Anda di halaman 1dari 3

1.

Validitas
Terdapat tiga tipe validitas dalam instrumen, yaitu (1) validitas isi, (2) validitas konstruk dan (3) validitas kriteria (Nunnally, 1978, Allen & Yen, 1979,
Fernandes, 1984, Woolfolk & McCane, 1984, Kerlinger, 1986, dan Lawrence, 1994 dalam Retnawati, 2016: 16):
Validitas Isi, validitas isi suatu instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumenitu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan
kawasan isi objek yanghendak diukur dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yanghendak diukur (Nunnally, 1978; Fernandes,
1984). Langkah-langkah untuk membuktikan validitas isi:
a. Memberikan kisi-kisi dan butir instrumen, berikut rubrik penskorannya jika ada kepada beberapa ahli yang sesuai dengan bidang yang diteliti
untukmohon masukan. Banyaknya ahli yang dimohon untuk memberi masukanpaling tidak 3 orang ahli dengan kepakaran yang relevan dengan
bidang yangditeliti.
b. Masukan yang diharapakan dari ahli berupa kesesuaian komponen instrumen dengan indikator, indikator dengan butir, benarnya substansi butir,
kejelasan kalimat dalam butir, jika merupakan tes, maka pertanyaan harus adajawabannya/kuncinya, kalimat-kalimat tidak membingungkan, format
tulisan,simbol, dan gambar yang cukup jelas. Proses ini sering disebut telaahkualitatif yang meliputi aspek substansi, bahasa, dan budaya.
c. Berdasarkan masukan ahli tersebut, kisi-kisi dan atau instrumen kemudiandiperbaiki.
d. Meminta ahli untuk menilai validitas butir, berupa kesesuaian antara butirdengan indikator. Penilaian ini dapat dilakukan misalnya dengan skala
Likert (Skor1: Tidak Valid, Skor 2= kurang valid, Skor 3= cukup valid, skor 4=valid, skor 5 = sangat valid). Dapat pula penskoran dengan melihat
relevansibutir dengan indicator (Skor1: Tidak Relevan, Skor 2= kurang relevan, Skor3= cukup relevan, skor 4= relevan, skor 5 = sangat relevan).
e. Menghitung indeks kesepakatan ahli (rater agreement) dengan indeks Aiken V atau indeks Gregory, yang merupakan indeks untuk
menunjukkankesepakatan hasil penilaian para ahli tentang validitas, baik untuk butirmaupun untuk perangkatnya.
Setelah memberikan kisi-kisi dan butir instrumen, serta rubrik penskorannya kepada para ahli, peneliti juga memberikan format penilaian ahli untuk
mengetahui kesesuaian butir dengan indikator.
Contoh:
Skor Relevansi Butir dengan Indikator Ket.
1 2 3 4
Soal
No Tidak Relevan Kurang Relevan Cukup Relevan Sangat Relevan
1
2
3
4
5
Tabel 1. Format penilaian ahli untuk mengetahui kesesuaian butir dengan indikator
Setelah itu peneliti mengumpulkan hasil penilaian dari para ahli tersebut:
No. Butir Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3
1 4 3 3
2 2 4 4
3 4 2 3
4 3 4 4
5 3 3 4
Tabel 2. Hasil Penilaian dari 3 ahli
o Dengan menggunakan Indeks Validasi Aiken
Indeks Aiken merupakan indeks kesepakatan para ahli terhadap kesesuaian butir (atau sesuai tidaknya butir) dengan indikator yang ingin diukur
menggunakan butir tersebut. Indeks V ini nilainya berkisar diantara 0-1.
Dari hasil perhitungan indeks V, suatu butir atau perangkat dapat dikategorikan berdasarkan indeknya. Jika indeksnya kurang atau sama dengan 0,4
dikatakan validitasnya kurang, 0,4-0,8 dikatakan validitasnya sedang, dan jika lebih besar dari 0,8 dikatakan sangat valid.
Validitas secara keseluruhan:
V = s / mn (c-1)
Validitas Per Butir
V = s / n (c-1)
Ket:
s = r l0
V= indeks kesepakatan ahli mengenai validitas butir
r = skor kategori pilihan ahli
= skor terendah dalam kategori penskoran
n = banyaknya ahli
m = banyaknya butir
c= banyaknya kategori yang dapat dipilih ahli
No. Butir Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 S1 S2 S3 V
1 4 3 3 3 2 2 7 0,78
2 2 4 4 1 3 3 7 0,78
3 4 2 3 3 1 2 6 0,67
4 3 4 4 2 3 3 8 0,88
5 3 3 4 2 2 3 7 0,78
11 11 13 35 0,78
Tabel 3. Hasil menghitung indeks kesepakatan ahli mengenai validitas
Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan. Jika indeks kepakatan tersebut kurangdari 0,4 maka dikatakan validitasnya rendah, diantara 0,4-0,8 dikatakan
validitasnyasedang (mediocare) dan jika lebih dari 0,8 dikatakan tinggi.
Sehingga dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa butir 1,2,3,4 dan 5 memiliki validitas sedang. Dan secara keseluruhan semua butir memiliki
validitas sedang.
o Dengan menggunakan Indeks Validasi Gregory
Indeks ini juga berkisar diantara 0-1. Dengan membuat tabel kontingensi pada dua ahli, dengan kategori pertama tidak relevan dan kurang relevan
menjadi kategori relevansi lemah, dan kategori kedua untuk yang cukup relevan dan sangat relevan yang dibuat kategori baru relevansi kuat. Indeks
kesepakatan ahli untuk validitas isi merupakan perbandingan banyaknya butir dari kedua ahli dengan kategori relevansi kuat dengan keseluruhan butir.

Anda mungkin juga menyukai