Anda di halaman 1dari 9

MODUL Perilaku Organisasi

Pengambilan
Keputusan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Ekonomi dan Bisnis S1/Manajemen 31077 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM

Abstract Kompetensi
Pencapaian tujuan organisasi Pemecahan masalah atas kendala yang
secara lancar, mudah & efisien di hadapi organisasi yang seringkali
bersifat kontradiktif
.
Pendahuluan
1. Pengertian Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun
organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif
yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam
mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada
keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan
yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya
mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana. Keputusan adalah sesuatu pilihan
yang diambil diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.

2. Jenis-Jenis Keputusan

Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya


waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi
harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana
keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang
tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan
biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak
rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.Dalam
mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang
digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan
lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode
modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan
penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan statistik.
Pengambilan keputusan berdasarkan metode ada 2, yaitu tradisional dan modern.
Pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin dan tidak rutin.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan


a. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau
kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa
tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


2 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subjective.
c. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami
situasi dan berbagai konsekuensinya.
d. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang
akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam
bertindak.
e. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang
keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
f.Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

Pengambilan keputusan dibutuhkan ketika kita memiliki masalah yang harus diselesaikan
dengan memuaskan. Situasi masalah tersebut yang menjadi masukan pertama dalam
sistem pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan dengan pengetahuan, pengalaman,
dan data yang diperoleh atau dikumpulkan berkaitan dengan masalah.
Berikut beberapa pendapat sebagai dasar konseptual dalam memahami apa sebenarnya
pengambilan keputusan dalam aktivitas manajemen pada sebuah organisasi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan
desisional (Winarda, 1990).
Suatu putusan ialah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif
yang mungkin (Sutisna, 1985:149)
Demikian pula Drummond (1985) berpendapat bahwa Pengambilan keputusan merupakan
usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan (peristiwa-peristiwa
pada saat pemilihan dan sesudahnya).
Bertolak dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambialn keputusan ialah proses
pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan
suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


3 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengambilan keputusan dalam fungsi-fungsi manajemen itu meliputi:
1. Perencanaan-Apa tujuan akhir organisasi? Strategi apa yang digunakan dalam
mencapai tujuan?
2. Pengorganisasian-Bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu dirancang? Struktur
organisasi bagaimana yang diperlukan? Siapa-siapa yang akan mengisi
pekerjaan?
3. Penggerakan-Bagaimana menggerakkan pegawai agar mereka berkinerja tinggi?
Bagaimana kepeminpinan efektif dalam organisasi?
4. Pengawasan-Aktivitas apa saja dalam organisasi yang harus diawasi? Dalam hal
apa saja penyimpangan terjadi? Bagaimana menggerakkan organisasi secara
efektif?

Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada
beberapa komponen didalamnya. Menurut Pradjudi (1997:45), kerangka kerja yang ada
dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan
2. Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncanakan atau dituju)
3. Situasi si pengambil keputusan itu berada
4. Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem)
5. Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan keputusan).

Pendapat lain menegaskan bahwa langkah-langkah pengambilan keputusan ada enam,


yaitu :
1. Mengidentifikasi suatu masalah
2. Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
3. Menciptakan pilihan-pilihan
4. Menilai pilihan-pilihan
5. Memperbandingkan akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan
dengan sasaran-sasaran
6. Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi dengan sasaran-sasaran
(Drummond,1995:3).

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


4 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keputusan adalah hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan. Menentukan
pilihan (memutuskan) atau arah tindakan tertentu bagi organisasi adalah keputusan. Secara
umum keputusan dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
1. Keputusan strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan
organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
2. Keputusan operasional, adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan
organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan
strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond,1995:13).

Disisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah yang
dihadapi, yaitu:
a. Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada problem yang
diketahui secara baik (well-structured problems) atau masalahnya diketahui secara
jelas.
b. Keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang
tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan informasinya
kurang tersedia sebagaimana mestinya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry,
yaitu :
a. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
h. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


5 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengambilan keputusan yang efektif menjadi tolak ukur kepemimpinan yang efektif pula.
Tetapi kepemimpinan efektif tidak hanya membolehkan diskusi diantara kelompok, tetapi
juga mengizinkan mereka berpartisipasi dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Jika
mereka tidak dilibatkan dalam kegiatan mendiskusikan persoalan yang relavan bagi mereka
maka partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan tidak akan sukses.

Hakekat Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan
fungsi manajemen. Menurut Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi
mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:
(a) Aktivitas inteligens, (b) Aktivitas desain, (c) Aktivitas memilih.
Dan definisinya sebagai berikut:
a) Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
b) Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
c) Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih
tindakan tertentu dari yang tersedia.
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari
yang tersedia.
Sedangkan Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan
keputusan, yaitu: (1) Tahap identifikasi (2) Tahap pengembangan, dan (3) Tahap seleksi.
Dan definisnya sebagai berikut :
a) Tahap identifikasi, dimana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan
diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang
ekstensif dan sistematis, tapi masalah yang sederhana tidak.
b) Tahap pengembangan, dimana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada a s mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses
pencarian dan percobaan dimana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal
yang tidak jelas.
c) Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan
penilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis;
dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat
seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada.
Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


6 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Dari Pengambilan Keputusan
Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah & efisien. Pemecahan masalah
atas kendala yang dihadapi organisasi (yang seringkali bersifat kontradiktif).

Gaya Pengambilan Keputusan


a) Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan
berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih
efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat
keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu
dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus
jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan
menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

b) Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas
dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada
kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka
mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif daripada pembuat keputusan
direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka
merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung
mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

c) Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas,
orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam
memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan
masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang
sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan
intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani
mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas
masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu
mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan.

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


7 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d) Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah,
orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja
dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran
pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai
informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan
sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan
mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak
membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang
sedih.

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


8 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

James L. Gibson, John M Ivancevich, James H Donnelly, Jr 2000, Organizations, Behavior,


Structure and Process, Burr Ridge H Irwin, Bab 17
Greenberg J & Baron R.A 2004 Behavior in Organizations Understanding and Managing the
Human side of Work 9th edition Upper Saddle River, NJ Prentice Hall, Bab 10
Robbins, Stephen P (2008) Organizational Behavior Concept and Application 12th edition,
Prantice Hall USA,

‘14 Perilaku Organisasi/Modul 10


9 Ryani Dhyan Parashakti, SE.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai