Anda di halaman 1dari 11

CHAPTER KLP III

METODOLOGI PENELITIAN
“Tempat dan waktu penelitian
Variabel dan definisi operasional varibel penelitian”

PENDAHULUAN
Dalam kegiatan penelitian, penentuan variabel penelitian merupakan salah
satu tahap yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, bahkan harus dilakukan
secara tepat dalam kegiatan penelitian. Jika peneliti salah dalam menentukan
variabel penelitiannya, maka kesalahan ini akan berlanjut dalam penggunaan teori,
dan begitu pula akan terjadi kesalahan dalam mendefinisikan secara operasional.
Variabel penelitian merupakan objek yang menempel (dimiliki) pada diri
subjek. Objek penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi, atau kejadian yang
dikumpulkan dari subjek penelitian yang menggambarkan suatu kondisi atau nilai
masing-masing subjek penelitian. Nama variabel sesungguhnya berasal dari fakta
bahwa karakteristik tertentu bisa bervariasi diantara objek dalam suatu populasi.
Fenomena yang sering dihadapi peneliti sebelum melaksanakan penelitian
biasanya berkenan dengan pertanyaan tentang variabel penelitian. Karena tanpa
jawaban pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan
mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk
mengambil kesimpulan. Hal ini terjadi dikarenakan rumusan masalah penelitian
yang dibuat peneliti, dibuat tanpa melalui studi pendahuluan atau mengetahui
potret pada objek yang akan diteliti, sehingga setelah ditetapkan rumusan
masalah, ternyata masalah tersebut tidak menjadi masalah pada objek penelitian.
Seharusnya peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya setelah
masalah penelitian dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis. Dengan
demikian, penting bagi peneliti untuk mengenali variabel dalam penelitian, hal ini
dikarenakan untuk:
a. Menemukan fokus kajian agar peneliti tetap konsisten pada tujuan dan fokus
penelitian.
b. Untuk menemukan keterkaitan logis dengan variabel lain berdasarkan teori
dan paradigma ilmu yang mendasarinya.
c. Merumuskan indikator, dimensi, dan pilihan instrumen keilmuan yang akan
digunakan data penelitian beserta turunannya.
Berkaitan dengan hal terakhir, variabel perlu diidentifikasikan,
diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas oleh
peneliti. Bisa jadi
pengoperasionalannya berbeda antara peneliti satu dengan lainnya, karena selain
tujuan penelitian berbeda, karakteristik data yang dihadapi juga berlainan. Dari
hal itu maka satu variabel yang digunakan oleh beberapa peneliti, bisa memiliki
pemahaman operasional yang berbeda tergantung maksud dan tujuan yang ingin
dicapainya.
Selain penting dalam menentukan variabel, peneliti juga harus
menentukan bagaimana cara mengukur variabel. Kajian teori khususnya mengenai
aspek-aspek dari masing-masing variabel beserta penjabaran indikatornya
merupakan langkah penting dalam upaya mengukur keberadaan masing-masing
variabel. Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui tentang konsep
variabel penelitian dalam pendidikan beserta definesi operasionalnya.

PEMBAHASAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian merupakan sumber data dan dianggap sebagai suatu
populasi sehingga dapat diambil sebagai sampelnya. Penentuan lokasi penelitian
ini dianggap sangat penting karena berhubungan dengan data-data yang akan
dicari oleh peneliti sesuai dengan fokus yang telah ditentukan. Pemilihan tempat
penelitian ini dengan maksud menemukan sumber data dari penelitian
B. PENGERTIAN VARIABEL
Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Suryabrata (2010)
mengatakan Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sementara itu sugiyono menjelaskan bahwa variabel
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah
bahwa dalam penelitian terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel,
sehingga variabel merupakan fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian
untuk diobservasi atau diukur. Menurut Suharsimi Arikunto (1998), pengertian
variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2009), pengertian variabel
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. MenurutKerlinger (2006), pengertian variabel adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi.
Variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita letakkan sembarang nilai
atau bilangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
C. MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel Kuantitatif, variabel ini terdiri dari:
a. Variabel diskrit (nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan.
Contoh: 1) Kehadiran: hadir, tidak hadir 2) Jenis kelamin: laki-laki,
perempuan.
b. Variabel kontinum terdiri dari 1) Variabel Ordinal: variabel tingkatan.
Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai. 2) Variabel
Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km. 3) Variabel Ratio:
variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg,
sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas
yang sulit diukur dengan angka. Contoh: kedisiplinan, kemakmuran dan
kepandaian.
3. Variab el Indep enden (Pengar uh, B ebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel
bebas.Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel
Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator. Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat
atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua. Contoh: Anak
adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah
variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara). Merupakan variabel yang menghubungkan
antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau
diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan
Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol. Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus
D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama,
peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya
variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan
karena faktor pendidikan.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Setiap variabel yang telah ditetapkan harus diberi defenisi operasionalnya.
Defenisi operasioanl variabel penting bagi peneliti lain yang ingin mengulangi
penelitian tersebut. Selain itu definisi operasional dipergunakan untuk
menentukan instrumen alat-alat ukur apa saja yang dipergunakan dalam
penelitian. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data
dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel
kunci/penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung
jawabkan (referensi harus jelas).
Defenisi operasional adalah definisi yang dirumuskan oleh peneliti tentang
istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk menyamakan
persepsi antara peneliti dengan orang-orang yang terkait denga penelitian
(Sanjaya:2013). Dalam merumuskan definisi operasional, kita boleh saja mengutip
pendapat ahli, tetapi kita perlu memilih pendapat mana yang lebih mendekati
pada pendapat kita sendiri, dengan kata lain tidak asal dalam mengutip.
Kerlinger (2006) dalam bukunya asas-asas penelitian behavioral menyebutkan
bahwa definisi operasional melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara
menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk
mengukur konstruk atau variabel itu. Konstruk adalah sifat-sifat yangmelekat
pada suatu variabel. Sementara, Sumanto (2014:71) mendefinisikan konstruk
sebagai konsep- konsep yang sangat abstrak dari suatu variabel.
Kemungkinan lainnya, suatu definisi operasional merupakan spesifikasi
kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya. Suat
definisi operasional merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk
bagi peneliti.
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
atau petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam definisi operasional sangat membantu
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang
sama, karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya
melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang
sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan
prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Setelah variabel-variabel penelitian didefinisikan secara teoritis dan secara
operasional, setiap variabel dapat dijabarkan dalam beberapa deskriptor dan
masing- masing deskriptor dioperasionalkan dengan beberapa indikator. Dibawah
ini adalah contoh operasionalisasi untuk mendapatkan deskriptor dan indikator
variabel
‘Motivasi’, yang sering dipakai oleh para pakar dibidang psikologi dan pendidikan
sebagai faktor prediksi terhadap berbagai keberhasilan (Misal dalam Penelitian
“Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi Kerja Guru di SMA X). Moh
As’ad (1991) mendefinisikan ‘Motivasi’ sebagai suatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Menurut Martin Handoko (1992), motivasi
adalah tenaga atau faktor yang gerdapat dalam diri manusia yang menimbulkan,
mengarahkan, da mengorganisasikan tingkah lakunya. Sedangkan Winkel
(1983) membagi motivasi menjadi dua, yaitu Motivasi Intrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul dari individu itu sendiri; merupakan
kemauan yang kuat yang tidak perlu disertai perangsang dari luar untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi Ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang
aktivitasnya dimulai dan dilakukan terus berdasarkan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan, misalnya mau
melakukan untuk memenuhi kewajiban, memperoleh hadiah, meningkatkan
gengsi. Menurut Sri Mulyani Martaniah (Motif Sosial Remaja SMA Jawa dan
Keturunan Cina, disertasi Fakultas Psikologi UGM,1982) motivasi adalah keadaan
yang timbul dalam diri subjek akibat interaksi antara motif dan aspek-aspek situasi
yang diamati, yang relevandengan motif tersebut serta mengaktifkan perilaku.
Menurutnya Motif adalah suatu konstruksi yang potensial dan laten, yang
dibentuk oleh pengalaman-pengalaman, yang secara relatif dapat bertahan
menggerakkan dan mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat diperoleh pengertian umum
mengenai ‘Motivasi Kerja’ antara lain, yaitu: pengalaman, pengharapan, dan
kemauan. Ketiga deskriptor tersebut dioperasionalkan dalam indikator-
indikatornya sehingga dapat disusun kisi-kisi instrumen untuk variabel “Motivasi
Kerja Guru”, sebagai berikut: Setelah konsep variabel-variabel didefinisikan
melalui deskriptor dan indikator-indikatornya, peneliti harus segera memikirkan
tindak lanjut terhadap variabel-variabel penelitiannya dengan mencari informasi
sebanyak mungkin yang mendukung semua konsep variabel-variabel dan
hubungan antar variabel sesuai dengan tujuan dan desain penelitiannya. Dari
hasil pengukuran diharapkan teori dari hipotesis-hipotesis dapat diuji dengan
sebaik-baiknya, dapat menghubungkan konsep-konsep yang abstrak menjadi
realitas dan operasional.

E. DEFINISI KONSEPTUAL VARIABEL


Definisi konseptual adalah pernyataan yang mengartikan atau memberi
makna suatu konsep istilah tertentu. Definisi konseptual merupakan
penggambaran secara umum dan menyeluruh yang menyiratkan maksud dan
konsep atau istilah tersebut bersifat konstitutif (merupakan definisi yang
tersepakati oleh banyak pihak dan telah dibakukan setidaknya dikamus bahasa),
formal dan mempunyai pengertian yang abstrak (Hidayat dalam Yopi
Sopiandi). Sedangkan menurut Imam Chourmain Definisi Konseptual Variabel
adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara singkat, jelas,
dan tegas. Secara sederhana, definisi konstitutif/konseptual ini adalah
mendefinisikan satu konsep dengan konstruk yang lainnya. Definisi konseptual
ini lebih bersifat hipotetikal dan “tidak dapat diobservasi”. Hal ini dikarenakan
definisi konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi
konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika dalam
proses perumusan. Mochtar Mas’oed mensyaratkan sifat kondisi konseptual
meliputi beberapa hal, di antaranya adalah definisi harus menggambarkan ciri-
ciri khas dari fenomena yang hendak dideskripsikan; definisi juga harus berisi
semua hal yang diliputinya dantidak memasukan hal-hal yang tidak diliputinya.
Definisi itu tidak boleh bersifat sirkuler (definisi yang harus didefinisikan lagi)
sehingga definisi yang diuraikan sudah benar-benar jelas, dan definisi harus
dinyatakan dalam istilah yang jelas dan tidak memiliki arti lebih dari satu.
F. PENDEKATAN DALAM MENYUSUN DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL
Sandjaja (2006) mengklasifikasi bahwa ada tiga cara untuk memberikan
definisi operasional variabel antara lain
a. Definisi operasional yang menjelaskan cara perlakuan untuk menimbulkan
suatu gejala. Pada definisi in dijelaskan bagaimana cara memanipulasi variabel.
Definisi seperti ini sering dipergunakan pada penelitian eksperimental.
Contoh bagaimana mempergunakan pupuk X pada tanaman kacang, berapa
banyak pupuk X yang dipergunakan, kapan mempergunakannya.
b. Definisi operasionasl yang mendeskripsikan suatu variabel baik mengenai
ciricirinya maupun cara beroperasinya. Definisi ini sering dipergunakan
dalam penelitian-penelitian pada umumnya. Contoh, tanaman kacang yang
digunakan dalam penelitian pupuk X didefenisikan sebagai tanaman kacang
dari spesies Arachis Hypogaea yang ditanam langsung dari biji kacang dan
telah berumur satu minggu.
c. Definisi operasional yang mendeskripsikan ciri-ciri statis suatu obyek. Definisi
ini sering digunakan pada penelitian pendidikan. Misalnya anak cerdas
menurut definsi ini adalah anak yang memiliki perbendaharaan kata-kata
yang banyak, memiliki daya ingat yang kuat, dan mampu bernalar dengan
baik serta memiliki keterampilan berhitung yang baik dan seterusnya.
Ada tiga cara pendekatan dalam menyusun definisi operasional variabel,
yaitu:
a. Definisi Operasional Tipe A, disusun berdasarkan pada operasi yang
dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan
menjadi nyata atau dapat terjadi.
b. Definisi Operasional Tipe B, disusun berdasarkan perumusan dalam bentuk
deskripsi tentang bagaimana suatu objek (benda tertentu) beroperasi, yakni
apa yang dilakukan atau terdiri dari apa ciri-ciri dinamis objek tersebut.
c. Definisi Operasional Tipe C, disusun berdasarkan pada penampakan
seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang
menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya Contoh nya penelitian dengan
judul “Pengaruh media flash dalam peningkatan hasil belajar Matematika di
kelas X”, Definisi Operasioanal Tipe A. “Media Flash adalah media yang
dibuat dari Dengan demikian, media flash…Definisi Operasioanal Tipe B.
“Penggunaan media flash dalam pembelajaran dapat berupa…. Dan
mekanismenya seperti… Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki
keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran
PENUTUP
a. Kesimpulan
Variabel penelitian merupakan objek yang menempel (dimiliki) pada diri
subjek. Objek penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi, atau kejadian
yang dikumpulkan dari subjek penelitian yang menggambarkan suatu kondisi
atau nilai masing-masing subjek penelitian. Nama variabel sesungguhnya
berasal dari fakta bahwa karakteristik tertentu bisa bervariasi diantara objek
dalam suatu populasi.
Defenisi operasional adalah definisi yang dirumuskan oleh peneliti
tentang istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk
menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang-orang yang terkait
denga penelitian (Sanjaya:2013). Dalam merumuskan definisi operasional,
kita boleh saja mengutip pendapat ahli, tetapi kita perlu memilih pendapat
mana yang lebih mendekati pada pendapat kita sendiri, dengan kata lain tidak
asal dalam mengutip.
Tempat dan waktu penelitian merupakan sumber data dan dianggap
sebagai suatu populasi sehingga dapat diambil sebagai sampelnya. Penentuan
lokasi penelitian ini dianggap sangat penting karena berhubungan dengan
data-data yang akan dicari oleh peneliti sesuai dengan fokus yang telah
ditentukan. Pemilihan tempat penelitian ini dengan maksud menemukan
sumber data dari penelitian
b. Saran
Dengan adanya chapter ini kami mengharapkan agar chapter ini dapat
menambah wawasan para pembaca mengenai Tempat dan waktu
penelitian,Variabel dan definisi operasional varibel penelitian. Kami
menyadari bahwa penulisan chapter ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami juga menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan chapter ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik, Jakarta:
Rineka
Cipta.
Benny S. Pasaribu 2022 METODOLOGI PENELITIAN Untuk Ekonomi
dan
Bisnis
Hafni Nul Fatonah,(2021). KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATEMATIKA TIPE HOT
ILHAM AGUSTIAN, HARIUS EKO SAPUTRA, ANTONIO IMANDA
(2019) PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJAMEN
TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI PT.
JASARAHARJA PUTRA CABANG BENGKULU Jurnal Professional
FIS UNIVED Vol.6 No.1
Kerlinger, Ferd N. 2004. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah
Mada
University Press.
Rafika Ulfa VARIABEL PENELITIAN DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115
Sugiyono. 2015. Cara Mudah Menyusun : Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung ,
Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung ,
Alfabeta.
Suryabrata, sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Penelitian. Yogyakarta: CAPS (center of
Academic
Publishing Service).

Anda mungkin juga menyukai