Anda di halaman 1dari 5

NAMA : I MADE ASTHI HENDRAWAN SATRIA WIBAWA

NPP : 29.1215

KELAS/ABSEN : A1/20

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN PEMERINTAH INDONESIA

CRITICAL THINKING TEORI KEPEMIMPINAN

Teori Kepemimpinan Modern yang terdiri dari teori sifat; teori prilaku; teori situasional dan
kontingensi; teori jalan dan tujuan; teori kelebihan; teori kharismatik; dan teori transformational jika
dilihat persamaannya yaitu teori yang membahas tentang jalur yang ditempuh sesorang untuk menjadi
pemimpin. Pada teori sifat melalui sifat yang dimilikinya sejak lahir, teori prilaku melalui Tindakan yang
dilakukannya, teori situasional dan kontingensi melalui situasi dan hubungan yang didasarkan pada
pengaruh dan kekuasaan, teori jalan dan tujuan melalui pemberian kepuasan dan motivasi anggotanya,
teori kelebihan melalui kelebihan yang dimiliki seseorang dari anggotanya, teori kharismatik melalui
kewibawaan dan daya Tarik, dan teori transformational melalui kemampuannya menginspirasi dan
mengubah pengikutnya.

Meskipun jalan yang dipilih seseorang untuk menjadi pemimpin ini berbeda-beda, tetapi pada
dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu mengarahkan anggota, pengikut dan organisasinya menuju
arah pencapaian tujuan dengan kekuatan, pengaruh dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.

Pada teori sebab sebab munculnya pemimpin, ini memberikan gambaran sebab seseorang
mendapat kepemimpinannya. Teori genetis hanya menitik beratkan bakat kepemimpinannya
merupakan bawaan dari lahir yang nantinya akan timbul menjadi pemimpin tanpa diikuti suatu proses
Pendidikan dan pelatihan. Kemudian teori genetis dibantah melalui teori sosial menjelaskan
kepemimpinan seseorang didapat dari proses seseorang dalam belajar, berlatih serta lingkungan sosial
yang didukung kesempatan. Kedua teori tersebut dikebangkan dan digabung bahwa kepemimpinan
yang baik bersumber dari gabungan kedua teori tersebut yaitu bakat yang dimilikinya sejak lahir dan
diasah melalui Pendidikan dan pelatihan.

Variabel kepemimpinan visioner terdiri dari empat yaitu pemimpin, pengikut, situasi dan
kondisi, visi dan misi. Pemimpin merupakan aktor utama dalam suatu kepemimpinan. Dia yang
menentukan gaya apa yang akan diterapkan kepada pengikutnya dan organisasi untuk mencapai tujuan.
Variabel lainnya yatiu pengikut karena seorang pemimpin tidak akan dapat bekerja sendiri tanpa
pengikut yang baik. Kerjasama yang baik antara pemimpin dan pengikut akan membuat suasana yang
baik dalam mencapai tujuan. Seorang pemimpin juga harus peka terhadap situasi dan kondisi yang
dihadapi sehingga dapat menempatkan diri dan merencanakan Langkah berikutnya di masa yang akan
dating. Seorang pemimpin harus mempunyai visi dan misi yang nantinya akan mempengaruhi visi dan
misi organisasi yang menjadi acuan pengikut dan organisasi itu bergerak.
RESUME TEORI KEPEMIMPINAN

Teori-Teori Kepemimpinan Modern

1. Teori Sifat
Dalam teori sipat ini seseorang menjadi pemimpin dikarenakan memiliki sifat-sifat
kepemimpinan yang di bawa sejak lahir sipat ini berkembang secara alamiah sehingga
menuntun seseorang menjadi pemimpin. Seperti yang dikemukakan oleh Harbani Pasolong
mengatakan keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh kualitas sifat atau karakteristik
tertentu yang dimiliki atau melekat dalam diri pemimpin tersebut, baik berhubungan dengan
fisik, mental, psikology, personalitas dan intelektualitas.
2. Teori Perilaku (Behaviorist Theories)
Teori ini lebih terpokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin daripada
memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin.
3. Teori Situasional Dan Kontingensi
Teori ini berasumsi bahwa kinerja suatu kelompok tergantung pada interaksi antara gaya
kepemimpinan dan kesesuaian antara situasi (situasional favorableness) kepemimpinan
dipandang sebagai hubungan yang didasarkan atas pengaruh dan kekuasaan.
4. Teori Jalan Dan Tujuan
Menurut teori ini, nilai strategis dan keefektifan seorang pemimpin didasarkan pada
kemampuannya menimbulkan kepuasan dan motivasi anggotanya dengan penerapan hadiah.
5. Teori Kelebihan
Teori kelebihan, beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki
kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin mencakup tiga hal yaitu kelebihan rasio baik dari pengetahuan, cara menggerakan
organisasi dan pengambilan keputusan; kelebihan rohaniyah; dan kelebihan badaniyah.
6. Teori Kharismatik
Teori kharismatik, menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai
kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Pemimpin yang bertipe kharismatik biasanya memiliki
daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
7. Teori Transformational
Kepemimpinan transformasional melibatkan perilaku yang dirancang untuk memberdayakan,
menginspirasi, dan menantang pengikut untuk memungkinkan mereka mencapai potensi penuh
yang dimiliki pada diri masing-masing

Teori tentang Sebab-Sebab Munculnya Kepemimpinan

1. Teori Genetis
Teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan menjadi
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Menurut Harbani
pasolong, Kepemimpinan Birokrasi (hal. 30) menjelaskan teori ini bahwa pemimpin itu tidak di
buat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya; dan
dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal dikembangkan
melalui pendidikan, pengalaman dan latihan tergantung pula pada ada tidaknya kesempatan
serta iklim yang memungkinnya menjadi pemimpin. Menurut Ibid (hal 31) menjelaskan dalam
teori ini: pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahir begitu saja; dan
setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong
oleh kemauan sendiri
3. Teori Ekologis
Kedua teori sebelumnya tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi
terhadap kedua teori tersebut timbulah teori ketiga, yaitu teori ekologis. Inti teori ekologis
adalah bahwa seseorang akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu
lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang
teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih
lanjut bakat bakat yang memang telah dimiliki

Variabel Kepemimpinan Visioner

1) Variabel Kepemimpinan
Pemimpin adalah orang yang tugas utamanya memimpin pengikut melalui berbagai keputusan
yang diambilnya. Beberapa hal penting mengenai pemimpin yaitu:
1) Seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut.
2) Seorang pemimpin efektif bukanlah orang yang dicintai atau dikagumi, tetapi ia adalah
orang yang menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang besar.
3) Pemimpin itu nyata, mereka adalah orang-orang yang nyata memberikan teladan.
4) Kepemimpinan bukanlah jabatan, hak istimewa, gelar atau uang. Kepemimpinan adalah
tanggungjawab. (Sumber: Peter F. Drucker, 1997).

Pengambilan keputusan di bidang pemerintahan harus dilakukan “dengan kepala dingin”,


dengan memperhatikan lingkungan internal dan eksternal secarakomprehensif dan
berkesinambungan.

Ada perbedaan antara pengambilan keputusan (decision making) dengan pembuatan kebijakan
(policy making).
•Pengambilan keputusan melibatkan pemilihan berbagai alternatif diantara berbagai alternatif
yang relevan.
•Pembuatan kebijakan pada umumnya melibatkan sebuah pola tindakan, aktivitas yang panjang
dan berbagai keputusan, mengenai hal-hal rutin maupun yang tidak rutin.
•Pengambilan keputusan merupakan dasar bagi pembuatan kebijakan.
(Sumber diambil dari: James E. Anderson, Public Policy-Making, 1978).
2) Variabel Pengikut
Sesuai dengan jenis kepemimpinan dalam bidang pemerintahan, ada dua jenis pengikut yakni:
pengikut dalam konteks organisasi administratif, dan pengikut dalam konteks organisasi sosial.
Dalam organisasi administratif, ikatan-ikatan norma berjalan sangat ketat. Loyalitasnya sering
bersifat semu karena terikat pada kepentingan yang melekat.
Pengikut pada organisasi sosial dikategorikan sebagai pendukung (supporter), dengan ikatan
yang lebih longgar. Para pendukung organisasi seperti ini dapat dengan mudah keluar dan
mencari sumber kharisma yang baru, apabila tidak dapat dipuaskan oleh kepemimpinan yang
ada.

3) Variabel Situasi dan Kondisi


Dalam konteks organisasi administratif, situasi dan kondisi dapat dibedakan menjadi dua macam
yakni: Sikon internal adalah situasi dan kondisi di dalam organisasi yang mempengaruhi kinerja
pencapaian tujuan organisasi dan berada di bawah kendali manajemen; Sikon eksternal adalah
situasi dan kondisi di luar organisasi yang mempengaruhi kinerja pencapaian tujuan organisasi
tetapi beradadi luar kendali manajemen
Pada organisasi sosial,lingkungan internal maupun eksternalnya bersifat lebih cair sehingga sulit
diprediksi secara tepat.

4) Variabel Visi Dan Misi Organisasi


Menghadapi perubahan situasi dan kondisi internal maupun eskternal organisasi yang serba
tidak menentu (unpredictable), diperlukan pemimpin organisasi yang mempunyai visi ke masa
depan dengan model kepemimpinan yang visioner.
Visi pimpinan organisasitersebut kemudian dikemas menjadi visi organisasi yang dipimpinnya,
karena untuk mencapainya diperlukan dukungan dari seluruh anggota organisasi maupun para
pemangku kepentingan.
Visi besar dan jangka Panjang biasanya tidak selesai dalam satu periode kepemimpinan. Oleh
karena itu, seorang pemimpin akan menyiapkan generasi penerus yang handal yang mampu
melanjutkan upaya pencapaian visi dan misinya.

SUMBER LAIN:

Keterampilan Pemimpin

Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu
adalah “Tut wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso”.

 “Tut Wuri Handayani” yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-
orang yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
 “Ing Madio Mangun Karso” yang berarti bahwa seseorang pemimpin harus mampu
umembangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya
(mampu membangun semangat).
 “Ing Ngarso Sung Tulodo” bahwa seorang pemimpin harus mampu, melalui sikap dan
perbuatannya, menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan (tauladan) orang-orang yang
dipimpinnya.

Menurut Keith Davis, Pemimpin setidaknya memiliki tiga Keterampilan yaitu:

1) Keterampilan Teknis (Technical Skill); menunjukkan bahwa seseorang memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam setiap jenis proses atau teknik.
2) Keterampilan Insani (Human skill); kemampuan untuk bekerja dengan orang lain secara efektif
dan untuk membina kerja sama.
3) Keterampilan konseptual (Conceptual skill) yaitu kemampuan untuk berfikir dalam istilah yang
berkaitan dengan perencanaan jangka panjang, misalnya kerangka kerja dan model (Onong,
1988:95-96).

Teori Kepemimpipnan

Selain teori kepemimpinan yang sudah disebutkan sebelumnya terdapat beberapa jenis teori
kepemimpinan lain yaitu:

1) Teori Lingkungan, Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu merupakan
hasil dari waktu, tempat dan keadaan atau situasi dan kondisi.
2) Teori interaksi dan Harapan (Interaction ExpectationTheory), teori ini berasumsi bahwa semakin
terjadi interaksi dan partisipasi dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling
menyukai atau menyenangi satu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas norma-
norma kelompok.
3) Teori humanistic, teori ini berasumsi bahwa seorang pemimpim bisa dikatakan berhasil dalam
mengelolah suatu organisasi jika ia mampu memberdayakan orang-orang yang ada di dalamnya.
4) Teori Tukar-menukar (Exchange Theory) teori ini berasumsi bahwa interaksi sosial
menggambarkan suatu bentuk tukar-menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan
kontribusi dengan pengorbanan- pengorbanan mereka sendiri dan menerima imbalan dengan
pengorbanan-pengorbanan kelompok atau anggota-anggota yang lain. Proses ini sesungguhnya
menekankan adanya "give and take" antara pemimpin dan yang dipimpin.
5) Teori Kepemimpinan Psikoanalisis, menurut Sigmund Freud, seseorang berperilaku karena ingin
memenuhi kebutuhan bawah sadarnya. Kebutuhan tersebut bahkan tidak disadari oleh yang
bersangkutan. Seorang pemimpin berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk
memenuhi kepentingan bawahannya, tetapi barangkali untuk mengkompensasi kepribadiannya
frustrasi. Misalnya, Napoleon Bonaparte, jenderal Perancis mahir perang, barangkali bukan
karena tujuan nasiornalisme tetapi karena ingin memenuhi kebutuhan bawah sadar, misal
karena beliau dilarang bermain perang-perang sewaktu kecil.
6) Teori Kepemimpinan Romantis, teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena ada
pengikutnya. Para pengikut ini mengembangkan pandangan "romantis" (ideal) mengenai adanya
seorang pemimpin yang dapat membantu mereka mencapai tujuannya atau memperbaiki hidup
mereka. Pemimpin dibutuhkan untuk atau membantu mereka menyederhanakan permasalahan
dunia yang sangat kompleks.
7) Teori Pribadi dan Situasi (Personal Situational Theory) teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan
merupakan produk dari terkaitnya tiga faktor yaitu: (a) perangai (sitat Sifat) pribadi dari
pemimpin; (b) sifat dari kelompok anggota-anggotanya; dan (c) kejadian-kejadian (atau masaldi
masalah) yang dihadapi oleh kelompok.

Sumber: Mia Nurmiarani, Kepemimpinan Dalam Organisasi. 2020

Anda mungkin juga menyukai