Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“HIPOTESA,DEFINISI OPERASIONAL DAN


VARIABEL PENELITIAN”

Dosen Pengampu :
ST. Rahmawati Hamzah, S.ST.,M.Keb

Oleh :
Kelompok 3

Anastasya Datukramat 0201002015


Fadila Thalib 0201002004
Sri Ayu Datukramat 0201002019
Putri Nurfatika Rubyanto 0201002005

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA


KOTAMOBAGU FAKULTAS KESEHATAN
PRODI DIII KEBIDANAN
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunianya kita selalu diberikan kesehatan dan kesempatan terutama
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Dan
Statistik Dasar yang berjudul “hipotesa dan variabel penelitian” ini.
Ucapan terima kasih kepada para pendukung penulis di dalam menyelesaikan
tugasnya, terkhususnya kepada Ibu ST. Rahmawati Hamzah, S.ST.,M.Keb selaku
dosen mata kuliah yang banyak memberi bimbingan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kotamobagu, 12 februari
Penulis

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut
atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah
sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat
penting.
hasil produksi pagi Hubungan langsung antara variabel independen dan
variabel dependen ada kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Salah
satu variabel tersebut adalah vriabel moderator yang merupakan variabel yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen. Variabel moderator merupakan tipe variabel yang mempunyai
pengaruh terhadap arah atau sifat hubungan antar variabel. Arah hubungan itu
dapat positif atau negatif tergantung pada variabel moderating tersebut. Oleh
karena itu variabel moderating juga disebut sebagai variabel kontingensi. Untuk
menyatakan benar atau tidak suatu variabel itu variabel moderating dapat
dilakukan uji interaksi, uji residual, dan uji nilai selisih mutlak. Uji interaksi atau
sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan
aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Variabel penelitian,hipotesis dandefinisi
operasional.
2. Apa sajakah Jenis-jenis Variabel.
3. Apa sajakah Jenis-jenis Hipotesis.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Variabel penelitian, hipotesis,definisi operasional
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Variabel.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti di pelajari sehingga di proleh
informasi tentang hal tersebut. Teori variabel didenifinisikan sebagai antribut
seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi “ antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady. 1981).
Variabel merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Tinggi , Berat badan, sikap, motivasi, kepemipinan, disiplin kerja, merupakan
atribut – atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna
merupakan atribut- atribut dari abjek. Struktur organisasi, model
pendelegasian, kepemipinan, pengawasaan, koordinasi, prosedur dan
mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan adalah merupakan contoh
variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.
Variabel karena ada variasinnya. Misalnya berat badan dapat
dikatakan variabel, karena berat badan sekolompok orang itu bervariasi antara
satu orang dengan yang lain. Demikian juga prestasi belajar, kemampuan guru
dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya prestasi belajar dari
seklompok murid tertentu, maka harus ada variasinnya bukan dikatakan
variabel. Berdasarkan variasi penelitian didasarkan sumber data atau objek
yang bervariasi.
Kerlinger(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak ( constructs)
atau sifat yang dipelajari.misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain –lain.
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dikatakan suatu sifat diambil dari nilai
yang berbeda ( different values). Variabel ini merupakan suatu yang
bervariasi. Menurut Kidder(1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu
kualitas ( qualities) dimana penelitin mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang , objek atau
kegiatann yang mempunyai variasi tertentu ditatapkan oleh peneliti.
2. Macam-macam variabel
a. Variabel independen
variabel ini disebut variabel stimulus, predictor, antececedent. Dalam
bahasa indinesia variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen ( terikat) dalam SEM ( Structurul E quation modeling /
permodelan persamaan structural, variabel dependen yang di sebut variabel
indogen.
b. Variabel dependen
disebut variabel output, criteria , konsekuen, atau sering disebut
variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM
persamaan structural, variabel dependen desebut sebagai variabel indogen.
c. Variabel moderator
adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Varibel disebut juga sebagai variabel
independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik
(kuat )kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada fihak
ketiga ikut mencampuri. Disini anak sebagai sebagai variabel moderator
yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel
moderator yang memperlemah hubungan, hubungan motivasi dan prestasi
belajar akan semakin kuat bila peranan guru dan menciptakan iklim belajar
sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila perenan guru kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar.
d. Variabel intervening
tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable is that factor
that theoretically affect the manipulate “ variabel intervening adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak lansung dan
tidak dapat diamati dan diukur. Variabel adalah variabel merupakan
variabel penyela terletak diantara variabel independen dan variabel
dependen, sehingga variabel variabel independen tidak lansung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
e. Variabel control
variabel dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang
tidak teliti. Variabel control digunakan oleh penelitian bersifat
membandingkan.
Rumusan masalah penelitian melalui study pendahuluan objek penelitian,
sehingga setelah dirumuskan teryata masalah itu tidak menjadi masalah
pada objek penelitian

