Anda di halaman 1dari 4

GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER DALAM MEMIMPIN

Ashira Salwa Bita


Universitas Muhammadiyah Jakarta
ashirabita@gmail.com

Abstract

Visionary leadership atau kepemimpinan visioner muncul sebagai respon dari statement the only thing of
permanent is change yang menuntut pemimpin memiliki kemampuan dalam menentukan arah masa depan
melalui visi. Visi merupakan idealisasi pemikiran pemimpin tentang masa depan organisasi yang shared
dengan stakeholders dan merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang men- ciptakan
budaya yang maju dan antisipatif terhadap persaingan global. Benis dan Nanus (1997:19)
mendefinisikan kepemimpinan visioner adalah suatu gambaran mengenai masa depan yang kita inginkan
bersama. Kepemimpinan visioner sangat dibutuhkan, seorang pemimpin itu memang harus visioner.
Sebab menurutnya, visi yang jelas dalam suatu kepemimpinan dan sesuai dengan kebutuhan organisasi,
mampu menumbuhkan komitmen aparatur serta rakyatnya terhadap pekerjaan, dan mampu memupuk
semangat untuk bekerja.

Keywords: kepemimpinan, pemimpin, visioner

PENDAHULUAN

Untuk mengumpulkan dan mengolah keberagaman mindset, pola pikir, dan wawasan tersebut, tentu
diperlukan sebuah arahan dari pemimpin. Sesuai dengan yang disebutkan oleh Daswati (2012), untuk
mempengaruhi sumber daya anggota ke arah pencapaian tujuan, tidak semudah apa yang dibayangkan,
karena sumber daya anggota memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan gaya
kepemimpinan seorang pemimpin untuk menggerakkannya.

Menurut Bennis dan Nanus, kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat penting di balik kekuasaan
berbagai organisasi dan bahwa untuk menciptakan organisasi yang efektif maka ruang lingkup kerja
mengenai apa yang bisa mereka capai, kemudian memobilisasi organisasi itu untuk berubah ke arah visi
baru tersebut Disebutkan dalam Daswati (2012) bahwa pemimpin berdasarkan konsep teoritis, memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan pun tidak
mungkin dapat bekerja sendiran; membutuhkan anggota-anggotanya yang digerakkan sedemikian rupa agar
dapat berkontribusi pada organisasi, terutama dalam cara bekerja efektif, efisien, ekonomis, dan produktif.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik yang
dilakukan dalam pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan data dengan melalukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Terakhir,
teknik yang dilakukan untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepemimpinan adalah hal yang penting dan utama dalam setiap pembahasan mengenai kemajuan suatu
kelompok, organisasi, bangsa dan negara. Dari tangan pemimpin itulah suatu kelompok, organisasi, bangsa
dan negara akan terlihat arah, dinamika dan kemajuan-kemajuan yang dihasilkannya karena pemimpin
merupakan sosok yang memberikan instruksi kepada bawahan agar dapat mengerti atas apa yang harus
dilakukan.

Menurut Veithzal Rivai (2013;3), Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk
mempengaruhi aktivitas para anggota klompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi
kepemimpinan merupakan faktir yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi.

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, mer- umuskan,


mengkomunikasikan, mensosialisasikan, menstranformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-
pemikiran ideal yang berasal dai dirinya atau se- bagai hasil interaksi sosial antar-anggota organisasi dan
stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa depan yang harus diraih atau diwujudkan
melalui komitmen semua personil. Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik khas yang menjadi dasar
untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku pemimpin yang memiliki orientasi pada visi.

Seorang pemimpin visioner harus bisa menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih. Oleh
karena itu seorang pemimpin visioner harus:

1. Menyusun arah dan secara personal sepakat untuk menyebarkan kepemimpinan visioner ke seluruh
organisasi
2. Memberdayakan para karyawan dalam bertindak untuk mendengar da mengawasi umpan balik
3. Selalu memfokuskan perhatian dalam membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.

Kebutuhan akan pemimpin Visioner

Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena
pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya
kekerasan mempengaruhi peningka- tan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas
seterusnya tidak bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru dapat menumbuhkan keterpak- saan
yang akan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Sebab Keberhasilan pemimpin Visioner


Dalam kepemimpinan visioner, apa yang harus dipelajari untuk dilaksanakan oleh para pemimpin adalah
dengan mengembangkan arsitektur sosial yang men- dorong orang-orang yang amat cerdas yang
kebanyakan memiliki ego yang juga amat besar untuk bekerja bersama dengan berhasil dan untuk terpacu
memanfaat- kan kreativitas mereka sendiri. Sedangkan penyebab keberhasilan pemimpin yang visioner
antara lain :

1. Kemampuan untuk memiliki kesadaran diri dan harga diri yang mampu mendeteksi dimana
terdapat khasanah kompetensi yang akan dibutuhkan, tanpa merasa terancam oleh kebutuhan untuk
berubah (terwujud dalam kemampuan di- agnosis untuk memahami hal-hal baru apa yang
diperlukan, dilupakan/unlearned, ditambah dengan keluwesan perilaku untuk berubah).
2. Memiliki batas-batas organisasi yang cukup ber- pori-pori dan dapat ditem- bus, agar dapat melihat
hal-hal (terwujud dalam kemampuan untuk melihat ke de- pan hal-hal baru sebelum orang lain
dapat melihatnya dengan dunia luar memiliki batas-batas organisasi yang berpori-pori dan dapat
dirembesi oleh info yang diper- lukan).

