Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 4

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

VARIABEL PENELITIAN
Oleh:

AMIRUDDIN
ARBAIN NURANSYAB
SYAMSUL MA’ARIF
JAY HARUN SETIAWAN
FEBRIADI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (SI)

FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
limpahan Rahmat dan karuna-nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah
ini disususn berdasarkan pengumpulan dari berbagai sumber, dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metologi Penelitian Pendidikan.

Dengan ini penulis ucapkan terimahkasi kepada bapak Wasir Talib, Prof
_Dr_MS selaku dosen pengampuh mata kuliah Metelogi Penelitian Pendidikan,
semoga tugas yang kami buat dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak
yang membaca.

Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurnah, masiih banyak
kelemahan dan kekurangan. Maka dari itu setiap saran, kritik, dan komentar yang
bersifat membangun dari pembaca, untuk meningkatkan kualitas dan
peneyempurnaan tugas ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.......................................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................iii
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................iii
1.3. Tujuan Masalah.......................................................................................................iv
BAB II........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..........................................................................................................................1
2.1. Pengertian Variabel..............................................................................................1
PENGERTIAN VARIABEL PENELITIAN MENURUT PARA AHLI.................................................3
2.2. Klasifikasi variabel penelitian................................................................................5
2.3. Macam-Macam Variabel Penelitian......................................................................9
2.4. Hubungan Antara Variabel Penelitian................................................................15
2.5. Cara Menentukan Variabel Penenlitian..............................................................24
PENUTUP................................................................................................................................26
2.6. Kesimpulan.........................................................................................................26
DAFTAR PUSTA.......................................................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Secara teoritis, variable dapat didefinisikan sebagai atribut atau obyek, yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau obyek dengan obyek
yang lain. Variable juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiatan tertentu.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variable. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita kurang mengetahui mengenai apa dan sepertiapa variable serta
apa saja jeneis variable dalam penelitian itu\. Banyak hal yang menjadi pertanyaan
dan itu sebebnya membahas variable menjadi salah satu hal yang penting.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari variable penelitian.


2. Bagaimana klasifikasi variable penelitian
3. macam-macam variable penelitian.
4. Bagaimana hubungan antara variable.
5. Cara menentukan variabel penelitian.

iii
1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari variable penelitian.


2. Untuk mengetahui klasifikasi variable penelitian beserta contohnya.
3. untuk mengetahui macam- macam variable penelitian.
4. Untuk memahami hubungan antara variable penelitian.
5. Untuk mengetahui cara menentukan variabel penelitiaN

iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Variabel

Variable berasal dari Bahasa inggris variable dengan arti “ubahan”, “faktor
tetap”, atau “gejalah yang dapat diubah-ubah”. Istilah variable dapat di artikan
bermacam macam. Menurut Sungiyono, variable penelitian pada dasarnya adalah
suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Kelinger menyatakan bahwa variable adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari, sehingga merupakan representasi kongkrit dari konsep abstrak.
Sebagai contoh tingkat aspirasi ontoh tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status sosisal, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain-lain. Di
bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu
sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan
demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Keddles
dalam Surahman menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities)
dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Secara teoritis, variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau subyek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau satu
objek dengan objek lain. Bervariasi berarti pada veriabel tersebut mempunyai
nilai, skor, ukuran yang berbeda. Variabel juga dapat merupakan atribut dari
bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap,
kepemimpinan kepala sekolah, disiplin guru, merupakan atribut dari objek. Hasil
belajar, kinerja guru, kreativitas belajar adalah merupakan contoh variabel
penelitian pendidikan. Berat badan dapat dikatan variabel, Karena berat badan
sekolompok orang itu bervariasi antara satu dengan yang lain, (ada berat
badannya 25 kg, 50 kg, 67 kg dst). Demikian juga motivasi belajar dari siswa

1
tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih

2
variabel penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan
keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya
bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka peneliti harus
didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi. Selain itu
definisi variabel penelitian merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau
nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara
satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan. Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat diartikan bahwa
variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian, dimana didalamnya terdapat faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa yang akan diteliti. Variabel dapat diartikan sebagai sifat yang akan
diukur atau diamati yang nilainnya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya.
Dengan demikian, penekanan pada ariabel adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk
menentukan variabel yang baik ditentukan oleh lanadasan teoritis, ditegaskan
oleh hipotesis dan tergantung dari rumit dan sederhana rancangan penelitian.
JadI, jika peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang,
objek maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya.
Untuk dapat bervariasi, maka penelitian haus didasarkan pada sekelompok
sumber data atau objek yang bervariasi.
Fungsi ditetapkannya variabel adalah untuk mempersiapkan alat dan metode
analisis/pengolahan data dan untuk pengujian hipotesis. Dengan demikian,
variabel adalah suatu atribut, sifat tau nilai yang didapat dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan sekurang-kurangnya mempunyai
dua klasifikasi yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values),
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.
Jadi jika dikaitkan dengan proses pengukuran, maka variabel merupakan:
1. Besaran tertentu dari sifat suatu objek/orang (characteristic of objects
or person)
3
2. Besarnya dapat ditangkap oleh panca indra (observable)
3. Nilainya berbeda-beda dari pengamatan ke pengamatan berikutnya
(differs from observation to observation)
PENGERTIAN VARIABEL PENELITIAN MENURUT PARA AHLI
Menurut F.N. Kerlinger
Pengertian variabel menurut Kerlinger adalah konsep yang memiliki
macam-macam nilai, dan variabel adalah konsep yang sudah diubah.
Menurut Freddy Rankuti
Pengertian variabel adalah konsep yang memiliki nilai bervariasi dan nilai
tersebut bisa dibagi menjadi 4 data (empat) yang berbeda, yaitu skala,
rasio, ordinal, nomina dan intenal.
Menurut Sutrisno Hadi
Definisi variabel merupakan variasi dari objek penelitian, misalnya saja
tinggi manusia dan divariasikan dengan umur atau berat badan yang
dimilikinya.
Menurut Sugiyono (2009)
Arti variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Moh. Nazir
Pengertian variabel menurut Moh. Nazir adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai.
Menurut Suharsimi Arikunto (1998)
Definisi variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian.
Menurut Bagja Waluya
Definisi variabel adalah konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
eksperimen atau penelitian (research).
Menurut Tia Mutiara

