Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMILIH VARIABEL DAN TEKNIK PENGUKURANNYA


Makalah ini untuk memenuhi salah satu mata kuliah Metode Penelitian
Dosen : Dr. Johansyah Lubis, M.Pd
Rizky Nurulfa, M.Pd

Disusun Oleh:
Setiawan Yoga Pamungkas 1601617
Indah Pelita Sari 1601617
Gita Ayyisa 1601617
Dinda Prima Lestari 1601617001

Pendidikan Jasmani
Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan banyak
nikmatnya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Metode
Penelitian ini yang berjudul “Memilih Variabel dan Teknik Pengukuran “ dengan tepat
waktu. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata
kuliah Metode Penelitian. Yang meliputi nilai tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan
nilai keaktifan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya
bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Jakarta, 09 November
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau
sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya
mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Definisi Variabel dalam suatu penelitian ?
2. Berapa jenis variabel yang ada ?
3. Bagaimana Pengukuran variabel?
4. Bagaimana korelasi antar variabel?
5. Bagaimana Paradigma dari variabel?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
2. Menjelaskan definisi variabel dan penggunaannya di dalam penelitian
3. Menolong dalam mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data nantinya
4. Mempersiapkan metode analisis/pengolahan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pengertian Variabel


Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-
kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam
suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan
penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel
penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis
suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan
diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta
sempitnya panelitian yang akan digunakan.
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya
mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-
variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara
realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu
diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan
secara operasional. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable
sebagai berikut :
Menurut Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut
seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang
lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Menurut Kerlinger (1973) Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang
akan dipelajari.Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social,
jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variable dapat dikatakan
sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values).
Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.
Menurut Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Menurut Bhisma Murti (1996) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang
mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Menurut Sudigdo Sastroasmoro Variable merupakan karakteristik subyek
penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
Menurut Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) Variable adalah Konsep yang
mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan
demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Menurut Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) Variable mengandung pengertian
ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang
berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Variable adalah sesuatu
yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur,
jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan,
pendapatan, penyakit, dsb.

Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional
yang diukur, ataupun definisi operasional eksperimental.
Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian
hipotesis.
Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat disimpulkan tiga buah
pola dalam memberikan definisi operasional dalam suatu variabel . Ketiga pola
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus
dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang
didefinisikan.
b. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya
hal-hal yang didefinisikan.
c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu
muncul.
B. Jenis-Jenis Variabel
a. Variabel Independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi atau
karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk
menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi.
Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas
berpengaruh dalam variabel lain.Variabel Bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atauyang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel Dependen (terikat). Dinamakansebagai Variabel Bebas karena
bebas dalam mempengaruhi variabel lain.Contoh :“Pengaruh metode
mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah
variabel independen (variabel bebas)
Contoh dalam olahraga: “Pengaruh latihan terhadap prestasi atlit” maka variable bebasnya
adalah “ latihan”. Disebut variable bebas karena variable ini berpengaruh pada variable lain. Sedangkan
variable “prestasi atlit” bergantung dan dipengaruhi oleh variable “latihan”
b. Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini
dipengaruhi oleh variabel lain. “Pengaruh metode mengajar terhadap hasil
belajar siswa”, maka hasil belajar adalah variabel dependen (variabel terikat)

Prestasi Belajar Motivasi Belajar


(Variabel Dependen) (Variabel
Independen)

Contoh dalam olahraga: contoh variabel dependent:“pengaruh latihan terhadap prestasi


atlit” maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini dinamakan
sebagai variabel terikat karena prestasi atlit itu tergantung variabel latihannya.

c. Variabel intervening, Dalam hal ini menurut Tuckman (1988)


menyatakan“an intervening variable is that factor thattheoretically affect the
observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”.
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antaraVariabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi tidak dapat
diamati dan diukur. Variabel inimerupakan variabel Penyela/Antara yang
terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat,sehingga Variabel
Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnyaVariabel Terikat.
Contoh Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak
langsung terhadap umurharapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu
yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antaravariabel penghasilan dan gaya
hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya LingkunganTempat Tinggal.
Contoh dalam olahraga: “minat masuk program studi Pendidikan Jasmani FIK UNJ mempengaruhi
proses belajar mahasiswa dan selanjutnya proses belajar mahasiswa mempengaruhi prestasi belajar.
Karena proses belajar pada hakikatnya merupakan proses psikologis yang abstrak dan tidak dapat
diukur, maka proses belajar dipandang sebagai variabel "intervening".
d. Variabel Moderator, adalah variabel yang mempengaruhi, memperkuat dan
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel tersebut juga sebagai variabel independen ke dua. Contoh
hubungan variabel independen-moderator-dependen.
“Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan
dosen dalammenciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan
semakin rendah bila peranandosen kurang baik dalam menciptakan iklim
belajar.”
Contoh dalam olahraga: “Hubungan motivasi dan prestasi atlit akan semakin kuat bila peranan
pelatih dalam menciptakan suasana latihan yg membuat atlit bersemangat, dan hubungan semakin
rendah bila peranan pelatih kurang baik dalam menciptakan suasana latihan yg bersemangat.” Jadi
variable moderatornya adalah suasana latihan

Motivasi Prestasi
Belajar(Variabel Belajar(Variabel
Independen) dependen)

Iklim
Belajar(Variabel
Moderator)

e. Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi atau mewarnai variabel


moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain
terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga
berpengaruh terhadap variabel tergantung. Contoh hubungan variabel
independen-kontrol-dependen
Contoh :Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan
Menyelesaikan Soal cerita.Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran,
misalnya Metode Ceramah & MetodeDemonstrasi. Sedangkan Variabel
Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya StandardKeterampilan sama,
dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama
(tingkat/semesternyasama), dari institusi yang sama.Dengan adanya Variabel
Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaranterhadap
Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan soal cerita dapat diketahui lebih
pasti.
Contoh dalam olahraga: Seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui
perbedaan hasil latihan futsal siswa SD kelas 6 di jakarta dengan siswa SD di jawa barat.
Maka diperlukan variabel kontrol seperti : usia sama, institusi sama, metode latihan sama, hal ini untuk
mempermudah menentukan perbedaanya dan berfokus pada hasil latihan saja.

C. Teknik Pengukuran
Terdapat empat Jenis Skala Pengukuran yaitu Nominal, Ordinal, Interval, Ratio.
Skala yang paling rendah adalah Nominal dan yang tertinggi adalah Skala Rasio. Skala
pengukuran yang lebih tinggi akan memiliki karakteristik skala pengukuran di bawahnya.
Misalnya, skala Rasio akan memiliki karakteristik Nominal, Interval, dan Ordinal.

1. Skala Nominal
Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai
kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang
lain. Misalnya :
 Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
 Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
 Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
 Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
 Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau
Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala
Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih
baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan –
tingkatan. Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala Ordinal adalah Kategori yang
dapat diurutkan atau diberi peringkat. Skala Ordinal adalah Skala Data
Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas,
sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama
atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
 Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
 Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
 Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III.
Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada
Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita
tidak bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan
itu.
 Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak
Setuju.

3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan
satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti. Nilai
variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada
skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil, dsb), tetapi Nilai Mutlaknya
Tidak Dapat Dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas – batas
Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat ARBITRER (ANGKA NOL-nya
TIDAK Absolut). Contoh :
 Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius
jelas lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu
240 Celcius. Alasannya : Penentuan skala 00 Celcius Tidak Absolut
(=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu / Temperatur sama sekali).
 Tingkat Kecerdasan,
 Jarak, dsb.

4. Skala Rasio = Skala Perbandingan


Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga
variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai
NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
 Tinggi Badan : sebagai Skala ratio, tinggi badan 180 Cm dapat
dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm,
hal ini juga dapat dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali
dari tinggi badan 120 Cm.
 Denyut Nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada
sama sekali denyut nadinya.
 Berat Badan
 Dosis Obat, dsb
Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan
Nominal berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari yang paling rinci ke
yang kurang rinci. Skala ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki skala
interval, ordinal dan nominal. Skala interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki
skala ordinal dan nominal, sedangkan skala ordinal memiliki sifat yang
dimiliki skala nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya
transformasi skala ratio dan interval menjadi ordinal atau nominal.
Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction atau Data Collapsing.
Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistic tertentu,
terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk ordinal atau
nominal.
Sebaliknya, skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah menjadi
interval atau ratio. Skala nominal yang diberi label 0,1 atau 2 dikenal
sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya : Pemberian
label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan tidak mempunyai arti
kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan demikian,
perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki.
Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf
(Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan
analisis data. (Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian
Hipotesis).

D. Korelasi antar Variabel


Korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu :
1. Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi
tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat
mandiri.
Korelasi Simetris terjadi karena :
 Kebetulan.
Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
 Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai
akibat dari Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya
merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu
“Pertumbuhan”.
 Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan
ketahanan kontraksi otot Keduanya merupakan indikator
“Kemampuan” Kontraksi Otot.
2. Korelasi Asimatris
Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang
satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable
Terikat )
Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan
arterosklerosis.
3. Korelasi Timbal Balik
adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh
– mempengaruhi. Contoh : Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi
mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan
malabsorbsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu variabel
dependen atau variabel tidak bebas Variabel Independen atau variabel bebas,
variabel intervening, variabel moderator, variabel control, variabel acak atau
random. Sedangkan korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu : korelasi simetris,
korelasi asimatris, korelasi timbal balik dan Yang tidak kalah penting dalam
bagian ini adalah paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial
dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga
menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Paradigma terdiri dari paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda
dengan tiga variabel independen, paradigma ganda dengan dua variabel
dependen, paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua
dependen, paradigma jalur.
Jadi memang bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting, kerena
bagaimanapun keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan
variabel yang tepat bagi penelitiannya.
Daftar Pustaka

Ahmad W. Pratiknya. Dasar-Dasar Metodologi PenelitianKedokteran dan


Kesehatan,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta,2002.
Kenglinger, Fred, N, Foundation of Behavioral Research, Holt, Renehart,1973.
Kidder Loiuse. Research Methods Instrument Social Relation, Holt Rinehart and
Winston, 1981.
Sogiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2009.
___________. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Alfabeta, Bandung, 2011.
Susan Stainback; William Stainback; Understanding & Conducting Qualitative
Research; Kendall/Hunt Publishing Company; Dubuque, Iowa; 1988.
Sutrisno Hadi. Metodologi Research, Jilid 1, 2, UGM, 1986.
_______________, Statistik, Jilid 2, 3, UGM, 1986.

Anda mungkin juga menyukai