KEPEMIMPINAN
04
Ekonomi & Manajemen P311720005 Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Bisnis
Abstract Kompetensi
Teori-teori mutakhir tentang Mahasiswa mampu
kepemimpinan visionary menguraikan teori-teori
leadership, transactional dan mutakhir tentang kepemimpinan
transformational leadership,
spiritual leadership
Tujuan Matakuliah
Materi Bahasan :
Teori-teori mutakhir tentang kepemimpinan visionary leadership,
transactional dan transformational leadership, spiritual leadership
Transformational Leadership
Gaya kepemimpinan kedua adalah kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transformasional didasarkan pada sikap dan perilaku tertentu yang
mendukung perubahan organisasi. Peran seorang pemimpin dalam teori
“Leadership Transformational ini yang utama adalah sebagai katalis bagi
perubahan yang akan dilaksanakan, artinya pemimpin berperan meningkatkan
sumber daya manusia yang ada dan berusaha memberikan reaksi yang
menimbulkan semangat dan daya kerja yang tinggi bagi anggota, tetapi tidak
bertindak sebagai pengawas perubahan.
Kepemimpinan transformasional berusaha untuk menginspirasi kinerja
yang luar biasa. Ada beberapa cara seorang pemimpin transformasional
memotivasi karyawannya, yaitu dengan:
1. Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha;
2. Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok; dan
3. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan
aktualisasi diri;
4. Keahlian komunikasi dari pemimpin.
Bagaimana seorang pimpinan itu mengkomunikasikan bagaimana visi dan
misi perusahaan kepada bawahan. Bass (1985) mengindetifikasikan terdapat 4
aspek penting dari kepemimpinan transformational:
1. Idealized influence (Pengaruh yang Ideal)
Mengacu pada upaya untuk membangun sikap positif antara karyawan.
Terkait dengan karisma, pengaruh yang ideal dari pemimpin menunjukkan
adanya pendirian, berani mengambil risiko, menekankan kebanggan dan
kepercayaan, menempatkan isu-isu yang sulit, menunjukkan nilai yang
paling penting dalam visi dan misi yang kuat, menekankan pentingnya
tujuan, komitmen dan konsekuen etika dari keputusan serta memiliki sence
of mission. Kharisma merupakan daya kekuatan memotivasi pengikut
dalam menjalankan kegiatan organisasi. Pemimpin yang memiliki kharisma
akan lebih mudah mempengaruhi pengikut agar bertindak sesuai dengan
yang diharapkan untuk keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin
kharismatik mampu membangkitkan emosi-emosi yang kuat. Pemimpin
diidentifikasi untuk dijadikan panutan oleh pengikut, dipercaya, dihormati,
dan memiliki tujuan yang jelas. Memiliki integritas terhadap kesesuaian
Kepemimpinan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6
6 Deden Kurniawan, SH, MH, ME http://www.mercubuana.ac.id
antara exposed values dan enacted values. Nilai-nilai yang diungkapkan
lewat kata-kata.
2. Inspirational motivation (motivasi inspirasional)
Pemimpin yang inspirasional adalah seorang pemimpin yang bertindak
dengan cara memotivasi dan menginspirasi bawahan. Pemimpin
mempunyai yang jelas dan masa depan yang diinginkan karyawan.
3. Rangsangan intelektual (intellectual stimulation)
Pemimpin yang mendorong bawahan untuk lebih kreatif, mendorong
karyawan mengeluarkan ide-idenya dan dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada menggunakan pendekatan-pendekatan baru yang
lebih menggunakan intelegasi dan alasan-alasan yang rasional.
4. Perhatian Individual (Individualized consideration)
Perhatian individual dianggap sebagai ciri dari kepemimpinan
transformasional (Bass, 1985). pemimpin memberikan perhatian personal
terhadap bawahannya yang melihat bawahan sebagai individual dan
menawarkan perhatian khusus untuk mengembangkan bawahan demi
kinerja yang bagus.
Kedua tipe kepemimpinan baik transaksional maupun transformasional
selalu berkaitan dengan pencapaian dari tujuan organisasi. Bahkan seorang
pemimpin dapat mengadopsi dua tipe kepemimpinan sekaligus, baik transaksional
maupun transformasional. Namun, kepemimpinan transformasional selalu
berkaitan dengan hasil yang lebih besar terhadap tujuan individual dan organisasi.
Karena kepemimpinan transaksional berbasis pada regulasi, kompetisi dan
pengaturan; dengan demikian karyawan tidak memiliki kesuplean. Karyawan
hanya didorong untuk melihat apa yang mempengaruhi mereka, karena mereka
hanya dihargai untuk kinerja mereka sendiri. Sistem transaksional memberikan
sedikit insentif untuk mengubah manfaat individu secara langsung.
Sebaliknya, kepemimpinan transformasional lebih fokus terhadap
komunikasi. Suasana komunikasi yang harmonis adalah salah satu kewajiban
moral, suasana itu dibangun untuk memberikan rangsangan motivasi. Gaya
kepemimpinan transformasional mengartikulasikan visi masa depan yang
dibagikan, secara intelektual merangsang bawahannya, memberikan dukungan
yang besar kepada individu,mengetahui perbedaan individu, dan menentukan
ekspektasi yang tinggi. Melalui semangat kerjasama team, secara kooperatif dan
partisipatif, di mana setiap individu atau karyawan diberikan keleluasaan untuk
beradaptasi dan bertanggung jawab (Bass, 1998).
Spiritual leadership
Kepemimpinan efektif yang selama ini telah dilakukan banyak CEO dan
Manager seluruh dunia, adalah yang berkaitan dengan motivasi, pengembangan
potensi individu, dan pembentukan team yang solid. Namun itu saja tidak cukup;
kemampuan mengelola krisis, perubahan dan melakukan pertumbuhan-
pertumbuhan, menjadi tuntutan dominan dalam kepemimpinan. Keahlian
kepemimpinan membutuhkan tidak saja ketrampilan namun juga membutuhkan
inspirasi, kearifan dan komitmen.
Kepemimpinan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10
10 Deden Kurniawan, SH, MH, ME http://www.mercubuana.ac.id
Semua orang saat ini mengidamkan kepemimpinan, membutuhkan figure
kepemimpinan yang dapat diandalkan, dipercaya dan dapat mengaktualisasikan
perubahan-perubahan konstruktif. Kita membutuhkan kepemimpinan yang mampu
mentransformasikan karakter organisasi, memberikan perubahan-perubahan
strategis, sekaligus yang dapat meningkatkan potensi individu-individu yang
dipimpinnya, efektif mengelola resources dan memiliki keinginan untuk aktif
terlibat dalam proses inovasi dan pertumbuhan. Serta yang terpenting, memiliki
semangat meraih pencapaian dan mengejar kesuksesan tanpa terdominasi oleh
materialism belaka.
Teori Kepemimpinan kini telah berkembang dengan mengapresiasikan
nilai-nilai kehidupan (values) dan kemanusiaan. Kepemimpinan tanpa
menyertakan values adalah sebuah kepemimpinan yang digerakkan oleh
ototarianisme belaka. Nilai-nilai inti kehidupan yang telah teruji berlangsung
sepanjang jaman adalah Spiritualitas. Spiritualitas, adalah tentang interaksi jiwa
kita pada dunia disekitar, respon yang mempengaruhi perilaku kita dimanapun dan
dalam kondisi apapun.
Spiritualitas bukanlah segalanya tentang agama, spiritualitas adalah
tentang mengabsorbsi intisari dari hubungan kita secara roh dan jiwa dengan
Yang Suci, Yang Ilahi, Sumber Kebenaran, atau Yang Maha Kuasa yang kita
percayai dan bagaimana kita mengaplikasikannya secara universal kepada semua
orang di sekitar kita.
Spiritualitas, membantu membangun karakter dalam diri kita. Termasuk
dalam pola kepemimpinan yang kita jalankan. Kepemimpinan yang berbasis
spiritualitas, bukan tentang kecerdasan dan ketrampilan dalam memimpin belaka,
namun juga menjunjung nilai-nilai kebenaran, kejujuran, integritas, kredibilitas,
kebijaksanaan, belas kasih, yang membentuk akhlak dan moral diri sendiri dan
orang lain. Spiritual Leadership adalah kepemimpinan yang mengedepankan
moralitas, kepekaan (sensitivitas), keseimbangan jiwa, kekayaan bathin dan etika
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Spiritualitas adalah tentang bagaimana melakukan segala sesuatu dengan
usaha terbaik dalam kesempurnaan bathin sesuai dengan nilai-nilai kehidupan
yang kita yakini. Mengaplikasikan spiritualitas, adalah cara kita mencapai otoritas
moral bahkan dalam situasi tersulit sekalipun. Spiritualitas membawa kita kepada
pencarian jati diri lebih mendalam; mencari kebaikan dan potensi terbaik dari
dalam diri, menghargai dan memahami orang lain, menumbuhkan kedewasaan
berpikir, waspada, bijaksana, membangun rasa belas kasih terhadap orang lain,
Daftar Pustaka