Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
03
Kode Matakuliah : Kode MK
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE, MM
2. Konstruk
Dalam mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus terpancing dengan nama
variabel secara persis, namun juga dipertimbangkan teori-teori yang berkaitan dan dekat
dengan variabel tersebut. Contoh variabel motivasi pelayanan untuk mendapatkan
pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat diambil dari sumber-sumber misalnya
motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah variabel
penelitian dideskripsikan secara baik, kemudian peneliti menutup uraian teori tiap
variabel dengan suatu konstruk. Konstruk atau bangunan pengertian atau konsep yang
digunakan dalam penelitian merupakan pendapat peneliti tentang variabel tersebut
dimana maknanya akan dipergunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konstruk lahir
karena peneliti terinspirasi dari berbagai teori atau kajian yang disusunnya. Untuk itu
penempatan konstruk pada alenia terakhir dari setiap kajian teori per variabel.[4]
Konstruk atau konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang
pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar
mahasiswa di Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi
belajar mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di
Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi belajar
mahasiswa dinamakan konsep. [5]
B. Pengertian Variabel
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabanya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
C. Jenis-Jenis Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka jenis-jenis
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempemgaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat)[12].
2. Variabel Dependen: sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.[13]
3. Variabel Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel
moderator disebut juga variabel independen ke dua.[14]
4. Variabel Intervening: Dalam hal ini Tuckman (1998) menyatakan “An intervening
variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot
4. Skala Ratio
Skala ini adalah skala yang cara pengukurannya juga berkenaan dengan posisi jarak
dua titik pada skala yang sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Ini
berbeda dengan skala interval, dimana tidak ada titik nol mutlak/absolut. Seperti titik
0°C tentu berbeda dengan titik 0°F. atau pergantian tahun pada sistem kalender Masehi
(setiap 1 Januari) berbeda dengan pergantian tahun Jawa, China dan lainnya. Sehingga
tak ada tahun baru dalam artian diakui oleh semua kalender sebagai tahun baru.
Contohnya, Jumlah buku di kelas. Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti tidak
ada buku (absolut 0).
5. Skala Pengukuran Sikap
Berkenaan dengan sikap (abstrak), ada empat jenis skala pengukurannya, yaitu skala
likert, skala thurstone, skala guttman dan skala deferensial.
a. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan resepsi
seseorang atau individual tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh seorang peneliti yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.
[1]Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014, hal. 47.
[2]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal. 8.
[3]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal. 37.
[4]Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014, hal. 44.
[5]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal. 9.
[6]Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, cet18,
Bandung: Alfabeta, 2013, hal 38
[7]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, cet 15, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013, hal 159
[8]Dr. Sumanto, M.A, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS cet. 1,
2014 hal. 31
[9]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 161
[10]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 164
[11]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 158.
[12]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 119.
[13]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, hal. 39.
[14]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013,
hal 39
[15]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, hal 39
[16]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, hal. 41.
[17] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 1992, hal. 95.