologi terjadi. Fenomena terjadi karena:
a. Karakteristik proyek. Hal ini karena alasan utama untuk keputusan eskalasi.
Karakteristik dan tugas atau proyek seperti keuntungan atau investasi tertunda
atau masalah waktu mungkin menyebabkan pengambil keputusan tetap atau
meningkatkan komitmen pada tindakan yang salah.
b. Determinan psikologi. Apabila keputusan menjadi buruk, manajer mungkin
memiliki kesalahan dalam pemprosesan informasi (menggunakan faktor bias atau
mengambil risiko lebih daripada pembenaran), karena pembuat keputusan

3
melibatkan egonya, maka informasi yang kurang baik diabaikan dan cenderung
defensif.
c. Kekuatan sosial. Pengambil keputusan mungkin mendapat tekanan dari bawahan
atau rekan kerja dan atau mereka perlu mempertahankan status qou sehingga
mereka terus atau mempertahankan komitmen untuk tindakan yang salah.
d. Determinan organisasi. Deteriminasi dalam pengambilan keputusan terjadi bukan
semata-mata hanya karena karakteristik proyek yang mengalami eskalasi
keputusan yang buruk, begitu juga kegagalan dalam komunikasi, disfungsi politik,
dan bertahan pada perubahan.

B. PERILAKU INVESTOR DI PASAR MODAL


Investor di pasar modal adalah investor yang beragam. Keberagaman tersebut
dikontribusikan oleh beberapa aspek, yaitu: motivasi investasi, daya beli (purchasing power)
terhadap sekuritas, tingkat pengetahuan dan pengalaman investasi,serta perilaku investasi.
Keberagaman tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan tingkat keyakinan (confidence)
dan harapan (expectation) atas returndan riskdari kegiatan investasi. Adanya keberagam
inilah yang sesungguhnya mendorong terjadinya transaksi (Rahadjeng, 2011). Disinilah
pentingnya memahami perilaku keuangan (behavioral finance).
Perilaku keuangan merupakan sebuah model yang menekankan implikasi potensial dari
faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku investor. Kemunculannya didorong oleh
dugaan bahwa teori keuangan konvensional kurang memperhatikan bagaimana investor
sebenarnya membuat keputusan investasi. Berbagai teori dan model keuangan
mengasumsikan bahwa investor selalu berperilaku rasional dalam proses pengambilan
keputusan investasi. Investor diasumsikan mau dan mampu menerima dan menganalisis
semua informasi yang tersedia berdasarkan pemikiran rasionalitasnya. Akan tetapi, dalam
kenyataannya investor seringkali menunjukkan perilaku yang bersifat irasional (cenderung
bersifat judgment), sehingga keadaan ini menyimpang dari asumsi rasionalitasdan memiliki
kecenderungan bias. Perilaku keuangan bertujuan menginvestigasi karakteristik emosional
investor untuk menjelaskan faktor subyektif dan anomali irasional dalam pasar modal
(Taffler, 2002; Godoi dkk., 2005; Hayes, 2010; Jureviciene dan Invanova, 2013).
Perilaku investor sangat dipengaruhi oleh infomasi yang diterima. Sebab, informasi
adalah bersifat individu.Artinya,individu mungkin akan memberikan reaksi yang berbeda
terhadap sumber informasi yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa individu menerima
informasi dan merevisi keyakinan secara berurutan dalam proses berkelanjutan melalui
4
penerimaan informasi yang terkandungdalam laporan keuangan dan juga dari sumber
informasi lain seperti media, dan pengumuman lain yang dapat mempengaruhi keputusannya.
Sehubungan dengan hal tersebut sebagai sumber informasi, laporan keuangan adalah
penyedia informasi akuntansi yang relevan dan reliabel. Bahwa,informasi yang bermanfaat
(information usefulness) bagi pengambilan keputusan lebih menekankan pada isi atau
kandungan informasi (content of information) serta ketepatan waktu dalam memberikan
keyakinan bagi investor atau mengubah keyakinan awal (prior belief) pengguna laporan
keuangan agar segera bereaksi dan informasi ini bersaing dengan sumber informasi
lain(Puspitaningtyas, 2011).
Pada dasarnya, informasi telah tersedia di pasar. Namun demikian, investor akan
menerima dan menganalisis informasi yang tersedia dengan cara beragam. Sebagian besar
teori yang berkaitan dengan pasar modal didasarkan pada asumsi bahwa setiap orang
memperhitungkan keseluruhan dari semua informasi yang tersedia di pasar dan berperilaku
dengan rasionalitas (Singh, 2009).
Syamni (2009) menyatakan bahwa terdapat dua tipe investor dalam mencerna suatu
informasi, yaituinformed investorsdan uninformed investors. Informed investorsialah investor
yang dapat menangkap informasi yang tersedia yang berkaitan dengan proses perdagangan
serta mengetahui kapan melakukan keputusan beli atau jual di semua peristiwa. Uninformed
investorsialah investor yang kurang (tidak) mempunyai kesadaran atau kemampuan untuk
menangkap serta memanfaatkan informasiyang tersedia.
Natapura (2009) menyebutkan ada tiga tipe investor, yaitu: (1) tipe intuitif, adalah tipe
investor yang mengambil keputusan berdasarkan insting, cenderung bertindak berdasarkan
perasaan; (2) tipe emosional, adalah seseorang yang bertindak berdasarkan emosi, memiliki
kecenderungan untuk memilih informasi yang mendukung tindakan atau opininya dan akan
mengabaikan informasi yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Investor tipe ini akan
mengabaikan transaksi yang memiliki risiko yang tidak dapat diperhitungkan; dan (3) tipe
rasional, adalah seseorang yang berfokus kepada alasan dibalik sesuatu, memiliki
kecenderungan untuk menunda pengambilan keputusan. Tujuannya adalah untuk mengurangi
ketidakpastian, hingga diperoleh penjelasan yang rasional. Berupaya untuk dapat
mengendalikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pelaku pasar di masa depan
yaitu informasi dan peramalan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin. Tujuan kegiatan investasi yang dilakukannya ialah bukan untuk memperoleh
keuntungan secara cepat, melainkan peningkatan investasi yang tetap, dalam kurun waktu
yang relatif lama (jangka panjang). Investor ini bersedia mengambil risiko jika diketahui
5
bahwa investasi tersebut tidak memberikan keuntungan dalam jangka pendek, namun aman
untuk jangka panjang. Jika tujuannya tidak dapat dicapai dengan tingkat risiko tertentu (atau
bahkan tanpa risiko), maka setidaknya risiko tersebut harus dapat dikendalikan.

C. PEMBAHASAN DARI ARTIKEL TERKAIT


Pengambilan keputusan investasi juga terkait erat dengan perilaku investor. Perilaku
merupakan evaluasi, perasaan, kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Perilaku
menempatkan seseorang pada kerangka berpikir untuk mendekatkan diri dan menyukai
sesuatu, atau menjauhkan diri dan tidak menyukai sesuatu.Suhari dkk. (2011) menyatakan
bahwa perilaku investor terkait dengan pemilihan terhadap berbagai produk investasi dan
bagaimana tindakan aktif investor dalam pasar modal.
Efisiensi sebuah pasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pasar yang efisien secara
operasional (efisien secara internal) dan (2) pasar yang efisien dalam penetapan harga (efisien
secara eksternal). Pasar disebut efisien secara operasional jika para investor
dapatmemperoleh jasa transaksi yang mencerminkan biaya nyata yang berhubungan dengan
meningkatkan jasa-jasa tersebut. Sedangkan, pasar modal yang efisien dalam penetapan harga
adalah pasar dimana harga-harga pada segala waktu mencerminkan semua informasi yang
tersedia yang sesuai dengan penilaian sekuritas. Tersedianya informasi yang akurat dan
terpercaya bagi seluruh investor menjadi kebutuhan awal untuk pasar modal yang efisien
dalam penetapan harga. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan harga sama dengan faktor
dalam informasi yang masuk ke dalam pasar (Natapura, 2009). Namun yang terjadi pada
harga saham di BEI adalah harga tidak mencerminkan ketersediaan informasi. Berbagai
macam pelaku pasar yang tidak memiliki sumber informasi memainkan dan mengacaukan
harga saham.
Investor rasional akan berusaha menganalisis seluruh informasi yang diperolehnya dalam
proses pengambilan keputusan investasi, baik informasi akuntansi (sebagai sinyal publik)
maupun sinyal pribadi. Sedangkan, investor yang tidak (kurang) rasional, akan mengambil
keputusan investasi dengan (hanya) berpedoman pada sinyal pribadi (seperti: naluri, ikut-
ikutan, tidak terbiasa menganalisis detail situasi dan kondisi sektor usahanya, bahkan percaya
pada aspek mistik dari investasi yang ditawarkan). Hal ini sangat berbahaya bagi
kelangsungan investasinya. Jika keputusan yang diambil hanya berdasarkan pertimbangan
yang tidak rasional, maka keuntungan dan/ atau kerugian yang diperoleh juga akan bersifat
tidak rasional (irasional).

6
Peristiwa ekonomi senantiasa berdampak pada perusahaan baik secara individu maupun
keseluruhan. Dampak kejadian ekonomi pada perusahaan dengan anggapan bahwa suatu
peristiwa akan tercermin pada perdagangan harga saham. Bagaimana harga saham merespon
informasi suatu kejadian selama pemberitaan kepada publik. Laju reaksi harga saham
terhadap informasi yang disampaikan selama pemberitaan apakah akan berlangsung secara
searah ataukah secara berlawanan arah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Nuris Firmansyah dan Kartini. 2015. Pengaruh Illusions Of Control,


Overconfidence Dan Emotion Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Pada
Investor Di Yogyakarta. Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan. Vol 4, hal 115-123.

Puspitaningtyas, Zarah. 2013. Perilaku Investor dalam Pengambilan Keputusan Investasi di


Pasar Modal. Diakses pada 9 Maret 2019.
https://www.researchgate.net/publication/259392260_PERILAKU_INVESTOR_DAL
AM_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_INVESTASI_DI_PASAR_MODAL.

Suparno, H. 2018. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan. Diakses pada 9 Maret
2019. jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/mia/article/download/663/634.

Anda mungkin juga menyukai