Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN MANEJEMEN PENDIDIKAN


VARIABEL PENELEITIAN DAN JENIS DATA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Manejemen Pendidiikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Baidi, M.Pd.

Disusun Oleh :
Ahmad Mustaqim (MPI/184031045)

PROGAM MAGISTER
JURUSAN MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2019

|i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, maka


makalah sejarah pendidikan di timur dan barat ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tujuan penulisan makalah ini adalah memenui tugas khususnya untuk
mata kuliah Metodologi Penelitian Manejemen Pendidikan di Jurusan
Pascasarjana Menejemen Pendidikan Islam IAIN Surakarta.
Dalam makalah ini memuat materi tentang variabel penelitian dan jenis
data penelitian..
Penulis mengakui masih banyak kekurangan disana-sini dalam penulisan
makalah ini. Masih banyak yang harus diperbaiki dan disempurnakan lagi. Untuk
itu, penulis tetap mengharapkan beragam saran, masukan, maupun kritik yang
membangun dari para pembaca. Demikian harapan dari penulis, semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Manejemen Pendidikan. Demi kelancaran dan
terlaksananya proses pembelajaran yang lebih baik.

Penulis

Ahmad Mustaqim

| ii
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN.......................................................................................2
A. LATAR BELAKANG...................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Pendahuluan....................................................................................................2
B. Definisi dan Pengertian Variabel.....................................................................2
B. Jenis-Jenis Variabel..........................................................................................2
C. Pengukuran Variabel........................................................................................2
D. Korelasi Antar Variabel...................................................................................2
E. Pengertian Data................................................................................................2
F. Macam-macam Data.........................................................................................2
G. Sifat Data.........................................................................................................2
H. Sumber Data....................................................................................................2
I. Cara Pengumpulan............................................................................................2
J. Skala Pengukuran Data.....................................................................................2
K. Sumber Data....................................................................................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................2
A. KESIMPULAN..............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................2

| iii
BAB l
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan metode ilmiah dalam


kegiatan keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu
menguji kecocokan antara teori dengan fakta empirik didunia nyata. Hubungan
nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar pada variabel, sedangkan
hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum
data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi maslah dalam kehidupan manusia. Memahami
berarti memperjelas suatu masalah yang sebelumnya belum diketahui lalu menjadi
tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan
mengantisipasi berarti suatu upaya yang dilakukan sehingga masalah tidak timbul.
Penelitian ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menjelaskan,
menguji hubungan antara fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel.
Pendekatan penelitian semacam ini bermasalah pada saat menguji teori. Hal ini
dilakukan melalui pengujian variabel-variabel dalam rangka menguji atau
mengubah teori dengan memperhatikan data yang akan diteliti.
Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini
hadir karena penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel dan jenis
data penelitian dan jenis data sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa.
Sehingga penulis merasa bahwa tugas mata kuliah metode penelitian menjadi
salah satu latar belakang yang sangat besar terhadap tulisan ini.

|1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian variabel penelitian jenis-jenis variabel?
2. Apa yang dimaksud jenis data dalam penelitian?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian variabel penelitian jenis-jenis variabel .
2. Mengetahuit jenis data dalam penelitian.

|2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan

Variabel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti


dapat berubah-ubah, bermacam-macam, berbeda-beda (tentang harga, mutu, dan
sebagainya).Sebagian besar ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai
kondisi-kondisi yang telah dimanipulasi, dikontrol, atau diobservasi oleh seorang
peneliti dalam sebuah penelitiannya.

Sebagian ahli juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah


segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian.
Dari pengertian di atas, bisa diartikan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-
faktor yang berperan ketika proses penelitian itu sendiri.

Variabel penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan


kejelasannya yang ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu jika
landasan teori dalam suatu penelitian berbeda maka akan berbeda pula hasil
variabelnya. Kemudian variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan,
klasifikasi dan identifikasi. Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat
menentukan jumlah variabel yang akan digunakan..

Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis dalam rangka


menyediakan jawaban maupun pembuktian atas beberapa pertanyaan ataupun
hipotesis. Sesudah hipotesis ataupun pertanyaan penelitian dirumuskan, aktivitas
selanjutnya adalah mencari jawaban atau pemuktian atas hipotesis maupun
pertanyaan tersebut. Jawaban hipotesis maupun pertanyaan penelitian dilakukan
dengan menganalisis data yang sudah dikumpulkan. Data merupakan suatu fakta
yang akan di teliti oleh seoarang peneliti dengan demikian data merupakan hal
yang penting dalam membuat penelitian.

|3
B. Definisi dan Pengertian Variabel

Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai


kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau
diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya
menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi
obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan
bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis
suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi,
dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta
sempitnya panelitian yang akan digunakan
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya
mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-
variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara
realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu
diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara
operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011)
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
Hatch & Farhady (1981)
Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain.
Kerlinger (1973)
Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.

|4
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin,
golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang
berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang
bervariasi.
Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.
Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi
nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur
secara kualitatif atau kuantitatif.
Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek
ke subyek lainnya.
Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah
penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa
apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota –
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang
lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.

|5
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur,
ataupun definisi operasional eksperimental.
Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta pengujian hipotesis.
Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola
dalam memberikan definisi operasional dalam suatu variabel . Ketiga pola
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus
dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang
didefinisikan.
b. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara
beroperasinya hal-hal yang didefinisikan.
c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu
muncul.

B. Jenis-Jenis Variabel
a. Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini
dipengaruhi oleh variabel lain.
b. Variabel Independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi atau
karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk
menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi.
Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi secara
bebas berpengaruh dalam variabel lain.
Prestasi Belajar Motivasi Belajar
(Variabel Dependen) (Variabel Independen)

|6
c. Variabel intervening, Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan
variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat menyangkut
sebab akibat ataupun pengaruh atau terpengaruh. Variabelini merupakan
variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening-dependen :
Lingkungan Tempat Tinggal
(Variabel Moderator)
Penghasilan
(Variabel Independen)
Gaya hidup
(Variabel Intervening)
Harapan Hidup
(Variabel Dependen)
d. Variabel Moderator, adalah variabel yang mempengaruhi, memperkuat dan
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel tersebut juga sebagai variabel independen ke dua.
Contoh hubungan variabel independen-moderator-dependen.
Perilaku Suami
(Variabel Independen)
Jumlah Anak
(Variabel
Moderator)
Perilaku Isteri
(Variabel Dependen)

e. Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi atau mewarnai variabel


moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain
terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga
berpengaruh terhadap variabel tergantung.

Contoh hubungan variabel independen-kontrol-dependen

|7
Pendidikan SMA&SMK
(Variabel Independen)
Keterampilan Mengetik
(Variabel Dependen)
Naskah, tempat, mesin tik sama
(Variabel Kontrol)
f. Variabel acak atau random, yaitu variabel yang fungsinya dapat
diabaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas
maupun tergantung.

C. Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala
Pengukuran, yaitu
1. Skala Nominal
Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota
himpunan yang lain.
Misalnya :
 Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
 Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
 Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
 Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
 Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau
Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu
mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain
ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.

2. Skala Ordinal
Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan –

|8
tingkatan. Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat
diurutkan atau diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke
variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah
nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
 Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
 Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
 Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III.
Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium
I dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa
menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
 Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak
Setuju.

3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan
satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya
pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil, dsb), tetapi Nilai Mutlaknya
Tidak Dapat Dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi
Nilai pada Skala Interval bersifat ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK
Absolut).
Contoh :
 Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius
jelas lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan
bahwa suhu 360 Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 240 Celcius.
Alasannya : Penentuan skala 00 Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak

|9
berarti Tidak Ada Suhu / Temperatur sama sekali).
 Tingkat Kecerdasan,
 Jarak, dsb.
4. Skala Rasio = Skala Perbandingan
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga
variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL
ABSOLUT ).
Misalnya :
 Tinggi Badan : sebagai Skala ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini juga
dapat dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan
120 Cm.
 Denyut Nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama
sekali denyut nadinya.
 Berat Badan
 Dosis Obat, dsb
Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal
berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari yang paling rinci ke yang kurang
rinci. Skala ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki skala interval, ordinal dan
nominal. Skala interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki skala ordinal dan
nominal, sedangkan skala ordinal memiliki sifat yang dimiliki skala nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya
transformasi skala ratio dan interval menjadi ordinal atau nominal. Transformasi
ini dikenal sebagai Data Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan
agar dapat menerapkan metode statistic tertentu, terutama yang menghendaki
skala data dalam bentuk ordinal atau nominal.
Sebaliknya, skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah menjadi interval
atau ratio. Skala nominal yang diberi label 0,1 atau 2 dikenal sebagai Dummy
Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan
2 untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai /
hanya kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak

| 10
dari laki – laki. Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori
huruf (Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan
analisis data. (Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).

D. Korelasi Antar Variabel


Korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu :
1. Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi
tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat
mandiri.
Korelasi Simetris terjadi karena :
 Kebetulan.
Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
 Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat
dari Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya
merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
 Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan
kontraksi otot; Keduanya merupakan indikator “Kemampuan” Kontraksi
Otot.
2. Korelasi Asimatris
Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang
satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable
Terikat ) Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan
arterosklerosis.
3. Korelasi Timbal Balik
Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh–mempengaruhi.
Contoh : Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi
mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan

| 11
malabsorbsi.

E. Pengertian Data
Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis dalam rangka
menyediakan jawaban maupun pembuktian atas beberapa pertanyaan ataupun
hipotesis. Sesudah hipotesis ataupun pertanyaan penelitian dirumuskan, aktivitas
selanjutnya adalah mencari jawaban atau pemuktian atas hipotesis maupun
pertanyaan tersebut. Jawaban hipotesis maupun pertanyaan penelitian dilakukan
dengan menganalisis data yang sudah dikumpulkan.

Pada umumnya, data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa
digambarkan dengan kode, simbol, angka dan lain-lain (Umar,2001:6). Suharsimi
menyatakan (2006:118) data diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu
berupa fakta maupun angka. Menurut Soeratno dan Arsyad (2003:72-73), data
adalah semua hasil pengukuran atau observasi yang sudah dicatat guna suatu
keperluan tertentu.

Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan


pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik
kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan suatu fakta (Riduwan.2009:5).
Pada konteks penelitian data bisa diartikan sebagai keterangan tentang variabel
pada beberapa objek. Data memberikan keterangan tentang objek-objek dalam
variabel tertentu. Contohnya: Data berat 6 batang besi merupakan keterangan
mengenai 6 besi dalam variabel “berat”. Motivasi belajar merupakan keterangan
mengenai siswa dalam variabel “motivasi belajar”, dan sebagainya. Keterangan
itu diwujudkan dalam bentuk angka maupun simbol.

Data mempunyai peran yang amat penting di dalam penelitian karena:


1. Data mempunyai fungsi sebgai alat uji pertanyaan atau hipotesis penelitian.
2. Kualitas data sangan menentukan kualitas dari hasil penelitian. Artinya hasil
penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang sukses dikumpulkan. Namun
begitu, kualitas data yang abik belum tentu hasil penelitiannya baik pula. Hasil
penelitian selain dipengaruhi oelh kualitas data yang berhasil dikumpulkan juga

| 12
dipengaruhi oleh ketepatan dan keakuratan analisis data yang dilakukan. Kualitas
data bergantung pada kualitas dati instrumen yang digunakan guna pengumpulan
data. Kualitas instrumen pengumpulan data berhubungan dengan validitas dan
reliabelitas.

F. Macam-macam Data
Data bisa dikelompokan kedalam berbagai macam sesuai dengan dasar
klasifikasinya. Terdapat lima macam dasar pengklasifikasian data, yaitu: jenis,
sifat, sumber, cara pengukuran dan skala pengukuran.Berdasarkan jenisnya data
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :

a. Data kualitatif

Merupakan data yang menunjukkan mutu atau kualitas sesuatu yang ada,
baik proses, keadaan, peristiwa, kejadian dan lainnya yang dinyatakan ke dalam
bentuk pertanyaan atau berupa kata-kata. Penentuan kualitas data tersebut
menurut kemampuan memberikan nilai tentang bagaimana mutu dari sesuatu itu.
Misalnya : wanita itu cantik, pria itu keren, baik, ganteng, senang, harga minyak
naik, rumah itu kecil dan lain sebagainya. Data ini umunya diperoleh dari hasil
wawancara dan bersifat subjektif, karena data tersebut bisa ditafsirkan beda oleh
yang berbeda. Data kualitatif bisa diubah atau diangkakan (kuantifikasi) dalam
bentuk ordinal ataupun rangking.

Hadari Nawawi dan Martini Hadari (2006:49-51) mengelompokkan data


kualitatif dilihat dari jenisnya menjadi sebagai berikut ini:
1) Data kategori, data yang dinyatakan guna menunjukkan bahwa suatu
keadaan, proses, atau kejadian termasuk dalam salah satu golongan atau suatu
pihak tertentu. Contohnya dari penelitian tentang PHK, didapatkan data yang
termasuk dalam 3 golongan, yang terdiri dari: pihak yang menghendaki pesangon
diberikan 3 bulan bagi semua yang terkena PHK, pihak yang menghendaki
pesangon untuk yang sudah bekerja satu tahun atau lebih, dan pihak yang
menginginkan semua tidak diberi pesangon.

2) Data yang menunjukkan porsi, data yang dari setiap keadaan yang dinyatkan

| 13
dengan perkataan yang merupakan perbandingan dengan yang ideal atau
keseluruhan. Misalnya penelitian tentang tingkat penghasilan masyarakat yang
menghasilkan: sebagian besar berpenghasilan sedang yang berarti juga sebagian
kecil yang berpenghasilan rendah dan tinggi.

3) Data berjenjang atau meningkat, data yang dinyatakan dengan kata-kata


untuk menunjukkan bahwa suatu keadaan atau peristiwa termasuk pada suatu
tingkatan kualitas/mutu tertentu di atas atau dibawah mutu rata-rata. Contohnya:
dalam suatu penelitian tentang perwujudan pandangan hidup Pancasila berkenaan
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa di lingkungan SMA. Data untuk itu
dinyatakan dengan ukuran kualitatif berupa kata-kata: baik sekali, baik, sedang,
buruk, dan buruk sekali.

4) Data yang bersifat relatif, data yang dinyatakan dengan kata-kata guna
menunjukkan bahwa suatu keadaan atau kejadian merupakan sesuatu yang
keberadaannya dapat berubah-ubah. Data tersebut dinyatakan dalam perkataan,
selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah, dan lain sebagainya.
contohnya dalam sebuah penelitian mengenai kepariwisataan dipertanyakan
apakah pernah menggunakan hari libur bersama keluarganya untuk berpiknik ke
luar negeri, yang dijawab, selalu, kadang-kadng, jaran dan lainnya.

5) Data yang bertentangan, data yang menyatakan bila yang satu ada, maka yang
lainnya tidak ada mengenai suatu keadaan, peristiwa atau proses yang akan
diungkapkan ke dalam suatu penelitian. Data ini menggambarkan kondisi ekstrem
pada dua sisi yang bertolak belakang, yang dinyatkan dengan kata-kata: setuju –
tidak setuju, benar – salah, positif – negatif, cukup – tidak cukup, dan sebagainya.
Tidak jarang peneliti mencoba untuk memasukkan keadaan moderat atau rata-rata
di antara kedua ekstrems tersebut, namun untuk suatu penelitian tidak berarti,
karena hasilnya menghendaki suatu ketegasan. Kondisi yang netral dalam
masyarakat terhadap suatu pembaharuan, berarti lebih mengarah pada negatif.
kondisi ragu-ragu akan lebih mengarah kepada tidak setuju daripada setuju.
Kondisi hampir boleh, sesungguhnya berarti tidak boleh, sama halnya denga

| 14
hampir cukup yang berarti tidak cukup. Keadaan bertentangan ini berlaku bagi
keadaan, kejadian dan proses yang menuntut kondisi ekstrem sebagai ukurannya.

Data kualitatif mengandalkan proses berfikir dalam menjalankan interpretasi


dan mengambil kesimpulan, oleh sebab itu interpretasi data kualitatif dipengaruhi
oleh kemampuan berfikir dan sudut pandang, sehingga jangkauan hasil penelitian
akan sangat bervariasi keluasan dan kedalamannya. Data yang sama kemungkinan
saja dapat ditafsirkan berbeda karena sudut pandang yang dipakai dalam proses
berpikir berbeda. Sehingga dapat dikatakan hasil penelitian menjadi bersifat
subjektif.

b. Data Kuantitatif

Merupakan data yang berbentuk angka-angka sebagi hasil pengukuran


ataupun hasil observasi. Misalnya harga gula Rp 12.000/kg, Dedi berat badanya
58 kg, dan lain sebagainya. Data kuantitatif didapatkan dari pengukuran langsung
dan dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi
data kuantitatif. Data kuantitatif mempunyai sifat objektif dan dapat ditafsirkan
sama oleh semua orang.

G. Sifat Data
Data berdasarkan pada sifatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
dikotomi, diskrit, dan kontinum.

a. Data dikotomi, merupakan data yang bersifat pilah satu sama lain, misalnya
suku, agama, jenis kelamin, pendidikan, dan lain sebagainya.

b. Data diskrit, merupakan data yang proses pengumpulan datanya dijalankan


dengan cara menghitung atau membilang. Seperti, jumlah anak, jumlah penduduk,
jumlah kematian dan sebagainya.

c. Data kontinum, merupakan data pengumpulan datanya didapatkan dengan


cara mengukur denga alat ukur yang memakai skala tertentu. Seperti misalnya,
Suhu, berat, bakat, kecerdasan, dan lainnya.

| 15
H. Sumber Data
Data berdasarkan pada sumbernya, bisa dikelompokan menjadi dua macam, yaitu
data internal dan data eksternal.

a. Data internal, merupakan data yang pengumpulannya didaptkan dari lembaga


atau oerganisasi di mana penelitian dilaksanakan. Contohnya guru SMP N 1
Banyumas mengadakan penelitian tentang kinerja guru dan aspek yang
mempengaruhinya. Jika data diambil dari kinerja guru SMP N 1 Banyumas, maka
data itu termasuk data internal.

b. Data eksternal, merupakan data yang didapatkan dari lembaga atau


oerganisasi lain di mana penelitian dilakukan. Contohnya jika peneliti akan
meneliti perkembangan usaha suatu produk tertentu, dan dia mencari data di luar
perusahaan yang bersangkutan, misalnya di Biro Pusat Statistik, maka data
tersebut adalah data eksternal.

I. Cara Pengumpulan
Berdasarkan cara pengumpulannya data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder.

a. Data primer, merupakan data yang didapatkan dari sumber pertama, atau
depat dikatakan pengumpulannya dilakukan senduru oleh si peneliti secara
langsung, sperti hasil wawancara dan hasil pengisian kuesioner (angket). Soeratno
dan Arsyad (2003:76) menyatakan bahwa data primer adalah data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh oerganisasi yang menggunakan atau
menerbitkan data tersebut. Contoh data primer, Peneliti akan meneliti tentang
prosedur kerja suatu aplikasi tertentu, maka dapat dilakukan wawancara mengenai
hal tersebut.

b. Data sekunder, merupakan data yang didapatkan dari sumber kedua. Menurut
Purwanto (2007), data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh orang atau
lembaga lain. Sedangakan menurut Soeratno dan Arsyad (2003;76), data sekunder
adalah data yang digunakan atau diterbitkan oleh organisasi yang bukan

| 16
pengolahnya. Dengan demikian data sekunder mempunyai dua makna. Pertama,
data yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk diagram atau tabel.
Kedua, data yang dikumpulkan oleh lembaga atau orang lain, atau data yang
bukan dikumpulkan sendiri oleh peneliti. misalnya data penghasilan penduduk
yang dikumpulkan oleh BPS, data yang dikumpulkan oleh lembaga survey dan
lainnya.

J. Skala Pengukuran Data


Berdasarkan skala pengukurannya, data bisa dikelompokkan menjadi empat
macam, yaitu: data nominal, ordinal, interval, dan rasio.

a. Data Nominal

Merupakan data yang hanya bisa dibedakan, tidak bisa diurutkan dan
diperbandingkan satu dengan yang lain. Nominal atau nomi yang artinya nama,
menunjukkan tanda atau label yang hanya untuk membedakan antara satu dengan
yang lainnya. Contoh data nominal yaitu jenis kelamin, agama, jenis pekerjaan
dan sebagainya. Angka-angka dalam variabel nominal dipakai guna menghitung,
yaitu banyak pria, banyaknya yang hadir dan lainnya. Maka angka dinyatakan
sebagai frekuensi. Data nominal didapatkan dari variabel nominal.

Data nominal memiliki ciri, hasil hitungan dan tidak dijumpai bilangan
pecahan, angka yang tertera hanya tanda atau label tidak memiliki urutan
(rangking), tidak memiliki ukuran baku, dan tidak memiliki nol mutlak. Analisis
statistik yang sesuai untuk data nominal, seperti : Uji Binomium, Uji chi Kuadrat
Satu Sampel, Uji Chi Kuadrat Dua Sampel, Uji Perubahan Tanda Mc. Nemar, Uji
peluang Fisher, Uji chohran Q, dan uji koefisisen Kotingensi. Sedangkan untuk tes
statistik yang dipakai adalah statistik non parametrik (riduwan.2009:6-7).

b. Data Ordinal

Merupakan data yang mempunyai urutan (order), tetapi tidak mempunyai


jarak perbedaan yang sama di antara rangkaian urutan tersebut. Dengan kata lain
merupakan data yang memiliki jenjang, sehingga responden bisa diurutkan

| 17
jenjangnya sesuai dengan karakteristik yang ada pada dirinya. Pada data ordinal
dapat menyatakan bahwa data tersebut lebih, sama, atau kurang dari data yang
lain. Data ordinal bisa dibedakan dan diurutkan tapi tidak mempunyai jarak yang
sama dalam urutan maupun perbedaan yang ada. Contohnya : Rangking prestasi
belajar, rangking 1 nilainya 1000, 2 nilainya 980, dan 3 nilainya 960. Yang mana
jarak antara rangking 1 dan 2, berbeda dengan rangking 2 dan 3. Data ordinal
tidak hanya mengkategorikan variabel yang menunjukkanperbedaan kualitatif
antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkan kategori berdasarkan suatu cara
tertentu. Data ordinal diperoleh dari variabel ordinal.

Analisis statistik yang sesuai untuk data ordinal diantaranya, Uji


Kolmogorov Smirnov satu sampel, Uji tanda, Uji pasangan Tanda Wilcoxon, dll.
Analisis statistik yang dipakai adalah statistik non parametrik (Riduwan. 2009.7-
8).

c. Data Interval

Merupakan data yang mempunyai perbedaan, urutan, dan jarak perbedaan


yang sama di antara rangkaian urutan tersebut, tapi tidak mempunyai titik nol
absolut atau mutlak. Jarak pada skala interval diatur mengikuti ukuran tertentu
yang mudah dipahami maknanya dalam rangka menyusun suatu interpretasi.
Contohnya data tes hasil belajar yang diberikan angka 4,5,6,7,8,9 dan seterusnya.
Jarak antara 5 dan 6 sama dengan 6 dan 7, dan seterusnya. Namun angka tersebut
tidak mempunyai arti perbandingan, yang mana angka 4 yang didapatkan siswa
bukan berarti kepandaiannya setengah dari siswa yang mendapatkan 8. Hal ini
karena angka dalam data interval tidak mempunyai sifat absolut sehingga tidak
bisa diperbandingkan.

Data interval didapatkan dari variabel interval. Data ordinal yang


dikumpulkan dengan aturan skoring yang mengikuti skala tertentu bisa
siasumsikan debagai data interval meskipun pada dasarnya ordinal, misalnya data
yang diperoleh dari angket yang memakai aturan skoring dengan skala tertentu.

Analisis statistik yang sesuai dengan data interval diantaranya: Uji t, Uji t

| 18
dua sampel, Uji anova satu jalur, Uji anova dua Jalur, Uji regresi dan lainnya. Tes
statistik yang dipakai adalah tes statistik parametrik (Riduwan.2009:9).

d. Data Rasio

Merupakan data yang mempunyai perbedaan, urutan, jarak perbedaan yang


sama di antara rangkaian urutan itu, dan mempunyai titik mutlak atau nol absolut,
Sehingga bisa diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Nilai nol (0) sebagai
titik nol absolut, menunjukkan bahwa suatu gejala dengan semua unsur atau faktor
didalamnya benar-benar tidak ada. Dengan adanya nilai nol, objek yang bernilai
nol berarti objek tersebut tidak mempunyai apapun dalam variabel tersebut. Jarak
antar dua titik yang berdekatan mempunyai nilai yang sama, penggunaan data ini
menyatakan perbandingan yang pasti. Sehingga lebih banyak dipakai di
lingkungan Ilmu eksakta daripada ilmu sosial.
Data rasio didapatkan dari variabel rasio. Data rasio merupakan data yang
mempunyai tingkat tertinggi dalam penskalaan pengukuran variabel, karena bisa
menunjukkan adanya perbedaan, tingkat, jarak, dan bisa diperbandingkan.
Misalnya data suhu cairan, suatu cairan mempunyai suhu 20 derajat Celcius
setengah dari cairan yang suhunya 40 derajat Celsius. Data rasio mempunyai
variasi yang paling banyak, yaitu perbedaan, urutan, tingkat, kesamaan jarak
perbedaan, dan perbandingan. Analisis dan tes statistik yang sesuai dengan data
rasio sama dengan yang dipakai pada data interval.

K. Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian bisa dikumpulkan atau diperoleh
dari berbagai sumber data. Pengertian sumber data dalam penelitian merupakan
subjek dari mana data dapat diperoleh. Jika penelitian menggunakan wawancara
atau angket dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut disebut
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti. Jika
pengumpulan data dilakukan atas populasi maka responden penelitian adalah
populasi,sedangkan jika pengumpulan data dilakukan atas sampel maka responden
adalah sampel. Data dikumpulkan dengan memberi skor terhadap respons yang

| 19
diberikan oelh responden. Pertanyaan mengenai data akan dikumpulkan
berhubungan dengan variabel.

Bila Peneliti memakai teknik obserbvasi, maka sumber datanya dapat


berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Penelitian yang mengamati aktivitas
siswa dalam pembelajaran, sumber datanya adalah siswa, sedangkan objek
penelitiannya adalah kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Bila peneliti
memakai analisis dokumen, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber
datanya, sedangkan isi catatan subjek penelitian menjadi variabel penelitian.

Sumber data bisa dikelompokkan berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan


subjek di mana data melekat, dan berdasarkan wilayah sumber data. Berdasarkan
subjek di mana data melekat sumber data dapat diklasifikasikan menjadi 4
singkatan huruf P (4p) dari bahasa Inggris, yaitu: p= person, sumber data yang
berupa orang. Merupakan sumber data yang dapat memberikan data berupa
jawaban lisan/wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

Sumber datanya disebut responden.p= place, sumber data yang berupa


tempat. Merupakan sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam,
seperti alat, benda, warna, kondisi ruangan dan sebagainya. p= process, sumber
data aktivitas atau kegiatan. Merupakan sumber data yang menyajikan tampilan
berupa keadaan yang bergerak, seperti kegiatan belajar, kinerja, gerak taian dan
lain sebagainya.p= paper, sumber data yang berupa simbol. Merupakan sumber
data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, simbol, dan gambar lain.

Berdasarkan wilayah sumber data dalam arti keseluruhan atau sebagian


sumber data diambil sebagai subjek penelitian, sumber data bisa dibedakan
menjadi 2 yaitu: populasi dan sampel. Pengumpulan data yang dilakukan atas
populasi menghasilkan data dan kesimpulan yang lebih akurat karena tidak ada
kesalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan seluruh objek datanya dikumpulkan,
dan dianalisis. Akan tetapi pengumpulan data yang seperti ini tidak jarang tidak
bisa dilakukan karena berbgai kendala.

| 20
Dengan kondisi yang demikian biasanya pengumpulan data hannya
dilakukan dari sampel. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki
sifat dan ciri yang sama dengan populasi karena diambil dari populasi secara
teknik sampling tertentu yang secara metodologis bisa dipertanggjawabkan. Jika
sumber datanya adalah sampel, maka pengumpulan dan analisis data hanya
dilakukan atas sampel, namun kesimpulanya akan diberlakukan untuk seluruh
populasi melalui generalisasi.

| 21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu variabel
dependen atau variabel tidak bebas Variabel Independen atau variabel bebas,
variabel intervening, variabel moderator, variabel control, variabel acak atau
random. Sedangkan korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu : korelasi simetris,
korelasi asimatris, korelasi timbal balik dan
Paradigma terdiri dari paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda
dengan tiga variabel independen, paradigma ganda dengan dua variabel dependen,
paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen, paradigma
jalur.
Jadi memang bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting, kerena
bagaimanapun keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan
variabel yang tepat bagi penelitiannya.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta, data itu adalah suatu fakta-fakta
tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.
data dibagi menjadi beberapa kelompok dengan fungsi yang sangat diperlukan
dan mempunyai tujuan yang sangat penting bagi kehidupan sekarang secara nyata.
Data Penelitian adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi.

| 22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad W. Pratiknya. Dasar-Dasar Metodologi PenelitianKedokteran dan


Kesehatan,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta,2002.
Kenglinger, Fred, N, Foundation of Behavioral Research, Holt,
Renehart,1973.
Kidder Loiuse. Research Methods Instrument Social Relation, Holt Rinehart
and Winston, 1981.
Purwanto.2007.instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pengembangan
dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ridwan.2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.Bandung:
Alfabeta.
S. Eko Putro Widoyok.2012.Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2009.Metode
Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,
Bandung, 2011.
Sudjarwo dan Basrowi.2007.Manajemen Penelitian Sosial. Bandung:
Alfabeta.
Sueratno dan Lincolin Arsyad.2003. metodologi Penelitian untuk Ekonimi
dan Bisnis. Yoyakarta: UPP AMP YKPN.
Susan Stainback; William Stainback; Understanding & Conducting
Qualitative Research; Kendall/Hunt Publishing Company; Dubuque, Iowa; 1988.
Sutrisno Hadi. Metodologi Research, Jilid 1, 2, UGM, 1986., Statistik, Jilid
2, 3, UGM, 1986.

| 23

Anda mungkin juga menyukai