Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN

Konsep dan Konstruk Dalam Penelitian

Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen

Tatap Muka

03
Kode Matakuliah : Kode MK
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE, MM

2021 Metode Penelitian


1 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
ABSTRAK TUJUAN
Materi ini membahas tentang …… Mahasiswa mampu dan mengetahui
definisi …….

2021 Metode Penelitian


2 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep dan Konstruk


1. Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dari generalisasi “particulars” Berat (weight)
adalah konsep karena berat merupakan ekspresi sejumlah observasi dari segala sesuatu
yang berkisar dari ringan hingga berat[1]. Energi, daya, berat jenis, tahanan listrik adalah
konsep-konsep yang biasa dipakai oleh peneliti fisika. Konsep-konsep tersebut lebih
abstrak dibanding ketinggian, berat dan panjang. Konsep yang mudah dikenal dalam
penelitian sosial adalah prestasi. Prestasi adalah abstraksi yang dibentuk dari pengamatan
perilaku tertentu dari seorang (misal siswa). Perilaku itu dikaitkan dengan pemahaman
atau kompetensi dalam mengerjakan tugas-tugas guru dalam pelajaran Matematika,
Bahasa, Fisika, dan lain-lain. Contoh lain dari konsep misalnya kecerdasan, agretifitas,
kejujuran, kepuasan, kerja, kesetiaan (loyalitas), dan sebagainya. Konsep merupakan
bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proposisi, dan proposisi itu
membentuk teori.[2]
Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian tertentu.
Rambu-rambu lalu lintas adalah simbol, dan simbol itu menunjuk pada suatu pengertian
tertentu yang perlu dipahami dan dipatuhi sebagai suatu peraturan. Sekolah adalah istilah
dan istilah ini mengingatkan kita pada sesuatu yang kongkret seperti gedung, guru,
murid, pelajaran, dan sebagainya. Wawewo juga sebuah istilah tetapi istilah ini tidak
mengandung makna, tidak menunjuk pada suatu pengertian, karena itu bukan konsep.
Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang kongkret.
Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi dan
ada yang rendah. Misalnya, “minat” adalah suatu konsep yang sukar dicarikan hal-hal
kongkret sebagai penunjuknya, tetapi “kursi” adalah kosep yang sangat mudah
dihubungkan dengan hal yang kongkret. Konsep-konsep yang dimiliki ilmu pengetahuan
sangatlah tinggi. Konsep seperti ini oleh Kerlinger disebut construct atau konsep nominal
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada
gejala-gejala pengamatan. Proses ini berjalan secara induktif, dengan mengamati

2021 Metode Penelitian


3 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
sejumlah gejala secara individual, kemudian merumuskannya dalambentuk konsep.
Konsep bersifat abstrak sedangkan gejala bersifat kongkret (lihat Gambar 1.1).
Konsep berada dalam bidang logika (teoritis) sedangkan gejala berada dalam dunia
empiris (faktual)[3]. Memberikam konsep pada gejala itulah yang disebut
konseptualisasi. Konsep bersifat abstrak dan dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-
hal yang khusus. Babie mengatakanya sebagai the procces through wich we specify
precisely what we mean when we use paticular terms (proses dengan mana kita memberi
nama yang khusus secara tepat yang menggambarkan apa yang kita maksudkan)

2. Konstruk
Dalam mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus terpancing dengan nama
variabel secara persis, namun juga dipertimbangkan teori-teori yang berkaitan dan dekat
dengan variabel tersebut. Contoh variabel motivasi pelayanan untuk mendapatkan
pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat diambil dari sumber-sumber misalnya
motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah variabel
penelitian dideskripsikan secara baik, kemudian peneliti menutup uraian teori tiap
variabel dengan suatu konstruk. Konstruk atau bangunan pengertian atau konsep yang
digunakan dalam penelitian merupakan pendapat peneliti tentang variabel tersebut
dimana maknanya akan dipergunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konstruk lahir
karena peneliti terinspirasi dari berbagai teori atau kajian yang disusunnya. Untuk itu
penempatan konstruk pada alenia terakhir dari setiap kajian teori per variabel.[4]
Konstruk atau konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang
pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar
mahasiswa di Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi
belajar mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di
Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi belajar
mahasiswa dinamakan konsep. [5]

B. Pengertian Variabel
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabanya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

2021 Metode Penelitian


4 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[6]
Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, F.N Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-
laki, dalam jenis kelamin dan, insaf dalam konsep kesadaran[7].
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis
kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki --- perempuan; berat badan,
karena ada berat 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian sehingga variabel
adalah objek penelitian yang bervariasi.
Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif
misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan sebagainya. Contoh variabel
kualitatif misalnya kemakmuran kepandaian.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain atau antara satu obyek dengan
obyek yang lain (Hatch dan farhady, 1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu
bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi dapat
juga dikatakan variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi.
Variabel sering dirancukan dengan konstruk (konstruk adalah bangunan pengertian
atau sifat dari yang akan dipelajari)[8]. Variabel juga disebut sebgai sifat yang diambil
dari suatu nilai yang bervariasi yang dimiliki oleh objek. Artinya variabel adalah suatu
sifat objek yang nilainya bervariasi. Jika ditinjau dari konsepnya , atribut berbeda dengan
variabel. Atribut adalah konsep yang memiliki ciri khas (property) sehingga dapat
dibedakan. Konsep seperti itu mengandung informasi yang bersifat kategorial, misalnya
jenis kelamin, suku, agama yang dianut dan sebagainya. Informasi yang sifatnya
kategorial tersebut adalah susuan pengertian atau bentuk pernyataan yang dibuat oleh
peneliti dan telah diberi makna. Konsep sering dipergunakan dalam penelitian kualitatif;
setiap peneliti memiliki otoritas dan ketergantungan terhadap teori. Contoh wanita, jawa,
kaya dan sebagainya. Variabel adalah konsep yang mengandung ciri khas yang dapat
diukur atau dapat menunjukan adanya derajat. Contoh, kewanitaan, kejantanan,
kekayaan, dan sebagainya.

2021 Metode Penelitian


5 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Sekali lagi variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Sedangkan data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
ataupun angka[9]. Dari sumber SK Mentri P dan K No. 0259/U/1977 taggal 11 juli 1977
disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan
menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah ahsil pengolahan data yang
dipakai untuk suatu keperluan.
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap
variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti.
Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel ini tidak mudah, karenanya
membutuhkan kejelian dan kelincahan berfikir pelakunya.
Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini disebut juga
kategorisasi[10]kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori
ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh kesadaran masyarakat, jika
akan mengukur apakah seseorang cukup besar tingkat kesadaran bermasyarakatnya,
maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, bukti-buktinya.

C. Jenis-Jenis Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka jenis-jenis
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempemgaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat)[12].
2. Variabel Dependen: sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.[13]
3. Variabel Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel
moderator disebut juga variabel independen ke dua.[14]
4. Variabel Intervening: Dalam hal ini Tuckman (1998) menyatakan “An intervening
variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot

2021 Metode Penelitian


6 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
be seen, measure or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur[15].
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
5. Variabel kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehigga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunkan oleh penelit, bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan[16].

D. Skala Pengukuran Variabel


Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan keadaan (panjang, pendek) sebuah interval yang ada dalam alat ukur, yang
kemudian alat tersebut apabila digunakan dalam mengukur variabel akan menghasilkan
data kuantitatif. Adapun macam-macam skala pengukuran tersebut antara lain:
1. Skala Ordinal
Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik yang beragam
yang dimiliki oleh objek penelitian. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala
nominal kemudian ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan
informasi apakah suatu objek memiliki karakteristi yang lebih atau kurang, tetapi tidak
fokus pada berapa banyak kekurangannya atau kelebihannya.
Contohnya, apabila ingin mengukur prioritas kepuasan (ranking) responden terhadap
empat toko pulsa nasional.
NO TOKO PULSA RANKING
1 Supricell 1
2 Ihsancell 2
3 Alicell 3
4 Syarifcell 4
Dengan skala ini, maka Supricell yang mendapatkan prioritas terbanyak atas pilihan
responden.

2021 Metode Penelitian


7 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2. Skala Nominal
Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek (individual atau kelompok).
Sebagai contoh, jenis kelamin, pekerjaan, agama dan lain-lain. Contohnya, jenis kelamin
responden, laki-laki = 7, dan wanita 8. Upaya identifikasinya, tetap menggunakan angka-
angka sebagai simbol.[20]
3. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang cara pengukurannya berkenaan dengan posisi jarak
antar dua titik pada skala, yang sudah diketahui. Berbeda dengan skala ordinal, dimana
jarak dua titik tidak diperhatikan (seperti berapa jarak antara puas dan tidak puas, yang
sebenarnya menyangkut perasaan orang saja).
Contohnya, temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius, atau Fahrenheit, dengan
masing-masing punya skala sendiri. Untuk air membeku dan mendidih:
Celcius pada 0° C sampai 100° C. Sakala ini jelas jaraknya, bahwa 100-0=100
Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F. Skala ini jelas jaraknya, 212-32=180

4. Skala Ratio
Skala ini adalah skala yang cara pengukurannya juga berkenaan dengan posisi jarak
dua titik pada skala yang sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Ini
berbeda dengan skala interval, dimana tidak ada titik nol mutlak/absolut. Seperti titik
0°C tentu berbeda dengan titik 0°F. atau pergantian tahun pada sistem kalender Masehi
(setiap 1 Januari) berbeda dengan pergantian tahun Jawa, China dan lainnya. Sehingga
tak ada tahun baru dalam artian diakui oleh semua kalender sebagai tahun baru.
Contohnya, Jumlah buku di kelas. Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti tidak
ada buku (absolut 0).
5. Skala Pengukuran Sikap
Berkenaan dengan sikap (abstrak), ada empat jenis skala pengukurannya, yaitu skala
likert, skala thurstone, skala guttman dan skala deferensial.
a. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan resepsi
seseorang atau individual tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh seorang peneliti yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.

2021 Metode Penelitian


8 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Contohnya:
BENTUK PREFERENSI
NO PREFERENSI NO PREFERENSI NO PREFERENSI
1 Sangat Setuju 1 Setuju 1 Sangat Positif
2 Setuju 2 Sering 2 Positif
3 Ragu-ragu 3 Kadang-kadang 3 Netral
4 Tidak Setuju 4 Hampir Tidak 4 Negatif
Pernah
5 Sangat Tidak 5 Tidak Pernah 5 Sangat Negatif
Setuju
Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban tersebut diberi skor.
Misalnya sangat setuju diberi skor 5, setuju sekornya 4 dan seterusnya.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan, baik bersifat favorable (positif) atau bersifat unfavorable (negatif).
Sistem penilaian dalam skala likert yaitu apabila item favorable, sangat
setuju = 5, dan seterusnya. Untuk item unfavorable, sangat setuju = 1, dan
seterusnya.
b. Skala Thurstone
Skala thurstone adalah skala sikap yang pertama dikembangkan dalam
pengukuran sikap. Skala ini mempunya tiga metode penskalaan sikap, yaitu:
1) Metode perbandingan pasangan,
2) Metode interval pemunculan sama
3) Metode interval berurutan.
c. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan mendapat jawaban yang tegas,
hanya ada dua alternatif. Antara setuju atau tidak setuju.
Contohnya, Apakah anda setuju dengan pernyataan bahwa Pak H. Sabeni
itu tampan dan baik hati?
Pilihan: a. Setuju b. Tidak Setuju
d. Skala Semantik Deferensial

