Disusun Oleh :
1
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan
keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses
pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi
dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu
keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya
perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang
cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan
yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan
yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan
terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif
dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan
2. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan
3. Macam-macam pengambilan keputusan
4. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan
5. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan
dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
Namun kalau kita coba lihat pendapat para ahli, maka dapat kita temukan
ada begitu banyak definisi atau pengertian pengambilan keputusan diantaranya
adalah definisi atau pengertian yang dikemukakan oleh G.R. Terry. Menurut G.R.
Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu
atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Menurut Claude S. George, JR,
pengambilan keputusan merupakan proses yang dikerjakan oleh kebanyakan
manajer yang berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran, pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. Horold dan Cyril O’Donnell
berpendapat pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. Sementara, P. Siagan berpandangan
bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif
dan tindakan.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh
banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
3
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika
tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang
atas alternatif dan tindakan.
4
C. Fase Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, fase – fase dalam proses pengambilan keputusan pada mulanya
hanya ada tiga :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
Namun kemudian Simon kembali menambahkan sebuah fase dalam proses
pengambilan keputusan yaitu :
4. Fase Implementasi
Penambahan tersebut ternyata belum berakhir karena kemudian Simon kembali
menambahkan satu fase dalam pengambilan keputusan sehingga secara
keseluruhan ada lima fase :
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning)
lingkungan.Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan
identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Fase inteligensi dimulai
dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan
dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah
terpenuhi. Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada
suatu masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya,
dan mendefinisikan secara eksplisit.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan. Sebuah model masalah pengambilan
keputusan dibangun, dites, dan divalidasi. Pemodelan meliputi konseptualisasi
masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau
kualitatatif.
3. Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata
dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu. Fase pilihan
meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.
5
4. Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa
bekerja.
6
D. Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:
A. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam
analisa dan pemecahan persoalan.
B. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis.
C. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
D. Robability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas
hal-hal tidak normal.
7
Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk pengambilan
keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur. Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT.
Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi
kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil
berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui.
Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah.Dia harus bisa
menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada
bursa efek bisa selalu stabil.
8
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
9
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai
cara.Contoh jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang
menjadi pesaing produk organisasi, maka timbul suatu masalah.
10
memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan
keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut
menjadi perilaku dalam organisasi.
11
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan khawatir
membuat keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa tidak nyaman
apabila harus mengambil keputusan segera. Data dan informasi adalah hal
yang penting sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Karena harus
mempertimbangkan dan menganalisis semua informasi untuk setiap pilihan
sebelum memutuskan, seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan keputusan. Orang dengan gaya ini menikmati situasi-situasi baru
yang tidak pasti, dan berusaha mencari data dan informasi untuk mendapatkan
kepastian. Selain itu, terbuka untuk mendengarkan pendapat orang-orang di
sekitar, dan memiliki kemampuan yang sangat baik pada situasi yang
menyediakan beberapa pilihan sulit.
3. Konseptual (conceptual)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara baru dan
berani menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil keputusan jangka
panjang, tetapi kurang cepat dalam menentukan rencana tindakan jangka
pendek yang harus segera diterapkan. Orang dengan gaya ini memiliki ide-ide
yang original dan berbeda, hanya saja kurang terdorong untuk melakukan
tindakan nyata hingga dapat mewujudkannya. Mereka lebih menikmati proses
berpikir dan merencanakan daripada bertindak, memiliki rasa percaya diri dan
optimisme tinggi bahwa keputusan akan membawa keberhasilan, memiliki
keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi serta mendapatkan pengakuan
dari pihak lain, dan lebih mengutamakan intuisi daripada data.
4. Perilaku (behavior)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya
terhadap orang lain. Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan
kelompok yang dianggap lebih utama daripada kepentingan pribadi, sehingga
berusaha keras untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan semua pihak.
