Anda di halaman 1dari 3

A.

Paragraf yang paling menarik menurut saya adalah paragraf pada bagian sub-bab
‘’The Highhest Value : Objectivity or Emancipation?’’ yang berbunyi “When we talk
about values, we are discussing priorities, questions of relative worth. Values are the
traffic lights of our lives that guide what we think, feel, and do. The professional
values of communication theorists refl ect the commit-ments they’ve made
concerning knowledge and human nature. Since most social scientists hold to a
distinction between the “knower” and the “known,” they place value on objectivity
that’s not biased by ideological commitments. Because humanists and others in the
interpretive camp believe that the ability to choose is what separates humanity from
the rest of creation, they value scholarship that expands the range of free choice.’’
Dari sini kita dapat sama-sama berfikir untuk dapat menemukan solusi dan
pengambilan keputusan mengenai prioritas nilai yang diambil, apakah objektivitas
atau emansipasi. Nilai-nilai profesional yang dimiliki ahli teori komunikasi dan
disebutkan dalam paragraf diatas mencerminkan komitmen yang telah mereka buat
tentang pengetahuan dan perilaku manusia . Paragraf ini menunjukkan bahwa para
ilmuwan menghargai objektivitas yang tidak bias oleh komitmen ideologis yang ada.
Dengan kata lain para ilmuwan sosial dan pemerhati tingkah laku serta sikap manusia,
harus mengedepankan objektivitas dan kejujuran yang apa adanya, tanpa embel-embel
yang ditambahkan untuk membenarkan hipotesis yang dipertanyakan, atau hasil
penelitian yang belum pasti. Dalam ilmu komunikasi mengatakan bahwa setiap teori
komunikasi umum memiliki dua prioritas—efektifitas dan partisipasi.” Efektivitas
berkaitan dengan keberhasilan mengkomunikasikan informasi, ide, dan makna kepada
orang lain. Ini juga termasuk persuasi. Partisipasi berkaitan dengan peningkatan
kemungkinan bahwa semua sudut pandang akan mempengaruhi keputusan kolektif
dan keterbukaan individu terhadap ide-ide baru. Itu juga mendorong perbedaan,
oposisi, dan kemandirian. Para teoretikus objektif biasanya mengedepankan
keefektifan dan menurunkan partisipasi ke latar belakang. Sedangkan, ahli teori
interpretatif cenderung berfokus pada partisipasi dan mengecilkan efektivitas.

B. Menurut saya lebih menarik pendekatan objektif, karena kesistematisan dan


kepastiannya. Pendekatan ini sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya
berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa
eksis di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran,
peraba, perasa, dan pembau), dapat diukur dan diramalkan. Pendekatan objektif
memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan, jika seseorang dapat menyingkirkan
campur tangan manusia ketika melakukan penelitian, dalam arti lain mengambil jarak
dari objek yang diteliti, karena pendekatan ini lebih sistematis, terkontrol, empiris
mengenai hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam. Pendekatan objektif
juga cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan
perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka. Pendekatan
ini juga berpendapat, hingga derajat tertentu perilaku manusia dapat diramalkan,
meskipun ramalan tersebut tidak setepat ramalan perilaku alam. Dengan kata lain,
hukum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin (probabilistik).
Misalnya, kalau mahasiswa lebih rajin belajar, mereka (mungkin) akan mendapatkan
nilai lebih baik. Jadi apabila di pahami bahwa pendekatan objektif ini menganggap
perilaku manusia dapat di bagi-bagi menjadi bagian yang independen, yang masing-
masing bekerja secara sistematis.

C. Contoh kasus atau fenomena yang dapat diteliti menggunakan pendekatan


onjektif atau kuantitatif adalah, ‘’Setiap mahasiswa yang belajar dengan giat,
akan mendapatkan IPK diatas 3,5’’.

Gambar 1 : metode belajar mahasiswa dengan grup investigasi.


Pembelajaran yang efektif, dan tekun yang diterapkan mahasiswa pada metode
belajaranya sangat mempengaruhi nilai dan IPK yang akan mereka dapat. Salah satu
metode pembelajaran di kelas yang efektif meningkatkan pemahaman dan
keterlibatan mahasiswa dalam berfikir adalah metode grup disscusion seperti pada
gambar diatas.
Pada teori pendekatan onjektif saya memilih topik tersebut dikarenakan struktur sosial
dan dampak sosial yang diperoleh mahasiswa, serta hasil yang didapat selama masa
studi dapat diukur secara cermat dan dapat dibuktikan dengan menggunakan data
perolehan nilai mahasiswa, ataupun kuisoner yang disebarkan dan diisi mahasiswa,
yang berisi mengenai metode belajar yang digunakana, lama belajar, dan ketertarikan
belajar mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai