Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 1

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Nama : Iqbal Subhan


NIM : 8216164001
Mata Kuliah : Kepemimpinan

1. Konsep Gaya Kepemimpinan Transaksional


2. Teori Gaya Kepemimpinan Transaksional

 Kepemimpinan transaksional (transactional leadership) adalah gaya kepemimpinan


dimana pemimpin menggunakan hadiah dan hukuman untuk mendorong kepatuhan
bawahan. Gaya kepemimpinan ini juga disebut sebagai kepemimpinan manajerial.

 Menurut Robbins & Judge (2009:91) Konsep dari gaya kepemimpinan transaksional
adalah :

- Imbalan Kontinjen (Contingensi Reward). Pemimpin melakukan kesepakatan


tentang hal-hal apa saja yang dilakukan oleh bawahan dan menjanjikan imbalan apa
yang akan diperoleh bila hal tersebut dapat tercapai. Imbalan dapat berupa bonus,
bertambahnya penghasilan, atau memberikan fasilitas kepada karyawan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi penghargaan maupun pujian kepada bawahan terhadap
kinerja terbaiknya. Selain itu, pemimpin betransaksi dengan bawahan dengan
memfokuskan pada aspek kesalahan yang dilakukan bawahan, menunda keputusan,
atau menghindari hal - hal yang kemungkinan mempengaruhi terjadinya kesalahan.

- Manajemen dengan pengecualian / eksepsi aktif (Active Management by Exception)


Pada manajemen eksepsi aktif pemimpin memantau deviasi dari standar yang telah
ditetapkan dan melakukan tindakan perbaikan. 13 Pemimpin melihat dan mencari
penyimpangan dari aturan dan standar yang telah ditentukan dan menempuh
tindakan perbaikan.

- Manajemen dengan pengecualian / eksepsi pasif (Pasive Management by Exception)


Pada manajemen eksepsi pasif pemimpin melakukan tindakan jika standar tidak
tercapai.

 Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional
adalah model kepemimpinan dimana pemimpin memadukan atau memotivasi pengikut
mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
Di dalam Robbins & Coulter (2012:497), pemimpin dengan gaya kepemimpinan
transaksional yaitu pemimpin yang membimbing dan memotivasi pengikutnya menuju ke
sasaran yang ditetapkan dengan memberikan penghargaan atas produktivitas mereka.

 Menurut Odumeru & Ifeanyi (2013:358) gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya
kepemimpinan dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada transaksi
interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran.
Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar
kerja, dan penghargaan. Sehingga dapat diartikan, kepemimpinan Transaksional sebagai
cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan
menawarkan imbalan atau akibat kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada
organisasi.

 Menurut Burns di dalam Odumeru & Ifeanyi (2013:359) mendeskripsikan bahwa pada
kepemimpinan transaksional hubungan antara pemimpin dengan bawahan didasarkan
pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar keduanya. Gaya kepemimpinan
transaksional juga dikenal sebagai kepemimpinan manajerial yang berfokus pada peran
pengawasan, organisasi, dan kinerja kelompok. Gaya kepemimpinan transaksional adalah
gaya kepemimpinan dimana pemimpin mendorong kepatuhan pengikutnya melalui 2
faktor yaitu imbalan dan hukuman. Para pemimpin dengan gaya kepemimpinan
transaksional bekerja dengan cara memperhatikan kerja karyawan untuk menemukan
kesalahan dan penyimpangan. Jenis kepemimpinan ini sangat efektif dalam situasi krisis
dan darurat

 Bass dalam Yukl (2010:260) mengemukakan bahwa hubungan pemimpin transaksional


dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni pemimpin mengetahui apa yang diinginkan
karyawan dan menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai
dengan harapan, pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan
imbalan, dan pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan selama
kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan karyawan.

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional


adalah kepemimpinan yang bertujuan untuk mencapai sasaran dengan memberikan suatu
penghargaan, mengarahkan dan mengontrol bawahan untuk berkerja secara efektif dan efesien
maka dari itu kepemimpinan transaksional cenderung menekankan hasil.
3. Keunggulan Dan Kekurangan Gaya Kepemimpinan Transaksional

Keunggulan
 Arah lebih jelas. Pemimpin menghubungkan misi dan tujuan organisasi dengan aturan
dan prosedur standar serta target masing-masing bawahan. Mereka menetapkan tujuan
yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan tepat waktu. Untuk mencapai hasil yang
diinginkan, mereka menggunakan imbalan dan hukuman.

 Hasil tepat waktu. Gaya kepemimpinan ini memungkinkan untuk mencapai tujuan jangka
pendek secara cepat. Adanya, motivasi penghargaan dan hukuman memungkinkan
bawahan untuk bekerja sebaik dan secepat mungkin, sehingga memungkinkan mereka
untuk mendapat nilai yang baik.

 Hasil konsisten. Pemimpin mempertahankan prosedur dan protokol yang sudah ada.
Mereka secara aktif mengawasi pekerjaan bawahan mereka apakah telah memenuhi
standar atau tidak. Mereka juga mengambil tindakan korektif untuk mencegah kesalahan
yang lebih besar. Jika seorang bawahan melakukan apa yang mereka, mereka mendapat
hadiah. Jika tidak, hukuman akan menyusul.

Kekurangan
 Lingkungan kerja yang kaku. Motivasi untuk melaksanakan tugas adalah penghargaan
dan hukuman. Itu membuat karyawan tidak memiliki insentif untuk lebih kreatif dan
inovatif. Selain itu, bawahan tidak memiliki ikatan emosional dan komitmen terhadap
pemimpin mereka.
 Pasif. Pemimpin melakukan intervensi hanya ketika bawahan berkinerja tidak sesuai
ekspektasi atau memenuhi standar. Mereka hanya berusaha menerapkan prosedur dan
tidak memiliki pemikiran out-of-the-box.
 Inovasi dan kreativitas rendah. Keduanya bukan prasyarat untuk memperoleh
penghargaan. Bahkan, pemimpin seringkali mengabaikan ide inovatif jika itu tidak sesuai
dengan rencana dan tujuan yang ada.
 Ikatan emosional rendah. Bawahan patuh jika ada uang atau setidaknya menghindari
hukuman. Itu bukan karena komitmen tinggi terhadap visi bersama seperti dalam
kepemimpinan transformasional atau karisma seperti dalam kepemimpinan karismatik.

4. Penerapan gaya kepemimpinan transaksional

Sebuah organisasi yang menerapkan gaya kepemimpinan transaksional, pemimpin akan


meningkatkan kinerja dengan memotivasi pengikutnya dengan memberikan sebuah penghargaan
untuk memberikan semangat kerja kepada pengikutnya. Pemimpin akan memberikan penghargaan
berupa kenaikan gaji, promosi, dan hal - hal lain yang bersifat akan memberikan dampak yang positif
bagi para pengikut tersebut.
Pemimpin sengaja melakukan hal tersebut untuk memberikan keuntungan sendiri bagi
organisasi yang akan membantu untuk memajukan tujuan dari organisasi tersebut. Pemimpin yang
memberikan dampak positif bagi pengikutnya, maka pemimpin akan dapat menerima hal yang baik
juga dari pengikutnya dimana pengikut akan memberikan hasil kerja yang bagus untuk organisasi
tersebut.
Apabila pemimpin tersebut tidak memberikan pengahargaan terhadap pengikut yang memiliki
kinerja yang baik maka pengikut tersebut nantinya akan menunjukan hasil kerja yang menurun
sehingga dapat menurunkan atau memperlambat untuk mencapai tujuan suatu organisasi tersebut.
Dalam hal ini dapat menunjukan bahwa gaya kepemimpinan transaksional dalan sebuah organisasi
ini harus berdasarkan dengan adanya penghargaan untuk memberikan semangat kepada pengikut
untuk kepentingan organisasi dan juga kelompok itu sendiri.
Kepemimpinan transaksional mendorong kepemimpinan mencapai tingkat kinerja yang telah
disepakati baik pemimpin maupun pengikut mencapai persetujuan tentang apa yang harus dicapai
dengan adanya penghargaan yang memberikan dampak postif bagi pengikutnya.

Anda mungkin juga menyukai