Kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti
pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan
cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang
jelas.
- Komitmen Terhadap Nilai Spiritual sebagai ciri yang paling menonjol dari
pemimpin visioner. Mereka mewujudkan rasa integritas pribadi, dan memancarkan
rasa energi, vitalitas dan kehendak.
- Memiliki inspirasi visi yang bersih dalam bentuk kemampuan mewujudkan visi
dasar yang telah ditrencanakan, didukung oleh inspirasi positif dari masa depan,
serta arah yang jelas tentang bagaimana mencapai visi tersebut
- Menghormati hubungan baik diwujudkan dalam bentuk kepedulian kepada orang
lain dan menganggap bahwa mereka itu adalah asset terbesar dalam suatu
oraganisasi. Pemimpin visioner mengedepankan pendekatan kemitraan dan
menciptakan rasa berbagi visi dan makna dengan orang lain. Mereka menunjukkan
rasa hormat yang lebih besar bagi orang lain dan hati-hati mengembangkan
semangat tim.
- Berani mengambil langkah inovatif; melalui kemampuan Pemimpin visioner
mengubah paradigma lama, dan menciptakan strategi yang "di luar kebiasaan"
pemikiran konvensional dengan pemikiran sistemik.
Menurut Taty dan Dedi Achmad (2009:143) terdapat 9 indikator gaya kepemimpinan
visioner diantaranya:
Berdasarkan semua pengertian yang telah dikemukakan para ahli diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan visioner adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
pemimpin organisasi dengan orientasi untuk masa depan sehingga organisasi tersebut dapat
berkembang dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
- Seseorang dengan tipe kepemimpinan visioner adakalanya terlalu fokus arah dan
eksplorasi masa depan, seringkali mengabaikan hal yang ada di masa kini.
- Tipe kepemimpinan visioner juga cenderung mengabaikan stabilitas jangka pendek
yang lebih mementingkan strategi jangka panjang.
- Tipe kepemimpinan visioner seringkali membuat keputusan hanya berdasarkan pada
nilai-nilai yang diyakininya saja.
Sosok seorang pemimpin visioner sangat pas ditujukan kepada Ridwan Kamil atau yang
sering disapa Kang Emil. Beliau merupakan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 dan
pernah menjadi Walikota Bandung periode 2013-2018. Dalam menghadapi pandemi Covid-
19, Beliau aktif melakukan strategi-strategi yang inovatif.
Strategi kedua yang dilakukan Ridwan Kamil adalah mendorong para pelaku usaha
industri untuk berinovasi di tengah pandemi. Hal tersebut salah satunya dibuktikan
dengan pemberian sertifikat SNI 8914:2020 tipe A, B dan C pertama di Indonesia
kepada PT. Ateja Tritunggal. Sertifikat tersebut ditujukan kepada produk masker kain
hasil produksi Ateja yang terbuat dari kain rajut dan kain tenun yang memiliki filtrasi
partikulat yang dapat mematikan virus dalam waktu 30 menit (Bakti 2021).
Strategi ketiga yaitu menerapkan birokrasi 3.0, Birokrasi 3.0 adalah birokrasi dinamis
yang cocok dengan kondisi pandemi seperti saat ini. Dalam penerapan birokrasi 3.0,
Ridwan Kamil beserta jajarannya menghadirkan unit kerja baru yaitu Jabar Saber Hoaks
dengan fokus utama yaitu memberantas penyebaran berita bohong. Selain itu, Pemprov
Jawa Barat juga menerapkan konsep Pentahelix yang menggandeng lima unsur penting
seperti bisnis, akademisi, pemerintah, komunitas dan media dalam proses
pembangunan. Penggunaan kelima unsur tersebut diharapkan dapat membantu proses
pembangunan Jawa Barat dapat berjalan dengan efektif dan efisien (Setiaji 2021).
Strategi inovasi yang diterapkan Ridwan Kamil di Jawa Barat terbukti membuahkan
hasil yang baik. Keberhasilan Ridwan Kamil Pun diakui oleh berbagai pihak, hal ini
dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang didapatkan, penghargaan tersebut antara lain
; Penghargaan Kepala daerah Efektif dalam penanganan pandemi Covid-19 yang diberikan
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat, Penghargaan Kepala Daerah Inovatif
(KDI) 2020 yang diberikan oleh Koran Sindo (Huyogo 2020). Selain bentuk keberhasilan
berupa penghargaan, keberhasilan Ridwan Kamil beserta jajarannya membuat Provinsi Jawa
Barat dipuji berbagai pihak, salah satunya oleh United Nations Development Programme
(UNDP). UNDP memuji inovasi Pemerintah Jawa Barat dalam usaha penanganan kasus
pandemi Covid-19 (Simbolon 2020).