2021 Metode Penelitian


9 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Skala ini dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk
mengukur sikap, hanya bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ‘sangat positifnya’ terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban yang ‘sangat negatif’ terletak di bagian kiri
gasis, atau sebaliknya.[21]
E. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi yang diberikan kepada sesuatu variabel
atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, atau
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Definisi operasional yang dibuat, berupa definisi operasional yang diukur. Dengan kata
lain, definisi operasionalnya bersifat eksperimental.[22]
Berikut sebagai contohnya, seorang guru memikirkan apa tanda-tanda seseorang
siswa dikatakan “rajin belajar.” Apa saja yang menjadi “ukuran” rajin belajar itu?
Pertama, deskripsikan dulu apa saja kegiatan yang termasuk belajar itu (mengikuti kelas,
membaca bahan pelajaran, mengerjakan tugas, berdiskusi dengan teman, atau apalagi?).
Setelah itu cari tanda (ukuran, indikator) kerajinan (belajar) dari setiap deskriptor tadi.
Jadi, ada rajin mengikuti kelas (tanda atau indikatornya?), ada rajin membaca bahan
pelajaran (tanda atau indikatornya?) dan seterusnya. Kemudian, dalam setiap deskriptor
itu tentu ada subdeskriptornya. Mengikuti kelas (salah satu deskriptor belajar)
mengandung sub kegiatan, misalnya, mengikuti presentasi guru, mengikuti diskusi kelas
(jika ada), mengerjakan tugas kelas (jika ada), menyusun makalah untuk diskusi kelas
dan mempresentasikannya (jika ada).
Dengan demikian, kerajinan belajar siswa ialah kekerapan seseorang siswa hadir
di kelas mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas-tugas kelas, kekerapan membaca
literatur yang terkait dengan pembelajaran, kekerapan dan kesungguhan mengerjakan
tugas-tugas dari guru dan sebagainya.
Dalam pengertian lain, definisi operasional terhadap suatu variabel, bukanlah
mutlak untuk keperluan mengkomunikasikannya kepada orang lain, sehingga tidak
menimbulkan kesalahan dalam interpretasi, tetapi juga untuk menuntun peneliti.
Misalnya di dalam menyusun pengurutan variabel-variabel yang hendak diteliti. Sebagai
contoh, variabel ‘tingkat pendidikan’ didefinisikan secara operasional dengan ‘jumlah
tahun seseorang pernah bersekolah, terhitung mulai Sekolah Dasar (SD).[23]

2021 Metode Penelitian


10 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Ada tiga pola yang dapat diberikan dalam melakukan definisi operasional
terhadap suatu variabel atau konstruk, yaitu:
a. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal
yang didefinisikan. Sebagai contoh:
1) Bodoh adalah seseorang yang rendah kemampuannya baik dalam memecahkan
soal atau dalam memahami bilangan.
2) Lapar adalah orang yang menyantap makanannya kurang dari satu menit setelah
makanan itu dihidangkan. Dan menghabiskan makanan tersebut dalam tempo 5
menit.
3) Sabar adalah seorang ibu yang melahirkan anak tidak kurang dari 4 orang
dalam 5 tahun.
b. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi yang tidak dilakukan atau
yang harus dilakukan dalam memperoleh konstruk yang didefinisikan. Sebagai
contoh:
1) Kenyang adalah suatu keadaan yang timbul pada seseorang setelah ia diberi
makan secukupnya dengan interval selama 4 jam.[24]
2) Garam adalah suatu zat yang dibentuk dari kombinasi antara kalium dan khlor.
3) Frustasi adalah suatu hal yang timbul akibat tidak tercapainya hal yang sangat
diinginkan padahal, hal tersebut sudah hampir tercapai.
c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu nampak atau
dimunculkan. Sebagai contoh:
1) Harga gabah adalah harga rata-rata dari gabah kualitas rendah di tingkat
pedesaan di Jawa.
2) Murid yang cerdas adalah mereka-mereka yang mempunyai kemampuan
menjawab pertanyaan dengan baik serta dapat berdiri sendiri dalam
memecahkan masalah.
3) Prestasi berhitung adalah kompetensi dalam menambah, mengurang,
mengalikan, membagi, menggunakan pecahan dan desimal.
4) Ekstraversi adalah kecenderunganseseorang yang lebih menyukai berada
dalam suatu kelompok daripada menyendiri.[25]

2021 Metode Penelitian


11 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

[1]Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014, hal. 47.
[2]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal. 8.
[3]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal. 37.
[4]Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014, hal. 44.
[5]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal. 9.
[6]Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, cet18,
Bandung: Alfabeta, 2013, hal 38
[7]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, cet 15, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013, hal 159
[8]Dr. Sumanto, M.A, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS cet. 1,
2014 hal. 31
[9]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 161
[10]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 164
[11]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 158.
[12]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 119.
[13]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, hal. 39.
[14]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013,
hal 39
[15]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, hal 39
[16]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, hal. 41.
[17] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 1992, hal. 95.

2021 Metode Penelitian


12 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
[18] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabet, 2009,
hal. 39.
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabet, 2009,
Cetakan ke 8, hal. 41.
[20] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu, 2006, hal. 55
[21] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu, 2006, hal. 57
[22] Moh Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, hal. 126.
[23] Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1999, hal. 108.
[24] Interval adalah masa antara dua kejadian yg bertalian (diakses
di http://artikata.com/, pada tanggal 25 Februari 2015)
[25] Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1999, hal. 127

2021 Metode Penelitian


13 Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai