Anda di halaman 1dari 26

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Konsep, Variable, dan Hipotesis Penelitian

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:

Nelwati, S.Kp, MN, PhD

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Syafrida Wulandari (1711312007) Vinny Darma Fajri (1711312019)


Sri Dinda Andrifa (1711312009) Ulfha Putri Rahmi (1711312021)
Ilda Yunanda (1711312011) Siti Rahmah (1711312023)
Adzkia Pinta Dano (1711312009) Shintya (1711312025)
Makhda Nurfatmala (1711312017) Nia Sandra (1711312027)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunianya kita selalu diberikan kesehatan dan kesempatan
terutama kepada penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian yang berjudul “ Kerangka Konep, Variabel, Hipotesa Penelitian Dan
Sistem Operasional ” ini.
Ucapan terima kasih kepada para pendukung penulis di dalam
menyelesaikan tugasnya, terkhususnya kepada Ibu Nelwati, S.Kep, MN, PhD
selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 02 Februari 2020


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2
2.1 Kerangka konsep.................................................................... 3
2.2 Variabel Penelitian ................................................................. 6
2.3 Hipotesis Penelitian………………………………………….8
2.4 Sistem Operasional ............................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ........................................................................... 20
3.2 Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian ilmiah atau karya ilmiah tidak terlepas dari 3 hal yaitu kerangka
konsep, variable, hipotesis dan sistem operasional. Konsep merupakan abstraksi
yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep
merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur.
Konsep hanya dana diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal
dengan nama variabel.
Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan metode ilmiah dalam kegiatan
keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji
kecocokan antara teori dengan fakta empirik didunia nyata. Hubungan nyata ini
lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar pada variabel, sedangkan
hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.
Penelitian ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menjelaskan,
menguji hubungan antara fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel.
Pendekatan penelitian semacam ini bermasalah pada saat menguji teori. Hal ini
dilakukan melalui pengujian variabel-variabel dalam rangka menguji atau
mengubah teori.
Sistem operasional merupakan penjelasan dari semua variable dan istilah
yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini
hadir karena penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang kerangka konsep
variabel dan hipotesis penelitian sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa.
Sehigga penulis merasa bahwa tugas mata kuliah metode penelitian menjadi salah
satu latar belakang yang sangat besar terhadap tulisan ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kerangka konsep, variable, hipotesis dan sistem
operasional?
2. Bagaumana cara perumusan kerangka konsep?

1
3. Apa sajakah jenis- jenis variebel?
4. Bagaimana cara menentukan hipotesis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kerangka konsep,variabel, hipotesis penelitian
dan sistem operasional.
2. Untuk mengetahui cara perumusan kerangka konsep.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Variabel.
4. Untuk mengetahui cara menentukan hipotesis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal


khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dana diamati atau diukur melalui
konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah
simbol atau lambang yang menun- jukkan nilai atau bilangan dari konsep.
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.

Contoh: Sehat adalah konsep; istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang
hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi
kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu "sehat" atau "tidak
sehat" maka pengukuran konsep "sehat" tersebut harus melalui konstruk atau
variabel-variabel, misalnya: tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya
Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini adalah variabel variabel
yang digunakan untuk mengobservasi atau mengukur apakah seseorang itu "sehat"
atau "tidak sehat".

Sosial-ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial- ekonomi


keluarga misalnya, harus melalui variabel-variabel: tingkat pendidikan, pekerjaan
dan pendapatan keluarga itu.

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan


antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang akan dilakukan. Contoh sederhana:

3
Dari contoh kerangka konsep penelitian tersebut di atas dapat dilihat
bahwa di sana ada 4 konsep yaitu konsep tentang faktor predisposisi, faktor
pendukung, faktor pendorong terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor
perilaku pemberian ASI itu sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai
variabel-variabel sebagai indikasi Pengukuran masing-masing konsep tersebut.
Misalnya untuk mengukur laktor predisposisi maka dapat melalui variabel
pengetahuan, pendidikan, sikap, dan persepsi.