4
Pengertian variabel menurut Tia Mutiara adalah sesuatu yang menjadi
fokus perhatian yang memberikan pengaruh dan mempunyai nilai (value).
Menurut Sugiarto
Variabel didefinisikan sebagai karakter yang dapat diobservasi dari unit
amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok
objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek
yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.
Menurut Eddy Soeryanto
Menurut Eddy Soeryanto, variabel penelitian adalah suatu objek yang
penting dalam riset pemasaran.
Menurut Hatch dan Farhady (1981)
Variable didefinisikan sebagai suatu atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain.
Menurut Kidder (1981)
Arti variabel menurut Kidder adalah suatu kualitas (qualities) dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Menurut Bhisma Murti (1996
Definisi variabel adalah fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi
nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Menurut Sudigdo Sastroasmoro
Pengertian variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah
dari satu subyek menuju ke subyek lainnya.
Menurut Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan konsep
adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep
yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat
disebut sebagai variable. Dengan demikian, variabel dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

5
Menurut Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Menurut Notoadmodjo, definisi variabel dibedakan sebagai berikut.
1. Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki
oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh kelompok yang lain.
2. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu.
Menurut Robbin Pearson
Variabel penelitian adalah semua karakteristik umum yang dapat diukur
dan dapat berubah dalam intensitas, keleluasaan atau keduanya.

2.2. Klasifikasi variabel penelitian

Variabel berdasarkan sifat adalah pembagian kelompok konsep arti


penelitian dilihat dari karakteristik dengan pengamatan secara lain terkait suatu
objek atau peristiwa yang dapat dijelaskan menurut beberapa klasifikasi atau
skema pengukuran yang didefinisikan dengan baik. Untuk meng-klasifikasi
variabel sebuah penelitian bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti
berdasarkan sifat, kedudukan, skala, dan alat ukur pengumpulan datanya.
1. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya fariabel penelitian terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Variabel kategori
Variabel kategori adalah variabel yang bisa diklasifikasikan secara
pilah (mutually exclusive). Salah satu contoh dari variabel yang
memiliki sifat kategoris seperti, jenis kelamin, warna kulit, status
perkawinan dan suku.
b. Variabel diskrit

6
Variabel diskrit merupakan variabel yang pengumpulan datanya
dilakukan dengan cara membilang atau mencacah. Nah, dari hasil
proses membilang maka data diskrit ini mempunyai satuan ukuran
yang utuh, sehingga tidak memungkinkan data berupa pecahan.
Contohnya: jumlah anak, jumblah penduduk, jumlah sekolah, jumblah
provensi, jumblah murid dan jumblah usia.
c. Variable kontinun
Variabel kontinun adalah variabel yang didalam datanya terdapat
dalam suatu kontinun yang diperoleh dari proses mengukur. Misalnya,
seperti variabel berat badan 10kg yang diperoleh dari hasil
pengukuran. Nah, dari hasil pengukuran tersebut pada dasarnya
berada dalam suatu kontinun, bisa jadi 9,98 kg atau bisa juga 10,21 kg
data dari variabel kontinun memungkinkan bentuk pecahan. Karena,
hasil dari pengukuran berada dalam sebuah kontinun.

2. Berdasarkan Kedudukannya

Jika, berdasarkan kedudukannya variabel penelitian terbagi menjadi 2 bagian


yaitu:

a. Variable Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama untuk
menunjukkan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Biasanya
keberadaan variabel ini dalam penelitian menjadi variabel yang
menjelaskan terjadinya fokus atau suatu topik penelitian.
b. Variable Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang mengalami perubahan
karena perlakuan variabel bebas. Biasanya keberadaan variabel ini
dalam penelitian sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau
topik penelitian

7
3. Berdasarkan Skalanya
Berdasarkan skalanya variabel penelitian juga terbagi menjadi 4 bagi yakni:
a. Variable nominal
Variabel nominal adalah variabel yang tingkat skalanya hanya
memilah. Perlu anda ketahui ada dua sifat dari perbedaan nilai
variabel yaitu:
 Perbedaan nilai variabel tidak memiliki makna apapun selain
menjadi keperlian memberikan tanda atau label saja.
 Pebedaan nilai juga tidak memiliki sifat yang dapat diurutkan
berdasarkan suatu nilai tertentu karena sifat skalanya hanya
sebatas nominal saja.

Misalnya, dalam sebuah penelitian terdapat variabel jenis kelamin


yang diambil datanya dengan memberikan skor 1 (satu) untuk
responden laki-laki dan skor 0 (nol) untuk perempuan.Nah, dari
contoh diatas kita bisa melihat walaupun skornya lebih besar laki-laki.
Tidak berarti bahwa laki-laki memiliki nilai yang lebih besar dari
pada perempuan.Jadi, perbedaan tersebut hanya untuk memberikan
tanda semata.

b. Variable Ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang penerapan skornya
dimaksudkan untuk mengurutkan berdasarkan nilai yang dimiliki
objek dalam variabel yang telah diukur. Maka dari itu sebuah objek
yang memiliki skor lebih tinggi dari yang lain dapat dikatakan
memiliki nilai yang lebih daripada objek lain dalam variabel yang
diukur. Misalnya, Seorang siswa yang memperoleh nilai 95 dalam tes
prestasi belajar lebih pandai dari siswa yang memperoleh nilai 85.
Beberapa hal
8
termasuk dalam variabel yang memiliki skala ordinal seperti:
kecerdasan, prestasi belajar, kreativitas, kemampuan penyesuaian diri
dan lain sebagainya,
c. Variabel interfal
Variabel interval merupakan variabel yang memiliki skala dengan
interval yang sama. Karena variabel ini mempunyai interval yang
sama maka datanya dengan skala interval dapat dijumlahkan.
Misalnya, pada data variabel suhu sebuah benda yang memiliki suhu
40oC lalu ditambahkan 60oC maka benda tersebut memiliki suhu
100oC. Nah, dari contoh diatas kita bisa melihat bahwa suhu
merupakan variabel dengan skala interval.
d. Variabel rasio
Varibel rasio adalah variabel yang memiliki skala tingkat lebih tinggi
atau sama dengan skala interval. Jadi, variabel ini mempunyai angka 0
(nol) mutlak.Pada variabel atau skala rasio ini jarang digunakan pada
penelitian di bidang ilmu sosial, akan tetapi lebih banyak digunakan
pada penelitian ilmu-ilmu eksak (pasti). Jadi, maksud dari Nol mutlek
ini tidak punya sama sekali. Contohnya, jika panjang besi diukur dari
angka Nol, artinya dimulai dari titik awal dari sebuah besi karena titik
ini dianggap tidak punya panjang.
4. Berdasarkan alat ukur
Menurut alat ukur pengumpulan datanya, sebuah variabel dapat digolongkan
menjadi dua bagian:
a. Variable faktual
Variabel faktual merupakan variabel yang alat ukurnya tidak perlu
dibakukan, karena kesalahan data bukan merupakan kesalahan alat
ukurnya. Misalnya bila seseorang atau responden tidak jujur dalam
mengisi data tentang variabel usia, maka kesalahan tidak terletak pada
alat ukurnya.

9
Begitupula dengan agama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
asal daerah, dan lain sebagainya merupakan variabel faktual.
b. Variable konsep
Variabel konsep adalah variabel yang alat ukur pengumpulan datanya
harus terlebuh dahulu dibakukan sebelum digunakan untuk
pengumpulan data. Hal ini deisebabkan karena kemungkinan adanya
kesalahan pengumpulan data oleh alat ukur yang salah konsep.
Contohnya, data motivasi belajar bisa menjadi salah karena ada
beberapa pertanyaan ataupun pernyataan yang tidak mengukur apa
yang semestinya diukur (tidak valid) atau tidak memberikan hasil
yang konsisten (tidak reliabel).

2.3. Macam-Macam Variabel Penelitian

Ada banyak macam (jenis) variabel yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian. Jenis penelitian yang dapat memanfaatkan beragam variabel antara
lain penelitian eksperimen. Namun, selama ini dalam penelitian di bidang
pendidikan pada umumnya hanya menggunakan dua variabel yakni variabel bebas
dan variabel terikat. Dalam penelitian pendidikan, sebenarnya ada cukup banyak
variabel yang dapat digunakan antara lain berupa variabel kontrol, variabel antara,
dan variabel moderator. Berbagai macam variabel tersebut perlu dipahami oleh
peneliti agar dapat menggunakan variabel tersebut secara tepat. Dibawah ini
dijelaskan mengenai macam-macam variabel tersebut:
1. Variabel Bebas

Variabel bebas diartikan sebagai suatu kondisi atau nilai yang jika
muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau nilai yang lain.
Dengan demikian, jika ditinjau keberadaannya, variabel bebas pada umumnya
terlebih dahulu muncul (ada), dan akan diikuti variabel yang lainnya. Dalam
rangkaian

10
kegiatan ilmiah, peneliti dalam menentukan variabel bebas tidak boleh secara
sembarangan. Variabel bebas bukanlah suatu kondisi yang terlepas sama
sekali dengan keberadaan variabel terikat. Dengan demikian, keberadaan
variabel bebas pada umumnya terkait atau ada hubungannya dengan
keberadaan variabel terikat. Beberapa wujud penelitian pendidikan adalah
berupa penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Dalam penelitian
eksperimen maupun penelitian tindakan, variabel bebas merupakan variabel
yang dimanipulir (dirancang dan diimplementasikan) oleh peneliti. Pada
umumnya variabel bebas dalam penelitian eksperimen maupun tindakan
tersebut berupa 33 treatment (perlakuan) yang akan dikenakan pada subjek
penelitian untuk dinilai dampaknya (hasil perubahannya). Dalam menentukan
variabel bebas, peneliti perlu melandaskan teori yang kuat. Selain itu, peneliti
perlu mengkaji teori-teori yang menguraikan keterkaitan antara keberadaan
variabel bebas dengan variabel terikat. Oleh karena itu, peneliti perlu
mengkaji dan memilih teori manakah di antaranya yang menjamin kuatnya
keterkaitan keberadaan di antara kedua variabel tersebut. Dengan adanya
alasan yang kuat (tepat) di atas maka peneliti dapat menentukan penggunaan
variabel bebas dalam penelitian eksperimen.

2. Variable Terikat
Variabel terikat merupakan suatu kondisi atau nilai yang muncul sebagai
akibat adanya variabel bebas. Baik variabel bebas maupun variabel terikat
sebenarnya dapat dikaji (ditentukan) dari judul penelitian. Namun di dalam
susunan judul penelitian, letak variabel terikat tidak berarti selalu berada
setelah variabel bebas. Peneliti dapat menentukannya variabel terikat
secara rasional, yakni dengan menentukan mana variabel yang munculnya
sebagai akibat dari variabel lain. Contoh satu. Pada judul penelitian
“Pengaruh Konsep Diri terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMP Pandawa
Salatiga”, variabel bebasnya adalah Konsep Diri, dan variabel terikatnya
berupa Kemandirian
11
Belajar. Hal ini disebabkan bahwa kemandirian belajar siswa muncul sebagai
akibat adanya konsep dirinya. Cara penentuan masing-masing jenis variabel
berdasar susunan kalimat dalam judul tersebut relatif lebih mudah. Contoh
dua. Sedangkan pada judul penelitian “Perbedaan Percaya Diri berdasar Pola
Asuh Orang Tua pada Siswa SMA Sinar 34 Kasih”, variabel bebasnya berupa
Pola Asuh orang tua, dan variabel terikatnya adalah Percaya Diri. Meskipun
percaya diri terletak di bagian depan susunan kalimat judul penelitian,
ternyata tidak menunjukkan sebagai variabel bebas, justru sebaliknya
sebagai variabel terikat. Hal ini disebabkan bahwa secara rasional percaya
diri salah faktor pembentuknya adalah pola asuh orang tua. Dalam
penelitian eksperimen – sebagai salah satu wujud penelitian pendidikan -
variabel terikat berupa informasi (data) tentang perubahan pada diri subjek
sebagai reaksi subjek terhadap keberadaan (setelah dikenai treatment)
variabel bebas tersebut. Perbandingan antara sebelum eksperimen dengan
sesudah eksperimen atau sesudah mendapat perlakuan, merupakan wujud
perubahan sebagai reaksi subjek terhadap treatment penelitian eksperimen.
Sebelum suatu penelitian dilakukan tentu peneliti sudah mempersiapkan
alat ukur atau instrumen penelitiannya. Instrumen tersebut dapat berupa
panduan observasi dengan cara pengisian chek list, dapat pula dalam bentuk
skala sikap yang harus disebarkan dan diisikan oleh subjek penelitian. Dalam
penelitian eksperimen, melalui alat ukur yang sudah ditentukan tersebut
peneliti perlu mengumpulkan data kondisi perubahan diri subjek setelah
mendapatkan treatment (perlakuan). Contoh: Seorang peneliti ingin menguji
efektivitas dari metode pembelajaran A terhadap keberhasilan belajar siswa
melalui eksperimen semu. Pada penelitian tersebut terdapat dua variabel
yang digunakan oleh peneliti. Menurut anda, variabel apa saja yang

12
digunakan peneliti? Manakah yang tergolong variabel bebas dan variabel
terikat pada penelitian di atas?
3. Variabel Control
Selain terdapat variabel bebas dan variabel terikat, dalam penelitian
eksperimen sering kali menggunakan variabel kontrol. Dalam penelitian
eksperimen, ada cukup banyak variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan keadaan subjek penelitian. Tindakan atau treatment dalam
penelitian eksperimen merupakan variabel bebas. Sedangkan perubahan
keadaan diri subjek yang diharapkan hanya sebagai hasil treatment
penelitian eksperimen tersebut tergolong sebagai variabel tergantung
(terikat). Agar perubahan keadaan diri subjek penelitian benar-benar
sebagai akibat dikenai treatment maka peneliti perlu mengendalikan
(mengontrol) kondisi eksperimennya, antara lain dalam menentukan ciri-ciri
subjek yang dipilih, mengendalikan situasi (setting) penelitian. Keberadaan
variabel lain, di luar variabel bebas dan terikat tersebut, tidak boleh
dibiarkan tetapi harus dikendalikan agar keberadaannya tidak mencemari
hasil penelitian. Dalam tulisannya Azwar (1999) menyatakan bahwa variabel
kontrol atau kendali merupakan variabel bebas tetapi efek pengaruhnya
terhadap variabel tergantung dikendalikan (dikontrol) oleh peneliti sehingga
pengaruhnya netral. Perlu dipahami bahwa variabel kontrol banyak
digunakan ketika peneliti melakukan eksperimen murni, yang berfungsi
untuk mengendalikan pelaksanaan eksperimen agar dapat berjalan sesuai
rancangan penelitiannya. Selain itu, penggunaan variabel kontrol juga
berfungsi agar hasil eksperimen tidak tercampuri oleh kondisi luar tetapi
memang sebagai akibat dari eksperimen itu sendiri. Dalam penelitian pra-
eksperimen maupun eksperimen semu khususnya pada penelitian bidang
pendidikan, peneliti tidak perlu menyibukkan diri dengan variabel kontrol.
Jika penelitian 36
13
eksperimen dalam bidang pendidikan dilakukan dengan menggunakan
variabel kontrol maka dalam penelitian tersebut sulit atau bahkan tidak akan
diketemukan subjek penelitian yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena
tidak ada seorangpun di dunia yang memiliki sifat, karakter, atau ciri-ciri
yang sama persis dalam segala hal. Dalam penelitian eksperimen di bidang
pendidikan, baik pra-eksperimen maupun eksperimen semu, selalu
mengesampingkan perbedaan keseluruhan kondisi subjek penelitiannya.
Subjek dianggap memiliki kondisi yang sama. Dengan demikian, variabel
kontrol bukan menjadi perhatian utama dalam penelitian eksperimen di
bidang pendidikan tetapi tetap mengutamakan perhatian terhadap variabel
bebas dan terikat. Contoh: Seorang peneliti ingin menguji efektivitas dari
metode pembelajaran A terhadap keberhasilan belajar siswa. Dalam
penelitian eksperimen tersebut peneliti hanya menggunakan siswa yang
memiliki IQ normal, dan kondisi sosial ekonomi orangtua yang tergolong
cukup. Pengendalian terhadap IQ subjek yang normal, dan kondisi sosial
ekonomi tersebut merupakan penggunaan variabel kontrol.
4. Variable Antara
Variabel antara merupakan suatu faktor yang secara teoritik (konseptual)
berpengaruh terhadap fenomena hubungan antara bebas dan terikat. Dalam
penelitian, variabel antara tanpa dilakukan pengukuran maupun dimanipulasi,
tetapi dikaji keberadaannya. Variabel antara berfungsi untuk menjelaskan
hubungan kedua variabel tersebut, yang nampak (terwujud) saat peneliti
membahas hasil analisis hubungan antara variabel bebas dengan terikat. 37
Contoh: Penelitian yang dilakukan untuk mengkaji hubungan antara kondisi
status sosial ekonomi dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa.
Peneliti juga perlu memperhitungkan keberadaan kecerdasan siswa yang
ditelitinya

14
5. Variable Moderator
Variabel moderator merupakan variabel bebas untuk menentukan sejauhmana
efeknya ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tergantung. Keberadaan variabel moderator ini bukan termasuk utama untuk
diamati. Variabel moderator dibiarkan bervariasi agar pengaruhnya terhadap
variabel tergantung dapat diamati dan diperhitungkan sehingga dapat
diperoleh kesimpulan yang lebih cermat mengenai hubungan variabel bebas
dengan variabel tergantung. Sebaliknya keberadaan variabel kendali justru
diminimalisir atau bahkan dihilangkan pengaruhnya. Variabel moderator
selalu berupa kategorikal yakni variasinya berupa kategori atau klasifikasi
atau level. Asumsinya karena dalam desain penelitian masing-masing level
pada variabel bebas akan memiliki efek yang berbeda terhadap keberadaan
variabel tergantung. Contoh : Dalam penelitian tentang pengaruh umpan
balik dalam latihan terhadap tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi
ujian. Peneliti juga memperhatikan kondisi sosial ekonomi orang tua dan
konsep diri siswa.
6. Kovariabel
Kovariabel merupakan variabel bebas yang sudah diketahui memiliki
hubungan linier dengan variabel tergantung, dan 38 diikutsertakan dalam
desain penelitian agar kecermatan analisis tetap terjaga. Fungsi keberadaan
kovariabel sama dengan variabel moderator tetapi tidak berupa kategori,
melainkan berupa kondisi yang kontinyu berkorelasi dengan variabel
tergantung. Contoh: Pada penelitian eksperimen tentang pengaruh
(efektivitas) metode pembelajaran discovery terhadap hasil tes mata pelajaran
IPA, peneliti juga memperhitungkan kecerdasan siswanya.

15
2.4. Hubungan Antara Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian pendidikan bisa dikatakan sebagai objek


terpenting, karena variabel itulah yang akan dibedah menggunakan teori tertentu
berdasarkan metode yang diterapkan.
Bila dicermati dari segi fungsi, variabel tentu sangat dipengaruhi oleh variabel
lain. Jadi sangat bisa saling mempengaruhi. Dalam hal ini terdapat variabel
mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Hal ini disebabkan bahwa kuatnya
hukum sebab akibat dalam kehidupan manusia.
Analisis teori Multivariat mendukung sekali untuk menganalisa hubungan antar
variabel dalam penelitian pendidikan karena analisis Multivariat merupakan
metode pengolahan variabel dalam jumlah yang banyak yang berguna untuk
buntuk memastikan pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap suatu obyek
secara serentak.
Analisis Multivariat bisa menganalisa data berbentuk metrik dan data
bersifat non metrik. Analisis Multivariat disebut juga sebagai salah satu bentuk
analisis imferensial yang melihat objek penelitian menggunakan sejumlah sampel
untuk melakukan generalisasi.
Pengembangan model analisis multivariat selanjutnya adalah SEM atau Structural
equation modelling, merupakan sebuah teknik analisis statistik dalam melihat
hubungan dan keterkaitan variabel dependen atau independen untuk diuji.
Variabel adalah konsep yang telah diberi ukuran tertentu. Ukuran inilah yang
membedakan variabel dengan yang bukan variabel. Contoh jenis kelamin
merupakan variabel dan dibedakan menjadi 2, yaitu perempuan dan laki-laki.
Pendapatan seseorang atau kelompok masyarakat merupakan variabel yang dapat
dibedakan tingkatannya menjadi kategori setuju, tidak setuju, dan tidak tahu.
Umur seseorang dapat disebut variabel dan dibedakan (dikategorikan) menjadi
empat, yaitu kanak-kanak, remaja, dewasa, dan manula/tua. Kekompakan
kelompok disebut variabel dan setelah diukur dengan kriteria tertentu dapat
dibedakan/dikelompokkan menjadi tinggi

16
(kompak sekali), sedang (cukup kompak), rendah (kompak saja), dan sangat
rendah (tidak kompak). Kemajuan negara dapat disebut variabel dan ditandai
dengan ukuran (indikator) berupa tingkat pendidikan atau melek huruf (literasi),
pendapatan nasional (product domestic brutto), dan tingkat ekspor produksi
barang dan jasa. Jadi, variabel adalah konsep (keadaan, kegiatan) yang telah
diberi ukuran tertentu dan dapat dijadikan objek atau unsur dalam penelitian
pendidikan.
Dibidang komunikasi, konsep banyak contohnya. Pengetahuan
orang/responden tentang media massa dapat dibedakan menjadi orang
berpengetahuan media, yaitu tinggi, sedang, atau rendah. Ini semua diukur dari
pengetahuan orang/responden tersebut tentang koran yang beredar, radio yang
menyiarkan acara, dan televisi yang siarannya selama 24 jam nonstop. Tingkat
terpaan (exposure) media dari sekelompok orang, sebagai konsep dapat dibedakan
menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Tinggi, berarti sering menggunakan media
(mendengarkan radio/melihat televisi, membaca koran), sedang berarti cukup saja
dalam mendengarkan radio/melihat televise atau membaca koran, dan rendah
berarti sedikit menggunakan waktunya untuk mendengarkan radio, melihat
televisi, dan membaca koran. Dua variabel dapat dihubungkan bersama dalam
satu penelitian komunikasi berjudul Hubungan antara Pengetahuan tentang Media
dengan Terpaan terhadap Media. Dapat diduga (dirumuskan hipotesis), melalui
penelitian ini bahwa ada sekelompok orang yang pengetahuan tentang media
tinggi (variabel pendahulu/sebab) dan terpaan terhadap media juga tinggi
(variabel pengikut/akibat). Ada pula pengetahuannya tentang media sedang, tetapi
terpaan terhadap media tinggi, dan seterusnya. Semua istilah pokok ini penting
untuk diketahui karena merupakan pengetahuan dasar (elementer) yang akan
banyak disebut dalam kegiatan penelitian sosial, termasuk penelitian komunikasi.
Pemahaman yang jelas tentang istilah ini akan memudahkan seseorang untuk
masuk ke dunia penelitian ilmiah. Sebaliknya, orang yang belum memahami
istilah elementer ini perlu mempelajari secara saksama karena dengan modal
dasar ini
17
yang bersangkutan mudah menyesuaikan diri untuk berkiprah di dunia penelitian
sosial.
Kita ketahui bahwa dalam penelitian pendidikan banyak sekali variabel
yang digunakan. Oleh karena itu, hubungan antarvariabel penting untuk diketahui
secara saksama. Pada dasarnya setiap penelitian diarahkan untuk membahas, dan
mencari hubungan (relasi) antarvariabel, misal penelitian tentang keberhasilan
seseorang dalam mendidik murid yang berprestasi (variabel) ditentukan oleh
faktor-faktor (variabel) motivasi usaha tinggi, kegigihan (etos) berusaha tak kenal
lelah, dan lingkungan eksternal yang mendukung. Contoh lain adalah hubungan
tingkat pengetahuan guru dalam mendidik seorang siswa dengan ketersediaan
media massa (mass media exposure). Secara elementer dapat diidentifikasi dua
jenis pola atau kelompok pola hubungan antarvariabel dalam penelitian
pendidikan, yaitu hubungan simetris dan hubungan asimetris. Jenis hubungan
variabel penelitian pendidikan dalam konteks fungsi, sebagai berikut:
a. HUBUNGAN SIMETRIS
Hubungan variable secara simetris artinya ada hubungan antara
dua variabel, tetapi variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi
oleh variable lainnya. Contoh hubungan variable secara simetris:
Variabel tinggi badan (Y₁) dan variable berat badan (Y₂)
merupakan variable terikat yang dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan
(X). Kedua variable terikat berhubungan tetapi variable yang satu tidak
diengaruhi variable lainnya. Secara visual hubungan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:

18
Hubungan simetris adalah hubungan yang salah satu variabelnya
tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lainnya. Dengan
demikian, dalam pola simetris sulit diidentifikasi mana yang
mempengaruhi dan mana yang dipengaruhi, serta mana yang lebih dulu
dan mana yang kemudian. Pola hubungan simetris ini ada beberapa
macam.

1. Kedua Variabel Merupakan Indikator dari Sebuah Konsep yang Sama


Contoh, tingkat melek huruf (literasi) sering dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan. Keduanya merupakan indikator atau tanda
kemajuan bangsa, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa tingkat melek
huruf mempengaruhi peningkatan kesejahteraan atau sebaliknya
karena keduanya merupakan indikator dari sebuah konsep yang sama
atau sejajar, yaitu kemajuan bangsa.

2. Kedua Variabel Merupakan Akibat dari Suatu Faktor yang Sama


Contoh, pada satu masyarakat yang memiliki televisi didapatkan
kenyataan tingkat konsumsi tinggi setelah melihat iklan secara
intensif. Kedua variabel tidak saling mempengaruhi, tetapi keduanya
merupakan akibat dari adanya peningkatan
pendapatan masyarakat yang bersangkutan.

3. Kedua Variabel Berkaitan secara Fungsional


Contoh, berkembangnya perguruan tinggi di satu masyarakat
memajukan perekonomian masyarakat sekitar kampus tersebut. Jadi,
keduanya berkaitan secara fungsional. Dengan adanya kampus di suatu
tempat maka akan tumbuh usaha-usaha kecil, seperti warung makan,
tempat kos, dan fotokopi.
4. Hubungan antara Kedua Variabel Hanya Kebetulan Saja

19
Contoh, seorang yang membaca iklan lowongan pekerjaan, kemudian
mendaftar dan diterima di sebuah perusahaan bukan karena lowongan
itu saja, tetapi karena kemampuan yang dimiliki pelamar.

b. HUBUNGAN ASIMETRIS
Pada hubungan asimetris, suatu variabel atau variabel-variabel
bebas berhubungan dengan variabel atau variabel-variabel terikat.
Hubungan variabel asimetris dibedakan menjadi dua, yaitu: hubungan
bivariat dan multivariat.
 Hubungan variabel bivariat: hubungan antara dua variabel.

Contoh hubungan asimetris bivariat : hubungan kecerdasan intelektual


(X) dengan prestasi belajar (Y). Siswa yang mempunyai kecerdasan
intelektual yang tinggi, prestasi belajarnya juga tinggi.

Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

 Hubungan multivariat: hubungan antara tiga variabel atau lebih.

Contoh hubungan variabel asimetris multivariate:

Hubungan kecerdasan intelektual (X₁), kecerdasan emosional (X ₂),


dan motivsi belajar (X₃) dengan prestasi belajar (Y).

Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

20
Hubungan asimetris adalah hubungan yang teratur antara variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent) yang cenderung bersifat
satu arah. Dalam hal ini terdapat hubungan dengan enam pola.
1. Hubungan antara Stimulus dan Respons
Stimulus adalah rangsangan dan respons adalah tanggapan. Contoh,
hubungan antara stimulus dan respons adalah seorang guru bertanya
kepada para muridnya lalu para muridnya memberikan tanggapan
dengan menjawab pertanyaan gurunya.
2. Hubungan antara Disposisi dan Respons
Disposisi adalah kecenderungan untuk menempatkan respons
(tanggapan) tertentu dalam situasi tertentu pula. Agama, kebiasaan,
dan intelektualitas adalah disposisi. Contoh, hubungan tersebut adalah
kebiasaan seseorang untuk mengakses media dapat menyebabkan
tingkat pengetahuan yang tinggi.
3. Hubungan antara Ciri Individu dengan Disposisi atau Tingkah Laku
Ciri individu adalah sifat individu yang relatif tidak berubah, seperti
pendidikan, jenis kelamin, dan suku bangsa. Contoh hubungan
tersebut adalah orang dengan tingkat pendidikan tinggi tidak
mudah dihasut oleh isu dan keadaan atau dorongan eksternal untuk
ikut latah berdemo menentang kekuasaan (rezim) pemerintahan yang
bertahan.
4. Hubungan Antara Prakondisi dengan Akibat Tertentu

21
Contoh hubungan tersebut adalah ketentuan (prakondisi) berupa
Undang-undang pemilu multipartai menyebabkan tumbuhnya partai-
partai baru di Pemilu 1999.
5. Hubungan Imanen antara Dua Variabel
Contoh, variabel pembelian produk tidak ditentukan semata oleh
kemampuan membeli, tetapi juga citra merek yang terkandung dalam
produk tersebut. Sabun Lux citranya adalah citra sabun bagi bintang
film, siapa pun yang memakainya baik mahasiswi, pelajar atau ibu
rumah tangga seakanakan, seperti bintang film.
6. Hubungan Antara Tujuan dan Cara
Contohnya, hubungan antara tujuan meningkatkan produktivitas
dengan cara mengusahakan komunikasi organisasi yang teratur dan
terbuka.

b. HUBUNGAN TIMBAL BALIK


Hubungan variabel dikatakan bersifat timbal balik jika variabel
yang satu mempengaruhi variabel lainnya dan sebaliknya.
Contoh hubungan variabel secara timbal balik: Variabel rasa percaya diri
(X) mempengaruhi prestasi belajar (Y) dan sebaliknya, prestasi belajar
juga mempengaruhi rasa percaya diri
Hubungan semacam ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel


yang saling timbal bali, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi
sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya,
sehingga tidak dapat ditentukan varibel mana yang menjadi sebab atau

22
variabel mana yang menjadi akibat. misalnya dalam waktu variabel x
mempengaruhi y, dan dalam waktu lain variabel y dapat mempengaruhi x.

1. Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca,


motivasi belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula
sebaliknya, minat membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar.

2. Contoh lain, penenaman modal (investment) mendatangkan


keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan
timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel
terpengaruh pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain,
demikian pula sebaliknya.
Ringkasan dari pola hubungan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2

berikut. Tabel 1.2 Pola Hubungan Antarvariabel


Pola No Jenis-jenis
Simetris 1 Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang
sama.
2 Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
3 Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
4 Hubungan antara kedua variabel kebetulan saja.
Timbal 1 Hubungan antara stimulus dan respons
Balik/Asimetris 2 Hubungan antara disposisi dan respons
3 Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah
laku.
4 Hubungan antara prakondisi dan akibat tertentu.

5 Hubungan yang imanen antara dua variabel.


6 Hubungan antara tujuan dan cara.

23
Pengetahuan tentang pola-pola hubungan antarvariabel di atas sangat berguna
bagi peneliti untuk kepentingan penelitiannya, antara lain berikut ini.

1. Untuk memudahkan dalam membaca karya atau hasil penelitian orang lain,
terutama yang telah dipublikasikan di berbagai media, seperti jurnal dan
terbitan ilmiah. Banyak penelitian dilakukan dengan mengambil objek satu
variabel (univariat) atau
2. atau lebih variabel (multivariate). Untuk membaca hasil penelitian yang
bersifat banyak variabel (multivariate) dibutuhkan pengetahuan tentang
hubungan antarvariabel tersebut. Dengan modal pengetahuan yang memadai
tentang hubungan simetris maupun asimetris, peneliti dengan mudah dapat
mengikuti dan mencerna hasil penelitian, baik sekadar dibaca untuk
menambah khazanah perbendaharaan atau sebagai salah satu referensi
langsung untuk rencana/usulan penelitiannya. Sering kali ide penelitian besar
dan multivariate dimulai dari olah pikir dan perumusan setelah seorang
membaca hasil karya penelitian orang lain.
3. Untuk memudahkan dalam merumuskan masalah beserta metode penelitian
dalam proposal penelitian. Beberapa peneliti, khususnya yang meneliti dengan
pendekatan kualitatif acap kali hanya meneliti satu variabel saja, tetapi dengan
cara mendalam. Beberapa peneliti lain, khususnya yang menggunakan
pendekatan kuantitatif sering kali melakukan penelitian korelasional dengan
menghubungkan dua atau lebih variabel (multivariate). Jika pilihannya adalah
penelitian korelasional, menghubungkan dua atau lebih variabel maka
pengetahuan tentang hubungan simetris dan asimetris sangat dibutuhkan,
terutama untuk memudahkan rumusan permasalahan dan hipotesis. Jika
permasalahan dan hipotesis telah dirumuskan, kemudian dapat dicocokkan
dengan pola hubungan simetris dan asimetris di atas. Artinya, pola hubungan

24
simetris dan asimetris digunakan sebagai rujukan untuk mencocokkan
rumusan permasalahan yang telah ditulis seorang peneliti.
4. Untuk memudahkan konstruksi dan rekonstruksi berpikir dalam penyelesaian
penelitiannya. Penelitian dengan jenis korelasional meneliti dua variabel
(bivariat) perlu tegas merumuskan variabel independent (mandiri) dan
variabel dependent (terikat)nya. Konstruksi berpikir peneliti bisa jadi bolak-
balik antara kedua variabel tersebut yang harus selalu disesuaikan dengan
konteks. Dengan kata lain, proses berpikir peneliti sering kali terus
berkembang (bolak-balik) dengan pengetahuan tentang hubungan simetris dan
asimetris dapat digunakan sebagai acuan berpikir dan bertindak.

2.5. Cara Menentukan Variabel Penenlitian

Dalam menentukan variabel,tidak bisa melakukannya sembarangan. Ada


beberapa Langkah yang perlu anda lakukan, berikut ini cara menentukan variabel
penelitian secara umum yang perlu diterapkan.
1. Menentukan Masalah Utama Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap suatu
permasalahan atau fenomena. Oleh karena itu anda perlu memehami
terlebih dahulu masalah yang akan diteliti.
2. Menentukan Faktor Permasalahan
Langkah selanjutnya yang perlu anda lakukan menetaskan faktor
permasalahan dan dampak yang ditimbulakannya. Dalam Langkah ini,
peneliti bisas menyebutkan semua faktor permasalahan dalam penelitian
adalah sebagai varaiabel bebeas, sementara itu anda bisa menyebut
dampak yang ditimbulakan sebagai variabel terikat.
3. Cari dan Memahami Penelitian Terpadu
Melakukan penelitian bukan hal yang mudah. Anda perlu benar-benar
memehami topik dan permasalahan yang diangkat di dalam penelitian.
Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah mencarai dan memahami

25
penelitian terlebih dahulu yang relevan dengan tema riset tujuan. Tidak
hanya sebagai perbandingan dengan car aini bisa lebih mudah
mengungkap permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut. Penelitian
sebaiknya membaca sebanyak mungkin penelitian terlebih dahulu untuk
memperoleh lebih banyak referensi.

Berapa Banyak Variabel yang Bisa Kamu Gunakan dalam Penelitian?


Ketika menyusun sebuah penelitian, sebenarnya kamu bebas menentukan jumlah
variabel yang akan digunakan, bisa dua, tiga, empat, atau kalau mau lima pun tak
masalah. Hanya saja, makin banyak variabelnya, proses penulisan penelitian juga
jadi makin rumit dan lama, bahkan bisa pembahasan akan jadi kurang fokus.

Oleh sebab itu, hal yang paling penting saat memilih variabel penelitian adalah
kamu harus memastikan bahwa variabel tersebut bisa mencerminkan karakteristik
dari populasi yang akan kamu ulas. Selain itu, perhatikan juga kedudukan dan
hubungan antara variabelnya, ya. Pasalnya, ini akan mempengaruhi kerangka
penelitian yang kamu gunakan.

Misalnya, apakah variabel X menentukan variabel Y, apakah variabel X


didahului variabel R, atau adakah variabel lain yang menjadi pengganggu
variabel X serta R.

Setelah menentukan variabel penelitian yang akan kamu gunakan, tugas


selanjutnya adalah membuat definisi konseptual dan operasional. Definisi
konseptual di sini berarti penjelasan tentang konsep-konsep yang ada dengan
pemahamanmu sendiri. Biasanya definisi konseptual ditulis dengan singkat, jelas,
dan tegas.

Sedangkan definisi operasional maksudnya adalah penjelasan yang lebih rinci

26
dan memuat bagaimana cara mengukur konsep-konsep yang ada. Contohnya,
variabel prestasi akademik.

Jadi, Secara konseptual, prestasi akademik merupakan pencapaian hasil belajar


siswa selama kurun waktu tertentu. Secara operasional, prestasi akademik adalah
nilai raport atau ranking yang diberikan oleh guru.

2.7 Tips untuk Merumuskan Variabel Penelitian


Dalam proses menulis penelitian, banyak peneliti yang bingung saat merumuskan
variabel penelitiannya. Terutama mahasiswa-mahasiswa S1 yang memang belum
terlalu berpengalaman.

Maka dari itu, dalam artikel ini Gramedia akan memberikan beberapa tips yang
dapat membantu proses perumusan variabel penelitian.
1. Tentukan Masalah Utamanya
Masalah utama ini nantinya akan menjadi variabel Y yang merupakan
variabel terikat dan inti dari penelitian yang akan kamu lakukan. Contohnya:
minat belajar siswa

2. Temukan Faktor
Selanjutnya, temukan faktor permasalahan yang akan menjadi variabel X
atau variabel bebasnya. Nah, umumnya dalam sebuah penelitian ada dua
buah variabel yaitu X dan Y. Seperti contoh judul sebelumnya yaitu
“Dampak Ekstrakurikuler (X) Terhadap Minat Belajar Siswa (Y) SMA
Negeri 1 Bandung”.

3. Siapkan Teori Penelitian


Dari variabel yang sudah kamu tentukan, sebaiknya siapkan teori penelitian
yang bisa menjadi pendukung keduanya. Biasanya teori-teori ini bisa diambil
dari jurnal, skripsi, maupun penelitian-penelitian sebelumnya.

27
4. Siapkan Kebutuhan Penelitian
Terakhir, siapkan juga kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan penelitian
seperti rencana, dana, dokumen, lokasi, dan lain-lain. Tujuannya agar kamu
bisa tahu apakah penelitian tersebut mungkin untuk dilakukan atau tidak.

2.8 Contoh-contoh Variabel Penelitian

Berdasarkan jenis penelitiannya, variabel penelitian bisa dibagi menjadi dua


kategori. Pertama variabel kualitatif dan yang kedua adalah variabel kuantitatif.
 Variabel Kualitatif

Variabel kualitatif atau variabel kategori merupakan variabel yang meliputi


kualitas yang tidak bisa diukur dengan angka dari suatu kelompok atau
populasi. Variabel ini seringkali dihubungkan dengan atribut fisik dari
sekelompok individu.

Variabel-variabel tersebut kemudian bisa dibagi lagi menjadi dua jenis,


yakni nominal dan ordinal. Variabel kualitatif nominal merupakan variabel
yang tidak mengakui kriteria urutan dan tidak mempunyai nilai numerik
yang ditetapkan sebelumnya.

Sementara itu, variabel kualitatif dikenal juga dengan variabel semi-


kuantitatif. Sebab variabel ini diklasifikasikan menggunakan skala nilai,
meskipun mereka membicarakan atribut atau kualitas yang tidak
mempunyai nilai numerik.

Beberapa contoh variabel kualitatif adalah:

1. Status perkawinan–lajang, menikah, cerai, duda/janda


2. Rasa takut
3. Rasa lapar
4. Keindahan
28
5. Rasa bahagia
6. Ketidaktahuan
7. Kreativitas
8. Kualifikasi ujian

 Variabel Kuantitatif
Variabel kuantitatif adalah variabel yang ditulis dengan menggunakan nilai
numerik (angka). Oleh karena itu, variabel ini memerlukan operasi dan juga
perhitungan matematis untuk mengukurnya.

Ada dua jenis variabel kuantitatif yang bisa kamu gunakan, yaitu kontinu
dan diskrit. Variabel kuantitatif kontinu merupakan variabel yang bisa
mengambil jumlah nilai yang tidak harus selalu memiliki dua angka.
Artinya yang digunakan adalah angka desimal.

Akurasinya pun bermacam-macam, tergantung dari instrumen pengukuran


yang kamu gunakan. Akan tetapi, pada intinya, variabel kuantitatif kontinu
mempunyai jumlah desimal yang tidak terbatas.

Variabel diskrit merupakan variabel yang hanya memperhitungkan nilai


hingga. Dengan kata lain, variabel kuantitatif diskrit merupakan variabel
yang hanya menghitung angka akun dengan skala nilai yang bisa
dipisahkan dan menunjukkan nilai spesifik.

Beberapa contoh variabel kuantitatif adalah:


1. Jumlah anggota keluarga
2. Jumlah ayam di kandang
3. Nilai (harga) sebuah benda
4. Tinggi badan
5. Berat badan
6. Jumlah putaran dalam kompetisi olahraga
7. Kecepatan kendaraan
29
8. Ukuran layar

30
BAB III

PENUTUP

2.6. Kesimpulan

Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pengaruh sesuatu treatment
penelitian meliputi variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel
yangmempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent
variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel
tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y). Berdasarkan skala
pengukuran variabel terbagi menjadi variabel nominal,varaibel ordinal, variabel
rasio dan variabel interval, Menurut Konteks hubungannyavariabel dibagi
menjadi lima yaitu variabel dependen atau variabel tidak bebas,Variabel
Independen atau variabel bebas, variabel intervening, variabel moderatordan
variabel kontrol. Menurut dapat tidaknya dimanipulasi variabel terbagi
menjadivariabel statis dan variabel dinamis. Sedangkan korelasi antar variabel
ada 3 yaitukorelasi simetris, korelasi asimatris, korelasi timbal balik. Memahami
variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikansetiap variabel
menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syaratmutlak bagi
setiap peneliti.

31
DAFTAR PUSTA

nandra. (2022, Agustus 19). Jenis-Jenis Variabel Penelitian . Retrieved from


https://akatelkom-bogor.ac.id/2022/08/19/jenis-jenis-variabel-
penelitian/#:~:text=Variabel%20penelitian%20adalah%20karakter%2C%20atribut,ke
lompok%20tertentu%20kemudian%20ditarik%20kesimpulannya

store, d. (2022, maret 15). engertian Variabel dan macam-macamnya . Retrieved from
https://deepublishstore.com/blog/pengertian-variabel-penelitian/

zakky. (2020, february 23). Pengertian Variabel Penelitian . Retrieved from


https://www.zonareferensi.com/pengertian-variabel/

32

Anda mungkin juga menyukai