Paragraf yang paling menarik menurut saya adalah paragraf pada bagian sub-bab
‘’The Highhest Value : Objectivity or Emancipation?’’ yang berbunyi “When we talk
about values, we are discussing priorities, questions of relative worth. Values are the
traffic lights of our lives that guide what we think, feel, and do. The professional
values of communication theorists refl ect the commit-ments they’ve made
concerning knowledge and human nature. Since most social scientists hold to a
distinction between the “knower” and the “known,” they place value on objectivity
that’s not biased by ideological commitments. Because humanists and others in the
interpretive camp believe that the ability to choose is what separates humanity from
the rest of creation, they value scholarship that expands the range of free choice.’’
Dari sini kita dapat sama-sama berfikir untuk dapat menemukan solusi dan
pengambilan keputusan mengenai prioritas nilai yang diambil, apakah objektivitas
atau emansipasi. Nilai-nilai profesional yang dimiliki ahli teori komunikasi dan
disebutkan dalam paragraf diatas mencerminkan komitmen yang telah mereka buat
tentang pengetahuan dan perilaku manusia . Paragraf ini menunjukkan bahwa para
ilmuwan menghargai objektivitas yang tidak bias oleh komitmen ideologis yang ada.
Dengan kata lain para ilmuwan sosial dan pemerhati tingkah laku serta sikap manusia,
harus mengedepankan objektivitas dan kejujuran yang apa adanya, tanpa embel-embel
yang ditambahkan untuk membenarkan hipotesis yang dipertanyakan, atau hasil
penelitian yang belum pasti. Dalam ilmu komunikasi mengatakan bahwa setiap teori
komunikasi umum memiliki dua prioritas—efektifitas dan partisipasi.” Efektivitas
berkaitan dengan keberhasilan mengkomunikasikan informasi, ide, dan makna kepada
orang lain. Ini juga termasuk persuasi. Partisipasi berkaitan dengan peningkatan
kemungkinan bahwa semua sudut pandang akan mempengaruhi keputusan kolektif
dan keterbukaan individu terhadap ide-ide baru. Itu juga mendorong perbedaan,
oposisi, dan kemandirian. Para teoretikus objektif biasanya mengedepankan
keefektifan dan menurunkan partisipasi ke latar belakang. Sedangkan, ahli teori
interpretatif cenderung berfokus pada partisipasi dan mengecilkan efektivitas.