Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Dosen Pembimbing ;

Disusun Oleh:
INTAN CAHAYANDARI
( P006202210 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM


PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Variabel Penelitian dan Definisi Operasional” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah
Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian variabel penelitian dan
definisi operasional pada penelitian. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Bima, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Variabel Penelitian.................................................................................3
1. Kegunaan Varibael Penelitian...................................................................5
2. Jenis-Jenis Variabel Penelitian..................................................................5
3. Pengukuran Variabel..................................................................................8
4. Korelasi Antar Variabel...........................................................................11
B. Definisi Operasional...........................................................................................12
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut
atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti
melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga
yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja
jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan
itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang
sangat penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Variabel ?
2. Berapa jenis variabel penelitian?
3. Bagaimana variable- variable penelitian?
4. Bagaimana definisi operasional dan cara pengukurannya?
5. Bagaimana mengembankan definisi operasional penelitian?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dan memahami pengertian variabel dan definisi
operasional serta cara pengukurannya, mengetahui jenis- jenis variabel
penelitian, dapat mengidentifikasi variable-variable.

1
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dijadikan dasar untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta
dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis makalah selanjutnya.
b. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang variabel penelitian dan
definisi operasional.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Variabel Penelitian


Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-
kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam
suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian.
Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis
suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Variabel-variabel yang
ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah
variabel yang digunakan bergantung pada luas serta sempitnya panelitian yang
akan digunakan.
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya
mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-
variabel dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara
realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu
diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara
operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut:
1. Hatch & Farhady (1981)
Variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain.

3
2. Kerlinger (1973)
Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin,
golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu
yang bervariasi.
3. Kidder (1981)
Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.
4. Bhisma Murti (1996)
Variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi
nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa
diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
5. Sudigdo Sastroasmoro
Variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu
subyek ke subyek lainnya.
6. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep
adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang
berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut
sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang bervariasi.
7. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
yang lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu. Misalnya pada umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit.

4
B. Kegunaan Varibael Penelitian
Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian
hipotesis. Adapun kegunaan dari variable penelitian yaitu:
1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data,
2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data,
3. Untuk pengujian hipotesis.
Variabel penelitian yang baik adalah sebagai berikut:
1. Relevan dengan tujuan penelitian,
2. Dapat diamati dan dapat diukur,
C. Jenis-Jenis Variabel Penelitian
Dalam terminologi metodologik, dikenal beberapa macam variabel
penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain,
maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi berikut:
1. Variabel Independent (variabel bebas)
Variabel Independent (variabel bebas) merupakan kondisi-kondisi atau
karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk
menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi.
Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas
berpengaruh dalam variabel lain. Variable ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predictor, antecedent, variabel pengaruh, variabel perlakuan, kausa,
treatment, risiko, atau variabel bebas.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan
Struktural, variabel independent disebut juga sebagai variabel eksogen.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel
lain. Contoh:
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”

Variable independent/bebas

5
2. Variabel Dependent (variabel terikat)
Variabel dependent (variabel terikat) merupakan kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini
dipengaruhi oleh variabel lain. Sering disebut sebagai variabel out put, kriteria,
konsekuen, variabel efek, variabel terpengaruh, variabel terikat atau variabel
tergantung.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan
Struktural, variabel independen disebut juga sebagai variabel indogen.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel
ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
Contoh:
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”

Variable dependent/terikat

3. Variabel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi,
memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel independent dengan
dependent. Variabel tersebut juga sebagai variabel independent ke dua. Contoh
hubungan Variabel Independent-Moderator-Dependen yaitu:
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen
dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan
semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim
belajar.

Motivasi Belajar Motivasi Belajar


(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

Iklim Belajar
(Variabel Moderator)

6
4. Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan variabel yang berfungsi
menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat
menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau terpengaruh. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independent
dan dependent, sehingga variabel independent tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependent.
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is
that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be
seen, measure, or manipulate”.
Variabel Intervening merupakan variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi
tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara
variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
Contoh:
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap umur harapan hidup. Di sini ada variabel antaranya yaitu yang
berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup
terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.

Penghasilan Gaya Hidup Umur Harapan Hidup


(Variabel Bebas) (Variabel Intervening) (Variabel Terikat)

Budaya Lingkungan
(Variabel Moderator)

5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang membatasi atau mewarnai
variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel
lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga
berpengaruh terhadap variabel tergantung.

7
Contoh: Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan
Pertolongan Persalinan Kala II.
Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran, misalnya metode
ceramah dan metode demonstrasi. Sedangkan variabel kontrol yang ditetapkan
adalah sama, misalnya standar keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa
dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang
sama.
Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh
metode pembelajaran terhadap penguasaan keterampilan pertolongan
persalinan kala II dapat diketahui lebih pasti.
Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II
Metode Ceramah & Metode (Variabel Terikat)
Variabel Bebas)

TK/Semester, Institusi sama


(Variabel Kontrol)

6. Variabel Acak/Random
Variabel acak atau random merupakan variabel yang fungsinya dapat
diabaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun
tergantung.
D. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 skala
pengukuran yaitu:
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan suatu himpunan yang terdiri dari anggota-
anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya dan memiliki perbedaan
dari anggota himpunan yang lain, misalnya:
1) Jenis kelamin: dibedakan antara laki-laki dan perempuan,
2) Pekerjaan: dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang,
3) Golongan darah: dibedakan atas golongan O, A, B, AB,
4) Ras: dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid,
5) Suku bangsa: dapat dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak.

8
Skala nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan atau
kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam skala nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu
mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain
ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala variabel yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan. Skala ordinal merupakan himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala ordinal adalah kategori yang
dapat diurutkan atau diberi peringkat.
skala ordinal merupakan skala data kontinum yang batas satu variasi
nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan
hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang
lain. Contoh:
1) Tingkat pendidikan: dikategorikan SD, SMP, SMA, PT,
2) Pendapatan: Tinggi, Sedang, Rendah,
3) Tingkat keganasan kanker: dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal
ini dapat dikatakan bahwa Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan
Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa
menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu,
4) Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert): Setuju, Ragu-ragu, Tidak
Setuju.
3. Skala Interval
Skala interval merupakan skala data kontinum yang batas variasi nilai
satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat
dibandingkan. Dikatakan skala interval bila jarak atau perbedaan antara nilai
pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara
pasti.
Nilai variasi pada skala interval juga dapat dibandingkan seperti halnya
pada skala ordinal (lebih besar, sama, lebih kecil), tetapi nilai mutlaknya tidak
dapat dibandingkan secara matematis, oleh karena itu batas-batas variasi nilai
pada skala interval bersifat ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK absolut).

9
Contoh :
1) Temperature/suhu tubuh: sebagai skala interval, suhu 36 0 Celcius jelas
lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa
suhu 360 Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 24 0 Celcius. Alasannya
karena penentuan skala 00 Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti
tidak ada suhu/temperatur sama sekali),
2) Tingkat Kecerdasan,
3) Jarak.
4. Skala Rasio = Skala Perbandingan
Skala ratio merupakan skala yang disamping batas intervalnya jelas,
juga variasi nilainya mempunyai batas yang tegas dan mutlak (mempunyai
nilai Nol Absolut), Misalnya:
1) Tinggi badan: sebagai skala ratio, tinggi badan 180 cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 cm terhadap tinggi badan 120 cm, hal ini juga dapat
dikatakan bahwa tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120
cm,
2) Denyut nadi: nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama
sekali denyut nadinya,
3) Berat Badan,
4) Dosis Obat.
Dari uraian di atas jelas bahwa skala ratio, interval, ordinal dan nominal
berturut-turut memiliki nilai kuantitatif dari yang paling rinci ke yang kurang
rinci. Skala ratio mempunyai sifat-sifat yang dimiliki skala interval, ordinal dan
nominal. Skala interval memiliki ciri-ciri yang dimiliki skala ordinal dan nominal,
sedangkan skala ordinal memiliki sifat yang dimiliki skala nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya
transformasi skala ratio dan interval menjadi ordinal atau nominal. Transformasi
ini dikenal sebagai data reduction atau data collapsing. Hal ini dimaksudkan agar
dapat menerapkan metode statistik tertentu, terutama yang menghendaki skala
data dalam bentuk ordinal atau nominal.
Sebaliknya, skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah menjadi interval
atau ratio. Skala nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy

10
Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya pemberian label 1 untuk laki-laki dan 2
untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai/hanya
kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari
laki-laki. Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf
(alfabet) menjadi kategori angka (numerik), sehingga memudahkan analisis data.
(Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).
E. Korelasi Antar Variabel
Korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu:
1. Korelasi Simetris
Korelasi simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi
tidak ada mekanisme pengaruh-mempengaruhi, masing-masing bersifat
mandiri. Korelasi Simetris terjadi karena:
1) Kebetulan.
Misalnya: Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
2) Sama-sama merupakan akibat dari faktor yang sama (sebagai akibat dari
variabel bebas).
Contoh: Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya
merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
3) Sama-sama sebagai indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya: Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan
kontraksi otot, keduanya merupakan indikator “Kemampuan” kontraksi
otot.
2. Korelasi Asimatris
Korelasi asimatris merupakan korelasi antara dua variable dimana
variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain (Variable Bebas
dan Variable Terikat). Contohnya tingginya kadar lipoprotein dalam darah
akan mengakibatkan arterosklerosis.
3. Korelasi Timbal Balik
Kolerelasi timbal balik merupakan korelasi antar dua variable yang antar
keduanya saling pengaruh-mempengaruhi. Contohnya korelasi antara
malnutrisi dan malabsorbsi. Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi,

11
sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya
menyebabkan malabsorbsi.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang
diukur, ataupun definisi operasional eksperimental.
Dari keterangan-keterangan di atas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola
dalam memberikan definisi operasional dalam suatu variabel. Ketiga pola tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus
dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang
didefinisikan,
2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya
hal-hal yang didefinisikan,
3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.
Contoh variabel yang berinterpretasi ganda adalah status gizi. Variabel ini
dapat diukur dan dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau
pengukuran, seperti:
1. Berat Badan (BB) dengan Tinggi Badan (TB),
2. BB-TB dengan Usia,
3. Kadar Protein serum,
4. Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala.
Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah cara dimana variabel
dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam definisi operasional
mencakup penjelasan tentang:
1. Nama variabel,
2. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian,
3. Hasil ukur/kategori,
4. Skala Pengukuran.

12
Contoh:
Suatu penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi pada ibu hamil…”
Berdasarkan judul tersebut, maka variabel bebasnya (misalnya) adalah
obesitas, diet tinggi garam, genetik dan umur. Sedangkan variabel terikatnya
adalah Hipertensi. Maka definisi operasionalnya dapat dibuat sebagai berikut:
No
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur/Kategori Skala
.
1. Obesitas Kelebihan massa tubuh 1 : IMT > 27 kg/m2 Nominal
responden yang didapat
2 : IMT ≤ 27 kg/m2
berdasarkan perhitungan
rasio berat badan dan tinggi
badan pada kurun waktu tiga
bulan terakhir.
222222 2 Diet tinggi Kebiasaan responden dalam Intensitas: Nominal
garam mengkonsumsi makanan 1 : Sering
yang rasanya asin. 2 : Tidak Pernah
3 Genetik Faktor keturunan yang 1 : Ada Keluarga yang Nominal
dimaksud adalah adanya Hipertensi
riwayat hipertensi dalam 2 : Tidak ada keluarga yg
keluarga yaitu orang tua Hipertensi
atau saudara kandung.
4 Umur Usia responden yang 1 : Muda (16-25 tahun) Ordinal
terhitung sejak lahir hingga 2 : Dewasa(26-35 tahun)
ulang tahun terakhir. 3 : Tua (36-48tahun)
5 Hipertensi Suatu keadaan dimana Borderline: Ordinal
tekanan darah responden 1.TS: 140-159 mmHg.
(ibu hamil) melebihi batas 2.TD: 90-99 mmHg.
normal yaitu sistolik ≥ 150 Ringan:
mmHg dan Diastolik > 90 1. TS: 160-179 mmHg.
mmHg. 2. TD: 100-109 mmHg.

Sedang:
1. TS: 180-209 mmHg.
2. TD: 110-119 mmHg.

Berat :
1. TS: > 210 mmHg.
2. TD: > 120 mmHg.

13
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu Variabel
Dependent (variabel tidak bebas), Variabel Independent (variabel bebas), Variabel
Intervening, Variabel Moderator, Variabel Kontrol, Variabel Acak atau Random.
Sedangkan korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu korelasi simetris, korelasi
asimatris, korelasi timbal balik dan yang tidak kalah penting dalam bagian ini
adalah paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai
landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Paradigma terdiri dari paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda
dengan tiga variabel independent, paradigma ganda dengan dua variabel
dependent, paradigma ganda dengan dua variabel independent dan dua dependent,
paradigma jalur.
Jadi memang bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting, kerena
bagaimanapun keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan
variabel yang tepat bagi penelitiannya.
B. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demi
kesempurnaan makalah ini, agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih
baik dan mahasiswa pun dapat mengetahui pentingnya belajar tentang Metodologi
Penelitian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad W. Pratiknya.2007.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan.Jakarta:Raja Grafindo Persada
Anonim.2011.Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D.Bandung:Alfabeta
Arikunto, Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktek.Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo.2002.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka
Cipta
Sogiyono.2009.Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta
Sugiyono.2007.Statistik untuk Penelitian.Jakarta:Alfabeta

15

Anda mungkin juga menyukai