Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN


“VARIABEL PENELITIAN”
Dosen Pembimbing : DR. Hj. Nina Mardiana, M.Kes

Dibuat Oleh:
Sri Dharmayanti
Paser

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehinngga saya dapat menyelesaikan makalah ini, yaitu dengan judul ”Variabel
Penelitian”, tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas
salah satu mata kuliah Asuhan Kebidanan Berkelanjutan.

saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi.

Demikian makalah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi saya sendiri khususnya dan
bagi pembaca umumnya. saya mengucapkan banyak terima kasih.

Paser,13 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...4
C. Tujuan……………………………………………………………………………...4
BAB II TEORI VARIABEL……………………………………………………………..5
A. Pengertian Variabel ………………………………………………………………5
B. Definisi Operasional………………………………………………………………6
C. Jenis – jenis Variabel……………………………………………………………..7
D. Pengukuran Variable……………………………………………………………..8
E. Korelasi antar Variabel………………………………………………………….10
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………...12
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………………12
B. Pendekatan / Desain Penelitian…………………………………………………..14
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut
atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah
sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat
penting.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Definisi Variabel dalam suatu penelitian ?
2. Berapa jenis variabel yang ada ?
3. Bagaimana Pengukuran variabel?
4. Bagaimana korelasi antar variabel?
5. Bagaimana Paradigma dari variabel?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan definisi variable penelitian
2. Untuk mengetahui jenis variable penelitian
3. Untuk mengetahui pengukuran variable penelitian

4
BAB II
TEORI VARIABEL

A. Pengertian Variabel
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-
kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam
suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian.
Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu
penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan
diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta
sempitnya panelitian yang akan digunakan.
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah
diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam
ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-
variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah
bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
1. Hatch & Farhady (1981)
Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain.
2. Kerlinger (1973)
Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin,
golongan gaji, produktifitas kerja, dll.Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat

5
yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian,
variabel itu adalah suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.
4. Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi
nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur
secara kualitatif atau kuantitatif.
5. Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek
ke subyek lainnya.
6. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah
penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa
apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
7. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota –
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang
lain. Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur,
ataupun definisi operasional eksperimental.

6
Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola dalam
memberikan definisi operasional dalam suatu variabel . Ketiga pola tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus dilakukan
atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan.
2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-
hal yang didefinisikan.
3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.

C. Jenis – Jenis Variabel


1. Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau karakteristik
yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau
pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh
variabel lain.
2. Variabel Independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi atau
karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan
hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Menurut fungsinya
variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh dalam
variabel lain.
3. Variabel intervening, Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel
satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat ataupun
pengaruh atau terpengaruh. Variabelini merupakan variabel penyela/antara yang
terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen
4. Variabel Moderator, adalah variabel yang mempengaruhi, memperkuat dan
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel
tersebut juga sebagai variabel independen ke dua.

7
5. Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi atau mewarnai variabel
moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama
yang berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga berpengaruh
terhadap variabel tergantung.
6. Variabel acak atau random, yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan dan
pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun tergantung.

D. Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran,
yaitu:
1. Skala Nominal
Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai
kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
• Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
• Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
• Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
• Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
• Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap
variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih
baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.
Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan,
pangkat atau jabatan.
Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi
nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut
lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain. Contoh :
• Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
• Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah

8
• Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal ini
dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan Stadium III
lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti
besarnya perbedaan keparahan itu.
• Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju.
3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang
lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu
dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala
ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil, dsb), tetapi Nilai Mutlaknya Tidak Dapat
Dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada
Skala Interval bersifat arbitrer (angka nol-nya tidak absolut).
Contoh :
• Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius jelas lebih
panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360
Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya : Penentuan
skala 00 Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu /
Temperatur sama sekali).
• Tingkat Kecerdasan,
• Jarak, dsb.
4. Skala Rasio = Skala Perbandingan
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya
memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai nol absolut ). Misalnya :
• Tinggi Badan : sebagai Skala ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini juga dapat
dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
• Denyut Nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali
denyut nadinya.
• Berat Badan
• Dosis Obat, dsb

9
Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut –
turut memiliki nilai kuantitatif dari yang paling rinci ke yang kurang rinci. Skala ratio
mempunyai sifat – sifat yang dimiliki skala interval, ordinal dan nominal. Skala
interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki skala ordinal dan nominal, sedangkan skala
ordinal memiliki sifat yang dimiliki skala nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya transformasi skala
ratio dan interval menjadi ordinal atau nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data
Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode
statistic tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk ordinal atau
nominal.
Sebaliknya, skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah menjadi interval atau ratio.
Skala nominal yang diberi label 0,1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel
Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan
tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan
demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki. Pemberian
label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet) menjadi
kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini dijumpai
dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).

E. Korelasi antar Variabel


Korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu :
1. Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak
ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri.
Korelasi Simetris terjadi karena :
• Kebetulan
Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
• Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari
Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan
variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
• Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.

10
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi
otot. Keduanya merupakan indikator “Kemampuan” Kontraksi Otot.
2. Korelasi Asimatris
Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu
bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat )
Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan
arterosklerosis.
3. Korelasi Timbal Balik
adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh –
mempengaruhi. Contoh : Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi
mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan
malabsorbsi.

11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan
pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah. Penelitian juga
diartikan sebagai usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau
mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan
menjadi penelitian dasar atau penelitian murni (pure research) dan penelitian terapan
(applied research). Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru
tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera
dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Sedangkan penelitian
terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai
untuk keperluan praktis.
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut: penelitian
historis, penelitian filosofis, penelitian observasional, dan penelitian ekspremental.
Menurut sifat permasalahannya sesuai dengan tugas penelitian itu untuk
memberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-
persoalan, maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandangan ini. Ada
delapan jenis penelitian itu yakni:
1. Penelitian historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif
memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan
permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan
biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-
dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi
seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
2. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-
fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Misalnya penelitian mahasiswa untuk
menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP.
12
3. Penelitian perkembangan
Penelitian ini menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai
fungsi dari waktu. Kekhususan dari penelitian perkembangan ini adalah
memusatkan perhatian pada perubahan-perubahan dan perkembangannya selama
jangka waktu tertentu. Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau
bersifat longitudinal.
4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara
mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit
itu. Kasus bisa terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu
peristiwa, atau suatu kelompok terbatas lain. Selain penelitian hanya pada suatu
unit, perubahan-perubahan yang diteliti juga terbatas, dari perubahan-perubahan
dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat pada aspek yang
menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan cara longitudinal.
5. Penelitian korelasional
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya
apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak
mereka.
6. Penelitian kausal-komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap
santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan
pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja. Kekhususan
pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab
akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi
(penelitian bersifat ex post facto).
7. Penelitian ekspremental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok
ekspremen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Data sebagai hasil
pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif
kemudian dibandingkan. Misalnya , hendak meneliti keefektifan metode-metode
13
mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan tiap kelompok-kelompok coba. Pada
akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
8. Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya
meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah disuatu daerah.
Kekhususan dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia
kerja. Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku.
Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah. Bersifat fleksibel, dapat
diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk
pembaruan (inovasi). Penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang
diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Ada 3 jenis
penelitian menurut tingkatan ini, yaitu:
a. Penelitian deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
penghubungan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih
sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari
satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian asosiatif/hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu
teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala.
B. Pendekatan/Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan
dilaksanakan (Soemartono, 2003).
Desain penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Adapun pendekatan kuantitatif
adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada
penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah. Variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu variabel dependen atau
variabel tidak bebas Variabel Independen atau variabel bebas, variabel intervening,
variabel moderator, variabel control, variabel acak atau random. Sedangkan korelasi
antar Variabel, ada 3 yaitu : korelasi simetris, korelasi asimatris,
korelasi timbal balik dan Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat
digolongkan menjadi penelitian dasar atau penelitian murni (pure research) dan
penelitian terapan (applied research).
Sementara itu, jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut:
penelitian historis, penelitian filosofis, penelitian observasional, dan penelitian
ekspremental.
Menurut sifat permasalahannya penelitian dibagi menjadi 8 jenis, yaitu penelitian
historis, penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian kasus dan penelitian
lapangan, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif, penelitian ekspremental
dan penelitian tindakan.
Penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) dibagi menjadi 3 yaitu penelitian
deskriptif, penelitian komparatif dan penelitian asosiatif/hubungan. Penelitian dapat
dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://arumning.blogspot.com/2012/02/makalah-variabel-penelitian.html
https://www.academia.edu/26456348/Jenis_dan_Pendekatan_Penelitian_docx

16

Anda mungkin juga menyukai