Konsep perilaku pemberian ASI sebagai variabel dependen (variabel


tergantung) di sini dapat diukur melalui variabel "praktek menyusui". Artinya
perilaku pemberian ASI oleh ibu-ibu ini dapat diobservasi atau diukur dari praktek
ibu-ibu dalam memberikan ASI (Air Susu Ibu) kepada anak atau bayi mereka.
Apakah mereka memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka atau tidak, bila
memberikan bagaimana frekuensinya, caranya, dan sebagainya.

Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian


ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :

1. Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis


yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu
peneliti harus membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah
semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian secara
cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian tersebut.

4
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian
orang lain yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan
penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan
penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-empat
dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta,
tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka
konseptual penelitian.
Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka
konseptual, yaitu : Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada
suatu konsep yang telah ada (cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka
konsep disesuaikan dengan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada
(tujuan penelitian). Jadi mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita
permasalahan di lapangan. Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan
kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide
atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variabel yang disesuaikan realita di
lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan dalam
bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah. Untuk pendidikan doktor,
maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga
ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru.

Tahap penyusunan kerangka konseptual.

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan


antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu
langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini
adalah :

a. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba


menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti)

5
b. Mengembangkan pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
1. Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
2. penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain,
yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka
sesuaikan dengan variabel yang akan diteliti dengan mengembangkan
konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang
diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus,
serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk
bagian yang tidak ada pengaruh
3. Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan.
Contoh :

: Yang diteliti

: Tidak diteliti
:Berhubungan
: Berpengaruh
: Sebab akibat
: Perbandingan

2.2 Variabel Penelitian


2.2.1 Pengertian
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai
dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
empiris atau ditentukan tingkatannya. Misalnya konsep nyeri. Meskipun setiap
orang memiliki pemahaman khusus tentang konsep ini, setiap individu mungkin
tidak membeerikan defenisi yang sama. Besarnya spesifikasi yang terkait dengan
nyeri ini akan dibutuhkan bila konsep tersebut dipelajari.
Konsep yaitu istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak suatu kejadian keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian. Melalui suatu konsep peneliti diharapkan akan dapat menyedehanakan

6
pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang
berkaitan satu dengan yang lain.
Mengidentifikasi suatu variabel untuk diteliti dalam suatu proyek riset
mencakup penangkapan hanya sebagian tentang yang dapat ditunjukan oleh
konsep. Peneliti harus memutukan bagaimana menetukan variabel yang akan
diukur. Identifikasi variabel yang jelas akan memberikan petunjuk bagi suatu
proyek riset.

2.2.2 Macam-Macam Variabel


Ada beberapa bentuk variabel yang perlu diketahui oleh peneliti, yaitu :
variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderator, variabel control, dan
variabel perancu.
1) Variabel bebas (variabel independent)
Yaitu variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu
dampak pada dependent variabel. Variabel ini biasanya diamati, diukur untuk
diketahui hubungannya dengan variabel lain.
Srikandi, (1997) mengatakan variabel adalah faktor-faktor yang diduga sebagai
faktor yang mempengaruhi variabel tergantung.

Contoh :

Misalnya judul penelitian hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi


belajar mahasiswa Akper semester 1.

2) Variabel tergantung (variable dependent)


Adalah variabel responatau output.Sebagai variabel responberarti variabel
ini akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel independent.
Notoatmojo (1993) mengatakan, variabel tergantung adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas atau sering disebut sebagai variabel akibat.

3) Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang diangkat untuk menentukan
apakah ia mempengaruhi hubungan antara varibel bebas dan variabel terikat.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas kedua.

7
Contoh :
Jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel X terhadap variabel terikat Y
tetapi ragu-ragu apakah hubungan X dan Y tersebut berubah karena variabel Z,
maka Z dapat dianalisis sebagai variabel moderator.

4) Variabel control
Adalah factor factor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh
peneliti karena kalau tidak disingkirkan akan mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Contoh :
Pada penelitian tentang pengaruh senam nifas ibu pasca salin terhadap involusi
uteri, maka factor usia, dan paritas bisa dianggap sebagai variabel control.
Pengontrolan dapat dilakukan dengan membatasi sampel pada ibu pasca salin
dengan paritas 1 dan usia antara 20-30 tahun.