Oleh karena itu, mereka merasa selalu membutuhkan masukan dan saran dari
orang lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Mereka akan
memastikan keputusan yang diambil akan menyenangkan semua pihak,
sehingga tidak perlu terjadi konflik dengan orang lain. Karena sangat
12
bergantung pada lingkungan dan pandangan orang lain, membuat mereka
sering berubah-ubah pendapat.
13
c. Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
d. Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan
dan pendirian
Engel, Blackwell, dan Miniard (2000) menjelaskan bahwa proses
pengambilan keputusan seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor
perbedaan individu dan proses psikologi.
a. Faktor lingkungan tersebut, antara lain :
1. Lingkungan sosial
Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki strata sosial
yang berbeda-beda.Statifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas
sosial, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan sebagainya.
2. Lingkungan keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih orang yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi serta tinggal bersama.
Lingkungan keluarga sangat berperan penting pada bagaimana keputusan
untuk melakukan perilaku negatif seperti seks pranikah, minum-minuman
keras, balap motor dan sebagainya itu dibuat karena keluarga adalah
lingkungan terdekat individu sebelum lingkungan sosialnya.
a. Faktor Perbedaan Individu, antara lain :
1. Status Sosial
Kartono status sosial merupakan kedudukan yang dimiliki seseorang dalam
hubungannya dengan atau untuk membedakannya dari anggota-anggota
lainnya dari suatu kelompok sosial. Status sosial dapat dijadikan alasan
seseorang melakukan perilaku negatif.
Sedangkan menurut Kotler, status sosial merupakan kelompok yang relatif
homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis
dan anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang mirip.15 Status sosial
akan menunjukkan bagaimana seseorang tersebut berperilaku dalam
kehidupan sosialnya.
2. Kebiasaan
14
Kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulang- ulang untuk
stimulus yang sama. Kebiasaan merupakan perilaku yang telah menetap
dalam keseharian baik pada diri sendiri maupun lingkungan sosialnya.
3. Simbol pergaulan
Simbol pergaulan adalah segala sesuatu yang memiliki arti penting dalam
lingkungan pergaulan sosial. Lingkungan pergaulan yang terdiri dari
mahasiswa yang senang gonta-ganti pasangan dan melakukan perilaku
beresiko menunjukkan simbol dan ciri pada kelompok tersebut. Sehingga
apabila seseorang ingin menjadi salah satu kelompoknya, mau tidak mau
harus mengikuti kebiasaan dalam kelompok tersebut.
4. Tuntutan
Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu lingkungan keluarga,
pergaulan maupun lingkungan sosialnya, maka dengan kesadaran diri
ataupun dengan terpaksa seseorang akan melakukan prilaku beresiko.
15
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak
memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang
mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih
lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar informasi, dan
batas-batas kecerdasan mereka sendiri.Yang perlu dipelajari oleh pembuatan
keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran
organisasi jelas terbayang dalam benak.
b. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk
menyederhanakan pembuatan keputuasan
c. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)
Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus
membuat keputusan, “siapa yang akan memutuskan?”merupakan keputusan
pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.
Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-
urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebut
jugasebagai model normatif. Penerapan model preskiptif atau model normatif
meliputi lima langkah, yaitu :
1) Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
2) Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
3) Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk
menghadapi situasi tersebut.
4) Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif
yang telah dievaluasi.
5) Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil
keputusan.
16
b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model
ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa
adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka
butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan
penyelesaian masalah.
17
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban
ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi
perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan
saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian
menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan
yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,
pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan
pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin
hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk
diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempengaruhi.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana
pihak terkait melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihanyang meliputi
merumuskan masalah, menganalisa masalah, menentukan dan
mengembangkan alternatif, mengambil tindakan berdasarkan hasil
pertimbangan dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu
pemecahan masalah dalam kegiatan manajemen.hal ini diharapkan dapat
membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.
dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan
masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan
keadaan yang tidak memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih
dahulu; dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada kegiatan rutin
sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.
19
Daftar Pustaka
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi.Yogyakarta.
Lutfan F,2006.Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.
20