Anda di halaman 1dari 9

Kepemimpinan Transaksional 2B Agribisnis

Fitriyana Triastuti Sawlia Chairunisa Ruly Agustyawan Muhammad Arifin

Teori Kepemimpinan Transaksional


Teori Kepemimpinan Transaksional (Transactional Leadership Theory) mendasarkan pada asumsi bahwa kepemimpinan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan para pengikutnya. Pemimpin dan para pengikutnya merupakan pihakpihak yang independen yang masing-masing mempunyai tujuan, kebutuhan dan kepentingan sendiri. Sering tujuan, kebutuhan dan kepentingan tersebut saling bertentangan sehingga mengarah ke situasi konflik. Misalnya, di pe-rusahaan sering tujuan pemimpin perusahaan dan tujuan karyawan bertentangan sehingga terjadi peerselisihan industrial. Dalam teori kepemimpinan ini hubungan antara pemimpin dan para pengikutnya meru-pakan hubungan transaksi yang sering didahului dengan negosiasi tawar menawar. Jika para pengikut memberikan sesuatu atau melakukan sesuatu untuk pemimpinnya, pemimpin juga akan memberikan sesuatu kepada para pengikutnya. Jadi seperti ikan lumba-lumba di Ancol yang akan meloncat jika pelatihnya memberikan ikan. Jika pelatihnya tidak memberikan ikan, lumba-lumba tidak akan meloncat.

Prinsip dasar teori kepemimpinan transaksional adalah:


Kepemimpinan merupakan pertukaran sosial antara pemimpin dan para pengikutnya. Pertukaran tersebut meliputi pemimpin dan pengikut serta situasi ketika terjadi pertukaran Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para pengikutnya. Pengurangan ketidak pastian merupakan benefit penting yang disediakan oleh pemimpin. Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu hubungan sosial.

Pengertian Kepemimpinan Transaksional

Model kepemimpinan yang terjadi ketika pola relasi antara pemimpin dengan konstituen, maupun antara pemimpin dengan elit politik lainnya dilandasi oleh semangat pertukaran kepentingan ekonomi atau politik untuk memelihara atau melanjutkan status quo (Burns 1978) Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Dari pengertian tersebut secara sederhana Kepemimpinan Transaksional dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan menawarkan imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi.

Karakteristik Kepemimpinan Transaksional Pengadaan Imbalan, pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, Imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis (maslow). Eksepsi/pengecualian, dimana pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan Karakteristik Pemimpin Transaksionalis Mengetahui keinginan bawahan Terampil Memberikan imbalan atau janji yang tepat Responsif terhadap kepentingan bawahan

Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan Kepemimpinan Transaksional - Internal Struktur Organisasi (mekanistik, peraturan, prosedur jelas, sentralisasi tinggi) Teknologi Organisasi (teknologi proses, kontinue, massproduction) Sumber kekuasan & pola hubungan anggota organisasi (sumber kekuasaaan di dalam struktur, hubungan formal) Tipe kelompok kerja(kerja tim, sifat pekerjaan umumnya engineering/teknis)

- Eksternal Struktur lingkungan luar(baik, norma kuat, status quo) Kondisi perubahan (lambat, tidakstabil, ketidakpastian rendah) Kondisi pasar( stabil) Pola hubungan kepemimpinan (orangtua/pimpinan sebagai: pengawas, pengontrol, tidak ada hubungan emosional yang kental)

Kepemimpinan Transaksional Pengaruhnya terhadap Kepuasan kerja Pegawai Bass dalam Yukl, (2007) mengemukakan bahwa hubungan pemimpin transaksional dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni: Pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan menjelasakan apa yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan; Pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan imbalan; dan Pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan selama kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan karyawan. Karakteristik kepemimpinan transaksional ditunjukkan dengan prilaku atasan sebagai berikut (Bass dalam Robbins Judge, 2008) : Imbalan Kontinjen (Contingensi Reward). Pemimpin melakukan kesepakatan tentang halhal apa saja yang dilakukan oleh bawahan dan menjanjikan imbalan apa yang akan diperoleh bila hal tersebu t dicapai. Manajemen dengan pengecualian / eksepsi Aktif (Active Manajemen By exception). Pada manajemen eksepsi aktif pemimpin memantau deviasi dari standar yang telah ditetapkan dan melakukan tindakan perbaikan, serta melakukan tindakan perbaikan. Manajemen dengan pengecualian / eksepsi pasif (Pasive Manajemen By exception). Pada manajemen eksepsi pasif pemimpin melakukan tindakan jika standar tidak tercapai.

Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah sesuatu perasaan yang dimiliki masing2 individu khususnya dalam menilai kerja. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual, setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut, dengan demikian kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja,jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan.

Hian Chye Koh menyatakan bahwa kepuasan kerja didukung oleh lima faktor yang meliputi: pekerjaan, rekan kerja, gaji, promosi, dan pemimpin. Berangkat dari pendapat itu, diantara kepuasan kerja yang didapat karyawan, faktor pemimpin mempunyai andil dalam membentuk loyalitas karyawan agar tetap berjalan sesuai dengan apa yang dihapkan oleh perusahaan. Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai