Anda di halaman 1dari 9

Variabel, Macam-Macam Variabel Dan Urgensi Telaah Pustaka

A. Pengertian Variabel
Variabel berasal dari bahasa inggris variable yang memiliki arti “ubahan”,
“faktor tak tetap” atau “gejala yang dapat diubah-ubah”. Istilah variabel dapat
diartikan bermacam-macam. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah
dalam penelitian terdapat sesuatu yang akan menjadi sasaran yaitu variabel, sehingga
variabel merupakan fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk
diobservasi atau diukur.1
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan yang sangat penting dalam
suatu penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 2 Istilah variabel
merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitian, variabel
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 3
Peneliti perlu mengidentifikasi variabel apa saja yang terlibat dalam penelitiannya.
Identifikasi variabel harus didasarkan pada permasalahan dan landasan teoris.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan serta teori yang melandasinya,
peneliti dapat menentukan variabel yang perlu diidentifikasi. Dengan demikian,
jumlah variabel yang menjadi obyek pengamatan tergantung pada tingkat masalah
penelitian. Dalam masalah yang sederhana, misalnya penelitian bertujuan untuk
mendeskripsikan “prestasi belajar siswa”, hanya ada satu variabel yakni prestasi
belajar siswa. Dalam penelitian korelasional, minimal harus ada dua variabel.
Semakin kompleks permasalahan yang menjadi fokus penelitian maka semakin
banyak variabel yang dilibatkan.
Pentingnya mengenali variabel dalam penelitian adalah :
1. Menemukan fokus kajian agar peneliti tetap konsisten pada tujuan dan fokus
penelitian.
2. Menemukan keterkaitan logis dengan variabel lain berdasarkan teori dan paradigma
ilmu yang mendasarinya
1
Nasrudin Juhana, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Panca Terra Firma, 2019), hlm 18
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet 6, hlm 38
3
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2010), cet 14,
hlm 159
3. Merumuskan indikator, dimensi dan pilihan instrumen keilmuan yang akan
digunakan dalam penelitian beserta turunannya.4
B. Macam-Macam Variabel
1. Berdasarkan proses pengukurannya5
a. Variabel dekriptif
Karakteristik obyeknya berupa perilaku yang dapat diamati
atau diukur secara langsung. Misalnya : intensitas kehadiran siswa
dikelas dapat diamati secara langsung melalui perilaku. Intensitas
tersebut dideskripsikan dengan menghitung berapa kali siswa hadir ke
kelas. Karena sifatnya desriptif, data yang diperoleh umumnya akan
reliabel sehingga pengamatan yang dilakukan oleh orang yang berbeda
pada unit yang sama akan menghasilkan data yang sama pula.
b. Variabel inferensial
Karakteristiknya dapat diukur secara tidak langsung melalui
perilaku yang dianggap dapat mencerminkan karakteristik tersebut.
Variabel ini menuntut pengamat melakukan kesimpulan melalui
perilaku yang diamati sebelum menentukan karakteristik apa yang
melekat pada obyek pengamatannya. Prestasi siswa misalnya, tidak
dapat diamati secara langsung karena bukan perilaku. Namun demikian,
prestasi tersebut dapat disimpulkan dari perilaku yang berupa respon
siswa terhadap pertanyaan yang diberikan. Karena tidak dapat diamati
secara langsung, hasil pengukuran terhadap karakteristik hanya bersifat
hipotesis atau perkiraan sementara. Kesimpulan dapat menyebabkan
pengamat yang berbeda sulit untuk mencapai kesamaan hasil
pengamatan terhadap unit yang sama.
c. Variabel evaluasi
Variabel ini juga tidak dapat diamati langsung, tapi disertai
penelitian. Misalnya : kualitas gaya mengajar guru, bagaimana guru
memperlakukan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan
kesimpulan terhadap terhadap perilaku mengajar tersebut peneliti dapat
menilai “sangat baik” atau “kurang baik”. untuk mendapatkan hasil

4
Wahyu Purwanza, Sena et al., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi, (Bandung: Media
Sains Indonesia, 2022), hlm 7-8
5
Neni Hasnunidah, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Media Akademi, 2017), hlm 28-29
yang sereliabel mungkin, peneliti perlu menggunakan ranting kualitas
dari “sangat baik” sampai “sangat tidak baik”, yang masing-masing
menunjukan poin tertentu dari rangkaian kualitas. Karena nilai bersifat
relatif, keajuratan hasil pengamatan tergantung pada kejelasan norma
perilaku yang dijadikan sebagai petunjuk untuk masing-masing poin
dalam rangkaian kualitas tersebut.
2. Berdasarkan datanya 6
a. Variabel berskala nominal
Variabel yang ditetapkan berdasarkan proses penggolongan.
Variabel ini bersifat memilah-milah antara kategori satu dan kategori
yang lain.
Contohnya :
Jenis kelamin : laki-laki, perempuan
Kehadiran : hadir, tidak hadir
Status perkawinan : kawin, belum kawin
b. Variabel berskala ordinal
Variabel yang disusun berdasarkan jenjang atau tingkatan.
Skala ini didasarkan pada rangking. Skala pengukuran ordinal ini
digunakan dalam menentukan ranking suatu kelompok tertentu. Dalam
rangking ini hanya dipertimbangkan urutan obyek dari hasil yang
paling besar sampai yang paling kecil atau dari yang paling tinggi
hingga paling rendah.
Contohnya : Penetapan kejuaraan dalam lomba renang (juara satu,
juara dua, juara tiga). Tingkat pendidikan (sekolah dasar, SMP, SMA,
sarjana, magister, doktor)
c. Variabel berskala interval
Variabel yang mempunyai jarak yang dapat diketahui dengan
pasti. Contohnya : Suhu udara di luar 31°C, Suhu tubuh kita 37°C.
Maka selisih suhu adalah 6°C.
d. Variabel ratio
Variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar
sesamanya merupakan “sekian kali”. Contohnya : Berat pak karto 70

6
Andi Fitriani Djollong, Tehnik Pelaksanaan Penelitian Kuantitatif, 2.1, Istiqra : Jurnal Pendidikan dan
Pemikiran Islam , 2014, hlm 88-89
kg, sedangkan anaknya 35 kg maka pak karto beratnya dua kali berat
anaknya.
3. Berdasarkan sifatnya7
a. Variabel aktif
Variabel aktif adalah variabel yang bisa dimanipulasi. Contoh
jika seorang peneliti memanipulasikan metode mengajar, cara
menghukum mahasiswa, maka metode mengajar, cara menghukum
mahasiswa adalah variabel aktif. Karena variabel ini bisa dimanipulasi.
b. Variabel atribut
Variabel atribut adalah variabel yang tidak bisa atau sukar
dimanipulasi. Variabel atribut pada umumnya merupakan karakteristik
manusia seperti intelegensia, jenis kelamin, pendidikan, sikap, dan
sebagainya.
4. Berdasarkan perannya
a. Variabel independen (bebas)
Variabel independen, yang sering juga disebut sebagai variabel
bebas, adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap perubahan.
Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi atau nilai
yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau
nilai yang lain. Dalam pandangan Tritjahjo Danny Soesilo, variabel
independen adalah variabel yang memiliki kemampuan untuk
memengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau munculnya
variabel dependen (terikat).8 Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
(independent variable), adalah variabel yang menjadi penyebab atau
memiliki kemungkinan teoritis berdampak pada variabel lain. Variabel
bebas umumnya dilambangkan dengan huruf X. Dengan demikian,
keberadaan variabel bebas pada umumnya terkait atau ada
hubungannya dengan keberadaan variabel terikat. Misalnya: Pengaruh
motivasi belajar (X) terhadap prestasi belajar (Y).

7
Andi Fitriani Djollong, Tehnik Pelaksanaan Penelitian Kuantitatif, 2.1, Istiqra : Jurnal Pendidikan dan
Pemikiran Islam , 2014, hlm. 90
8
Rafika Ulfa, Variabel Penelitian Dalam Penelitian Pendidikan, 1.1, Al-Fathonah , 2021, hlm 346.
b. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel
terikat adalah jenis variabel yang dipengaruhi atau menjadi hasil akibat
dari adanya variabel bebas. 9 Misal, dalam suatu hubungan antara 2
(dua) variabel, misalnya antara variabel Y dan variabel X. Jika variabel
Y disebabkan oleh variabel X maka Y dinamakan variabel terikat dan
variabel X adalah variabel bebas. Contoh hubungan antara konsumsi
dan pendapatan, pendapatan adalah variabel bebas dan konsumsi
adalah variabel terikat.
c. Variabel moderator
Jika ada variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap
variabel terikat tersebut, tetapi tidak mempunyai pengaruh utama,
maka variabel ini dinamakan variabel moderator.10 Variabel moderator
adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan dependen. 11 Misalnya,
variabel yang mempengaruhi terhadap permintaan ikan (Y) adalah
harga ikan (X1), pendapatan (X2) dan harga daging (X3). Variabel
tersebut adalah variabel utama, jika suku bangsa juga berpengaruh
tetapi bukan penyebab utama, maka suku bangsa adalah variabel
moderator.
d. Variabel kontrol (terkendali)
Variabel kontrol, juga dikenal sebagai variabel pengganggu
atau penekan, yaitu suatu variabel yang diasumsikan sebagai faktor
lain yang memiliki potensi untuk menguji hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Variabel kontrol digunakan sebagai
alat untuk memastikan apakah suatu variabel independen tertentu
benar-benar memiliki dampak terhadap variabel dependen atau jika
terdapat faktor lain yang memengaruhi. Variabel yang dicurigai
memiliki potensi pengaruh akan dijadikan variabel kontrol dalam hal

