Anda di halaman 1dari 20

VARIABEL PENELITIAN

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian).

Dosen Pengampu:
Dr. Muh. Anwar, M.Si.

Oleh:
1. Siti Zurfiani Devi Rahman (200105511003)
2. A. Fatimah Sahara (200105512005)
3. Hadriani Safitri (200105510006)
4. Muhammad Ramadhan Arsad (200105510004)

PENDIDKAN KIMIA ICP


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala bentuk ucapan tak terdefinisikan kepada sang pemilik raga dan jiwa yang
tiada henti melihat ciptaan-Nya, variasi nilai yang merupakan anugerah darinya yang
telah diberikan kekuatan serta sifat potensi akal bagi manusia. Tak cukup rasanya,
bilamana ilmu pengetahuan tidak dilihat dari peran sang revolusioner, yakni Muhammad
SAW. Alhamdulillah, tugas mata kuliah metode penelitian dengan materi variabel
penelitian telah diselesaikan sebagaimana mestinya.

Ucapan terima kasih, kami ucapkan kepada Dr. Muh. Anwar, M.Si sebagai Dosen
pengampu mata kuliah ini. Selanjutnya, besar harapan kami, Makalah yang berjudul
“Variabel Penelitian” dapat berguna untuk menambah maupun meningkatkan wawasan
pengetahuan pada bidang metodologi penelitian dan dimanfaatkan seluas-luasnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini amatlah jauh dari kesempurnaan. Olehnya,
diperlukan kritik dan saran saudara sekalian untuk pengembangan dan perbaikan
makalah ini.

Makassar, 21 Maret 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan ...........................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Variabel............................................................................2
2. Ciri-Ciri Variabel Penelitian...............................................................3
3. Jenis-Jenis Variabel Penelitian...........................................................4
4. Fungsi Variabel Penelitian..................................................................10
5. Merumuskan Operasional Variabel-Variabel.....................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap penelitian, baik kuantitatif maupun kualitiatif, selalu memiliki
variabel karena dalam penelitian, variabel adalah fokus perhatian peneliti. Oleh
karena itu, peneliti harus secara jelas mendeskripsikan apa yang menjadi fokus
penelitiannya; minimal sebuah variabel yaitu variabel terikat (variabel dependen).
Variabel adalah konsep yang diberi variasi nilai atau atribut lebih dari satu. Tinggi
badan, berat badan, motivasi kerja, kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi,
disiplin kerja, kinerja, produktivitas, disebut variabel karena nilai variabel tersebut
bervariasi satu sama lain (ada variasi nilai). Sedangkan jenis kelamin juga
merupakan variabel karena meskipun tidak memiliki variasi nilai tetapi ada variasi
atribut (laki-laki dan perempuan). Demikian juga dengan agama yang dianut, ada
yang Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan sebagainya (Sumanto, 2014:
25).
Dalam persiapan metodelogis untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti
harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam
penelitiannya. Variabel-variabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan
didefinisikan secara operasional. Sebagai kelanjutan dari definisi operasional itu
perlu pula ditunjuk alat pengambil data (instrument) yang akan digunakan.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti
melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga
yangmenyebabkan kita kurang mengetahui mengenai apa dan seperti apa variabel
sertaapa saja jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi
pertanyaan danitulah sebabnya membahas variabel menjadi suatu hal yang sangat
penting. Pada makalah ini diulas variabel penelitian sebagai objek peneliti secara
mendalam secara teoritis dan praktik dengan metode deskriptif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian variabel?
2. Apa saja ciri-ciri variabel penelitian?
3. Apa saja jenis-jenis variabel penelitian?
4. Bagaimanakah fungsi variabel dalam penelitian?
5. Bagaimanakah merumuskan operasional variabel-variabel?

C. Tujuan
6. Mengetahui pengertian variabel
7. Memahami ciri-ciri variabel penelitian
8. Menjelaskan jenis-jenis variabel penelitian
9. Menjelaskan fungsi variabel penelitian
10. Memahami cara merumuskan operasional variabel-variabel

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Variabel
Dalam penelitian perlu mendifinisikan dan mengidentifikasi populasi yang
akan diteliti. Populasi adalah himpunan individu, benda atau fenomena yang
menarik bagi peneliti. Peneliti kemudian menyelidiki berbagai karakteristik
populasi. Karakteristik populasi ini disebut variabel. Setelah karakteristik populasi
diperoleh, analisis statistik dapat dilakukan untuk menggambarkan populasi dan
menganalisis hubungan antara berbagai variabel yang telah dihasilkan. Variabel
adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilau mutu
(kualitatif). Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able
yang berarti “berubah”dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah
(Ngatno, 2015: 103-104). Dalam bahasa Indonesia kata “variabel” lebih tepat
dipadankan dengan kata bervariasi (Rahmadi, 2011: 47).
Dalam berbagai literatur metodologi penelitian terdapat beberapa definisi
yang dapat dikemukakan di sini, yaitu:
a. Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ia juga mengemukakan definisidari
Sutrisno Hadi bahwa variabel adalah gejala yang bervariasi.
b. Menurut Noeng Muhadjir, variabel adalah satuan terkecil dari objek penelitian.
Misalnya mahasiswa sebagai objek penelitian dapat dilihat satuan satuannya
seperti: intelegensi, minat, status sosial, hobi, cita-cita, prestasi akademik,
kemampuan bahasa, kesehatan dan lainnya dari mahasiswa itu.
c. Menurut Bungin, variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk,
kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya.
d. S. Margono mendefinisikan variabel sebagai konsep yang mempunyai variasi
nilai.
e. Variabel penelitian secara terminologi adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapula

2
yang mendefinisikan variabel sebagai semua objek atau gejala-gejala yang
menjadi sasaran penelitian yang menunjukkan variasi, baik pada jenis maupun
pada tingkatannya.
Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana variabel penelitian dapat
diartikan sebagai objek penelitian, fenomena atau konsep yang memiliki variasi
atau ragam nilai baik dari segi bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar dan
lainnya.
Apabila tak terdapat variasi nilai maka bukan variabel. Konsep “guru”
bukan variabel, karena belum memiliki nilai bervariasi. Berbeda jika kita
menyebutnya seperti status guru dan kompetensi guru maka bisa digolongkan
sebagai variabel, alasannya memiliki nilai yang berbeda. Demikian pula istilah
pembelajaran, tidak termasuk variabel, namun jika kita menyebut mutu
pembelajaran maka dikatakan variabel karena memiliki variasi nilai. Identitas
sosial, tinggi badan, kelahiran permatur, tingkat kesehatan, kinerja guru, kinerja
kepala sekolah semuanya bisa dikatakan variabel. Apabila konsep yang belum
memiliki variasi nilai bisa dijadikan sebagai variabel dengan menambahkan nilai
variasi dari konsep tersebut. Misalnya: kinerja adalah konsep, bila diubah sebagai
variabel dengan menambah mutu kinerja, kinerja guru, kinerja karyawan, kinerja
kepala sekolah dan lain sebagainya (Safriadi, 2020).

2. Ciri-Ciri Variabel Penelitian


Menurut Safriadi (2020) dalam Variabel sebuah penelitian harus
memenuhi beberapa karakteristik antara lain: mempunyai variasi nilai,
membedakan objek satu dengan objek yang lain dan sesuatu yang bisa diukur.
1) Variabel memiliki nilai bervariasi
Memiliki nilai bervariasi karena sifat variabel menjadi pembeda antar
objek satu dan objek lainnya. Oleh karena itu, variabel harusmemiliki nilai variasi
terhadap individu, organisasi atau objek yang diteliti, (Creswell, 2015). Misalnya
suatu populasi yang terdiri dari 35 orang guru mendapat nilai Ujian Kompetensi
Guru (UKG), nilai guru akan menjadi variabel apabila adanya variasi nilai UKG
terhadap populasi guru tersebut. Apabila dari 35 orang guru tersebut memiliki

3
nilai UKG yang sama, maka tidak ada variasi dalam UGK tersebut, sehingga
UKG tidak dapat disebut sebagai variabel dari populasi itu.
2) Pembeda antarsatu objek dengan objek lainnya
Sebuah populasi penelitian terdiri dari objek yang memiliki ciri-cri yang
serupa. Walaupun serupa, antara objek satu dengan objek lain dalam sebuah
populasi masih dapat dibedakan dalam suatu variabel,(Purwanto, 2012).
Contohnya, populasi peserta didik memiliki suatu kesamaan karakterisktik, yaitu
peserta didik. Persamaan antar peserta didik juga memiliki perbedaan dalam hal
metode belajar, strategy belajar, semangat belajar, agama, sosial kultural, tempat
tinggal, kecerdasan, perbedaan bakat dan lain-lain. Perbedaan itu disebut variabel
karena mmpunyai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda antara peserta didik
tersebut.
3) Variabel harus dapat diukur
Dalam penelitian harus menghasilkan output penelitian yang objektif,
dapat diukur dan bisa diuji. Perlu dipahami bahwa antara variabel dengan konsep
berbeda, kalau variabel sesuatu yang dapat diukur, konsep sesuatu yang belum
tentu bisa diukur Contoh: kemampuan ialah konsep dan kemampuan bahasa
merupakan variabel, mahasiswa ialah konsep dan mahasiswa FKIP yaitu variabel.
Artinya, data yang ada pada variabel harus bisa diukur, dapat diobservasi,
misalnya kemampuan bahasa adalah jumlah score yangdidapatkan oleh
mahasiswa dalam mengerjakan tes toefl.

3. Jenis-Jenis Variabel Penelitian


Apabila dilihat dari aspek hubungan variabel satu dengan variabel lainnya,
maka variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
diantaranya:
1. Independent variable (variabel bebas)
Variabel bebas disebut independent variable, variabel stimulus, dan
predictor. Variabel bebas adalah variabel yang membuat berubahnya dan
timbulnya variabel terikat, (Punch, 2009). Berbeda dengan variabel dependen
yang tidak mempengaruhi dan hanya diamati variasinya sebagai output dari

4
prediksi yang berasal dari variabel independen. Misalnya, apabila dalam sebuah
penelitian dinyatakan “adanya pengaruh motivasi kerja terhadap mutu kinerja
karyawan” maka variabel independen ialah “motivasi kerja”. Disebut variabel
independen disebabkan tidak bergantung kepada variabel lain. Sedangkan “mutu
kinerja” ialah variabel bergantung serta dipengaruhi variabel “motivasi kerja”.
2. Dependent variable (variabel terikat)
Variabel dependen. Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria dan
konstan. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Contoh variabel dependen: apabila peneliti ingin
mengungkapkan “apakah ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap Intelligence
Quotiont (IQ) peserta didik” disini yang menjadi variabel dependen yaitu “IQ
peserta didik”. Dikatakan variabel dependen disebabkan tinggi serta rendahnya IQ
peserta didik dipengaruhi oleh variabel kebiasaan belajarnya.

Gambar 1.1. Hubungan variabel independen-variabel dependen


3. Intervening variable (variabel antara)
Variabel intervening disebut variabel penyela / antara disebabkan letaknya
antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak
secara langsung mempengaruhi terhadap perubahan variabel dependen,
(Sugiyono, 2018).
Contohnya, pengaruh kepuasan kerja guru terhadap mutu pembelajaran.
Rendah dan tingginya kepuasan kerja guru secara tidak langsung akan
mempengaruhi mutu pembelajaran, tidak langsung karena kepuasan kerja guru
berpengaruh langsung terhadap kinerja guru, sedangkan kepuasan kerja guru akan
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap mutu pembelajaran. Dengan
demikian antara variabel pengaruh kepuasan kerja guru kepada mutu
pembelajaran terdapat variabel antara, yaitu kinerja guru, sedangkan variabel

5
kepuasan kerja dengan variabel kinerja guru ada variabel moderator, yaitu budaya
organisasi, (Sugiyono, 2018).

Gambar 1.2. Hubungan variabel independen-variabel intervening, variabel


dependen-variabel moderator.
4. Moderator variable (variabel moderator)
Variabel moderator merupakan variabel memperkuat ataupun
memperlemah hubungan antara variabel indevenden dengan variabel dependen.
Variabel moderator disebut juga variabel independent ke dua, (Sugiyono, 2018).
Misalnya: adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Prestasi belajar akan semakin bagus apabila didukung oleh IQ yang baik dan
semakin rendah jika IQ kurang baik.

Gambar 1.3. Hubungan variabel independen-variabel dependent-variabel


moderator
5. Control variable (variabel kontrol)
Variabel kontrol yaitu variabel yang dikendalikan dan didesain konstan
akhirnya hubungan variabel bebas terhadap terkait tidak dipengaruhi oleh faktor
eksternal yang tidak diteliti. Variabel ini digunakan peneliti, apabila melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan, (Sugiyono, 2018). Variabel ini
bertujuan untuk mengurangi kompleksitas permasalahan yang diteliti.

6
Misalnya, “pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa”.
Variabel independen yaitu kompetensi guru, sedangkan variabel terikat yaitu
prestasi belajar peserta didik. Variabel kontrol ditetapkan sama yaitu mata
pelajaran biologi. Dengan ditetapnya variabel kontrol, maka dampak besarnya
pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar peserta didik bisa diketahui
secara komprehensif.

Gambar 1.4. Hubungan variabel independen-variabel dependen-variabel kontrol

Variabel-variabel lainnya, antara lain:

1.. Suppressor variable (variabel penekanan)

Variabel penekanan adalah variabel yang mengubah kekuatan hubungan


dua variabel. Mulanya, variabel bebas dan terikat tidak tampak memiliki
hubungan, namun kehadiran variabel penekanan, keduanya tampak memiliki
hubungan.

2. Variabel penganggu

Variabel penganggu adalah variabel yang mengubah hubungan antara dua


variabel (variabel bebas dan terikat). Pada mulanya, kedua variabel itu memiliki
hubungan, namun masuknya variabel ketiga (penganggu) hubungan itu menjai
hubungan negatif).

3. Variabel pendahulu (antecedent variable)

Variabel pendahulu adalah variabel yang mendahului dan mengakibatkan


terjadinya perubahan pada variabel independen (bebas).

Jenis kelamin  tingkat pendidikan  jenis pekerjaan

7
(pendahulu) (variabel bebas) (variabel terikat)

Menurut Abubakar R. (2021), Variabel penelitian terbagi menjadi variabel


kuantitatif, misalnya umur, laki-laki, dan lebar jalan. Sedangkan variabel
kualitatif, misalnya kepintaran dan kedisiplinan.

Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi variabel diskrit dan variabel


kontinum.

1. Variabel diskrit juga disebut variabel nominal atau variabel kategorik, karena
hanya dapat dikategorikan menjadi dua kutub yang berlawanan, misalnya “ya”
dengan “tidak”. Contoh: siang-malam, bisa-tidak bisa dan sebagainya.

2. Variabel kontinum dikelompokkan ke dalam tiga variabel yaitu:

a. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan, misalnya:


tinggi-kurang tinggi. Contohnya: pohon mangga tinggi dan pohon pisang
kurang tinggi.

b. Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibandingkan


dengan variabel lain, misalnya: jarak Yogyakarta-Klaten 30 km.

c. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan, misalnya: berat pak Hadi dua
kali berat anaknya.