Kepemimpinan visioner yang berhasil, tidak tergantung pada maskulinitas/ feminitas, bukan perkara
menjadi garang, lembut atau asertif (menyatakan sesuatu secara tegas) ataupun perasa, tetapi tergantung
pada atribut kepemimpinan yang dimiliki semua pemimpin, baik laki-laki atau wanita, yaitu:

1. Pemahaman akan tujuan yang jelas dan tertentu, terwujud dalam perilaku yang dapat membedakan
antara: - Memimpin/underled (melakukan hal-hal “yang” benar) dengan Mengelola/over manage
(melakukan hal-hal “dengan” benar). - Man- ager (berfokus pada efisiensi, mengontrol secara
efektif dan pintar dalam membuat berbagai kebijakan, praktek dan prosedur) dengan Pemimpin
(menciptakan visi ke depan yang menarik dan mempersatukan semua orang dalam organisasinya).
2. Kemampuan untuk dengan jelas mengartikulasikan suatu visi (dalam mengkomunikasikannya
secara sederhana dan menarik) dan menerapkan visi terse- but sesuai dengan diktum yang semua
orang tahu kebenarannya

Tindakan bicara lebih Keras daripada kata-kata. Kepemimpinan yang berhasil, tidak tergantung pada
maskulinitas/ feminitas, bukan perkara menjadi garang, lem- but atau asertif (menyatakan sesuatu secara
tegas) ataupun perasa, tetapi tergan- tung pada atribut kepemimpinan yang dimiliki semua pemimpin, baik
laki-laki atau wanita, yaitu:

1. Pemahaman akan tujuan yang jelas dan tertentu, terwujud dalam perilaku yang dapat membedakan
antara: Memimpin/underled (melakukan hal-hal “yang” benar) dengan Mengelola/over manage
(melakukan hal-hal “dengan” benar). - Man- ager (berfokus pada efisiensi, mengontrol secara
efektif dan pintar dalam membuat berbagai kebijakan, praktek dan prosedur) dengan Pemimpin
(menciptakan visi ke depan yang menarik dan mempersatukan semua orang dalam organisasinya).
2. Kemampuan untuk dengan jelas mengartikulasikan suatu visi (dalam meng- komunikasikannya
secara sederhana dan menarik) dan menerapkan visi tersebut sesuai dengan diktum yang semua
orang tau kebenarannya: Tindakan bicara lebih Keras daripada kata-kata.
3. Kemampuan untuk menciptakan kepercayaan (dengan fasih berkomunikasi dan menunjukkan
kepedulian, sehingga dipandang orang lain sebagai orang yang dapat dipercaya dan mampu
mempertahankan image itu, yang berarti juga mampu menunjukkan kompetensi dan konsistensi).
4. Kemampuan beradaptasi dan tahu sebanyak mungkin situasi yang dapat di- masuki.

KESIMPULAN

Kepemimpinan visioner sangat dibutuhkan, seorang pemimpin itu memang harus visioner. Sebab
menurutnya, visi yang jelas dalam suatu kepemimpinan dan sesuai dengan kebutuhan organisasi, mampu
menumbuhkan komitmen aparatur serta rakyatnya terhadap pekerjaan, dan mampu memupuk semangat
untuk bekerja.

Pemimpinan itu sendiri adalah hal yang penting dan utama dalam setiap pembahasan mengenai kemajuan
suatu kelompok, organisasi, bangsa dan negara. Dari tangan pemimpin itulah suatu kelompok, organisasi,
bangsa dan negara akan terlihat arah, dinamika dan kemajuan-kemajuan yang dihasilkannya karena
pemimpin merupakan sosok yang memberikan instruksi kepada bawahan agar dapat mengerti atas apa yang
harus dilakukan.

Kepemimpinan visionerlah yang mempunyai kemampuan dalam mencipta, mer- umuskan,


mengkomunikasikan, mensosialisasikan, menstranformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-
pemikiran ideal yang berasal dai dirinya atau se- bagai hasil interaksi sosial antar-anggota organisasi dan
stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa depan yang harus diraih atau diwujudkan
melalui komitmen semua personil. Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik khas yang menjadi dasar
untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku pemimpin yang memiliki orientasi pada visi.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Andriansyah., M.Si, Kepemimpinan Visioner Kepala Daerah. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2015.

Galih Prabaningrum, Pemuda dan Gaya Kepemimpinan di Era Milenial. Buana Grafika, 2019.

Syamsu Q. Badu dan Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Ideas Publishing, 2017.

Anda mungkin juga menyukai