Teori Kepemimpinan
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
04
Kode Matakuliah : Kode MK
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE, MM
ABSTRAK TUJUAN
2021 Manajemen Perubahan
1 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Materi ini membahas tentang teori dan Mahasiswa mampu dan
kosep kepemimpinan partisipatif mengetahui tentang teori dan
kosep kepemimpinan partisipatif
A. Pendahuluan
Teori Kelompok
“Dalam teori kelompok beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai
tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara
pemimpin dan pengikut-pengikutnya, terutama dimensi pemberian perhatian kepada
para pengikut, dapat dikatakan pemberian perhatian kepada para pengikut dikatakan
memberikan dukungan yang positif terhadap perspektif teori kelompok ini” (Thoha,
1996:252).
“Leader role theory” dan “two stage model”. Dalam teori “leader role theory”,
dijelaskan variabel utama dari seorang pemimpin adalah action, interaction, dan
sentiments. Apabila frekuensi interaksi dan peran serta dalam aktivitas bersama itu
meningkat, maka perasaan saling memiliki akan timbul dan norma-norma kelompok
akan makin jelas. Semakin tinggi jabatan seseorang, maka akan semakin tinggi pula
daya adaptasi seorang pemimpin pada ciri dan karakteristik kelompok dan semakin
lebar pula kadar interaksinya dan semakin melibatkan banyak orang. Sedangkan
dalam teori “two stage model”, disebutkan bahwa seorang pemimpin mampu
meningkatkan keterampilan pegawainya, maka secara bersamaan sebenarnya sang
pemimpin sedang memberikan motivasi kepada pegawainya.
Teori humanistic (humanistic theory), menekankan pada hubungan yang kohesif dan
effektif dalam dinamika kelompok. Manusia dalam pandangan teori adalah sesuatu
organisme yang bisa diberikan motivasi setinggi mungkin. Sedangkan organisasi
sebagai kelengkapan yang bisa dimanipulasi dan dikendalikan.
Di bawah ini adalah sifat dan prinsip paling umum yang penting dalam
kepemimpinan partisipatif:
1. Budaya diskusi yang terbuka dan jujur
Sosok kepemimpinan partisipatif dengan tulus memancing pendapat dari
anggota timnya untuk membantu mereka membuat keputusan. Mereka
menginginkan pendapat berbobot dari sebanyak mungkin orang yang terlibat.
Setiap ide maupun masukan dipandang sebagai aset yang harus diizinkan
mengalir dengan bebas dalam diskusi.
2. Menumbuhkan kepercayaan
Tidak seperti pemimpin dengan gaya otokratis atau transaksional, pemimpin
memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang menarik
dan terbuka. Tujuannya agar setiap karyawan merasa nyaman berdiskusi dan
berbagi pendapat karena tahu akan ditanggapi dengan serius.
Meski tampaknya ideal, kenyataannya tidak semua organisasi cocok dengan gaya
kepemimpinan ini.
1. Pengambilan keputusan dapat berjalan alot
Badan eksekutif, anggota dewan/yayasan, pemegang saham, dan investor
sangat bertumpu pada hasil dan profit. Bagi mereka, gaya kepemimpinan
partisipatif mungkin tidak efisien karena proses pengambilan keputusan dapat