(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian).
Dosen Pengampu:
Dr. Muh. Anwar, M.Si.
Oleh:
1. Siti Zurfiani Devi Rahman (200105511003)
2. A. Fatimah Sahara (200105512005)
3. Hadriani Safitri (200105510006)
4. Muhammad Ramadhan Arsad (200105510004)
Segala bentuk ucapan tak terdefinisikan kepada sang pemilik raga dan jiwa yang
tiada henti melihat ciptaan-Nya, variasi nilai yang merupakan anugerah darinya yang
telah diberikan kekuatan serta sifat potensi akal bagi manusia. Tak cukup rasanya,
bilamana ilmu pengetahuan tidak dilihat dari peran sang revolusioner, yakni Muhammad
SAW. Alhamdulillah, tugas mata kuliah metode penelitian dengan materi variabel
penelitian telah diselesaikan sebagaimana mestinya.
Ucapan terima kasih, kami ucapkan kepada Dr. Muh. Anwar, M.Si sebagai Dosen
pengampu mata kuliah ini. Selanjutnya, besar harapan kami, Makalah yang berjudul
“Variabel Penelitian” dapat berguna untuk menambah maupun meningkatkan wawasan
pengetahuan pada bidang metodologi penelitian dan dimanfaatkan seluas-luasnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini amatlah jauh dari kesempurnaan. Olehnya,
diperlukan kritik dan saran saudara sekalian untuk pengembangan dan perbaikan
makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan ...........................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Variabel............................................................................2
2. Ciri-Ciri Variabel Penelitian...............................................................3
3. Jenis-Jenis Variabel Penelitian...........................................................4
4. Fungsi Variabel Penelitian..................................................................10
5. Merumuskan Operasional Variabel-Variabel.....................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap penelitian, baik kuantitatif maupun kualitiatif, selalu memiliki
variabel karena dalam penelitian, variabel adalah fokus perhatian peneliti. Oleh
karena itu, peneliti harus secara jelas mendeskripsikan apa yang menjadi fokus
penelitiannya; minimal sebuah variabel yaitu variabel terikat (variabel dependen).
Variabel adalah konsep yang diberi variasi nilai atau atribut lebih dari satu. Tinggi
badan, berat badan, motivasi kerja, kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi,
disiplin kerja, kinerja, produktivitas, disebut variabel karena nilai variabel tersebut
bervariasi satu sama lain (ada variasi nilai). Sedangkan jenis kelamin juga
merupakan variabel karena meskipun tidak memiliki variasi nilai tetapi ada variasi
atribut (laki-laki dan perempuan). Demikian juga dengan agama yang dianut, ada
yang Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan sebagainya (Sumanto, 2014:
25).
Dalam persiapan metodelogis untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti
harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam
penelitiannya. Variabel-variabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan
didefinisikan secara operasional. Sebagai kelanjutan dari definisi operasional itu
perlu pula ditunjuk alat pengambil data (instrument) yang akan digunakan.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti
melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga
yangmenyebabkan kita kurang mengetahui mengenai apa dan seperti apa variabel
sertaapa saja jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi
pertanyaan danitulah sebabnya membahas variabel menjadi suatu hal yang sangat
penting. Pada makalah ini diulas variabel penelitian sebagai objek peneliti secara
mendalam secara teoritis dan praktik dengan metode deskriptif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian variabel?
2. Apa saja ciri-ciri variabel penelitian?
3. Apa saja jenis-jenis variabel penelitian?
4. Bagaimanakah fungsi variabel dalam penelitian?
5. Bagaimanakah merumuskan operasional variabel-variabel?
C. Tujuan
6. Mengetahui pengertian variabel
7. Memahami ciri-ciri variabel penelitian
8. Menjelaskan jenis-jenis variabel penelitian
9. Menjelaskan fungsi variabel penelitian
10. Memahami cara merumuskan operasional variabel-variabel
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Variabel
Dalam penelitian perlu mendifinisikan dan mengidentifikasi populasi yang
akan diteliti. Populasi adalah himpunan individu, benda atau fenomena yang
menarik bagi peneliti. Peneliti kemudian menyelidiki berbagai karakteristik
populasi. Karakteristik populasi ini disebut variabel. Setelah karakteristik populasi
diperoleh, analisis statistik dapat dilakukan untuk menggambarkan populasi dan
menganalisis hubungan antara berbagai variabel yang telah dihasilkan. Variabel
adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilau mutu
(kualitatif). Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able
yang berarti “berubah”dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah
(Ngatno, 2015: 103-104). Dalam bahasa Indonesia kata “variabel” lebih tepat
dipadankan dengan kata bervariasi (Rahmadi, 2011: 47).
Dalam berbagai literatur metodologi penelitian terdapat beberapa definisi
yang dapat dikemukakan di sini, yaitu:
a. Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ia juga mengemukakan definisidari
Sutrisno Hadi bahwa variabel adalah gejala yang bervariasi.
b. Menurut Noeng Muhadjir, variabel adalah satuan terkecil dari objek penelitian.
Misalnya mahasiswa sebagai objek penelitian dapat dilihat satuan satuannya
seperti: intelegensi, minat, status sosial, hobi, cita-cita, prestasi akademik,
kemampuan bahasa, kesehatan dan lainnya dari mahasiswa itu.
c. Menurut Bungin, variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk,
kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya.
d. S. Margono mendefinisikan variabel sebagai konsep yang mempunyai variasi
nilai.
e. Variabel penelitian secara terminologi adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapula
2
yang mendefinisikan variabel sebagai semua objek atau gejala-gejala yang
menjadi sasaran penelitian yang menunjukkan variasi, baik pada jenis maupun
pada tingkatannya.
Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana variabel penelitian dapat
diartikan sebagai objek penelitian, fenomena atau konsep yang memiliki variasi
atau ragam nilai baik dari segi bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar dan
lainnya.
Apabila tak terdapat variasi nilai maka bukan variabel. Konsep “guru”
bukan variabel, karena belum memiliki nilai bervariasi. Berbeda jika kita
menyebutnya seperti status guru dan kompetensi guru maka bisa digolongkan
sebagai variabel, alasannya memiliki nilai yang berbeda. Demikian pula istilah
pembelajaran, tidak termasuk variabel, namun jika kita menyebut mutu
pembelajaran maka dikatakan variabel karena memiliki variasi nilai. Identitas
sosial, tinggi badan, kelahiran permatur, tingkat kesehatan, kinerja guru, kinerja
kepala sekolah semuanya bisa dikatakan variabel. Apabila konsep yang belum
memiliki variasi nilai bisa dijadikan sebagai variabel dengan menambahkan nilai
variasi dari konsep tersebut. Misalnya: kinerja adalah konsep, bila diubah sebagai
variabel dengan menambah mutu kinerja, kinerja guru, kinerja karyawan, kinerja
kepala sekolah dan lain sebagainya (Safriadi, 2020).
3
nilai UKG yang sama, maka tidak ada variasi dalam UGK tersebut, sehingga
UKG tidak dapat disebut sebagai variabel dari populasi itu.
2) Pembeda antarsatu objek dengan objek lainnya
Sebuah populasi penelitian terdiri dari objek yang memiliki ciri-cri yang
serupa. Walaupun serupa, antara objek satu dengan objek lain dalam sebuah
populasi masih dapat dibedakan dalam suatu variabel,(Purwanto, 2012).
Contohnya, populasi peserta didik memiliki suatu kesamaan karakterisktik, yaitu
peserta didik. Persamaan antar peserta didik juga memiliki perbedaan dalam hal
metode belajar, strategy belajar, semangat belajar, agama, sosial kultural, tempat
tinggal, kecerdasan, perbedaan bakat dan lain-lain. Perbedaan itu disebut variabel
karena mmpunyai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda antara peserta didik
tersebut.
3) Variabel harus dapat diukur
Dalam penelitian harus menghasilkan output penelitian yang objektif,
dapat diukur dan bisa diuji. Perlu dipahami bahwa antara variabel dengan konsep
berbeda, kalau variabel sesuatu yang dapat diukur, konsep sesuatu yang belum
tentu bisa diukur Contoh: kemampuan ialah konsep dan kemampuan bahasa
merupakan variabel, mahasiswa ialah konsep dan mahasiswa FKIP yaitu variabel.
Artinya, data yang ada pada variabel harus bisa diukur, dapat diobservasi,
misalnya kemampuan bahasa adalah jumlah score yangdidapatkan oleh
mahasiswa dalam mengerjakan tes toefl.
4
prediksi yang berasal dari variabel independen. Misalnya, apabila dalam sebuah
penelitian dinyatakan “adanya pengaruh motivasi kerja terhadap mutu kinerja
karyawan” maka variabel independen ialah “motivasi kerja”. Disebut variabel
independen disebabkan tidak bergantung kepada variabel lain. Sedangkan “mutu
kinerja” ialah variabel bergantung serta dipengaruhi variabel “motivasi kerja”.
2. Dependent variable (variabel terikat)
Variabel dependen. Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria dan
konstan. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Contoh variabel dependen: apabila peneliti ingin
mengungkapkan “apakah ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap Intelligence
Quotiont (IQ) peserta didik” disini yang menjadi variabel dependen yaitu “IQ
peserta didik”. Dikatakan variabel dependen disebabkan tinggi serta rendahnya IQ
peserta didik dipengaruhi oleh variabel kebiasaan belajarnya.
5
kepuasan kerja dengan variabel kinerja guru ada variabel moderator, yaitu budaya
organisasi, (Sugiyono, 2018).
6
Misalnya, “pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa”.
Variabel independen yaitu kompetensi guru, sedangkan variabel terikat yaitu
prestasi belajar peserta didik. Variabel kontrol ditetapkan sama yaitu mata
pelajaran biologi. Dengan ditetapnya variabel kontrol, maka dampak besarnya
pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar peserta didik bisa diketahui
secara komprehensif.
2. Variabel penganggu
7
(pendahulu) (variabel bebas) (variabel terikat)
1. Variabel diskrit juga disebut variabel nominal atau variabel kategorik, karena
hanya dapat dikategorikan menjadi dua kutub yang berlawanan, misalnya “ya”
dengan “tidak”. Contoh: siang-malam, bisa-tidak bisa dan sebagainya.
c. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan, misalnya: berat pak Hadi dua
kali berat anaknya.
Objek penelitian atau disebut juga variabel penelitian adalah sesuatu yang
menjadi perhatian peneliti. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
8
memecahkan permasalahan penelitian. Data menurut variasinya dapat dibedakan
menjadi: Pertama, data nominal, yaitu data yang dapat digolongkan secara
terpisah. Misalnya: jenis kelamin, pedagang, pegawai dan nelayan. Kedua, data
kontinen, yaitu data yang bervariasi menurut tingkatan nilai. Misalnya: baik
sekali, baik dan cukup.
1. Data ordinal, yaitu data yang menunjukkan posisi dalam suatu kegiatan,
misalnya: penyaji, pembahas, moderator, Ketua, Sekretaris dan sebagainya.
2. Data interval, yaitu data yang digolongkan dengan jarak ukur yang sama,
misalnya: 1 sampai dengan 10 dan 11 sampai dengan 15.
3. Data rasio, yaitu data yang digolongkan dengan satuan yang pasti, dan dengan
skala ini mempunyai titik nol penuh, misalnya: kepandaian A= 15,5,
kepandaian B= 16,5 dan kepandaian C=17, 5. Maka juara I adalah C dengan
angka 17,5, juara II adalah B dengan angka 16,5 dan juara III adalah A dengan
angka 15,5.
1) Hubungan asimetris
9
Menurut Sukiati (2016), beberapa jenis hubungan asimetri yaitu: a. Hubungan
antara stimulus dan respons, b. Hubungan disposisi dan respons.
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel menjadi sebab
sekaligus menjadi akibat terhadap variabel lainnya. Jika variabel X
mempengaruhi variabel Y dan pada waktu yang lain variabel Y juga
mempengaruhi variabel X, ini disebut hubungan resiprokal. Misalnya, tingkat
pendidikan akan meningkatkan status sosial yang tinggi. Sebaliknya, status
sosial yang tinggi memudahkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi.
Hubungan seperti ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X ↔Y
3) Hubungan asimetris
a. Hubungan bivariat
X Y
b. Hubungan multivariat
X1
X2 Y
X3
10
Menurut Sukiati (2016), variabel penelitian sangat penting dalam sebuah
penelitian, karena variabel berfungsi sebagai landasan mempersiapkan alat dan
metode pengumpulan data,, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya,
sebuah variabel harus dapat diamati dan dapat diukur.
11
Tentang caranya menyusun definisi operasional itu benmacam-macan
sekali. Namun untuk memudahkan pembicaraan, cara bermacam-macan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: (a) yang menekankan kegiatan
(operation) apa yang perlu dilakukan; (b) yang menekankan bagaimana
(operational) itu dilakukan; dan (c) yang menekankan sifat-sifat statis hal yang
didefinisikan.
(1) Definisi pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan kegiatan
(operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :
b Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan
selama 24 jam.
c Garam meja adalah hasil kombinasi kimiawi antara sodium dan chlorine.
Definisi pola I ini, yang menekankan operasi atau manipulasi apa yang
harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan,
terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
(2) Definisi pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang
didefinisikan itu beropersi.
Contoh :
b Orang lapar yang mulai menyantap makanannya kurang dari satu menit
setelah makanan itu dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu
kurang dari 10 menit.
12
(3) Definisi pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana yang
didefinisikan itu nampaknya.
Contoh:
Sering kali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti
menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek penelitian, fenomena
atau konsep yang memiliki variasi atau ragam nilai baik dari segi bentuk, kualitas,
kuantitas, mutu standar dan lainnya. Variabel memiliki ciri-ciri diantaranya,
memiliki nilai bervariasi karena sifat variabel menjadi pembeda antar objek satu
dan objek lainnya, objek satu dengan objek lain dalam sebuah populasi masih
dapat dibedakan dalam suatu variabel, menghasilkan output penelitian yang
objektif, dapat diukur dan bisa diuji. variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, diantaranya: independent variable (variabel bebas),
dependent variable (variabel terikat), intervening variable (variabel antara),
moderator variable (variabel moderator), control variable (variabel kontrol),
Suppressor variable (variabel penekanan), variabel penganggu, variabel
pendahulu (antecedent variable). Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi
variabel diskrit dan variabel kontinum. Variabel kontinum dikelompokkan ke
dalam tiga variabel yaitu: variabel ordinal, variabel interval, variabel ratio. 2.
Variabel kontinum dikelompokkan ke dalam tiga variabel yaitu: variabel ordinal,
variabel interval, variabel ratio.
14
pengumpulan data,, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah
variabel harus dapat diamati dan dapat diukur. . Definisi operasional adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang
dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk
melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain.
B. Saran
15
16
DAFTAR PUSTAKA
iii