Anda di halaman 1dari 16

Metodelogi Penelitian

“Variabel Penelitian”

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Farisa Nurfitri Sanjaya (20102068/04)

Ni Putu Adenia Maheswari (20102077/13)

Pande Putu Dina Maharani (20102082/18)

Dewa Dwiky Setya Purnawa (20102086/21)

Putu Diva Prayoga Adi Gunawan (20102096/31)

PROGRAM STUDI

DIPLOMA IV PENGELOLAAN PERHOTELAN

POLITEKNIK PARIWISATA BALI

KEMENTRIAN PARIWISATA DAN

EKONOMI KREATIF/BADAN EKONOMI KREATIF

2023
A. Definisi Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian perlu mendefinisikan dan mengidentifikasi populasi yang


akan diteliti. Populasi adalah himpunan individu, benda atau fenomena yang menarik bagi
peneliti. Peneliti kemudian menyelidiki berbagai karakteristik populasi. Jadi karakteristik
populasi ini yang disebut dengan variabel. Dalam konsep dasar penelitiam ilmiah terdapat
istilah variabel yang berarti sebuah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai atau
segala sesuatu yang bervariasi. Secara konsep pengertian variabel penelitian adalah suatu
objek yang akan diteliti dan mempunyai variasi nilai atau secara ringkasnya variabel
merupakan sasaran-sasaran penelitian yang mempunyai variasi nilai. Objek tersebut bisa
mengenai makhluk hidup ataupun benda mati.

Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai
mutu (kualitatif). Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able
yang berarti "berubah" dan "dapat". Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu
setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif
maupun kualitatif. Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan variabel sebagai berikut:

1. Menurut Sahir (2021:16) “variabel penelitian adalah komponen yang sudah


ditentukan oleh seorang peneliti untuk diteliti agar mendapatkan jawaban
yang sudah dirumuskan yaitu berupa kesimpulan penelitian”.
2. Menurut Sahir (2021:16) “variabel adalah komponen utama dalam
penelitian, oleh sebab itu penelitian tidak akan berialan tapa ada variabel
yang diteliti. karena variabel merupakan objek utama dalam penelitian
Untuk menentukan variabel tentu harus dengan dukungan teoritis yang
diperjelas melalui hipotesis penelitian”.
3. Siyoto dan Sodik (2015:50) mengemukan “pengertian variabel adalah suatu
besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi
peristiwa atau hasil penelitian”.
4. Nasrudin (2019:18) menyatakan “variabel adalah segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari
definisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian terdapat sesuatu yang
menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel merupakan fenomena
yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau diukur”.
5. Menurut Nasrudin (2019:18), “variabel adalah konsep yang memiliki
variasi nilai”.

B. Ciri-ciri Variabel Penelitian


Adapun ciri-ciri dari variabel penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat didefinisikan dengan jelas
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan didefenisikan
secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
2. Dapat diukur atau diobservasi
Ciri dari sebuah variabel, yakni harus dapat diukur. Sebab, dalam sebuah riset harus
menghasilkan output penelitian yang objektif dan bisa diuji kebenarannya. Pengukuran
dan observasi dilakukan agar penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak
dengan realitas. Sehingga, hasilnya dapat diterjemahkan dari karakteristik data empiris
ke dalam bentuk yang dapat dianalisis oleh peneliti. Titik fokus pengukuran adalah
pemberian angka terhadap data empiris berdasarkan sejumlah aturan/prosedur tertentu.
3. Pembeda antara satu objek dengan objek yang lain
Meski dalam sebuah populasi terdiri dari objek yang memiliki ciri serupa, tentu terdapat
variabel yang menjadi pembeda di dalamnya. Misalnya, sebuah populasi mahasiswa
memiliki kesamaan karakteristik, yakni statusnya sebagai mahasiswa. Namun, di antara
mereka terdapat perbedaan dalam strategi dan metode belajar serta berbagai perbedaan
lainnya. Perbedaan itulah yang dapat disebut dengan variabel. Sebab, terdapat
karakteristik dan sifat yang berbeda-beda.
4. Nilai bervariasi
Variabel menjadi pembeda antar-objek yang satu dengan yang lainnya, maka variabel
harus memiliki nilai variasi terhadap individu, organisasi atau objek yang akan diteliti.
Misalnya, dalam suatu populasi terdiri dari 20 siswa beserta nilai Ujian Akhir Semester
masing-masing. Maka, nilai siswa akan menjadi variabel apabila terdapat variasi nilai
UAS terhadap populasi siswa tersebut. Apabila dari keseluruhan jumlah siswa tersebut
memiliki nilai UAS yang sama, tak ada variasi dalam ujian tersebut. Artinya, UAS tak
dapat disebut sebagai variabel dari populasi tersebut.
C. Klasifikasi Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan Skala Pengukuran
a. Variabel Nominal
Variabel nominal adalah suatu variabel yang hanya dapat dikelompokkan terpisah
secara kategori dan diskrit. Karena itulah variabel nominal disebut sebagai variabel
diskrit. Jika di lihat dari namanya, nominal atau nomi berarti nama, maka hal itu
menunjukkan kalau label atau tanda hanya dipakai untuk membedakan antar
variabel. Variabel nominal merupakan variabel yang mempunyai variasi paling
sedikit. Contoh variabel nominal adalah gender, golongan darah, agama dan lain-
lain.
b. Variabel Ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang mempunyai variasi perbedaan, urutan,
tingkatan, dan tidak dapat dibandingkan. Dalam urutan ini menggambarkan adanya
sebuah tingkatan atau gradasi, tetapi itu semua tidak dapat diketahui dengan pasti.
Contoh variabel ordinal adalah peringkat dalam kejuaraan, di mana selisih yang
menggambarkan jarak pencapaian skor atau prestasi juara satu,dua, tiga, dan
seterusnya tidak dipermasalahkan.
c. Variabel Interval
Variabel interval adalah variabel yang skala variabelnya dapat dibedakan,
bertingkat dan mempunyai jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, tetapi
kesamaan tersebut sifatnya tidak dapat dibandingkan dan tidak mutlak.
Contoh variabel interval yaitu penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka
5, 6, 7, 8, 9, 10 dan seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 sampai 10 mempunyai
satuan 1 per unit. Jarak antara angka 5 ke angka 6 sama saja dengan jarak angka 6
ke angka 7 dan seterusnya. Tetapi angkat tersebut tidak mempunyai arti
perbandingan, yang artinya bahwa angka 5 yang diperoleh seorang siswa itu tidak
berarti kalau kepintaran siswa setengah lebih baik dari siswa yang memperoleh
angka 10.
d. Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang mempunyai skor dan dapat dibedakan,
diurutkan, terdapat persamaan jarak perbedaan dan bisa dibandingkan. Contoh
variabel rasio yaitu tinggi badan, seseorang yang mempunyai tinggi badan 60 cm
adalah setengah dari orang yang mempunyai tinggi badan 120 cm.
Berdasarkan penjelasan diatas variabel interval dan rasio merupakan sama-sama
variabel kuantitatif atau numerik. Terkait dengan data kuantitatif dapat pula
dibedakan berdasarkan cara perolehannya.

Variabel Kuantitatif Berdasarkan Perolehannya


Variabel kuantitatif berdasarkan perolehannya ada 2 macam yaitu variabel kontinyu
dan variabel diskrit.
a) Variabel Kontinyu
Variabel Kontinyu adalah variabel kuantitatif yang cara perolehannya dari
menghitung. Misalnya nilai ulangan Bahasa Indonesia.
b) Variabel Diskrit
Variabel Diskrit adalah variabel kuantitaif yang cara perolehannya dari
mengukur. Misalnya Suhu Badan. Dalam hal ini mendapatkan nilai suhu badan
maka harus melakukan pengukuran misalnya menggunakan alat termometer.