f. Variabel Antara
Variabel antara atau intervening variable adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga
menjadi hubungan yang tidak langsung serta tidak dapat diukur dan diamati.
Contohnya, pengaruh kualitas pelayanan (variabel bebas) dan kepuasan
konsumen (variabel terikat) terhadap loyalitas (variabel antara).
g. Variabel Ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan jenjang
dalam suatu atribut tertentu. Contohnya, tingkat ranking siswa dalam suatu
kelas (dipilah dalam ranking tinggi, sedang, dan rendah).

h. Variabel Interval
Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari suatu
pengukuran dimana pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan
pengukuran yang sama. Sifat variabel interval adalah adanya
penggolongan, urutan/ranking, dan satuan pengukuran. Contohnya, prestasi
belajar, dan penghasilan yang dinyatakan dalam skor.
i. Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang terdapat titik nol mutlak, dalam
kuantifikasinya. Adanya penggolongan, ranking, satuan pengukuran, dan
nol mutlak merupakan sifat dari variabel ini.
j. Variabel Diskrit
Variabel diskrit disebut juga dengan variabel kategori, karena hanya
dikategorikan dalam dua jawaban yang berlawanan, yaitu pilihan jawaban
"ya" atau "tidak".
k. Variabel Statis
Variabel statis adalah variabel yang keberadaannya tidak dapat diubah,
seperti jenis kelamin, tempat tinggal, dan lain-lain.
l. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah variabel yang keberadaannya dapat diubah.
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan, atau penurunan. Misalnya,
motivasi, kedisiplinan, dan lain-lain
m. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variable dependent diartikan sebagai variabel
yang dipengaruhi, akibat adanya variabel bebas. Variabel ini biasa
dinotasikan dengan Y. Contohnya, penelitian mengenai hubungan kesulitan
belajar siswa. Kesulitan belajar (variabel terikat), yang dipengaruhi oleh
faktor kelelahan (variabel bebas).
B. Hipotesis Penelitian
1. Pengertian Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah penjelasan sementara untuk pengamatan, fenomena, atau
masalah ilmiah yang dapat diuji dengan penyelidikan lebih lanjut, sehingga
prihal ini konsep hipotesisa dianggap sebagai batu loncatan menuju teori yang
akan dibuktikan lantaran hanya menjadi jawaban sementara terhadap suatu
masalah yang sifatnya masih praduga karena harus dibuktikan terlebih dahulu.
2. Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli
Adapun definisi hipotesis penelitian menurut para ahli, antara lain;
a. Suharsimi Arikunto, Hipotesis adalah  jawaban yang masih bersifat
sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data-data yang terkumpul.
b. Kerlinger (1973), Pengertian hipotesa merupakan pernyataan
serangkaian dugaan yang didasarkan pada hubungan antara dua variabel
penelitian atau lebih.
c. Zikmund (1997), Arti hipotesis adalah sebagai proposisi atau dugaan
yang belum terbukti, atau masih bersifat tentative atau sementara untuk
menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
d. Suryabrata (2000), Makna hipotesis adalah deduksi dari teori ilmiah
(pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai
hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian
kualitatif).
e. Sudjana (2005), Arti hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara
mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang
sering dituntut untuk melakukan pengecekan.
f. Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007), Hipotesis
adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian
yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus
diuji secara empiris.
g. Sugiyono (2009), Defnisi hipotesis adalah sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis
dikatakan sementara sebab jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori.
h. Dantes (2012), Hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus diuji
melalui data atau fakta yang diperoleh dengan jalan penelitian.
3. Teknik Merumuskan Hipotesis
Pada dasarnya dalam merumuskan hipotesis secara umum tidak ada
aturannya. Namun agar hipotesis itu berfungsi sebagai penuntun dalam proses
penelitian khususnya dalam mengumpulkan data penelitian, teknik
merumuskannya dapat mengikuti saran-saran sebagai berikut :
a. Hipotesis itu hendaknya menyatakan pertautan antara dua atau lebih
variabel. Kerlinger (1973) mengemukakan : “A hiphotesis is a conjectural
statement of the relation between two or more variables”. Hal itu
dikarenakan penelitian ilmiah itu sendiri sebagai suatu proses untuk
mengungkap keterkaitan baik dalam bentuk pengaruh, hubungan, atau
sekedar perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lain.
b. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat
peryataan (statement). Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai jawaban
sementara atas suatu permasalahan yang diajukan, sehingga peneliti hanya
bekerja untuk menguji penerimaan dan penolakan jawaban sementara itu
berdasarkan data yang terkumpul dan tidak diganggu oleh hal-hal lain yang
tidak berkaitan dengan pengujian tersebut.
c. Hipotesis sebaiknya dirumuskan dalam kalimat yang jelas dan padat.
Rumusan yang bersifat umum, akan menyulitkan dalam pengumpulan dan
pengolahan data.
d. Hipotesis itu hendaknya dapat diteliti. Rumusan hipotesis yang baik harus
dapat menggambarkan akan ketesediaan data yang cukup memadai, sehingga
dapat diuji.
Selain hal tersebut, Surachmad (1987), mengemukakan cirri-ciri hipotesis yang
baik :
1. Hipotesis harus tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh penyelidik.
2. Hipotesis harus dapat diuji. Hipotesis yang baik senantiasa menunjukkan
variabel-variabel yang dapat diukur dan dibanding-bandingkan.
3. Hipotesis harus sederhana dan terbatas, guna untuk mengurangi
kesalahpahaman yang timbul dari perbedaan-perbedaan pengertian dan sifat
terbatas dimaksudkan sebagai penjelasan mengenai luas dan dalamnya
masalah yang diselidiki.
Rumusan hipotesis yang baik sangat diperlukan dalam suatu proses
penelitian, selain berperan sebagai pengarah, juga hipotesis tersebut
memiliki daya ramal yang kuat yang dapat menunjang terhadap
pembentukan suatu konsep dan prinsip.
4. Jenis Hipotesis Penelitian
Terdapat bermacam-macam hipotesis, diantaranya;
1) Berdasarkan pada Kategori Rumusannya
Berdasarkan kategori rumusannya, hipotesis penelitian dapat dibedakan
menjadi 2,yaitu:
a. Hipotesis nihil (Ho)
Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Misalnya yaitu Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMP.

b. Hipotesis alternatif (Ha)


Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan atau pengaruh
antara variabel dengan variabel lain. Misalnya yaitu Ada hubungan antara
lama belajar dengan prestasi belajar siswa SMP.
Hipotesis alternatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Hipotesisi Terarah (Directional Hypotheses)
Hipotesis terarah yaitu hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana
peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa
variabel bebas memang sudah diprediksi memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat.
b) Hipotesis Tak Terarah (Non Directional Hypotheses)
Hipotesis tak terarah yaitu hipotesis yang diajukan dan dirumuskan
oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel bebas akan memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat.
Fraenkel dan Wallen (1990:42) mengemukakan bahwa
hipotesis tak terarah tersebut menggambarkan bahwa peneliti tidak
menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang
akan dilakukan. Misalnya yaitu Terdapat perbedaan pengaruh
penggunaan metode mengajar inkuiri dan ceramah terhadap prestasi
belajar siswa.
2). Berdasarkan Sifat Variabel Yang Akan Diuji
Berdasarka variabel yang akan diuji, sifat hipotesis penelitian dapat dibedakan
menjad i 2, yaitu:
a. Hipotesis tentang hubungan Yaitu hipotesis yang menyatakan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian
korelasional. Hubungan antara variabel tersebut bisa dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
b. Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik Misalnya yaitu
Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia.Nilai fisika  memiliki
hubungan yang sejajar dengan nilai kimia, tetapi ini bukan merupakan
sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan
nilai kimia yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Keduanya memiliki
hubungan yang kemungkinan disebabkan oleh faktor lain, misalnya yaitu
kebiasaan berpikir logik (tentang ke IPA-an), sehingga mengakibatkan
adanya hubungan antara keduanya.
3). Berdasarka keluasan atau lingkup variabel y
a. Hipotesis mayor Yaitu hipotesis yang mencakup kaitan semua variabel dan
semua objek penelitian. Misalnya yaitu “Terdapat hubungan antara kondisi
sosial-ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP”.
a. Hipotesis minor Yaitu hipotesis yang terdiri atas bagian-bagian atau sub-
sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor). Misalnya yaitu
Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi  belajar
siswa SMA; Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMA; Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMA.
C. Definisi Operasional
1. Pengertian
Definisi operasional merupakan cara peneliti dalam menguraikan
variabel yang sedang atau akan diteliti. Pada umumnya terdapat berbagai
alternatif dalam variabel pengukuran. Saat peneliti telah menentukan metode
yang akan dilaksanakan dalam penelitian, maka pada saat dirumuskan pada
sebuah narasi akan berubah menjadi definisi operasional.
Definisi operasional saat diaplikasikan dalam pengumpulan data,
adalah definisi rinci yang ringkas dan jelas mengenai suatu nilai atau
ukuran. Definisi operasional sangat krusial dan penting agar berbagai macam
data dapat dikumpulkan.
Menjelaskan definisi operasional variabel dalam penelitian
merupakan hal yang sangat penting guna menghindari penyimpangan atau
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data. Penyimpangan muncul dalam
bentuk "bias".
Penyimpangan dapat disebabkan oleh pemilihan/penggunaan
instrumen (alat pengumpul data) yang kurang tepat atau susunan pertanyaan
yang tidak konsisten. Namun, bukan berarti bahwa semua variabel perlu
diberikan definisi operasional Variabel yang sudah jelas, mempunyai
pengertian dan interpretasi yang sama, misalnya jenis kelamin (sex"), tidak
perlu diberikan definisi operasional.
Semua orang tidak akan membuat kesalahan untuk menentukan
apakah seseorang itu laki-laki atau wanita. Sebaliknya pekerjaan pokok
misalnya, justru sangat perlu diberikan definisi operasional, sebab pekerjaan
pokok dapat diartikan pekerjaan yang paling banyak menghasilkan uang
ataupun pekerjaan yang paling banyak menyita waktu dalam satu kurun waktu
tertentu.
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat
ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau
“Definisi Operasianal Variabel”.
Definisi Operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran
variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
(responden) yang satu dengan responden yang lain. Disamping variabel harus
di definisi operasionalkan yang juga perlu dijelaskan cara atau metode
pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang
digunakan. Untuk memudahkan, biasanya definisi operasional itu disajikan
dalam bentuk “matriks” yang terdiri dari kolom-kolom.
Definisi operasional adalah definisi yang rumusannya didasarkan pada
sifat-sifatatau hal-hal yang dapat diamati. Definisi operasional adalah definisi
yang rumusannya menggunakan kata-kata yang operasional, sehingga variabel
bisa diukur.

2. Manfaat Definisi Operasional


Manfaat definisi operasional variabel untuk mengidentifikasi kriteria
yang dapat diobservasi sehingga memudahkan observasi atau pengukuran
terhadap variabel.
3. Tipe-Tipe Definisi Operasional
a. Definisi operasional Tipe A
Definisi operasional Tipe A atau Pola I dapat disusun didasarkan pada
operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan
yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.Dengan menggunakan
prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi nyata.
Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan
dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-
masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang
akan dapat mencapainya.
b. Definisi operasional Tipe B
Definisi operasional Tipe B atau Pola II dapat disusun didasarkan
pada bagaimana objek tertentu yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang
menyusun karaktersitikkarakteristik dinamisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang
mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
c. Definisi Operasional Tipe C
Definisi operasional Tipe C atau Pola III dapat disusun didasarkan
pada penampakan seperti apa objek atau gejala yang didefinisikan
tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik
statisnya. Contoh: Orang pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang
mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan
berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara
cepat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan semua
tindakan yang bisa dipakai untuk memengaruhi hasil eksperimen. Karena
penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh, maka variabel itu bisa kita
kelompokkan menjadi variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
atau tergantung (dependent variable). Variabel juga dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu
variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit (descrete variable).
Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesa adalah keterangan sementara dari
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Jenis-jenis dari Hipotesa adalah
Hipotesa tentang perbedaan vs hubungan, Hipotesa kerja vs hipotesa nul,
Hipotesa common sense dan ideal. Definisi operasional merupakan cara peneliti
dalam menguraikan variabel yang sedang atau akan diteliti

B. SARAN

Dari hasil diskusi kelompok 3 diharapkan kepada pembaca agar lebih teliti dalam
memilih bahan bacaan yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran.Selain
itu, untuk penulis buku jika ingin membuat sebuah buku ada baiknya memakai
sampul buku yang menarik minat pembaca untuk membacanya dan gunakanlah
kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/626/05.3%20bab%203.pdf?
sequence=7&isAllowed=y

https://penerbitdeepublish.com/hipotesis-penelitian/

https://raharja.ac.id/2020/11/04/hipotesis/

[https://www.statistikian.com/2012/10/variabel-penelitian.html STAKA

Anda mungkin juga menyukai