9
Nikmatur Ridha, Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian, 14.1, Hikmah , 2017, hlm
66
10
Andi Fitriani Djollong, Tehnik Pelaksanaan Penelitian, hlm 89.
11
Nikmatur Ridha, Proses penelitian, masalah., hlm 66.
ini. 12 Variabel kontrol disebut sebagai variabel pengganggu karena
keberadaannya memiliki potensi untuk mengacaukan pemahaman
mengenai hubungan antara variabel independen dan dependen.
Contoh dalam sebuah penelitian yang mengambil topik
penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan
keluarga ditentukan bahwa variabel bebasnya adalah tingkat
pendidikan, sementara variabel terikat ada pendapatan keluarga yang
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Ternyata dalam hasil penelitian,
ditemukan bahwa tingkat pendapatan keluarga hanya salah satu
pengaruh terhadap tingkat pendidikannya saja. Masih ada beberapa
faktor yang mempengaruhi, misalnya dipengaruhi oleh faktor tempat
tinggal, kondisi keutuhan keluarga dan masalah pertumbuhan
ekonomi yang ada di tempat tinggalnya. Dari penelitian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat pendapatan keluarga. Selain karena tingkat pendidikan, juga
dipengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga, kebutuhan keluarga,
tempat tinggal, dan pertumbuhan ekonomi tempat tinggalnya.
e. Variabel rambang
Variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya
hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun variabel
tergantung. Contoh: hubungan melunasi administrasi dengan prestasi
belajar. Melunasi administrasi adalah contoh variabel rambang, karena
funfsinya dalam mempengaruhi prestasi belajar tidak pasti.13
f. Variabel perantara (intervening)
Menurut Tuckman, Variabel perantara adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan atara variabel independen
dengan dependen, tetapi tidak dapat diukur secara langsung. Variabel
ini adalah variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel
independen dan dependen, sehingga perubahan atau timbulnya variabel
dependen tidak dipengaruhi secara langsung oleh variabel

12
Sangkot Nasution, Variabel Penelitian, Vol. 05, No. 02 (Juli-Desember 2017), RAUDHAH Program Studi
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA)
13
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Kuningan: Hidayatul Quran, 2019), hlm 57
independen. 14 Contoh variabel perantara dalam pendidikan, misalnya
pengaruh jumlah biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orang
variabel intervening adalah tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan
akan berimbas pada IPK mahasiswa tersebut.
 Jumlah biaya pendidikan (variabel independen).
 IPK mahasiswa (variabel dependen).
 Gaya hidup (variabel intervening).
C. Urgensi Telaah Pustaka

Secara umum, telaah pustaka adalah rangkuman yang dihasilkan dari sumber
bacaan yang relevan dengan subjek penelitian. Latar belakang yang menjelaskan
tujuan persiapan pengumpulan data aktual seringkali disajikan dalam tinjauan literatur
pada setiap survei dan penelitian eksperimental. Dalam penelitian terbaru, telaah
pustaka ini juga dimanfaatkan untuk menciptakan konteks masa lalu.15

Tujuan dari telaah pustaka adalah untuk mengkomunikasikan kepada pembaca


tentang pengetahuan dan ide yang telah dibahas dalam suatu topik penelitian. Telaah
pustaka memberikan gambaran kepada pembaca mengenai sejauh mana penelitian
telah dilakukan, berbagai sudut pandang yang mungkin saling bertentangan
(kontroversi) tentang topik penelitian. Dalam proses ini, peneliti perlu secara jelas
menetapkan batas-batas permasalahan, sehingga memungkinkan identifikasi faktor-
faktor yang termasuk dalam cakupan masalah. Pada kenyataannya, mengatur batasan
perubahan yang direncanakan menjadi tugas yang sulit, terutama ketika mencoba
membatasi perubahan tersebut hanya pada satu atau dua aspek kehidupan tertentu.16
Oleh karena itu, jika tidak ada batasan yang ditentukan dalam cakupan permasalahan
yang akan diteliti, maka cakupan permasalahan tersebut akan menjadi kabur dan sulit
untuk dipahami.

Terdapat beberapa alasan pentingnya telaah pustaka dalam penelitian yaitu :

1. Sebagai perkiraan akan keberhasilan suatu penelitian. Misalnya saja seorang


peneliti ingin melihat keefektifan program konseling untuk bisa meningkatkan

14
Nikmatur Ridha, Proses penelitian, hlm 66.
15
Anggit M. Siddiq, dkk., Kajian Pustaka dalam Artikel Jurnal, Hasil Laporan Penelitian, (Bandung:
Universitas Pendidikan, 2020), hlml 6.
16
Azmi Siradjuddin, Hukum Dan Gejala Sosial Serta Perubahan Yang Direncanakan, Vol. 16 No. (01 Januari-
Juni 2011), hlm 79.
harga diri. Dengan membaca penelitian terdahulu, peneliti dapat menilai
apakah penelitian mereka akan efektif kelak. Jika pada penelitian terdahulu
tidak ditemukan korelasi antara dua hal tersebut, maka penelitian baru yang
akan dilakukan pun kelak menghasilkan hasil serupa. Artinya, para peneliti
harus cermat dan mengganti topik penelitian mereka.
2. Hubungan antara peneliti dan database ilmu pengetahuan khususnya mengenai
topik yang dikaji.
3. Penelitian akan memiliki kegunaan lebih ketika penelitian tersebut relevan
dengan penelitian terdahulu. Contoh kasus yang dapat diambil adalah ketika
peneliti pertama mendefinisikan kata “prestasi akademik” sebagai representasi
jumlah murid yang menguasai ilmu di sekolah. Di sisi lain, peneliti kedua
mendefinisikannya dengan tingkat kepintaran seorang murid. Hal ini nantinya
dapat membawa pengaruh buruk bagi kajian psikologi pendidikan. Penelitian
yang didasarkan pada definisi kedua menggangap bahwa prestasi di bidang
akademik akan bergerak naik seiring bertambahnya umur.
4. Untuk memperkokoh alasan mengenai pentingnya pelaksanaan penelitan
tersebut. Penelitian akan dianggap kurang bermanfaat ketika penelitian tersebut
bersifat langka. Penelitian akan lebih bermanfaat ketika dapat memberikan
informasi terkait topik permasalahan.
5. Peneliti dapat mengembangkan pemahamannya terhadap setiap variabel.
Kualitas suatu penelitian dapat ditingkatkan dengan mengembangkan
pemahaman peneliti terhadap variabel utama.
6. Agar peneliti menjadi lebih tahu bagaimana suatu variabel harus
diperhitungkan. Melalui penelitian terdahulu, peneliti akan mendapatkan
instrumen yang telah divalidasi. Selain itu, peneliti juga bisa memahami
bagaimana suatu variabel diperhitungkan keberadaannya yang kemudian dapat
membantu pengembangan instrumen.
7. Bagian penting dari suatu kajian pustaka adalah menulis laporan penelitian
8. Peneliti akan terbantu untuk menulis bagian-bagian lain dari laporan penelitian.
9. Adanya tips yang dapat membantu pengembangan penelitian.17

17
Muannif Ridwan, Pentingnya Penerapan Literature Review pada Penelitian Ilmiah, 2.1, Jurnal Masohi, 2021,
hlm 45-46.
DAFTAR PUSTAKA

Anggit M. Siddiq, dkk., (2020). Kajian Pustaka dalam Artikel Jurnal, Hasil Laporan
Penelitian, Bandung: Universitas Pendidikan, 6.
Arikunto, Suharsini. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinneka
Cipta
Djollong, Andi Fitriani. (2014). Tehnik Pelaksanaan Penelitian Kuantitatif. Istiqra : Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam, 2(1), 88-89
Hasnunidah, Neni . (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Media Akademi
Hermawan, Iwan.(2019). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuningan: Hidayatul Quran
Juhana, Nasrudin. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Panca Terra
Firma
Nasution, Sangkot. (2017). Variabel Penelitian, Raudhah Program Studi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal (PGRA), 5(2) (Juli-Desember 2017)
Ridha, Nikmatur. (2017). Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian,
Hikmah, 14(1), 62-70
Ridwan, Muannif . (2021). Pentingnya Penerapan Literature Review pada Penelitian Ilmiah.
Jurnal Masohi, 2(1), 42-51.
Siradjuddin, Azmi. Hukum Dan Gejala Sosial Serta Perubahan Yang Direncanakan, Vol. 16
No. (01 Januari-Juni 2011), 79.
Siregar, Roswani, et al. (2023). Pentingnya Peran Dan Pengajaran Penerjemahan-Sebuah
Tinjauan Pustaka. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 8(1), 1-9.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Ulfa, Rafika. (2012). Variabel Penelitian Dalam Penelitian Pendidikan. Al-Fathonah, 1(1),
342-351
Wahyu Purwanza, Sena, et al. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Kombinasi, Bandung: Media Sains Indonesia

Anda mungkin juga menyukai