STRATEGIC DIRECTION
Erwin Purtanto
Melty
Muhammad Ramli Arsyad
Sitti Rosdianah
Strategic leadership
• Strategic Leadership adalah kemampuan untuk mengantisipasi dan
menciptakan visi masa depan, menjaga fleksibilitas, berfikir strategis dan
bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang akan
menciptakan keunggulan bersaing.
• Strategik kepemimpinan bertanggungjawab terhadap lingkungan
organisasi pada hubungan antara lingkungan eksternal untuk memilih
tentang visi, misi strategi dan pelaksanaannya.
• Keberhasilan organisasi adalah hasil dari pilihan alternatif tindakan yang
diambil oleh pemimpin, oleh karena itu leader harus memahami
lingkungan perusahaan, apa yang akan terjadi dimasa depan, serta
mampu menetapkan arah perusahaan
Strategic leadership
Leader memiliki tanggungjawab sebagai berikut :
• Mengarahkan organisasi melalui visi (strategic vision) & strategi.
• Mempelajari lingkungan organisasi
• Serta memberikan arah organisasi dimasa yang akan datang dalam menanggapi
perubahan lingkungan.
2. The Doer
Orang yang memiliki visi yang rendah dan tindakan yang tinggi, orang ini merupakan tipe pekerja
keras.
3. The Dreamer
Orang yang memiliki visi yang tinggi, tetapi malas dalam bertindak sehingga visinya hanya sebgai
mimpi. (action rendah)
Erwin Purtanto
Melty
Muhammad Ramli Arsyad
Sitti Rosdianah
ORGANIZATIONAL CULTURE
• Culture merupakan sekumpulan nilai-nilai kunci, asumsi, pemahaman,
norma dan cara berfikir yang disebarkan (shared) oleh anggota
organisasi dan diajarkan kepada anggota baru sebagai sesuatu yang
benar.
• Kecocokan budaya, strategi & lingkungan eksternal dipercaya dapat
meningkatkan kinerja organisasi.
• Budaya organisasi sebagai filosofi, ideologi, nilai, asumsi, keyakinan,
harapan, perilaku dan norma bersama yang mengikat organisasi
bersama. Kilmann,et al., dalam Aktau Esra (2011)
Levels of Corporate Culture
Levels of Corporate Culture
Kotter dan Heskett
1. Visible level
Mencerminkan pola-pola perilaku dan gaya (styles) para karyawan
dan sifatnya lebih mudah berubah.
2. Invisible level
Shared Values dan asumsi-asumsi yang dipertahankan dalam
periode waktu yang lama dan sifatnya lebih sukar berubah. Shares
Values merupakan goals dan concerns yang disumbangkan
sebagian besar anggota didalam suatu kelompok.
Importance of Culture
1. Internal integration
• Dengan adanya budaya maka dapat mempersatukan anggota-anggota
dalam organisasi sehingga mereka tahu bagaimana untuk saling
berhubungan dan bekerjasama satu dengan lainnya.
• Budaya membantu anggota organisasi untuk mengembangkan suatu
kebersamaan identitas masing-masing anggota dan dengan budaya
masing-masing anggota tahu bagaimana mereka dapat bekerjasama
secara efisien dan efektif.
• Budaya dapat menjelaskan bagaimana masing-masing anggota dapat
berkomunikasi didalam organisasi.
Importance of Culture
2. External adaptation
• Budaya dapat membantu organisasi untuk beradaptasi terhadap
lingkungan luar organisasi. Budaya dapat menjelaskan bagaimana
suatu organisasi mempersatukan tujuan dan mencapai
kesepakatan dengan pihak luar.
• Nilai budaya yang benar dapat membantu organisasi untuk
menanggapi (respon) dengan cepat terhadap kebutuhan
konsumen atau mengurangi persaingan dengan pihal luar.
• Budaya sangat penting karena adanya budaya mengikat karyawan
untuk bersama dan bersatu membuat komunitas organisasi
bersama daripada hanya kumpulan organisasi yang bersifat
individu.
Jenis-Jenis Budaya Kerja
• Adaptation culture ditandai oleh keadaan yang tidak stabil dengan
perhatian strategi yang fokus pada kegiatan eksternal.
• Achievement culture ini ditandai oleh keadaan lingkungan yang relatif
stabil. Orang-orang diluar organisasi diperhatikan untuk menyebarkan
visi dan misi organisasi kepada khalayak.
• Clan culture memfokuskan pada keterlibatan seluruh orang dalam
organisasi terhadap perubahaan lingkungan yang cepat.
• Bureaucratic culture dikembangkan dalam keadaan lingkungan yang
stabil. Perusahaan memfokuskan strateginya ke arah internal.
Jenis-Jenis Budaya Kerja
Hubungan Antara Lingkungan Dan Strategi
Manajemen Terhadap Budaya Perusahaan
Kekuatan Budaya, Adaptasi, dan Kinerja
1. Kekuatan Budaya
• Mengacu pada tingkat kesepakatan di antara karyawan pada sebuah
organisasi tentang pentingnya nilai-nilai spesifik dan cara melakukan
sesuatu.
• Pengaruh budaya yang kuat tidak selalu positif. Terkadang budaya yang kuat
dapat mendorong nilai-nilai yang salah dan merugikan organisasi dan
anggotanya.
• Dengan demikian, budaya yang kuat meningkatkan kohesi dan komitmen
karyawan terhadap nilai, tujuan, dan strategi organisasi, tetapi perusahaan
terkadang dapat memiliki nilai yang tidak etis yang tidak sehat untuk
organisasi karena mereka tidak memenuhi kebutuhan lingkungan.
Kekuatan Budaya, Adaptasi, dan Kinerja
2. Adaptasi
TINGKATAN ADAPTIVE CULTURE UN-ADAPTIVE CULTURE
BUDAYA
VISIBLE Leader memperhatikan semua Leader cenderung untuk bertindak
BEHAVIOR konstituen organisasi, terutama secra birokratis, politis dan insuler
pelanggan, serta melakukan sehingga tidak cepat berubah
perubahan bila diperlukan untuk ketika lingkungan menuntut
melayani keinginan mereka perubahan dilakukan baik dari sisi
meskipun mengandung resiko peluang maupun ancaman.
EXPRESSED Leader sangat peduli terhadap Leader hanya peduli terhadap diri
VALUE pelanggan, pemegang saham dan sendiri atau kelompoknya
karyawan. Mereka sangat (pekerjaan, teknologi kelompok, dll)
menghargai manusia dan proses Mereka lebih menghargai proses
yang memberikan perbaikan yang mengurangiresiko dan teratur
daripada inisiatif yang inovatif
Erwin Purtanto
Melty
Muhammad Ramli Arsyad
Sitti Rosdianah
Berubah atau Musnah !!!
• Masalah besar bagi organisasi saat ini adalah kegagalan untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
• Pemimpin berfungsi sebagai teladan utama dan berperan penting
terhadap perubahan.
• Perubahan tidak terjadi dengan mudah, tetapi pemimpin yang baik
adalah seluruh organisasi dapat memfasilitasi perubahan dan
membantu organisasi mereka beradaptasi dengan ancaman eksternal
dan peluang baru.
Berubah atau Musnah !!!
Karakteristik Pemimpin yang dapat menyelesaikan masalah perubahan yang
berhasil yaitu :
• Mereka mendefinisikan diri mereka sebagai pemimpin perubahan daripada
orang yang menginginkannya memelihara status quo.
• Mereka menunjukkan keberanian.
• Mereka percaya pada kapasitas karyawan untuk memikul tanggung jawab.
• Mereka mampu mengasimilasi dan mengartikulasikan nilai-nilai yang
mendorong kemampuan beradaptasi.
• Mereka mengenali dan belajar dari kesalahan mereka sendiri.
• Mereka mampu mengelola kompleksitas, ketidakpastian, dan ambiguitas.
• Mereka memiliki visi dan dapat menggambarkan visi mereka untuk masa
depan dengan cara yang jelas.
THE FOCUS OF CHANGE
Leading Major Change
• Perubahan berlangsung melalui tahapan proses penting (mungkin
saja overlap). Model 8 tahap perubahan organisasi yang direncanakan
(The-8 stage model of planned organizational change)
Leading Everyday Change
Strategi Dalam Menghadapi Perubahan Sehari-hari
Leading for Innovation
Kreativitas adalah generasi ide baru dan berguna untuk meningkatkan
efisiensi dan/atau keefektifan organisasi. Salah satu tugas terpenting
pemimpin saat ini adalah untuk memanfaatkan energi kreatif dari
semua karyawan untuk memacu inovasi dan memajukan kepentingan
organisasi.
1. Organisasi Kreatif
2. Nilai-Nilai Kreatif
3. Unofficial Activity
4. Diverse Stimuli
5. Internal Communication
Leading Creative People
Pimpinan organisasi saat ini memiliki alasan kuat untuk mendorong
kreativitas. Mereka membutuhkan karyawan untuk berkontribusi ide
baru. Pemimpin dapat meningkatkan individu kreativitas dengan
memfasilitasi :
1. Brainstorming
Salah satu cara yang baik bagi para pemimpin untuk mendorong
kreativitas, dengan menggunakan kelompok interaktif tatap muka
untuk secara spontan menyarankan berbagai ide kreatif untuk
memecahkan masalah. Kunci untuk brainstorming yang efektif adalah:
• Tidak Ada Kritik.
• Freewheeling dipersilakan
• Kuantitas yang diinginkan
Leading Creative People
2. Lateral Thinking
Berpikir lateral dapat didefinisikan sebagai seperangkat teknik
sistematik yang digunakan untuk mengubah konsep dan persepsi
mental dan menghasilkan yang baru. Berpikir lateral dipercaya memiliki
pendekatan yang lebih kreatif dibandingkan berpikir linier.
3. Creative Intutision
Intuisi memiliki jangkauan yang lebih luas daripada proses analitis apa
pun yang hanya berfokus pada masalah yang dihadapi.
Elemen Individu & Organisasi Yang Kreatif
No The Innovative Organization The Creative Individual
1. Alignment Commitment
Focused approach
2. Self-initiated activity Interdependence
Persistence
Energy
3. Un-official activity Self confidence
Non-conformity
Curiosity