Objek penelitian atau disebut juga variabel penelitian adalah sesuatu yang
menjadi perhatian peneliti. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Data dapat diartikan fakta yang diperlukan, dipakai, digunakan dan


diperhitungkan dalam penelitian.Sedangkan fakta adalah deskripsi terhadap
gejala-gejala. Gejala-gejala adalah kejadian-kejadian empiri yang dapat ditangkap
dengan indra. Data yang mempunyai nilai lebih dari satu disebut dengan variabel.
Sedangkan fakta yang menyebabkan timbulnya fakta yang lain disebut dengan
fakta. Dengan demikian data adalah suatu fakta yang diperlukan untuk

8
memecahkan permasalahan penelitian. Data menurut variasinya dapat dibedakan
menjadi: Pertama, data nominal, yaitu data yang dapat digolongkan secara
terpisah. Misalnya: jenis kelamin, pedagang, pegawai dan nelayan. Kedua, data
kontinen, yaitu data yang bervariasi menurut tingkatan nilai. Misalnya: baik
sekali, baik dan cukup.

Data menurut jarak pengukuran dapat dibedakan menjadi:

1. Data ordinal, yaitu data yang menunjukkan posisi dalam suatu kegiatan,
misalnya: penyaji, pembahas, moderator, Ketua, Sekretaris dan sebagainya.

2. Data interval, yaitu data yang digolongkan dengan jarak ukur yang sama,
misalnya: 1 sampai dengan 10 dan 11 sampai dengan 15.

3. Data rasio, yaitu data yang digolongkan dengan satuan yang pasti, dan dengan
skala ini mempunyai titik nol penuh, misalnya: kepandaian A= 15,5,
kepandaian B= 16,5 dan kepandaian C=17, 5. Maka juara I adalah C dengan
angka 17,5, juara II adalah B dengan angka 16,5 dan juara III adalah A dengan
angka 15,5.

Menurut Rahmadi (2011), Hubungan antarvariabel, terbagi menjadi dua yakni;

1) Hubungan asimetris

Variabel dikatakan memiliki hubungan simetris apabila variabel yang satu


tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel yang lain. Hubungan simetri s
seperti ini terjadi jika: (1) kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep
yang sama, seperti jumlah anak yang lahir hidup dan tingkat kelahiran kasar
adalah dua indikator dari konsep fertilitas; (2) kedua variabel merupakan akibat
dari suatu faktor yang sama, misalnya peningkatan permintaan akan hiburan
dan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, keduanya merupakan akibat
dari peningkatan pendapatan; (3) Kedua variabel saling berkaitan secara
fungsional, seperti di mana ada guru di situ ada murid; di mana ada majikan di
situ ada buruh; dan (4) hubungan yang bersifat kebetulan, misalnya bayi
ditimbang lalu meninggal keesokan harinya. Peristiwa ini hanya kebetulan.

9
Menurut Sukiati (2016), beberapa jenis hubungan asimetri yaitu: a. Hubungan
antara stimulus dan respons, b. Hubungan disposisi dan respons.

2) Hubungan resiprokal (timbal balik)

Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel menjadi sebab
sekaligus menjadi akibat terhadap variabel lainnya. Jika variabel X
mempengaruhi variabel Y dan pada waktu yang lain variabel Y juga
mempengaruhi variabel X, ini disebut hubungan resiprokal. Misalnya, tingkat
pendidikan akan meningkatkan status sosial yang tinggi. Sebaliknya, status
sosial yang tinggi memudahkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi.
Hubungan seperti ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X ↔Y

3) Hubungan asimetris

Hubungan asimetris adalah hubungan antar variabel dimanan variabel yang


satu mempengaruhi variabel yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan.
Hubungan asimetris dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Hubungan bivariat

Variabel bebas Variabel terikat

X Y

b. Hubungan multivariat

Variabel bebas Variabel terikat

X1

X2 Y

X3

4. Fungsi Variabel dalam Penelitian

10
Menurut Sukiati (2016), variabel penelitian sangat penting dalam sebuah
penelitian, karena variabel berfungsi sebagai landasan mempersiapkan alat dan
metode pengumpulan data,, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya,
sebuah variabel harus dapat diamati dan dapat diukur.

Variabel merupakan suatu besaran yang dapat diubah atau berubah


sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan
variabel, kita akan memperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini
dikarenakan kita seolah-olah sudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk
soal menggunakan teknik ini adalah counting (menghitung) atau menentukan
suatu bilangan.

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dengan


demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang
ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa
ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah
merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan
yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang
ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

5. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel

Menurut Syahza, Almasi (2021) Setelah variabel-variabel


diidentifikasikan dan diklasisifkasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu
didefinisikan secara oprasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena
definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok
untuk digunakan. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-
sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat
diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa,
sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang
lain.

11
Tentang caranya menyusun definisi operasional itu benmacam-macan
sekali. Namun untuk memudahkan pembicaraan, cara bermacam-macan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: (a) yang menekankan kegiatan
(operation) apa yang perlu dilakukan; (b) yang menekankan bagaimana
(operational) itu dilakukan; dan (c) yang menekankan sifat-sifat statis hal yang
didefinisikan.

Untuk memudahkan pembicaraan, definisi-definisi itu berturut-turut di sini


disebut definisi-definisi pola I, pola II, pola III.

(1) Definisi pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan kegiatan
(operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :

a Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya


pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.

b Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan
selama 24 jam.

c Garam meja adalah hasil kombinasi kimiawi antara sodium dan chlorine.
Definisi pola I ini, yang menekankan operasi atau manipulasi apa yang
harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan,
terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.

(2) Definisi pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang
didefinisikan itu beropersi.

Contoh :

a Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam


memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa
dan bilangan.

b Orang lapar yang mulai menyantap makanannya kurang dari satu menit
setelah makanan itu dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu
kurang dari 10 menit.

12
(3) Definisi pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana yang
didefinisikan itu nampaknya.

Contoh:

a Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik,


mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai kemampuan berfikir
yang baik, mempunyai kemampuan berhitung yang baik.

b Prestasi arimatika adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang


meliputi menambah, mengurangi, memperbanyak, membagi,
menggunakan pecahan, menggunakan desimal.

Sering kali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti
menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.

Setelah didefinisi operasional variabel-variabel penelitian selesai


dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah
dioperasionalisasikan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan
berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data
empiris.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek penelitian, fenomena
atau konsep yang memiliki variasi atau ragam nilai baik dari segi bentuk, kualitas,
kuantitas, mutu standar dan lainnya. Variabel memiliki ciri-ciri diantaranya,
memiliki nilai bervariasi karena sifat variabel menjadi pembeda antar objek satu
dan objek lainnya, objek satu dengan objek lain dalam sebuah populasi masih
dapat dibedakan dalam suatu variabel, menghasilkan output penelitian yang
objektif, dapat diukur dan bisa diuji. variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, diantaranya: independent variable (variabel bebas),
dependent variable (variabel terikat), intervening variable (variabel antara),
moderator variable (variabel moderator), control variable (variabel kontrol),
Suppressor variable (variabel penekanan), variabel penganggu, variabel
pendahulu (antecedent variable). Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi
variabel diskrit dan variabel kontinum. Variabel kontinum dikelompokkan ke
dalam tiga variabel yaitu: variabel ordinal, variabel interval, variabel ratio. 2.
Variabel kontinum dikelompokkan ke dalam tiga variabel yaitu: variabel ordinal,
variabel interval, variabel ratio.

Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena


variabel berfungsi sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode

14
pengumpulan data,, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah
variabel harus dapat diamati dan dapat diukur. . Definisi operasional adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang
dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk
melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain.

B. Saran

Makalah ini perlu dilakukan tindak lanjut berupa praktik dilapangan


sebagaimana mestinya. Sehingga, dapat membuktikan konsep variabel secara
teoritis dan praktik.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, R.H. 2021. Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.
Ngatno. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis. Semarang: Lembaga
Pengembangan dan Penjamiin Mutu Pendidikan UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Rahmadi. 2011. Pengantar Metode Penelitian. Banjarmasin: Antasari
Press.

Rahmat, A, dkk. 2020. Metodoligi Penelitian, Pendekatan Multidisipliner.


Gorontalo: Ideas Publishing.
Syahza, Almasdi. 2021. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: UR Press.

Sukiati. 2016. Metodologi Penelitian, Sebuah Pengantar. Medan: CV.


Manhaji.

iii

Anda mungkin juga menyukai