Anda di halaman 1dari 1

Pada ekspirasi, pita suara saling mendekati tetapi tidak bertemu di garis tengah.

Satu pita suara


mungkin kelihatan bergerak lebih besar dari pada pita suara lainya. Ini hanya penglihatan belaka dan
disebabkan oleh miringnya cermin. Selama fonasi, pita suara saling bergetar , dengan perlahan-lahan
pada nada rendah dan dengan cepat pada nada tinggi.

Paralisasi pita suara mungkin disebabkan oleh gangguan otot abduktor atau adduktor. Paralisis
abduktor unilateral menimbulkan sedikit gejala karena pita suara yang terganggu akan terletak digaris
tengah dan fonasi akan mendekati normal. Ini adalah paralisis tidak lengkap. Pada perkembangan ke
arah paralisis lengkap, otot adduktor tidak berfungsi dan pita suara bergerak keluar. Pita suara yang
normal akan melewati garis tengah pada fonasi dan terdengar bunyi nafas pasien pada suaranya.
Paralisis adduktor bilateral paling sering disebabkan oleh histeris, menghalangi fonasi karena dua pita
suara tidak akan bertemu. Adanya faktor histeris yang menjadi penyebab ini dapat dibuktikan dengan
meminta pasien untuk batuk, pada keadaan ini kedua pita suara akan menutup seperti biasa. Paralisis
adduktor bilateral menyebabkan stridor dan kesulitan besar. Tidak ada pita suara yang bergerak
menjauhi garis tengah dan saluran udara menjadi terganggu.

Latihan pemeriksaan fisik.

Periksalah dengan cermat tambahan rambut, ukur jarak antara kantus interna, pupil dan kantus
eksterna. Ukurlah penonjolan bola mata. Letakkan penggaris dengan hati-hati pada sudut orbita dan
lihatlah garis singgung dengan kornea. Lakukanlah aulkultasi pada bola mata. Mintalah rekan anda
untuk menutup matanya dan dengan hati-hati letakkan bell stetoskop. Anda mungkin mendengar suara
otot yang menegang atau gerakan kelopak mata. Berlatihlah membalikkan kelopak mata dengan
kapaslidi. Carilah kelenjar meibomi dan kelenjar air mata. Periksalah aliran air mata dengan kertas
saring schirmer. Lakukuan tes [enutup untuk memastikan tidak adanya heterofia. Perhatikanlah fiksasi
mata ketika rekan anda melihat pada suatu titik dan tutup dan bukalah tiapa mata secara bergantian.
Periksalah fungsi otot ekstraokuler dan lapngan penglihatan dengan konfrontasi.

Gelapkanlah ruangan dan denagn lampu senter sinarilah mata dari jarak 3-4 kaki. Perhatikan letak
pantulan cahaya pada tiap mata. Mintalah rekan anda untuk mengikuti lampu senter ketika anda
menyinarinya dari berbagai sudut dan pastikan bahwa pantulan tersebut tetap sama pada kedua mata
dalam setiap arah pandangan.

Anda mungkin juga menyukai