5) Variabel perancu
Yaitu jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan variabel
terikat, tetapi bukan merupakan variabel antara.
Contoh :
Peneliti ingin mencari hubungan antara kebiasaan minum kopi dan insiden
PJK. Kebiasaan merokok merupakan variabel perancu, oleh karena ia
berhubungan dengan kebiasaan minum kopi dan berhubungan pula dengan
kejadian insiden penyakit jantung coroner.

2.3 Hipotesis

Hasil suatu pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan


penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk
mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam perencanaan penelitian
perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Ini disebut dengan
hipotesis. Jadi hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan

8
dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka
hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.

Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisa data dalam


menguji rumusan jawaban sementara atau hipotesis itulah hasil akhir suatu
penelitian.yang disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang
berlaku umum, walaupun pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan
tingkatan sesuai dengan tingkat kemaknaan ( significantry) dari hasil analisis
statistik. Hasil pembuktian hipotesis atu hasil akhir penelitian juga sering disebut
hipotesis.

Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang mucul sehubungan dengan


masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang
lain dan membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara
berbagai fakta.

Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini
maka penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing ata mengarahkan dalam
pengumpulan data.

Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut
:

a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkaun penelitian


b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data
c. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau
data.
d. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel – variabel yang
akan diteliti.

Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih


sementara dan harus dibuktikan kebenarannya ( hipotesis ) sebagai titik tolak atau
arah kebenaran dalam penelitian. Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis
dapat dilakukan antara lain dengan cara:

9
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman
langsung di lapangan, rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium
dalam mengemukakan. Fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan
perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh.
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara mengambarkan atau menafsirkan
dari sumber yang asli, tetapi masih berada di tangan orang yang
mengidentifikasi tersebut, sehingga masih dalam bentuknya yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan
menyusunnya dalam bentuk penalaran abstrak. Yang sudah merupakan
simbol berpikir sebagai generalisasi dari hubungan antara berbagai
fakta atau variabel.

2.3.1 Bentuk rumusan hipotesis


Pada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan
yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris.
Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Contoh : merokok adalah penyebab penyakit kanker paru – paru. Di dalam contoh
ini merokok adalah variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-
paru merupakan variabel dependen atau akibatnya.
Ciri – ciri suatu hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan dalam bentuk
kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan
yang sedang atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji. Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel – variabel yang dapat diukur dan
dapat dibanding-bandingka. Hipotesis yang tidak jelas ukuran variabelnya
akan sulit mencapai hasil yang objektif.

10
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan- perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.

2.3.2 Jenis – jenis rumusan hipotesis


1. Hipotesis kerja
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan
tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering
disebut dengan hipotesis kerja biasanya menggunakan rumusan pernyataan:
jika......, maka...., artinya jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada
suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.
Contoh sederhana:
- Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk. Maka penyakit menular di
daerah tersebut tinggi.
- Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka
kematian bayi di daerah tersebut tinggi.

Di dalam rumusan kerja yang paling penting adalah bahwa rumusan


hipotesis harus dapat memberi penjelasan tentang kedudukan masalah yang
diteliti, sebagai bentuk kesimpulan yang akan diuji

2. Hipotesis Nol atau hipotesis statistik


Hipotesis nol biasanya dibuat untuk meyatakan sesuatu kesamaan atau
tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih
mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan
antara dua variabel, disebut hipotesis alternatif.
Contoh sederhana:
- Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung
antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan
- Tidak ada perbedaan atara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI
pada waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada
waktu bayi.

11
- Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok
penduduk yang menggunakan air minum dari PAM dengan kelompok
penduduk yang menggunakan air minum dari sumur.
- Dan sebagainya.

2.4 Definisi Operasional

2.4.1 Pengertian

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana


caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah


yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

2.4.2 Bagian Definisi Operasional

Di dalam definisi operasional terdapat beberapa poin penting yang perlu


dicantumkan untuk memudahkan pembaca dalam mencerna penelitian yang akan
dilakukan, poin penting tersebut bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor

1. Definisi variabel

Sebelum suatu variabel dapat diukur, perlu untuk pertama kali dibuat
prosedur atau definisi operasional yang menguraikan bagaimana pengukuran akan
dibuat dan penjelasan mengenai variabel tersebut menurut peneliti.

12
Contoh definisi operasional :

a) Fertilitas seorang wanita, adalah jumlah kelahiran hidup selama masa


reproduksinya.
b) Pengetahuan tentang HIV/AIDS, adalah jumlah jawaban responden yang
benar terhadap 20 pertanyaan mengenai imunisasi.

2. Indikator/pengukuran

Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap obyek atau


fenomena menurut aturan tertentu. Ada tiga kata kunci yang diperlukan dalam
memberikan definisi terhadap pengukuran, yaitu angka, penetapan dan aturan.

a) Angka, adalah sebuah simbol dalam bentuk 1,2,3,... dan seterusnya yang
tidak mempunyai arti, kecuali diberikan arti kepadanya. Jika pada angka
telah dikaitkan dengan arti kuantitatif, maka angka tersebut berubah
menjadi bilangan (number).
b) Penetapan, adalah memetakan (Mapping).
c) Aturan, adalah panduan atau perintah untuk melaksanakan sesuatu.

Dalam mengukur, aturan yang diberikan bisa saja seperti ini bila mampu
menjawab tujuh sampai dengan sepuluh pertanyaan dengan jumlah pertanyaan
sepuluh maka diberi kode 1 kategori baik, bila mampu menjawab pertanyaan lima
sampai tujuh diberi angka dua dengan kategori cukup dan bila mampu menjawab
kurang dari lima diberi kode 3 dengan kategori jelek.

Yang diukur dari suatu obyek sebenarnya bukanlah obyek tersebut, juga
bukan sifatnya, tetapi indikatir dari sifat tersebut. Misalnya, indikator dari
pencemaran air buangan adalah BOD (Biochemical Oxygen Demand) dari air
buangan tersebut.

Kriteria indikator yang baik :

a. Sensitif, artinya indikator tersebut harus sensitif terhadap perubahan


situasi dan kondisi.

13
b. Stabil, artinya status pengukuran dan perubahan yang terjadi harus stabil
dan kontinyu.
c. Dapat diukur (measurability of event), artinya perubahan kondisi harus
dapat diobservasi dan diukur dengan tepat dan prosedur pengukurannya
sederhana.

3. Alat Ukur.

Alat ukur ini maksudnya adalah cara pengumpulan data. Ada beberapa
cara pengumpulan data, yaitu :

a. Kuesioner (daftar pertanyaan)


Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir. Menurut
jenis penyusunannya dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1) Kuesioner tipe isian
Pengajuan pertanyaan dalam bentuk pertanyaan atau permintaan
komentar terhadap suatu kejadian atau keadaan.
Ada dua bentuk, yaitu :
- Kuesioner open end item, responden diberi kebebasan seluas-
luasnya untuk menjawab pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana pendapat saudara jika :
Semua orang yang ketahuan melakukan pelacuran
dikebiri.........................................................................................
......................................................................................................
Orang-orang yang korupsi ditembak saja.
......................................................................................................
......................................................................................................
- Kuesioner supply type item, responden hanya memberikan
kebebasan menjawab yang terbatas. Misalnya : Hobby saudara
apa :
......................................................................................................
Penyakit apa yang paling saudara takuti :
......................................................................................................

14
2) Kuesioner tipe pilihan
Yaitu hanya meminta responden untuk memilih salah satu jawaban
atau lebih dari sekian banyak jawaban yang sudahn disediakan.
Misalnya :
a. Apakah Anda mempunyai keinginan utnuk mengabdi dan
menolong orang lain yang menderita sakit ?
 Selalu
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah
b. Apakah Anda mempunyai keinginan menjadi ministering angel
bagi orang yang membutuhkan Anda ?
 Selalu
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah
c. Apakah Anda interes pada ilmu keperawatan ?
 Selalu
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan


adalah sebagai berikut :

a) Pertanyaan yang harus ditulis dengan kalimat yang sederhana, singkat dan
jelas, sehingga mudah dimengerti, baik oleh responden maupun pelaksana.
b) Pertanyaan jangan mempunyai arti ganda, sedapat mungkin pertanyaan
jangan sampai menyinggung perasaan.
c) Usahakan agar tidak ada pertanyaan yang mengharuskan responden
mengingat kembali masa lampau, misalnya pada umur berapa ibu
mendapat haid pertama ?

15
d) Usahakan agar pertanyaan tidak mengharuskan responden untuk
menghitung, misalnya berapa selisih umur ibu dengan putra ibu yang
kedua?

b. Pengamatan (observasi)/ angket

Ada beberapa jenis pengamatan, yaitu :

1) Pengamatan terlibat (observasi partisipatif).


Pengamat benar-benar mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dengan kata lain pengamat ikut aktif berpartisipasi
pada aktivitas yang telah diselidiki.
2) Pengamatan sistematis
Pengamatan yang mempunyai kerangka atau struktur yang jelas.
Dan pada umumnya observasi sitematis ini didahului suatu
observasi pendahuluan, yakni dengan observasi partisipasif
3) Observasi eksperimental
Dalam observasi ini pengamat dimasukkan dalam kondisi dan
situasi tertentu, maka observasi ini seringdiesbut pengamatan
terkendali.

Beberapa alat Observasi, antara lain adalah :

1. Check List

Adalah daftar pengecek, berisi nama subyek dan beberapa gejalas dan
identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Pengaat tinggal memberikan
tanda check (x) pada daftar yang telah disediakan.

2. Skala Penilaian (rating scale)

Adalah daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku, yang dicatat secara
bertingkat.

3. Daftar Riwayat Kelakuan (anecdotal record)

16
Adalah catatan-catatan mengenai tingkah laku seseorang yang luar biasa
sifatnya atau yang khas.

4. Alat-Alat Mekanik (electronic)

Alat ini antara lain adalah : alat perekam, alat fotografis, film, tape recorder
dan lain-lain.

c. Wawancara

Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data secara lisan
dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan responden.
Pengumpulan data dengan teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh data
yang bersifat fakta, misalnya umur, pekerjaan, jumlah anak dan lainnya.
Wawancara dapat pula digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat,
pengalaman, dan lain-lain. Misalnya sikap terhadap program imunisasi pada
ibu hamil, pendapat tentang prosedur pelayanan pengobatan dan lain-lain.

Keuntungan pengumpulan data dengan Teknik wawancara adalah :

 Fleksibel karena urutan masalah tidak harus sesuai dengan daftar


pertanyaan.
 Jawaban dapat diperoleh dengan segera.
 Dapat menilai sikap dan kebenaran jawaban yang diberikan oleh
responden.
 Dapat membantu responden dalam mengingat hal-hal yang lupa.

Kerugian pengumpulan data dengan teknik wawancara adalah :

 Rekatif membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang besar


 Dapat menimbulkan kesalahan atau bias yang berasal dari pewawancara
maupun dari responden.
 Bila pertanyaan yang diajukan terlalu banyak maka akan melelahkan
hingga kualitas data akan menurun. Untuk mengatasi hal tersebut
wawancara dapat dilakukan 2 kali.

4. Skala ukuran

17
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data dan variable biasanya
diklasifikasikan dalam empat jenis skala pengukuran. Klasifikasi ini selain untuk
keperluan penentuan alat pengambil data, juga sangat penting untul penentuan
metode analisis mana yang sesuai diterapkan.

Tingkat pengukuran yang luas digunakan dibagi dalam empat kategori


yaitu ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio.

a. Ukuran Nominal
Ukuran nominal adalah ukuran yang hanya diperoleh atau yang
ditetapkan atas dasar proses penggolongan diperoleh dari hasil menghitung
dan membilang (bukan mengukur), jadi yang kita lakukan hanyalah
menghitung semata-mata banyaknya subyek misalnya wanita sekian
orang, pegawai sekian orang yang sifatnya akan membedakan.
Ukuran nominal ini adalah ukuran yang paling sederhana, dimana
angka yang diberikan kepada objek hanya mempunyai arti sebagai objek
saja, dan tidak menunjukkan jarak maupun ukuran antara kategori dalam
ukuran itu. Objek dikelompokkan kedalam himpunan-himpunan yang
tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.
Beberapa data noinal anatara lain: jenis kelamin, kehadiran (hadir
dan takhadir, tempat kelahiran (di Surabaya), kebangsaan (Indonesia),
Bahasa (Inggris), Jabatan (ketua, bendahara, sekretaris) pekerjaan
(pegawai, pedagang, petani, dan sebagainya).
b. Ukuran Ordinal
Data berjenjang atau berbentuk peringkat, artinya jarak satu data
dengan yang lain mungkin tidak sama. Juara I, II, III; golongan I, II, III;
tingkat pendidikan; derajat keasaman dan sebagainya yang menunjukkan
peringkat antara data satu dengan yang lainnya.
c. Ukuran Interval

Pengukuran bersifat kontinyu, yang didalam pengukuran itu


diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama, selain mengurutkan
obyek berdasarkan suatu atribut juga memberikan informasi tentang
interval antara satu obyek dengan obyek lainnya. Ciri khas data interval

18
adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai nol absolut.
Pada data ini, walaupun datanya nol, tetapi masih memiliki nilai. Misalnya
nol derajat celcius, ternyata masih ada nilainya.

d. Ukuran Rasio

Data yang jaraknya sama tetapi memiliki nilai nol absolut,artinya


kalau data nol berarti tidak ada apa-apanya.

Misalnya :

Hasil pengukuran panjang (M), berat (KG). Bila nol meter maka
tidak ada panjangnya. ukuran rasio diperoleh apabila selain informasi
tentang urutan dan interval antar responden juga bila dipunya informasi
tambahan tenang jumlah absolut antribut yang dimiliki oleh salah satu
obyek. Jadi ukuran rasio adalah suatu bentuk interval jaraknya tidak
dinyatakan sebagai perbedaan nilai antar obyek tetapi antara obyek dengan
nilai nol absolut. Karena terdapat titik nol maka perbandingan rasio dapat
di tentukan.

Tabel 8.2 sifat setiap skala pengukuran

Skala Sifat
pengukuran Membedakan Jenjang Selisih Kelipatan
Nominal + - - -
Ordinal + + - -
Interval + + + -
Rasio + + + +

5. Skor

Adalah nilai dari hasil penelitian yang kita buat sesuai dengan kriteria
penelitian kita.

Misalnya :

19
Pengetahuan tentang penularan TB Paru , ada soal sejumlah 20 buah dibuat skor
sebagai berikut :

 Kurang : 0-7 jawaban benar

 Cukup : 8-14 jawaban yang benar

 Baik : 15-20 jawaban benar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal


khusus. Sedangkan variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan
nilai atau bilangan dari konsep.

b. Tahap penyusunan kerangka konseptual, yaitu : seleksi dan definisi konsep


(logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang
akan diteliti), mengembangkan pernyataan hubungan, dan engembangkan
konsep dalam gambar / kerangka.

c. Ada 5 jenis variabel, yaitu variabel bebas dan tergantung, variabel moderator,
variabel control,serta variabel perancu.

d. Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,


patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut.

e. Ciri – ciri suatu hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan dalam bentuk


kalimat tanya.

20
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan
yang sedang atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji. Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel – variabel yang dapat diukur dan dapat
dibanding-bandingka. Hipotesis yang tidak jelas ukuran variabelnya akan
sulit mencapai hasil yang objektif.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan- perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.
f. Jenis hipotesis ada 2, yaitu hipotesis kerja dan hipotesis Nol atau hipotesis
statistik.
g. Operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya
menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu
peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

3.2 Saran

Penelitian ilmiah atau karya ilmiah tidak terlepas dari 3 hal yaitu kerangka
konsep, variable, hipotesis dan sistem operasional. Oleh karena itu, pengetahuan
dan cara berpikir kita sebagai mahasiswa perlu ditingkatkan agar dapat
menciptakan sebuah karya ilmiah.

21
22
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soejidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai