Anda di halaman 1dari 4

Zulkifli juga mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk saling

menghargai keberagaman di Indonesia. Sehingga ia meminta jangan sampai


perbedaan yang ada malah memicu kebencian. Ketua MPR juga mendorong kepada
siswa-siswi Bau Bau untuk terus semangat dalam menggapai cita-cita. Sebab, saat
ini siapa saja berhak menjadi apa saja di Indonesia . MPR sebagai rumah rakyat
yang bertanggung jawab atas segala peraturan perundang-undangan mencoba
merekomendasikan penggunaan pancasila lewat Tim Kerja Kajian Sistem
Ketatanegaraan Indonesia . Salah satu cara yang akan dilakukan MPR adalah
Membentuk lembaga yang akan mengkaji sistem tata negara, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika. MPR akan membentuk Lembaga Kajian Konstitusi yang
kinerjanya akan menyerap aspirasi masyarakat, mengimplementasikanya dan
mendukung MPR. Lembaga Kajian Konstitusi ini terdiri dari para pakar, tokoh
nasional, mantan anggota MPR yang berkompeten dan memiliki pengalaman dalam
bidang tata negara. Sesuai dengan eksistensinya,, Tentara Nasional Indonesia TNI
adalah pembela ideologi negara, Pancasila.

Salah satunya diwujudkan dengan menjadi perekat kemajemukan bangsa


sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.TNI pun tak akan menoleransi
gerakan yang mengancam keutuhan bangsa. TNI menyatakan dengan tegas bahwa
mereka adalah garda terdepan dalam mengelola kebinekaan Indonesia . Pancasila
dapat dipertahkan dengan media pendidikan. Menurut hemat saya, pendidikan
adalah langkah yang tepat untuk mengembalikan kejayaan Pancasila, pendidikan
tersebut dapat dimulai lagi dari anak-anak Sekolah Dasar. Oleh karena itu, peranan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayan sangat diperlukan, perlu dicipkatan
kurikulum yang baru dimana pengajaran Pancasila tidak dijadikan untuk bahan ajar
saja, namun juga harus dibuat metode pembelajaran yang sesuai dan dapat
diamalkan.

Pancasila dapat dipertahankan juga melalui sarana keluarga. Keluarga yang


harmonis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, misalnya melaksanakan
musyawarah jika ada masalah keluarga adalah salah satu bentuk pengamalan
Pancasila.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Pancasila adalah dasar segala pembentukan peraturan perundangundangan yang


ada. Hal tersebut sudah sangat jelas dalam UU PUU. Pancasila sangat berperan
dalam pembentukan cita hukum nasional guna terwujudnya kemakmuran bagi rakyat
Indonesia, dan ketertiban umum.

2. Pancasila dapat dipertahankan dengan berbagai cara. Cara yang pertama dimulai
dari lembaga Negara, misalnya MPR harus lebih sering mensosialisasikan
pentingnya Pancasila bagi warga Negara, cara yang ke2 melalui Tentara Nasional
Indonesia, dan Alat keamanan Negara lainnya, jika ada yang ingin melanggar,
menghina Pancasila dalam bentuk apapun, Pemerintah harus menindak dengan
tegas misalnya dengan pembubaran organisasi, ataupun memenjarakan orang yang
menghina tersebut.

Namun terdapat cara yang paling ampuh untuk mengembalikan kejayaan dan
kesaktian Pancasila yakni dimulai melalui pendidikan sekolah dasar dan keluarga.
Perubahan kurikulum yang memberi penekanan kepada pengamalan Pancasila
sebaiknya segera dibahas kembali, Keluarga juga dapat sebagai pengamalan
Pancasila. Maka dari itu, dapat dibuat kesimpulan bahwa cita hukum yang harus
dilestarikan dan merupakan keinginan bangsa indonesia adalah cita hukum
pancasila, yang telah ditetapkan sebagai sumber dari segala sumber hukum yang
ada di negara kita, jauh sebelum kita ada oleh para pendiri dan pejuang negara kita.
Pancasila ialah perceminan dari nilai nilai luhur dan kebudayaan bangsa. Ada
beberapa pluraritas yang menyebar dalam hukum di masyarakat misalnya hukum
adat, agama, hukum barat, dan lain sebagainya. Namun hal tersebut tetap tidak
dapat menggantikan bahwa pancasila merupakan cita hukum negara kita.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman, “Hukum Islam: antara Superior dan Inferior dalam Penegakan
Hukum di Indonesia”, Jurnal Hukum Diktum, Vol. 13, No. 1, Januari 2015. DOI:
https://doi.org/ 10.28988/diktum.v13i1.359

Ali, Mohammad Daud, Hukum Islam; Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.

Bedner, Adriaan,”Indonesian Legal Scholarship and Jurisprudence as an


Obstacle for Transplanting Legal Institutions”, Hague Journal on the Rule of Law,
Vol. 5, Issue 02, September 2013. DOI: 10.1017/S1876404512001145

Gunawati, Dewi, “Urgensitas Harmonisasi Hukum Perlindungan dan


Pengelolaan Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim Global melalui Program
Reducing Emmision Deforestation and Forest Degradation and Enhancing Stok
Carbon”, Jurnal Yustisia. Vol. 4, No. 1, Januari - April 2015. DOI:
http://dx.doi.org/10.20961/yustisia.v4i1.8630

Halim, Abdul, “Teori-Teori Hukum Aliran Positivisme dan Perkembangan


Kritik-Kritiknya”, Jurnal Asy-Syir’ah, Vol. 42, No. II, 2008. DOI:
http://dx.doi.org/10.14421/asysyir'ah.2008.%25x. h. 389

Halim, Abdul, “Membangun Teori Politik Hukum Islam di Indonesia”, Jurnal


Ahkam, Vol. XIII, No. 2, Juli 2013. DOI: 10.15408/ajis.v13i2.938

Isdiyanto, Ilham Yuli, “Problematika Teori Hukum, Konstruksi Hukum dan


Kesadaran Hukum”, Jurnal Hukum Novelty, Vol. 9, No. 1, Februari 2018. DOI:
http://dx.doi.org/10.26555/novelty.v9i1.a8035.

Itmam, M. Shohibul, “Hukum Islam dalam Pergumulan Politik Hukum Nasional


Era Reformasi”, Jurnal At-Tahrir, Vol. 13, No. 2, November 2013. DOI:
https://doi.org/10.21154/al-tahrir.v13i2.17

Karim, M. Abdul, Menggali Muatan Pancasila dalam Perspektif Islam,


Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2004.

Kurniawan, Ryan, “Harmonisasi Hukum sebagai Perlindungan Hukum bagi


Pekerja pada Perusahaan Pailit Ditinjau dari Perspektif Pancasila Sila Kelima”,
Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013.
Lubis, Solly, Bunga Rampai Pembangunan Hukum di Indonesia, Bandung:
Resco, 1995.

Mahfud MD, Moh., “Politik Hukum dalam Perda Berbasis Syari’ah”, Jurnal
Hukum, Vol. 14, No. 1, Januari 2007.

Maladi, Yanis, “Eksistensi Hukum Adat dalam Konstitusi Negara Pasca


Amandemen”, dalam Jurnal Mimbar Hukum, Vol. 22, Nomor 3, Oktober 2010. DOI.
https://doi.org/10.22146/jmh.16235

Anda mungkin juga menyukai