Anda di halaman 1dari 13

CONTOH JENIS VARIABEL

CONTOH JENIS VARIABEL



1. Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang
diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
diobservasi atau diamati.
Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.

2. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian =
Variabel Dependen.

3. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus
ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-
lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan
karena faktor pendidikan.

4. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua.
Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang
memperlemah hubungan suami isteri.

5. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening)
dan Loyalitas (Dependen).



PENGERTIAN VARIABEL
Istilah variabel dapat diartikan bermacam macam. Dalam
tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering
pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel
penelitian.Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan.Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai
Variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan
Farhady,1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang
oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan
Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel
penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga
akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan
penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin
sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.
2. KLASIFIKASI VARIABEL
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam
penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan
metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data
Ordinal, (c). Data Interval dan, (d). Data ratio. Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa
dibedakan dengan cara yang sama
Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat
diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis
kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi
biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya.
(ranking)
Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan
terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap
terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya.
Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata
.Metologi Penelitian. hal. 26-27)
Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan :
a). Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau
mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang
dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel
Indogen.*
b). Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk
menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara
bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM(Structural
Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen.
c). Variabel Intervening
Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel
yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d). Variabel Moderator
Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut
mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
e). Variabel kendali
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai
kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel moderator jadi juga seperti variabel
moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung
f). Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu
variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas
maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi
AksaraHal.119-120)
3. MERUMUSKAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL-VARIABEL
Setelah variabel variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu
didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan
menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan
oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal
yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :
- Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang
sudah hampir tercapai.
- Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam
- Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.
Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan
keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi.
Contoh :
- Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya
dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
- Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah
makanan dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu kurang dari 10 menit.
3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu
nampaknnya. Contoh :
- Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan
kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
- Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.
Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk
mengambil datanya.
Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung
dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel
penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi
Penelitian. hal. 30-31)
4. MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai
variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat (
Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel
lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat
ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat.
c. Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1). Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan
kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2). Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons
tertentu dalam situasi tertentu. Bila Stimulus datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan Disposisi
berada dalam diri seseorang.
3). Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag
relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5). Hubungan Imanen antara dua variabel.
6). Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
5. PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat
menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang
paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan
lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai
berikut :
a). Menentukan indikator untuk dimensi dimensi variabel penelitian.
b). Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan
dengan dimensinya.
c). Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal
interval atau ratio dan
d). Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang
baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam
pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi
kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen
tersebut.
6. VARIABEL ANTARA
Salah satu asumsi dasar di dalam ilmu pengetahuan adalah, bahwa gejala sesuatu harus ada sebab-
musahabnya dan tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya. Setiap fenomena dipengaruhi oleh serangkaian
sebab-musahab. Oleh karena itu setiap kali kita menentukan sebab dari suatu fenomena, selalu akan timbul
pertanyaan, apakah sebab yang lainnya? Apakah sebab yang pertama berpengaruh langsung pada fenomena
tersebut, ataukah tidak langsung dan melalui sebab yang lainnya? Pertanyaan yang terakhir ini mengantar kita
ke suatu faktor penguji yang penting yaitu Variabel antara.
Untuk mengatur rangkaian sebab-musabab suatu fenomena, tentu saja lewat pengamatan serta akan sehatlah
disamping teori-teori yang menjadi pedoman. Namun di dalam rangkaian sebab akibat itu, suatu variabel akan
disebut Variabel antara apabila, dengan masuknya variabel tersebut, hubungan statistika yang mulai nampak
antara dua variabel menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan karena hubungan semula nampak
antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui varibel yang lain.

Keterangan : Garis putus berarti mungkin berhubungan langsung, mungkin tidak.
7. VARIABEL ANTESENDEN
Variabel Antesenden mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yakni merupakan hasil yang lebih
mendalam dari penelusuran hubungan kausan antara variabel.
Perbedaannya, Variabel antara menyusup diantara variabel pok, sedangkan variabel Antesenden
mendahului variabel pengaruh

Sebenarnya realita antara dua variabel sebenarnya merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat
yang cukup panjang. Oleh karena itu setiap usaha untuk mencari jalinan yang lebih jauh, seperti halnya dengan
variabel antesenden akan memperkaya pengertian kita tentang fenomena yang sedang diteliti.
Untuk dapat diterima sebagai variabel antesenden syarat-syaratnya sebagai berikut :
ketika variabel harus saling berhubungan : variabel antesenden dan variabel pengaruh, variebel antesenden
dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
Apabila variabel antesenden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak
lengkap. Dengan kata lain : variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel pokok.
Apabila pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel antesenden dan variabel terpengaruh harus
lengkap.(Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Hal.131-134)
KESIMPULAN
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel penelitian
ditentukan oleh Landasan Teorinya dan ditegaskam oleh Hipotesis penelitiannya.
Menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan : a. variabel Nominal, b. Variabel Ordinal, c. Variabel
Interval d. Variabel ratio.
Sedangkan menurut fungsinya variabel penenelitian dapat dibedakan menjadi : Variabel tergantung, variabel
bebas, variabel intervening, variabel moderator , variabel kendali dan variabel rambang.
Macam-macam hubungan variabel : Simetri, timbal balik dan asimetri.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, S. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta
Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.














Variabel adalah simbol atau abstrak yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Dalam penelitian
dikenal dengan beberapa istilah variabel antara lain :
1. Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain, biasanya
dinotasikan dengan symbol X. Variabel ini juga sering disebut independen variabel (IV) atau variabel
penyebab. Dalam penelitian keprilakuan organisas, variabel bebas ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu
variabel tingkat individu, variabel tingkat kelompok dan variabel tingkat organisasi. Karakteristik yang
paling jelas dari variabel tingkat individual adalah karakteristik pribadi atau yang berkaitan dengan
demografi seperti usia, gender, status pernikahan, karakteristik pribadi, kerangka emosional bawaan,
nilai dan sikap kerja serta level kemampuan dasar. Motivasi juga termasuk ke dalam variabel tingkat
individual.Sedangkan karakteristik variabel tingkat kelompok meliputi kepemimpinan, konflik,
komunikasi, dan lainnya. Variabel tingkat sistem organisasi meliputi desain organisasi, budaya
organisasi, pelatihan, metode evaluasi kinerja dan lainnya.
2. Variabel terikat (dependen variable) adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas, biasa dinotasikan dengan Y. Dalam perilaku organisasi, variabel-
variabel dependen ini antara lain terdiri dari produktivitas / kinerja, mangkir / tingkat absensi, turnover,
perilaku menyimpang di tempat kerja, organizational citizenship behavior (OCB), dan kepuasan kerja.
Sedangkan dalam bidang pendidikan, disiplin siswa, prestasi belajar, tingkat kelulusan, dan sebagainya
bisa ditetapkan sebagai variabel dependen.
3. Variabel moderator adalah variabel yang memiliki pengaruh memperkuat atau memperlemah
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Karakteristik dasar
dari variabel moderator adalah lebih sulit berubah dalam jangka waktu tertentu. Misalnya budaya,
personality, jenis kelamin, dan lainnya. Contoh : Pengaruh Kemampuan terhadap Kinerja. Variabel
moderatornya adalah kepribadian dan usia. Artinya, pengaruh kemampuan terhadap kinerja akan
semakin kuat jika kepribadian adalah tipe A, dan usia yang relatif muda.
4. Variabel intervening / mediator adalah variabel yang secara konkrit tidak kelihatan, tetapi secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan terikat, sehingga menyebabkan
hubungan antara X dengan Y menjadi hubungan yang tidak langsung, biasa dinotasikan dengan X atau
Z. Karakteristik dasar dari variabel intervening / mediator / perantara / variabel proses adalah relative
lebih mudah berubah. Contohnya : Mood, Kepuasan, atau variabel sikap lainnya.
5. Variabel control adalah variabel yang dikontrol (dikendalikan atau dibuat konstan) oleh peneliti untuk
mengurangi pengaruhnya terhadap gejala yang sedang dikaji, biasa dinotasikan dengan X atau Z.
Contoh : Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi siswa. Variabel kontrolnya yang dibuat
konstan adalah guru yang sama, kondisi kelas yang sama, usia siswa yang relative sama, dan lainnya.








SKALA PENGUKURAN PADA PENELITIAN !
Jika dilihat dari skala pengukurannya (Measurement Scale), maka data dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Categorical Data
Data kategorik adalah data kualitatif sehingga untuk dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
matematika/statistika perlu diberi kode (coding) berupa angka. Analisis matematika/statistika yang
digunakan adalah berdasarkan hasil membilang (counting) pada setiap kategori/pasangan kategori.
Data kategorik disebut juga data nonmetric atau data yang bukan merupakan hasil pengukuran.
Klasifikasinya adalah:
1) Kategorik Nominal, yaitu data kategorik yang tak dapat dinyatakan bahwa kategori yang satu lebih
baik dari kategori lainnya atau dengan kata lain kategori yang tidak memiliki urutan tertentu.
Contoh: Pria wanita, ungu biru, dan lain-lain.
Karena tidak memiliki urutan tertentu, maka dapat saja kategori pria diberi kode 0 dan wanita
diberi kode 1 maupun sebaliknya.
2) Kategorik Ordinal, yaitu data kategorik yang mempunyai urutan tertentu namun jarak antar
kategori sulit untuk dinyatakan sama.
Contoh: Alat dalam kondisi baik, sedang, rusak.
Karena memiliki urutan, maka jika rusak diberi kode 1, maka urutan berikutnya adalah sedang
yang diberi kode 2, dan kategori baik diberi kode 3 atau sebaliknya. Urutan pengkodean di
atas tidak dapat ditukar-tukar secara acak, karena akan menjadi tidak sesuai dengan urutan
kategorinya.
Data kategorik nominal maupun ordinal dapat diubah menjadi data numerik:
1) rasio, dengan cara membagi jumlah frekuensi suatu kategori dengan kategori yang lain, atau
dengan total frekuensi seluruh kategori.
2) ordinal, dengan cara melakukan ranking sesuai dengan jumlah frekuensi dari kategori-kategori
yang ada.
b. Numerical Data
Data numerik adalah data metric atau data yang merupakan hasil pengukuran. Jika data hasil
pengukuran eksakta menghasilkan data metrik murni (pure metric data), maka pada pengukuran
sosial humaniora, data yang dihasilkan bukan data metrik murni.
Pada pengukuran sosial-humaniora, suatu variabel dikonstruk sedemikian rupa dalam beberapa
indikator yang kemudian menjadi dasar pembuatan item pengukuran. Pada setiap item disediakan
beberapa pilihan jawaban yang pada dasarnya berbentuk kategorik ordinal. Untuk jawaban yang
dipilih pada setiap indikator diubah ke bentuk angka yang disebut scoring. Meskipun kelihatannya
sama, namun istilah coding dan scoring berbeda, yaitu:
Coding Scoring
Diterapkan pada variabel
manifest, dimana setiap variabel
hanya mengandung 1 item
Diterapkan pada variabel laten yang
dikonstruk dari beberapa variabel manifest
(indikator), dimana setiap variabel
mengandung beberapa item
Hasil coding per item dapat
dianalisis langsung, karena setiap
item mewakili 1 variabel
Hasil scoring per item tak boleh dianalisis
langsung, tapi harus dijumlahkan dengan score
item-item lain yang mewakili variabel yang
sama.
Data yang dihasilkan merupakan
data kategorik baik nominal
maupun ordinal
Data yang dihasilkan adalah data interval atau
data ordinal yang diperlakukan sebagai data
interval
Catatan: Data yang didapat sebagai penjumlahan skor-skor seluruh item pada suatu konstruk
variabel laten dimasukkan dalam klasifikasi data interval. Namun ada yang merasa ragu dengan
konsep scoring dan coding di atas, Apakah data ordinal yang dijumlahkan dapat menghasilkan data
interval?.
Karena itu dalam konteks seperti ini, jumlah skor-skor dari suatu konstruk dinyatakan diperlakukan
sebagai data interval (threat as interval), meski sebenarnya dianggap bukan data interval.
1) Numerik Ordinal
Data numerik ordinal adalah data yang berupa angka yang menunjukkan urutan.
Contoh:
a) urutan antrian
b) urutan tempat duduk
c) urutan nomor rumah
d) urutan kemunculan
bentuk khusus data numerik ordinal ini adalah data ranking (rank order), yaitu data yang dihasilkan
dari pengurutan data interval atau rasio baik secara meningkat (ascending) maupun menurun
(descending).
Seperti data kategorik ordinal, operasi matematika tak dapat dilakukan pada data ini.
Contoh: Tidak dapat dikatakan bahwa; ranking 3 ranking 2 = ranking 1
Juga tidak dapat dikatakan bahwa; 2 x kali ranking 1 = ranking 2.




2) Numerik Interval
Data numerik interval selain mengandung unsur urutan juga memiliki unsur kesamaan jarak antar
urutan. Karena itulah operasi bilangan dapat dilakukan.
Contoh: 40 C 30 C = 10C
40 C adalah 2x lebih panas dari 20 C.
Namun data numerik interval tidak memiliki 0 yang absolut.
Contoh: 0 C = 32 F
Siswa yang mendapat nilai 0 pada tes Statistika tidak dapat diartikan bahwa yang bersangkutan tidak
memiliki pengetahuan sama sekali tentang Statistika.
Kesamaan jarak ukuran ini yang sulit dijamin pada suatu pengukuran sosial humaniora. Karena
itulah hasil pengukuran sosial humaniora dianggap bukan data interval, tetapi data ordinal yang
diperlakukan sebagai data interval.
Data numerik interval ini dapat diubah menjadi data:
a) numerik ordinal, dengan cara me-ranking-nya
b) kategorik ordinal, dengan cara mengkategorikannya.
3) Numerik Rasio
Data numerik rasio adalah data yang selain mengandung unsur urutan, memiliki jarak ukuran yang
sama, serta memiliki nilai 0 absolut.
Contoh: Jika tidak ada sesuatu yang diletakkan di atas timbangan emas, maka angka digital yang
tertera tetap angka 0,00.
Seperti data numerik interval, data numerik rasio ini dapat diubah menjadi data:
a) numerik ordinal, dengan cara me-ranking-nya
b) kategorik ordinal, dengan cara mengkategorikannya.
Catatan: Pada program Statistical Package and Service Solutions (SPSS) digunakan hal-hal sebagai
berikut:
- Seluruh data yang di-entry untuk dianalisis diperlakukan sebagai data numerik
- Konsep pendataan disamakan dengan pengukuran yang diklasifikasikan atas skala (scale), ordinal,
dan nominal.



Perbandingan dengan konsep sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Konsep Sebelumnya Konsep di SPSS
Pendataan
Kategorik
Nomial
Pengukuran
Nominal
Ordinal
Ordinal
Numerik
Ordinal
Interval
Skala
Rasio

Anda mungkin juga menyukai