2. Klasifikasi Variabel Penelitian Dilihat dari Fungsinya


a. Variabel bebas atau independent variable
Variabel bebas adalah variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih dalam
eksperimen untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diamati
semua variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen disebut
independent variable. Variabel bebas adalah misalnya dalam penelitian yang
berjudul: “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.” Dalam hal ini,
motivasi kerja merupakan contoh variabel independent karena akan mempengaruhi
variabel lain yaitu kinerja karyawan.Variabel bebas dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu: variabel bebas aktif adalah variabel bebas yang berikan atau hasil
manipulasi oleh peneliti (contoh: metode mengajar, dosis) dan variabel bebas pasif
adalah variabel yang sudah melekat dan merupakan ciri dari subyek penelitian
(contoh: daerah geografis, populasi).
b. Variabel terikat atau dependent variable
Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan
pengaruh dari variabel independent atau bebas. Nilai-nilai variabel dependent
tergantung pada variabel lain yaitu variabel independent.
Contoh variabel terikat misalnya seperti yang dijelaskan dalam poin pertama diatas,
yaitu dalam penelitian yang berjudul: “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan.” Dalam hal ini, kinerja karyawan diduga dipengaruhi oleh motivasi
kerja. Maka kinerja karyawan sebagai variabel dependent. Dikatakan terikat karena
nilainya tergantung kepada variabel bebas yaitu motivasi kerja.
c. Variabel Kontrol atau control variable
Variabel kontrol merupakan variabel penelitian yang mengendalikan pengaruh
variabel lain. Tujuan variabel kontrol adalah supaya pembahasan penelitian tidak
terlalu melebar dan memastikan penelitian bisa lebih fokus. Contoh variabel kontrol
adalah “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.” Maka bisa
dipilih indikator kepuasan kerja sebagai variabel kontrolnya. Sehingga kita bisa
mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap penelitian di atas. Selain itu juga
mengetahui tidak semua indikator kepuasan kerja dipengaruhi oleh kompensasi.
d. Variabel Intervening atau intervening variable
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung. Variabel intervening letaknya berada di antara variabel independen
dengan dependen sehingga variabel dependen tidak dapat langsung terpengaruh
oleh variabel independen.
Contoh variabel intervening adalah “Hubungan antara kualitas pelayanan dengan
kepuasan konsumen dan loyalitas.”
- Independent: kualitas pelayanan.
- Dependent: loyalitas.
- Intervening: kepuasan konsumen.

3. Klasifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan Sifat


a. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah baik keadaan ataupun
karakteristiknya. Variabel dinamis memungkinkan dilakukan perubahan atau
manipulasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh penelitinya. Perubahan
tersebut bisa berupa penurunan atau peningkatan. Contoh variabel dinamis yaitu
motivasi belajar, prestasi belajar, kinerja pegawai dan sebagainya.
b. Variabel Statis
Variabel statis adalah suatu variabel yang memiliki sifat yang tetap dan tidak bisa
dirubah, baik itu keberadaannya maupun karakteristiknya. Sifat-sifat tersebut dalam
kondisi yang normal akan sulit untuk dirubah atau dimanipulasi. Contoh variabel
statis yaitu jenis kelamin, tempat tinggal, status sosial ekonomi dan sebagainya.

4. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Urgensi


a. Variabel Konseptual
Variabel konseptual adalah variabel yang secara fakta tidak terlihat dan
tersembunyi di dalam sebuah konsep. Variabel konsep hanya dapat diketahui
berdasarkan dari indikator yang terlihat. Contoh variabel konseptual yaitu motivasi
belajar, konsep diri, minat, bakat, kinerja dan yang lainnya. Dikarenakan
tersembunyi dalam konsep, maka tingkat keakuratan data yang ada pada variabel
konsep itu bergantung pada keakuratan indikator dari beberapa konsep yang telah
dikembangkan peneliti.
b. Variabel Faktual
Variabel faktual yaitu variabel yang ada di dalam faktanya. Contoh variabel faktual
adalah gen, usia, pendidikan, asal daerah, asal sekolah, agama dan lain sebagainya.
Dikarenakan sifatnya yang faktual, maka jika terjadi kesalahan dalam pengumpulan
data itu bukanlah kesalahan dari instrumen, namun respondennnya, misalnya
responden tidak jujur (ada sifat-sifat buruk pada responden).

5. Klasifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan Penampilan Waktu Pengukuran


a. Variabel Maksimalis
Variabel maksimalis yaitu variabel yang pada saat proses pengumpulan data, ada
dorongan terhadap responden supaya menunjukkan penampilan yang maksimal.
Contoh variabel maksimalis yaitu bakat, kreativitas dan prestasi.
b. Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis yaitu variabel yang pada saat proses pengumpulan data tidak
adanya dorongan terhadap responden dalam hal menunjukkan penampilan yang
secara maksimal, tetapi lebih pada kejujuran diri terhadap variabel yang diukur.
Contoh variabel tipikalis adalah kepribadian, minat, sikap terhadap pelajaran
tertentu dan lain-lain.
D. Variabel Kualitatif dan Kuantitatif

Ketika kita berbicara tentang variabel statistik, kita membedakannya antara variabel
kuantitatif dan kualitatif:

a) Nilai variabel kualitatif dinyatakan dalam kualitas atau karakteristik, sedangkan nilai
yang diberikan oleh variabel kuantitatif adalah numerik.
b) Variabel kualitatif berfokus pada sifat realitas tersebut dan dinamikanya, sedangkan
variabel kuantitatif berfokus pada penentuan kekuatan variabel.
c) Meskipun keduanya digunakan untuk menentukan proses statistik atau ekonomi,
variabel kualitatif memberikan nilai umum (meskipun spesifik dalam hal kualitas),
sedangkan hasil variabel kuantitatif bersifat spesifik dan tidak menyisakan ruang untuk
keraguan.

Variabel Kualitatif

Variabel kualitatif atau variabel kategori merupakan variabel yang meliputi kualitas
yang tidak bisa diukur dengan angka dari suatu kelompok atau populasi. Variabel ini seringkali
dihubungkan dengan atribut fisik dari sekelompok individu. Variabel-variabel tersebut
kemudian bisa dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni nominal dan ordinal. Sementara itu, variabel
kualitatif dikenal juga dengan variabel semi-kuantitatif. Sebab variabel ini diklasifikasikan
menggunakan skala nilai, meskipun mereka membicarakan atribut atau kualitas yang tidak
mempunyai nilai numerik. Beberapa ciri-ciri penting dari variabel kualitatif adalah sebagai
berikut:

• Itu tidak bisa diukur secara numerik.


• Itu tidak memberikan data spesifik dan terkadang juga tidak ada urutan.
• Menentukan kondisi, kualitas, atau karakteristik.
• Jika nilai variabel ini hanya dua, itu disebut dikotomis.
• Ketika membedakan antara tiga atau lebih nilai, itu disebut politomis.

Contoh variabel kualitatif

• Status perkawinan: lajang, menikah, janda.


• Rasa haus seseorang: banyak, sedikit, tidak ada.
• Nilai non-numerik ujian: lulus, luar biasa, diterima, gagal.
• Warna mata: coklat, biru, hijau.
• Profesi: arsitek, dokter, insinyur, pengacara.

Variabel Kuantitatif

Variabel kuantitatif adalah variabel yang ditulis dengan menggunakan nilai numerik
(angka). Oleh karena itu, variabel ini memerlukan operasi dan juga perhitungan matematis
untuk mengukurnya. Ada dua jenis variabel kuantitatif yang bisa kamu gunakan, yaitu kontinu
dan diskrit. Variabel kuantitatif kontinu merupakan variabel yang bisa mengambil jumlah nilai
yang tidak harus selalu memiliki dua angka. Artinya yang digunakan adalah angka desimal.
Akurasinya pun bermacam-macam, tergantung dari instrumen pengukuran yang kamu
gunakan. Akan tetapi, pada intinya, variabel kuantitatif kontinu mempunyai jumlah desimal
yang tidak terbatas. Variabel diskrit merupakan variabel yang hanya memperhitungkan nilai
hingga atau terbatas. Dengan kata lain, variabel kuantitatif diskrit merupakan variabel yang
hanya menghitung angka akun dengan skala nilai yang bisa dipisahkan dan menunjukkan nilai
spesifik. Beberapa contoh variabel kuantitatif adalah:

• Jumlah anggota keluarga


• Jumlah ayam di kendang
• Nilai (harga) sebuah benda
• Tinggi badan
• Berat badan
• Jumlah putaran dalam kompetisi olahraga
• Kecepatan kendaraan
• Ukuran layer

E. Jenis-jenis Hubungan Antar Variabel

Hubungan atau pengaruh dari suatu variabel dengan variabel lain yaitu variabel bebas
(independent) dengan variabel terikat (dependent). Perlu dipertegas istilah pengaruh atau
hubungan disini tidak selamanya harus mengandung makna hubungan klausal (sebab akibat)
tetapi mungkin berarti kecenderungan atau arah. Untuk memperdalam tentang pola atau
pengertian pengaruh atau hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, maka perlu
diketahui jenis atau bentuk-bentuk hubungan sebagai berikut:
1. Hubungan simetris yaitu suatu variabel tidak ada hubungan atau dipengaruhi oleh
variabel lain, tetapi antara dua variabel mempunyai kecenderungan atau arah yang
sama. Hubungan ini dapat dibedakan ke dalam empat kelompok:
a. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. Contohnya jumlah
buku atau literatur yang dimiliki dan jumlah waktu yang dipakai untuk belajar.
Keduanya tidak hubungan sebab akibat atau variabel yang lain tidak berpengaruh
kepada yang lain, tetapi keduanya merupakan indikator tentang kerajinan murid
dalam belajar.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama. Contohnya meningkatnya
penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan meningkatnya buku cetak.
Sebenarnya, kedua variabel tersebut tidak ada hubungan atau pengaruh tetapi kedua
variabel tersebut disebabkan oleh faktor yang sama yaitu kebutuhan akan informasi
ditengah masyarakat.
c. Kedua variabel saling berhubungan secara fungsional. Umpamanya hubungan
antara bidang studi dengan bukuk bacaan atau Hubungan tamu dengan staff hotel.
d. Kedua variabel mempunyai hubungan secara kebetulan. Umpamanya kebetulan
tamu yang berasal dari Australia gemar memberi review di OTA Agoda, hubungan
antara variabel tamu yang berasal dari Australia dengan gemar memberi review di
OTA Agoda.
2. Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling timbal
balik, Maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap
varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan varibel
mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi akibat. misalnya dalam
waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain variabel y dapat
mempengaruhi x. Contohnya, penenaman modal (investment) mendatangkan
keuntungan, dan sebaliknya keuntungan akan memungkinkan timbulnya penanaman
modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh pada berubah menjadi
variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.
3. Hubungan asimetris yaitu suatu hubungan yang menunjukkan adanya antara satu
variabel dengan yang lain atau suatu variabel dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Hubungan ini memepunyai beberapa tipe yakni:
a. Hubungan stimulus dengan respon, seperti hubungan metode mengajar dengan
prestasi belajar dan pengaruh protein dan mineral (gizi) terhadap semangat belajar.
b. Hubungan antara disposisi (kecenderungan) dan response, seperti hubungan minat
dengan prestasi belajar atau hubungan motivasi dengan prestasi belajar. Perlu
dipertegas di sini bahwa disposisi dimaksudkan adalah kecenderungan untuk
memberikan respon tertentu dalam situasi tertentu.
c. Hubungan ciri individu dengan disposisi atau tingkah laku seperti hubungan jenis
kelamin dengan jenis olahraga atau keterampilan yang digemari, hubungan tingkat
pendidikan dengan prilaku beragama.
d. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu, seperti hubungan
antara pembebasan SPP di SD dengan meningkat angka milek huruf atau hubungan
antara penerapan peraturan yang ketat dengan disiplin murid.
e. Hubungan antara dua variabel secara immanent (tetap ada), seperti hubungan antara
banyak anak-anak dengan ramainya suasana (ribut). Keributan (ramai) bekan
disebabkan oleh banyak anak-anak, tetapi ramai itu merupakan ciri dari anak-anak
yang banyak. Contoh lain hubungan antara besarnya organisasi dengan rumitnya
peraturan, peraturan yang rumit sebenarnya bukan akibat dari besarnya oragnisasi
tetapi ciri-ciri dari organisasi yang besar.
f. Menurut Haqul (1989: 53), “hubungan antara tujuan dan cara, seperti jumlah jam
belajar dengan nilai ujian yang diperoleh, karena untuk mendapatkan nilai yang
baik (tujuan) harus dengan belajar yang banyak (cara)”.

F. Banyak Variabel Yang Bisa Digunakan Dalam Sebuah Penelitian


Di dalam sistem persamaan matematika kita mengenal variabel dan konstanta. Variabel
adalah nilai yang dapat berubah dalam suatu cakupan soal atau himpunan operasi yang
diberikan. Sebaliknya, konstanta adalah nilai yang tidak berubah, meskipun sering kali tidak
diketahui atau tidak ditentukan. Sebenarnya penamaan variabel dengan x, y dan z telah
digunakan setelah abad ke 17 oleh filsuf dan matematikawan asal prancis, Renè Descartes.
Beliau menggunakan alfabet awal, yaitu a, b dan c untuk penamaan konstanta dan alfabet
alkhir, yaitu x, y, dan z untuk menamai variabel. Variabel Bebas disingkat dengan X dan
Variabel Terikat disebut dengan Y.

Dalam penelitian kuantitatif, tugas akhir dan skripsi minimal mencakup satu variabel bebas
dan satu variabel terikat, tesis minimal mencakup dua variabel bebas dan satu variabel terikat,
sedangkan disertasi minimal mencakup tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Contoh satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel Bebas (Indepent Variable)
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh pelatihan terhadap kinerja
karyawan” variabel bebasnya yaitu (X1) pelatihan, karena variabel tersebut berdiri
sendiri dan dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya.
Variabel jenis ini juga biasa disebut dengan istilah variabel stimulus atau pengaruh.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Contohnya masih dengan judul penelitian yang sama dengan sebelumnya, berarti
variabel terikatnya adalah (Y) “kinerja karyawan” karena hasil kinerja karyawan
dianggap dipengaruhi oleh pelatihan yang dimiliki oleh karyawannya.
2. Contoh dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel Bebas (Indepent Variable)
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh metode pelatihan ceramah dan
metode pelatihan diskusi terhadap kinerja karyawan” variabel bebasnya yaitu
(X1) pengaruh metode pelatihan ceramah dan (X2) pengaruh metode pelatihan
diskusi, karena variabel tersebut berdiri sendiri dan dianggap mempengaruhi
perubahan yang terjadi pada variabel lainnya. Variabel jenis ini juga biasa disebut
dengan istilah variabel stimulus atau pengaruh.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Contohnya masih dengan judul penelitian yang sama dengan sebelumnya, berarti
variabel terikatnya adalah (Y) “kinerja karyawan” karena hasil kinerja karyawan
dianggap dipengaruhi oleh pelatihan yang dimiliki oleh karyawannya.
3. Contoh tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel Bebas (Indepent Variable)
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh antara kompetensi, pelatihan dan
pengembangan karir terhadap kinerja karyawan” variabel bebasnya yaitu (X1)
kompetensi, (X2) pelatihan dan (X3) pengembangan karir, karena variabel tersebut
berdiri sendiri dan dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel
lainnya. Variabel jenis ini juga biasa disebut dengan istilah variabel stimulus atau
pengaruh.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Contohnya masih dengan judul penelitian yang sama dengan sebelumnya, berarti
variabel terikatnya adalah (Y) “kinerja karyawan” karena hasil kinerja karyawan
dianggap dipengaruhi oleh pelatihan yang dimiliki oleh karyawannya.
H. Cara Menentukan Variabel Penelitian
Dalam menentukan variabel penelitian terdapat beberapa cara atau Langkah yang
digunakan, yaitu:
1. Menentukan Masalah Utama
Hal pertama yang harus dilakukan agar dapat menentukan variabel penelitian
adalah menemukan masalah utama yang akan diselesaikan pada penelitian. Masalah
tersebut kemudian akan menjadi sebuah variabel yang disebut variabel Y (variabel
terikat).
2. Menentukan Faktor Permasalahan
Setelah menemukan masalah utama, langkah mencari variabel penelitian yang
kedua adalah berkaitan dengan variabel X (variabel bebas). Dalam langkah
menemukan faktor permasalahan atau variabel X atau variabel bebas ini, harus
mencari berbagai hal yang menjadi atau mempengaruhi terjadinya sebuah masalah
utama.
3. Mempersiapkan Teori Penelitian Variabel
Selanjutnya, yang dilakukan dalam menentukan variabel penelitian adalah
mempersiapkan berbagai teori penelitian variabel sebagai pendukung variabel
bebas dan variabel terikat yang sudah disiapkan tadi. Dalam hal ini, biasanya teori
penelitian variabel ini akan didukung dengan berbagai data dan juga referensi, baik
itu berbagai penelitian sebelumnya, skripsi, dan berbagai jurnal pendukung lainnya
agar dapat menentukan variabel penelitian.
4. Persiapan Penelitian
Kemudian untuk menentukan variabel penelitian adalah mulai mempersiapkan
atau menyiapkan berbagai kebutuhan di dalam penelitian. Bisa dimulai dari
mempersiapkan berbagai rencananya, mempersiapkan dokumen, mempersiapkan
dana yang diperlukan, di mana lokasi penelitian akan berlangsung, dan keperluan
pendukung lainnya.
5. Mencari dan Memahami Penelitian
Tahapan terakhir dalam menemukan penelitian yaitu, harus memahami dan
mencari bagaimana penelitian yang akan dikerjakan. Perlu diketahui bahwa
melakukan penelitian tidak semata-mata hanya menjalankan dan selesai saja, akan
tetapi harus dipahami secara mendalam mengenai topik dan juga permasalahan
yang akan diselesaikan. Oleh sebab itu perlu mencari dan memahami terlebih
dahulu bagaimana penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
dengan tema riset dan juga tujuan penelitian. Selain membandingkan, membaca dan
memehami penelitian terdahulu juga akan mempermudah dalam mengungkap apa
permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut. Artinya, semakin banyak penelitian
terdahulu, akan semakin banyak referensi yang didapat dan dapat digunakan untuk
menentukan variabel penelitian yang tepat. Tak bisa dipungkiri, dalam melakukan
penelitian juga perlu mendapat bimbingan dan bantuan dari ahli yang lebih
memahami ilmu atau penelitian tersebut baik senior maupun dosen. Setelah semua
dipersiapkan, maka peneliti dapat mulai menemukan variabel penelitian yang sesuai
dan berguna untuk digunakan di dalam suatu penelitian.
Apakah Operasional variabel penelitian hanya bisa dipakai
dalam penelitian metode kuantitatif? apakah ada
I. Definisi Operasional Variabel Penelitian kemungkinan operasional variabel penelitian ini digunakan
dalam metode penelitian yang lain?
Definisi operasional merupakan penjelasan maksud dari istilah yang menjelaskan
secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Definisi operasional ini
berisi penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dan memberikan pengertian
dalam penelitian. Definisi ini digunakan sebagai landasan dalam merinci kisi-kisi
instrumen penelitian. Berikut merupakan definisi operasional variabel menurut para ahli:
- Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Komaruddin (1994 : 29) “definisi istilah
adalah pengertian yang lengkap tentang sesuatu istilah yang mencakup semua unsur
yang menjadi ciri utama istilah itu”.
- Menurut Nazir (1999:152) “definisi operasional variabel adalah seperangkat
petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel
atau konsep untuk menguji kesempurnaan.”.
- Menurut Sugiarto (2016: 38) “definisi operasional variabel ditemukan item-item
yang dituangkan dalam instrumen penelitian”. Definisi operasional adalah definisi
yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti,
atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu.
Operasionalisasi variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator dari variabel-
variabel yang terkait dalam penelitian ini. Disamping itu, operasionalisasi variabel bertujuan
untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel, sehingga pengujian
hipotesis dengan menggunakan alat bantu dapat dilakukan dengan tepat. Definisi operasional
digunakan untuk menyamakan kemungkinan pengertian yang beragam antara peneliti dengan
orang yang membaca penelitiannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka definisi
operasional disusun dalam suatu penelitian. Definisi operasional variabel secara sederhanya
diartikan sebagai cara peneliti dalam menjelaskan mengenai variabel yang akan diteliti. Dalam
menjelaskannya, peneliti harus mengetahui dengan tepat serta dengan mempertimbangkan
beberapa kriteria, seperti definisi teoritis, metode pengukuran, keadaan atau kondisi objek
penelitian. Operasional variabel penelitian biasanya dipakai dalam penelitian dengan metode
kuantitatif.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun sebuah definisi operasional yang baik, sebagai
berikut yaitu:
1. Menentukan variabel yang akan diteliti.
2. Carilah definisi konseptual yang tepat dari setiap variabel yang akan diteliti.
3. Mengidentifikasi yang dilakukan untuk mengukur variabel-variabel.
4. Cara yang bisa dan mampu dilakukan untuk mengukur variabel.

J. Kesimpulan
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian terdapat
sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel merupakan fenomena yang
menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau diukur. Variabel penelitian
mejadi hal penting yang sangat mendasar dalan sebuah penelitian karena variabel penelitian
merupakan tahapan awal dari penulisan suatu penelitian dalam menentukan hal yang ingin
diteliti. Selain itu, variabel penelitian juga bertujuan sebagai landasan untuk
mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, serta sebagai alat menguji hipotesis
penelitian. Variabel terdapat banyak jenisnya, sehingga peneliti harus memilih variabel
yang dapat, bisa dan mampu untuk diamati serta diukur agar penelitian dapat berjalan.
Daftar Pustaka

Hardi, M. 2021. Memahami Variabel Penelitian: Jenis-jenis & Tips Untuk Merumuskannya.
(https://www.gramedia.com/literasi/variabel-penelitian/, diakses 05 Maret 2023)

Nasrudin, Juhana. 2019. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Panca Terra Firma.

Ngatno. 2015. Buku Ajar Metodelogi Penelitian Bisnis. Semarang: CV. Indoprinting.

Pratiwi, Naisha. 2022. Variabel Kualitatif – Konsep dan Arti. (https://adalah.top/variabel-


kualitatif/index.html, diakses 05 Maret 2023)

Sholeh, Muhammad. 2022. Variabel Penelitian. (https://lintar.net/variabel-penelitian/, diakses


05 Maret 2023)

Siyoto, Sandu., Sodik, Ali. 2015. Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publissing.

Solihin, Akhmad. 2019. Hubungan Berbagai Variabel dalam Penelitian (https://visiuniversal.


blogspot.com/2014/12/hubungan-berbagai-variabel-dalam.html, diakses 06 Maret
2023)

Syafrida, Hafni Sahir. 2021. Metodelogi Penelitian. Jogjakarta: Penerbit KBM Indonesia.

Triyadi, Ade., Syumarti. 2022. Mengenal Variavel Perancu dalam Penelitian dan Cara
Mengontrolnya.(https://perpustakaanrsmcicendo.com/wpcontent/uploads/2022/03/Sod
aPDF-watermarked-Mengenal-variabel-perancu-dalam-penelitian-dan-
caramengontrolnya.Ade-Triyadi.pdf, diakses 06 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai