Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


MANAJEMEN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Manajemen Lanjutan

Disusun Oleh :

1. A.M SUHRIAWAN S (0017DIM282021)


2. MUNAWIR (0013DIM28201)
3. ADHYWIJAYA (0036DIM282021)
4. Ensemy Stevy (0041DIM282021)

DOKTOR ILMU MANAJEMEN


PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi
perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
eksternal dan internal organisasi.Dalam menghadapi perkembangan dan
perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau
administrator.Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian
masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-
alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan
seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia
mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan
peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan
dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan
manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan
pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-
keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan
alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut
mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan
alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin
timbul.Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang
berlaku.Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan,
pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk
mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.

1
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan
keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses
pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi
dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu
keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya
perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang
cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan
yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan
yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan
terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif
dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan
2. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan
3. Macam-macam pengambilan keputusan
4. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan
5. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan
dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
Namun kalau kita coba lihat pendapat para ahli, maka dapat kita temukan
ada begitu banyak definisi atau pengertian pengambilan keputusan diantaranya 
adalah definisi atau pengertian yang dikemukakan oleh G.R. Terry.  Menurut G.R.
Terry pengambilan keputusan adalah  pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu
atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Menurut Claude S. George, JR,
pengambilan keputusan merupakan proses yang dikerjakan oleh kebanyakan
manajer yang berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran,  pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. Horold dan Cyril O’Donnell 
berpendapat pengambilan keputusan  adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu  rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau  reputasi yang telah dibuat. Sementara, P. Siagan  berpandangan
bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif
dan tindakan.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh
banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan

3
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika
tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang
atas alternatif dan tindakan.

B. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


1. Fungsi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah mempunyai fungsi antara lain:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah
baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional
maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa
yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.
2. Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk
mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu
dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan
efisien.Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kegiatan.Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut

4
C. Fase Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, fase – fase dalam proses pengambilan keputusan pada mulanya
hanya ada tiga :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
Namun kemudian Simon kembali menambahkan sebuah fase dalam proses
pengambilan keputusan yaitu :
4. Fase Implementasi
Penambahan tersebut ternyata belum berakhir karena kemudian Simon kembali
menambahkan satu fase dalam pengambilan keputusan sehingga secara
keseluruhan ada lima fase :
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning)
lingkungan.Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan
identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Fase inteligensi dimulai
dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan
dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah
terpenuhi. Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada
suatu masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya,
dan mendefinisikan secara eksplisit.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan. Sebuah model masalah pengambilan
keputusan dibangun, dites, dan divalidasi. Pemodelan meliputi konseptualisasi
masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau
kualitatatif.
3. Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata
dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu. Fase pilihan
meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.

5
4. Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa
bekerja.

Gambar 1: Bagan Proses Pengambilan Keputusan :

Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi,


fase desain, fase pilihan, dan fase implementasi. Pada fase inteligensi, masalah
(peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan diuraikan (jika diperlukan). Pada fase
desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan,
hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat. Pada fase pilihan, berbagai alternatif
dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau yang cukup baik)
dimulai.Berbagai teknik pencarian disediakan. Komputer dapat mendukung semua fase
pengambilan keputusan dengan mengotomatisasi tugas/proses yang diperlukan.

6
D. Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:
A. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam
analisa dan pemecahan persoalan.
B. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis.
C. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
D. Robability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas
hal-hal tidak normal.

E. Macam – Macam Keputusan Manajemen


Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : Keputusan terprogram/
terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang dan
rutin,sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan
terutama padad manjemen tingkat bawah Contoh : Manajer produksi dari PT.
XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan
melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur : Keputusan setengah
terprogram/ setengah terstruktur merupakan keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
terstruktur.Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan-perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh : Pak Darwin
adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi
keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan
serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan
penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum
melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang
dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan
keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :
Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur merupakan keputusan yangg
tidak terjadi berulang-ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

7
Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk pengambilan
keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur. Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT.
Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi
kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil
berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui.
Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah.Dia harus bisa
menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada
bursa efek bisa selalu stabil.

F. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan


Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap
pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
2. Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah
tindakan yang mungkin.
3. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
a. Menurut Para Ahli
1) Menurut G. R. Terry :
a. Merumuskan problem yang dihadapi
b. Menganalisa problem tersebut
c. Menetapkan sejumlah alternatif
d. Mengevaluasi alternatif
e. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
2) Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat

8
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

3) Menurut James A.F. Stoner


1. Menentukan penyebab masalah
2. Tentukan masalah
3. Diagnosis penyebab
4. Menguji penyebabnya
b. Menurut James L. Gibson
James L. Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan
seluruhnya terdiri atas enam tahapan. Apabila ditetapkan kebijakan untuk
menangani masalah yang identik, maka manajer tidak dituntut untuk
mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya masalah.
 Tahap 1. : Identifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan
pertimbangan yang mendalam.Organisasi dapat diukur dengan perbedaan
antara tingkat hasil yang diharapkan pada perumusan tujuan dan sasaran
dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa indikator lain yang dapat
membantu dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai berikut ;
a. Penyimpangan kinerja:
Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah perubahan secara tiba – tiba
pada beberapa pola kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya,
meningkatnya perputaran karyawan, tingkat absensi yang meningkat,
penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan
banyaknya produk yan rusak.
b. Kritikan orang lain:
Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya
masalah.Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang
dikomsumsi, pemerintah memberikan tindakaan hukum, dan serikat
buruh yang mungkin memberikan keluhannya.
c. Lingkungan:

9
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai
cara.Contoh jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang
menjadi pesaing produk organisasi, maka timbul suatu masalah.

 Tahap-tahap 2 : Mengembangkan alternatif pemecahan.


Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan
intern dan ekstern yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan
informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternatif yang mungkin. Namun
demikian, manajer harus ingat akan beberapa keterbatasan dalam setiap
alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika, peraturan
yang ada.
 Tahap 3 : Evaluasi alternatif pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan
kepastian yang tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan
konsekuesin dari keputusan.Situasi resiko dengan tidak pasti berada diantara
dari ekstern tersebut.Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran
didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
1. Kodisi kepastian.
2. Kondisi berisiko
3. Kondisi ketidakpastian
 Tahap 4 : Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif
terbaik diantara alternatif – alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi.
Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.Walaupun manajer
sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai
sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu
aktifitas yang mandiri.
 Tahap5 : Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang
yang terkait dan mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan

10
memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan
keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut
menjadi perilaku dalam organisasi.

 Tahap 6 : Evaluasi dan pengendalian


Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.Jika ternyata tujuan tidak tercapai,
manajer dapat melakukan respon dengan cepat.

G. Gaya Pengambilan Keputusan


Penelitian mengenai gaya pengambilan keputusan lebih lanjut diinisiasi dan
dilakukan oleh Alan J. Rowe, seorang profesor emeritus dalam bidang manajemen
dan organisasi dari Marshall School of Business. Ia mengajukan empat gaya
pengambilan keputusan yang dikembangkan dari teori kepribadian psikolog Carl
Gustav Jung. Gaya pengambilan keputusan itu adalah Langsung (Directive),
Analitis (Analytic), Konseptual (Conceptual), dan Perilaku (Behavior). Masing-
masing gaya pengambilan keputusan ini mempunyai strategi berbeda agar bisa
memperoleh hasil yang efektif.
1. Langsung (directive)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang cepat, dimana orang yang memiliki
karakter ini tidak ingin membuang waktu berlama-lama dalam melakukan
analisis pilihan yang ada dan segera mengambil tindakan yang runtut.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada pengalaman, sehingga akan sangat
mudah menghadapi situasi yang berulang, tetapi cenderung mengalami
kesulitan dalam menentukan keputusan untuk situasi baru yang belum pernah
dihadapi. Umumnya mereka tidak terlalu tertarik untuk mendengarkan masukan
orang lain terutama yang memiliki pandangan berbeda. Bagi seseorang dengan
gaya seperti ini, mengambil keputusan yang tepat lebih baik dibanding
mengikuti pendapat orang lain.
2. Analitis (analytic)

11
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan khawatir
membuat keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa tidak nyaman
apabila harus mengambil keputusan segera. Data dan informasi adalah hal
yang penting sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Karena harus
mempertimbangkan dan menganalisis semua informasi untuk setiap pilihan
sebelum memutuskan, seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan keputusan. Orang dengan gaya ini menikmati situasi-situasi baru
yang tidak pasti, dan berusaha mencari data dan informasi untuk mendapatkan
kepastian. Selain itu, terbuka untuk mendengarkan pendapat orang-orang di
sekitar, dan memiliki kemampuan yang sangat baik pada situasi yang
menyediakan beberapa pilihan sulit.
3. Konseptual (conceptual)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara baru dan
berani menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil keputusan jangka
panjang, tetapi kurang cepat dalam menentukan rencana tindakan jangka
pendek yang harus segera diterapkan. Orang dengan gaya ini memiliki ide-ide
yang original dan berbeda, hanya saja kurang terdorong untuk melakukan
tindakan nyata hingga dapat mewujudkannya. Mereka lebih menikmati proses
berpikir dan merencanakan daripada bertindak, memiliki rasa percaya diri dan
optimisme tinggi bahwa keputusan akan membawa keberhasilan, memiliki
keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi serta mendapatkan pengakuan
dari pihak lain, dan lebih mengutamakan intuisi daripada data.
4. Perilaku (behavior)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya
terhadap orang lain. Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan
kelompok yang dianggap lebih utama daripada kepentingan pribadi, sehingga
berusaha keras untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan semua pihak.
Oleh karena itu, mereka merasa selalu membutuhkan masukan dan saran dari
orang lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Mereka akan
memastikan keputusan yang diambil akan menyenangkan semua pihak,
sehingga tidak perlu terjadi konflik dengan orang lain. Karena sangat

12
bergantung pada lingkungan dan pandangan orang lain, membuat mereka
sering berubah-ubah pendapat. 

H. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan


Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input
sebagai bahan dasar pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan
organisasi, kendala-kendala intern,kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif
pemecahan masalah. Interaksi tersebut diharapkan akan menghaslkan output yang
baik yang berupa pelaksanaan keputusan,pengendalian, dan umpan baliknya.
Menurut Terry faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan, yaitu:
1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan Setiap
keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan
3. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-
alternatif tandingan.
4. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus
diubah menjadi tindakan fisik.
5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
a. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
b. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu
benar.
c. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
mata rantai berikutnya.
Sedangkan menurut Kotler, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan antara lain:
a. Faktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial
b. Faktor sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status

13
c. Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
d. Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan
dan pendirian
Engel, Blackwell, dan Miniard (2000) menjelaskan bahwa proses
pengambilan keputusan seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor
perbedaan individu dan proses psikologi.
a. Faktor lingkungan tersebut, antara lain :
1. Lingkungan sosial
Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki strata sosial
yang berbeda-beda.Statifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas
sosial, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan sebagainya.
2. Lingkungan keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih orang yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi serta tinggal bersama.
Lingkungan keluarga sangat berperan penting pada bagaimana keputusan
untuk melakukan perilaku negatif seperti seks pranikah, minum-minuman
keras, balap motor dan sebagainya itu dibuat karena keluarga adalah
lingkungan terdekat individu sebelum lingkungan sosialnya.
a. Faktor Perbedaan Individu, antara lain :
1. Status Sosial
Kartono status sosial merupakan kedudukan yang dimiliki seseorang dalam
hubungannya dengan atau untuk membedakannya dari anggota-anggota
lainnya dari suatu kelompok sosial. Status sosial dapat dijadikan alasan
seseorang melakukan perilaku negatif.
Sedangkan menurut Kotler, status sosial merupakan kelompok yang relatif
homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis
dan anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang mirip.15 Status sosial
akan menunjukkan bagaimana seseorang tersebut berperilaku dalam
kehidupan sosialnya.

2. Kebiasaan

14
Kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulang- ulang untuk
stimulus yang sama. Kebiasaan merupakan perilaku yang telah menetap
dalam keseharian baik pada diri sendiri maupun lingkungan sosialnya.
3. Simbol pergaulan
Simbol pergaulan adalah segala sesuatu yang memiliki arti penting dalam
lingkungan pergaulan sosial. Lingkungan pergaulan yang terdiri dari
mahasiswa yang senang gonta-ganti pasangan dan melakukan perilaku
beresiko menunjukkan simbol dan ciri pada kelompok tersebut. Sehingga
apabila seseorang ingin menjadi salah satu kelompoknya, mau tidak mau
harus mengikuti kebiasaan dalam kelompok tersebut.
4. Tuntutan
Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu lingkungan keluarga,
pergaulan maupun lingkungan sosialnya, maka dengan kesadaran diri
ataupun dengan terpaksa seseorang akan melakukan prilaku beresiko.

I. Model Pengambilan Keputusan


Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam
pembuatan keputusan.Kedua model tersebut adalah model klasik dan model
administrasi.
1. Model Keputusan Klasik
Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager
bertindak dalam kepastian.Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat
rasional utuk pembuatan keputusan manajerial.
2. Model keputusan Administratif
Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3
kondisi:
a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).
Namun juga terdapat tiga konsep untuk membantu manajer menempatkan
pembuatan keputusan dalam perspektif, yaitu:
a. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)

15
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak
memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang
mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih
lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar informasi, dan
batas-batas kecerdasan mereka sendiri.Yang perlu dipelajari oleh pembuatan
keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran
organisasi jelas terbayang dalam benak.

b. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk
menyederhanakan pembuatan keputuasan
c. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)
Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus
membuat keputusan, “siapa yang akan memutuskan?”merupakan keputusan
pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.
Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-
urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebut
jugasebagai model normatif. Penerapan model preskiptif atau model normatif
meliputi lima langkah, yaitu :
1) Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
2) Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
3) Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk
menghadapi situasi tersebut.
4) Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif
yang telah dievaluasi.
5) Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil
keputusan.

16
b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model
ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa
adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka
butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan
penyelesaian masalah.

J. Pengambilan Keputusan Individu dan Kelompok


Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok,
tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual
dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat
sekelompok orang menurut Mansoer (1989:69).
a. Keputusan Individu
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu
persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan yang mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan
yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan
diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki
keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang
lain seringkali kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi
pimpinan seorang diri.
b.  Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang

17
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban
ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi
perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan
saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian
menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan
yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,
pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan
pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin
hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk
diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempengaruhi.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana
pihak terkait melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihanyang meliputi
merumuskan masalah, menganalisa masalah, menentukan dan
mengembangkan alternatif, mengambil tindakan berdasarkan hasil
pertimbangan dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu
pemecahan masalah dalam kegiatan manajemen.hal ini diharapkan dapat
membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.
dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan
masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan
keadaan yang tidak memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih
dahulu; dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada kegiatan rutin
sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

B. Kritik dan saran


Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam
lembaga pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen
merupakan bagian dari kegiatan manajemen yang sangat vital berkaitan dengan
hari depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan keputusan
aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

19
Daftar Pustaka
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi.Yogyakarta.
Lutfan F,2006.Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai