Anda di halaman 1dari 4

Value Expectancy Theory : Sebuah Kajian Historis tentang Penggunaan Media

Oleh :
Moh. Mirza Kurnia
Prodi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung Sumedang, Jawa Barat
moh22002@mail.unpad.ac.id

PENDAHULUAN
Realitas akan perilaku setiap individu sangatlah kaya akan warna, dalam artian
sangatlah beragam dan unik. Keberagaman akan hal ini menarik minat dari para ahli
untuk melakukan penelitian tentang perilaku manusia, sehingga kemudian
melahirkan buah pemikiran dari para ahli yaitu teori dan banyak model yang kini
menjadi bahan pelajaran.
Teori adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengkoordinasikan pemahaman
kita tentang dunia. Dalam artian kita tiadak melihat dunia ini dalam sebuah bentuk
data, melainkan dalam bentuk informasi yang telah disusun dan disintesiskan.
Dengan mengetahui teori, kita dapat memahami bagaimana informasi tentang dunia.
Oleh karena itu, teori-teori yang ada saat ini merupakan bentuk dari ilmu
pengetahuan yang telah diakumulasikan sedemikian rupa.
Teori memfokuskan perhatian kita pada variabel-variabel dan hubungan-
hubungan yang penting. Teori-teori menjadi suatu peta dan panduan bagi kita untuk
bisa menginterpretasi, menjelaskan dan memahami kompleksitas dari hubungan
manusia dan kejadian- kejadian yang terjadi. Oleh karena itu, teori juga dapat
membantu kita untuk memprediksi hasil atau efek dari data-data.
Teori bersifat sangat penting dalam kehidupan akademis, yaitu karena teori-teori
yang sudah ada dapat memberikan ide untuk penelitian-penelitian selanjutnya,
sekaligus memberikan panduan untuk pelaksanaan studi yang dapat mengisi
kekosongan pengetahuan. Teori juga memungkinkan kita untuk mentransfer dan
mengkomunikasikan pengetahuan.
Teori dapat melakukan evaluasi. Berdasarkan teori-teori, kita dapat mengkritisi
efektifitas dan kelayakan perilaku tertentu. Teori bahkan memberikan kita suatu cara
untuk mempertanyakan budeaya-budaya kehidupan yang sudah berlaku dan
menciptakan cara-cara hidup alternatif atau bahkan cara-cara yang baru.
Dalam makalah ini penyusun akan membahas Teori nilai harapan (value-
expectancy theory) dikemukakan oleh Dr. Martin Fishbein pada awal tahun 1970-an.
Teori ini pertama kali dijelaskan dalam buku Martin Fishbein dan Icek Ijzen tahun
1975 yaitu Belief, Attitude, Intention, and Behaviour: An Introduction to Theory and
Research.
Teori adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengkoordinasikan pemahaman
kita tentang dunia. Dalam artian kita tiadak melihat dunia ini dalam sebuah bentuk
data, melainkan dalam bentuk informasi yang telah disusun dan disintesiskan.
Dengan mengetahui teori, kita dapat memahami bagaimana informasi tentang dunia.
Oleh karena itu, teori-teori yang ada saat ini merupakan bentuk dari ilmu
pengetahuan yang telah diakumulasikan sedemikian rupa.
Teori memfokuskan perhatian kita pada variabel-variabel dan hubungan-
hubungan yang penting. Teori-teori menjadi suatu peta dan panduan bagi kita untuk
bisa menginterpretasi, menjelaskan dan memahami kompleksitas dari hubungan
manusia dan kejadian- kejadian yang terjadi. Oleh karena itu, teori juga dapat
membantu kita untuk memprediksi hasil atau efek dari data-data.
Teori bersifat sangat penting dalam kehidupan akademis, yaitu karena teori-teori
yang sudah ada dapat memberikan ide untuk penelitian-penelitian selanjutnya,
sekaligus memberikan panduan untuk pelaksanaan studi yang dapat mengisi
kekosongan pengetahuan. Teori juga memungkinkan kita untuk mentransfer dan
mengkomunikasikan pengetahuan.
Teori dapat melakukan evaluasi. Berdasarkan teori-teori, kita dapat mengkritisi
efektifitas dan kelayakan perilaku tertentu. Teori bahkan memberikan kita suatu cara
untuk mempertanyakan budeaya-budaya kehidupan yang sudah berlaku dan
menciptakan cara-cara hidup alternatif atau bahkan cara-cara yang baru.
Dalam makalah ini penyusun akan membahas Teori nilai harapan (value-
expectancy theory) dikemukakan oleh Dr. Martin Fishbein pada awal tahun 1970-an.
Teori ini pertama kali dijelaskan dalam buku Martin Fishbein dan Icek Ijzen tahun
1975 yaitu Belief, Attitude, Intention, and Behaviour: An Introduction to Theory and
Research.
Student’s Achievement can
be determined by two
factors:

Expectancy Value
How confident an individual is in her or How important, useful, or enjoyable the
his ability to succeed in a task: individual Perceives the Task?
Student: “Can I do this Task?” Student: “Do I want to do this task?”

These two interact to predict outcomes such as


engagement, continuing interest, and academic
achievement.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kajian literatur dengan mencari referensi
teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Menurut
(Creswell & Creswell, 2018), menyatakan bahwa Kajian literatur adalah ringkasan
tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan dokumen lain yang mendeskripsikan
teori serta informasi baik masa lalu maupun saat ini mengorganisasikan pustaka ke
dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan.
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari studi literatur. Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk
menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang
diangkat dalam suatu penelitian.
Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis
deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-
fakta yang kemudian disusul dengan analisis, tidak sematamata menguraikan,
melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep Utama Value Expectancy Theory
Value-expectation theory memiliki tiga komponen dasar yakni :
- Individu merespon informasi baru tentang suatu hal atau tindakan dengan
menghasilkan suatu keyakinan dari hal atau tindakan tersebut. Bila keyakinan
sudah terbentuk, itu dapat dan seringkali berubah dengan informasi baru.
- Setiap individu memberikan sebuah nilai atau value pada setiap sifat di mana
keyakinan tersebut tergantung / berdasar.
- Sebuah harapan atau expectation terbentuk atau termodifikasi berdasarkan
hasil perhitungan antara keyakinan (belief) dan nilai-nilai (value)
Model-model Value Expectancy Theory
Ada beberapa model value-expectancy :
1. Value-expectancy model of attitudes I (Fishbein dan Ajzen, 1976)
Berdasarkan model ini seseorang memegang banyak keyakinan tentang
sikap suatu objek, suatu objek terlihat memiliki banyak sifat. Menghubungkan
dengan setiap sikap adalah respon yang evaluatif (contoh: sikap). Dengan
proses pembelajaran, respon evaluatif menghubungkan dengan sikap suatu
objek.
Keyakinan adalah kemungkinan subjektif dari seseorang (objek) tentang sifat
orang lain (contoh: Bill Clinton pembohong). Evaluasi adalah penilaian sifat
berdasarkan berapa dimensi evaluasi (contoh: baik/buruk diukur dari skala 1
sampai 7)
2. Value-expectancy theory model of attitudes II (Fishbein dan Ajzen, 1976)
Sikap (Attitude) seseorang merupakan penjumlahan dari produk setiap
keyakinan (belief) dikali nilai evaluasinya (Evaluation). Keyakinan dipegang
dalam sebuah jenjang (tingkatan). Suatu sikap ditentukan dalam setiap waktu
yang diberikan dengan lima sampai sembilan keyakinan yang paling menonjol
dalam jenjang keyakinan seseorang (Ajzen & Fishbein, 1975).
Penemu dan Asal Usul Value Expectancy Theory
Teori nilai harapan (value-expectancy theory) dikemukakan oleh Dr. Martin

Anda mungkin juga menyukai