Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TENTANG METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Nikmatul Khoiriyah, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Arju Assidik
2. Rifa’i Nur Hafidzin

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AN-NUR

TEBING SULUH KEC.LEMPUING KAB.OGAN KOMERING ILIR

SUMATERA SELATAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan serta segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang mengenai pembahasan mata kuliah
“Metode Penelitian Kuantitatif ”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok Metode Penelitian.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga
kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik dari pembaca demi
penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. VARIABEL.......................................................................................................3
1. Pengertian Variabel Penelitian........................................................................3
2. Macam-macam Variabel Penelitian................................................................4
3. Macam-macam Paradigma Penelitian............................................................7
B. DEFINISI OPERASIONAL............................................................................9
C. INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANNYA..................11
D. DATA SUMBER DATA PENELITIAN.......................................................13
E. PENGUMPULAN DATA..............................................................................14
F. ANALISIS DATA...........................................................................................19
G. PENARIKAN KESIMPULAN......................................................................21
BAB III.......................................................................................................................23
PENUTUP..................................................................................................................23
A. KESIMPULAN...............................................................................................23
B. SARAN............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan
dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan/atau
mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan
kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat
diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan dengan pemerolehan
pengetahuan dan pengembangan serta pengujian teori-teori. Eksistensi dari suatu teori
yang dapat hidup sangat mempermudah kemajuan ilmu pengetahuan yang secara
simultan menjelaskan banyak fenomena. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan
yang lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif,
penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien dan paling terpercaya.
Banyak masalah diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai
sumber pengetahuan yang secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang
Aristoteles. Menurut cerita, suatu hari Aristoles menangkap seekor lalat dan secara
hati-hati menghitung dan menghitung kembali kakinya. Kemudian ia mengumumkan
bahwa lalat mempunyai lima kaki. Tidak seorangpun meragukan kata-kata
Aristoteles. Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak kritis. Karena
lalat yang ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya hilang satu.
Apakah Anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan ilustrasi
keterbatasan bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber ilmu
pengetahuan.
Pada kajian ini akan dideskripsikan tentang teknik pelaksanaan penelitian
kuantitatif sebagai suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan

1
paradigma-paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
(seperti, pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel-variabel, hipotesis-
hipotesis, dan pertanyaan-pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan
observasi, dan pengujian teori), menggunakan strategi-strategi penelitian seperti
eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang, dikemukakan beberapa
permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi tentang variabel penelitian?
2. Bagaimana ulasan tentang definisi operasional?
3. Bagaimana penyusunan instrumen penelitian dan pengembangannya?
4. Bagaimana ulasan tentang Sumber Data?
5. Bagaimana ulasan tentang Pengumpulan Data?
6. Bagaimana ulasan tentang Analisis Data?
7. Bagaimana ulasan tentang Penarikan Simpulan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. VARIABEL

1. Pengertian Variabel Penelitian


Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel
bertujuan sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, dan
sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variabel harus dapat diamati
dan dapat diukur. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.1
Arikunto menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ibnu Hajar mengartikan variabel
adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Sementara itu, Sutrisno Hadi
menyatakan bahwa variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. M. Nazir menyebutkan bahwa
variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1)
variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani,
pedagang)2. Variabel penelitian dapat dipahami sebagai atribut yang mencerminkan
pengertian atau bangunan pengertian dan memiliki nilai. Contoh, tinggi badan,
kenapa dianggap sebagai variabel?, karena memiliki nilai dan antara satu dan yang
lain memiliki tinggi badan yang berbeda. Selengkapnya dapat dilihat dari contoh
1
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
2
Ibid Hal 67

3
berikut: Masalah banyaknya kosakata dalam buku pelajaran menyulitkan siswa,
maka variabel yang bisa diambil adalah ukuran banyaknya kosakata, dan ukuran
kemampuan siswa. Jadi konsep yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, itulah
yang menjadi variabel penelitian. Sehingga dapat didefinisikan bahwa variabel adalah
objek penelitian yang bervariasi. Hal ini mengakibatkan variabel dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok atau lebih.

2. Macam-macam Variabel Penelitian


Dalam hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain, variabel
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi variabel idependen, variabel dependen,
variabel moderator, dan variabel kontrol. Variabel-variabel tersebut dapat
dideskripsikan sebagai berikut:3
a. Variabel Independen; disebut juga dengan variabel bebas yaitu merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel Dependen; disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator; Variabel moderator disebut juga dengan variabel
independen kedua yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen.
d. Variabel Intervering; variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
e. Variabel Kontrol; variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk
jenis penelitian perbandingan.

3
Arikunto, Suharsimi. Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta

4
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat B. Sandjaja dan Albertus yang
membedakan variabel sebagai berikut:4
a. Variabel Bebas; disebut dengan variabel independent yaitu variabel yang
diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain dan biasanya variabel ini
dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
variabel lain.
b. Variabel Tergantung; variabel dependent merupakan variabel yang timbul
karena sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas.
Dalam sebuah penelitian variabel tergantung diamati dan diukur untuk
mengetahui pengaruh dari variabel bebas.
c. Variabel Moderator; disebut juga dengan variabel bebas kedua yaitu variabel
yang dipilih, diukur, diamati dan dimanipulasi oleh peneliti karena diduga ikut
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
d. Variabel Kontrol; Variabel kontrol yaitu variabel yang dikontrol oleh peneliti
untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variabel tergantung.
e. Variabel Antara; atau intervening variabel adalah faktor yang secara teoritik
mempengaruhi hubungan variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel ini
juga dapat diukur dan diamati,namun pengaruhnya dapat disimpulkan dari
hubungan yang ada antara variabel bebas dan variabel tergantung.
Budiyono berpendapat lain dilihat dari segi proses kuantifikasi variabel
dibedakan menjadi variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel
ratio.5
a. Variabel Nominal; variabel yang di tetapkan berdasar atas proses
penggolongan. Misalnya: jenis kelamin (dipilah dalam pria dan wanita), jenis
pekerjaan (dipilah dalam PNS dan swasta) dan lain-lain.

4
Ibid Hal. 54
5
Budiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press

5
b. Variabel Ordinal; variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam
atribut tertentu. misalnya ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah (dipilah
dalam ranking tinggi, sedang dan rendah).
c. Variabel Interval; variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran di mana
pengukuran itu di asumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Sifat
yang melekat pada variabel ini yaitu adanya penggolongan, urutan atau
ranking dan satuan pengukuran. Misalnya prestasi belajar, penghasilan dan
sikap yang dinyatakan dalam skor.
d. Variabel Ratio; variabel dalam kuantifikasinya terdapat nol mutlak. Sifat
variabel ratio yaitu adanya penggolongan, ranking, satuan pengukuran dan nol
mutlak.
Lebih lanjut Budiyono menyatakan bahwa menurut fungsinya, variabel
dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering disebut
dengan variabel independen atau variabel penyebab. Variabel terikat dipikirkan
sebagai variabel yang keadaannya tergantung (terikat) kepada variabel bebas.6
Arikunto membedakan variabel menjadi variabel kuantitatif dan variabel
kualitatif. Variabel kuantitatif dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: menjadi
variabel diskrit dan variabel kontinum (discrete and continuous).7
a. Variabel Diskrit; disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena
hanya diategorikan dalam 2 jawaban yang berlawanan yaitu “ya” dan “tidak”.
b. Variabel Kontinum; dipisahkan dalam 3 variabel kecil yaitu varibel ordinal,
interval, dan rasio.
Lebih lanjut Arikunto mengungkapkan bahwa variabel penelitian ditinjau dari
sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu:8
a. Variabel Statis; variabel yang tidak dapat dirubah keberadaannya seperti jenis
kelamin, tempat tinggal, dan lain-lain.

6
Ibid Hal. 36
7
Arikunto, Suharsimi. Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta
8
Ibid Hal. 47

6
b. Variabel Dinamis; variabel yang dapat dirubah keberadaannya, berupa
pegubahan, peningkatan, atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan, motivasi
kepedulian, dan lain-lain.

3. Macam-macam Paradigma Penelitian


Paradigma mengacu pada model penyelidikan dan alat khusus, instrumen dan
prosedur yang diterima secara universal yang digunakan untuk meneliti dalam
disiplin keilmuan. Paradigma penelitian memiliki akar filosofis yaitu peneliti secara
sadar atau tidak sadar mengikuti paradigma yang membentuk cara berpikirnya kearah
pendekatan umum. Artinya sebuah masalah penelitian dapat mengambil berbagai
pendekatan sebagaimana ditentukan oleh peneliti. Di dalam paradigma itu sendiri ada
pihak-pihak yang berkeberatan terhadap metode tertentu, namun ada juga pihak yang
menerima
Denzin dan Lincoln mendefinisikan Paradigm as basic belief systems based
on ontological, epistomological, and methodological assumptions. A paradigm may
be viewed as a set of basic beliefs (or metaphysics) that deals with ultimates or first
principle. (Paradigma merupakan sistem keyakinan dasar berdasarkan asumsi
ontologis, epistomologis, dan metodologi. Suatu paradigma dapat dipandang sebagai
seperangkat kepercayaan dasar (atau yang berada di balik fisik yaitu metafisik) yang
bersifat pokok atau prinsip utama). Sedangkan Guba menyatakan suatu paradigma
dapat dicirikan oleh respon terhadap tiga pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan
ontologi, epistomologi, dan metodologi.9
Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme yang
pertama kali diperkenalkan oleh Emile Durkhim. Pandangan filsafat positivisme
adalah bahwa tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-gejala sosial yang
disebut fakta-fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus dipelajari secara objektif,
yaitu dengan memandangnya sebagai “benda,” seperti benda dalam ilmu pengetahuan

9
Denzin dan Lincoln. ed. Hand Book of Qualitative Research. London: Sage Publication Thousand Oaks

7
alam. Caranya dengan melakukan observasi atau mengamati fakta sosial untuk
melihat kecenderungan-kecenderungannya, menghubungkan dengan fakta-fakta
sosial lainnya, dengan demikian kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial
tersebut dapat diidentifikasi. Penggunaan data kuantitatif diperlukan dalam analisis
yang dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya demi tercapainya ketepatan data
dan ketepatan penggunaan model hubungan variabel bebas dan variabel tergantung.
Pada buku yang lain Suparlan menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif
memusatkan perhatiannya pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu
dalam kehidupan manusia, yang dinamakan variabel. Hakikat hubungan antara
variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif. Karena sasaran
kajian dari penelitian kuantitatif adalah gejala-gejala, sedangkan gejala-gejala yang
ada dalam kehidupan manusia itu tidak terbatas banyaknya dan tidak terbatas pula
kemungkinan-kemungkinan variasi dan hierarkinya, maka juga diperlukan
pengetahuan statistik. Statistik dalam penelitian kuantitatif berguna untuk
menggolong-golongkan dan menyederhanakan variasi dan hierarki yang ada dengan
ketepatan yang dapat diukur, termasuk juga dalam penganalisaan dari data yang telah
dikumpulkan.
Dari uraian Suparlan tersebut sudah jelas perbedaan yang fundamental antara
penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Agar terdapat gambaran yang lebih
rinci perbedaan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif akan dikemukakan
pandangan Cresswell, Denzin & Lincoln, Guba & Lincoln, dan Moustyan (1995)
dalam Neuman sebagai berikut.10
a. Quantitative Style (Model Kuantitatif)
 Measure objective facts (mengukur fakta yang objektif)
 Focus on variabels (terfokus pada variabel-variabel)
 Reliability is key (reliabilitas merupakan kunci)
 Value free (bersifat bebas nilai)

10
Denzin dan Lincoln. ed. Hand Book of Qualitative Research. London: Sage Publication Thousand Oaks

8
 Independent of context (tidak tergantung pada konteks)
 Many cases subjects (terdiri atas kasus atau subjek yang banyak)
 Statistical analysis (menggunakan analisis statistik)
 Researcher is detached (peneliti tidak terlibat)
b. Qualitative Style (Model Kualitatif)
 Construct social reality, cultural meaning (mengonstruksi realitas sosial,
makna budaya)
 Focus on interactive processes, events (berfokus pada proses interpretasi
dan peristiwa-peristiwa)
 Authenticity is key (keaslian merupakan kunci)
 Values are present and explicit (nilai hadir dan nyata / tidak bebas nilai)
 Situationally constrained (terikat pada situasi / terikat pada konteks)
 Few cases subjects (terdiri atas beberapa kasus atau subjek)
 Thematic analysis (bersifat analisis tematik)
 Researcher is involved (peneliti terlibat)

B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan atau
mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut
bersifat spesifik (tidak beinterpretasi ganda) dan terukur (observable atau
measurable). Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah cara di mana variabel
dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya sehingga dalam Definisi Operasional
mencakup penjelasan tentang :

9
1. Nama variabel
2. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian.
3. Hasil Ukur / Kategori
4. Skala Pengukuran.
Defenisi operasional adalah mendefenisikan suatu variabel yang akan diamati
dalam proses dengan mana variabel itu akan diukur. Defenisi operasional adalah
mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dan dapat diuji dan
ditentukan kebenarannya oleh orang lain.11
Operasionalisasi variabel merupakan proses mengubah definisi nominal
menjadi definisi operasional. Misalnya definisi nominal dari disiplin adalah "tingkat
kepatuhan seseorang kepada aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi".
Definisi operasionalnya: Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00, setiap tanggal
17 mengikuti apel, tidak merokok di tempat yang ada larangan merokok, meminta ijin
kepada yang berwenang jika meninggalkan kantor pada saat jam kerja, dan lain
sebagainya. Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan
definisi nominal. Oleh karena itu, sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti
harus membuat definisi nominal terlebih dahulu variabel penelitiannya. Definisi
nominal dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam
kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para
akhli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya.
Kalau variabelnya adalah "Peran Kepala Desa", maka peneliti harus mempelajari
konsep "peran Kepala Desa". Apa itu peran?. Peneliti tidak bisa hanya mengutip satu
atau dua pendapat saja. Makin banyak pendapat para akhli yang dikutip, makin besar
kemungkinan kebenaran makna definisi nominal variabel penelitiannya. Untuk
memudahkan, langkah awal yang bisa diambil guna menyusun definisi nominal
variabel penelitian adalah melihat kamus umum. Kalau variabel tersebut berasal dari
kata asing, misalnya dari bahasa Inggris, maka kamus bahasa Inggris yang dipakai.
11
Hidayat, A. Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba,

10
Baru setelah itu mencari dari buku-buku khusus yang membahas konsep atau variabel
penelitiannya. Jika buku yang dibacanya cukup tebal sehingga sulit menemukan kata
yang dicarinya, manfaatkan indeks yang ada di buku tersebut. Melalui indeks, peneliti
dapat dengan mudah menemukan nomor halaman di mana kata yang dimaksudkan
dibahas.

C. INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANNYA


Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian. Mutu penelitian
sangat dipengaruhi oleh instrumen penelitian yang digunakan, karena kevalidan dan
kesahihan data yang diperoleh dalam suatu penelitian dsangat ditentukan oleh tepat
tidaknya dalam memilih instrumen penelitian. Instrumen atau alat pengumpul data
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian.
Data tersebut dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan
instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat
sendiri. Penggunaan instrumen yang telah tersedia adalah instrumen yang sudah
ditetapkan atau dibakukan untuk mengumpulkan data variabel penelitian yang telah
ditentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum tersedia untuk variabel tertentu
dalam penelitian tersebut maka peneliti dapat menyusun sendiri instrumen yang yang
akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.12
Suryabrata mendefisikan instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
untuk merekam yang pada umumnya secara kuantitatif. Arikunto mendefinisikan
bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya. Sedangkan Ibnu Hajar menyebutkan bahwa instrumen

12
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta

11
penelitian adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variabel yang karakteristik dan objektif.13
Dari uraian beberapa pakar di atas, dapat penulis mengambil suatu
generalisasi bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara
kuantitatif dan disusun secara sistematis.
Instrumen yang dipergunakan dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian
itu harus memperhatikan validitas dan reliabelitas, karena sesungguhnya data yang
baik adalah data yang valid dan reliable. Menurut Sukidin, dkk berpendapat bahwa
instrumen valid adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur misalnya bahwa penggaris adalah alat yang valid untuk mengukur panjang,
bukan untuk mengukur berat. Sedangkan instrumen reliable adalah instrumen yang
konsisten (tepat/akurat) dalam mengukur yang seharusnya diukur.
Sutrisno Hadi menyebutkan bahwa yang menjadi instrumen yang valid itu
memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) pengukuran dengan alat pengukur yang
lain sebagi prediktor, (2) adanya standisasi group tertentu untuk mengadakan
observasi sebagai sebuah kriterium, (3) diselidiki ada atau tidaknya kecocokan antara
hasil prediktor dengan hasil kriterium.14
Setyosari berpendapat bahwa validitas terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : (1)
validitas logis, yakni diperoleh dengan usaha yang sangat hati-hati sehingga secara
logika instrumen itu dicapai menurut validitas yang dikehendaki, (2) validitas
empiris, yaitu validitas yang diperoleh berdasarkan pengalaman.15
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa di dalam
penyusunan instrumen penelitian suatu penelitian, data yang dihasilkan nanti harus
mempunyai kebenaran yang dapat diukur serta mempunyai konsistensi kebenaran
terhadap suatu objek. Hal ini dimaksudkan supaya ada relevansi antara hipotesis dan

13
Ibid Hal. 37
14
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset,
15
Hajar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada

12
kenyataan yang diperoleh melalui pengalaman secara optimal yang dengannya
kesahihan penelitian dapat diterima secara logis oleh akal.
Menyusun instrumen penelitian penelitian dilakukan setelah peneliti
memahami betul apa yang menjadi variabel penelitian. Pemahaman peneliti terhadap
variabel dan hubungan antar variabel akan mempermudah peneliti dalam menentukan
dan menyusun intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah memahami variabel
peneliti dapat menyusun instrumen untuk dapat menjabarkan kedalam bentuk sub
variabel, indikator, deskriptor dan butir-butir pertanyaan dan angket dalam daftar
cocok atau pedoman observasi. Dengan demikian maka instrumen penelitan menjadi
hal penting untuk menjaga agar penelitian yang dilakukan tersebut bermutu dan
berkualitas.

D. DATA SUMBER DATA PENELITIAN


Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah
ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation
(menerangkan, menjeleskan), karena itu bersifat to learn about the people
(masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding
(memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the
people (masyarakat sebagai subyek).
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada.16
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan nara sumber.17

16
Hidayat, A. Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba,
17
Ibid Hal. 47

13
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa
absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang
diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.18

E. PENGUMPULAN DATA
Proses pengumpulan data penelitian kuantitatif harus terprogram dan terencana.
Hal-hal yang harus disiapkan oleh peneliti dalam tahap pengumpulan data adalah
sebagai berikut.19
a. Membuat schedule penelitian
Schedule penelitian berisi hal-hal yang harus dikerjakan, kapan waktunya dan
deadline selesai dan lain-lain.
b. Persiapan admisintrasi
Persiapan administrasi yang dimaksud seperti meliputi persiapan surat-
menyurat, pengurusan ijin penelitian, persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan alat-
alat penelitian, dan lain-lain.
c. Organisasi tim peneliti
Organisasi ini untuk penelitian kolektif, untuk penelitian individual tidak
memerlukan pengorganisasian seperti ini.
d. Penyusuan anggaran penelitian
Bagi penelitian individual penyusuan anggaran tidak mutlak diperlukan
karena semua pengeluaran langsung dikoordinasi sendiri dengan biaya sendiri. Tapi
bagi penelitian kolektif yang membutuhkan donor dari pihak lain maka perlu
membuat rencana anggaran dana.
e. Lembaga donor
Lembaga donor ini dibagi menjadi dua yaitu lembaga donor pemerintah dan
non pemrintah.

18
Ibid Hal 48
Guba, Egon. The Paradigm of Dialog. London: Sage Publication Thousand Oaks,
19

14
f. Ujicoba dan revisi instrument penelitian
Adapun instrument penelitian yang membutuhkan uji coba adalah jenis
angket. Sedangkan jenis wawancara, observasi, interview, dokumentasi dan lainnya
tidak harus diuji cobakan. Karena instrument ini selalu bersama peneliti.
g. Field workers dan tenaga asisten
Tenaga bantu ini diperlukan biasanya dalam penelitian kuantitatif yang
dilakukan pada populasi yang sangat luas. Sehingga peneliti membutuhkan bantuan
orang lain.
h. Mengambil data dilapangan
Apabila seluruh persiapan penelitian diatas sudah selesai maka pengumpulan
data bisa dimulai. Beberapa ahli mengatakan bahwa jika suatu penelitian sudah
sampai pada pengumpulan data maka penelitian tersebut 80% sudah selesai.

Adapun etika dalam pengumpulan data yang sebaiknya diterapkan peneliti


adalah: pertama, mampu meyakinkan bahwa privasi dan kerahasiaan responden
adalah tanggung jawab peneliti. Kedua, tujuan penelitian harus dijelaskan pada
subjek penelitan. Ketiga, jangan bertanya data yang sifatnya pribadi yang tidak ada
sangkut pautnya dengan tujuan penelitian. Keempat, jika responden tidak setuju atau
tidak tertarik untuk memberikan respon maka harus tetap di hormati. Lima, tidak
boleh terjadi distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama penelitian.

1. Metode Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain.
Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan metode tergantung dari
masalah yang dihadapi atau yang diteliti.20
20
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta,

15
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Metode pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.21
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian
yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Untuk
mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan
diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang
sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan
tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian,
akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan
metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya.
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga
sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan
dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket
(questionnaire), wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dapat dilakukan
21
Ibid Hal. 89

16
dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan
lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview,
kuesioner (angket), observasi.
a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Sugiyono mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
 Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
 Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
 Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

17
peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.
Iskandar mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai
berikut:
 Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran,
maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada
skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel
yang diteliti.
 Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
 Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa
terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
 Pertanyaan tidak mendua
 Tidak menanyakan yang sudah lupa
 Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring
pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
 Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
 Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
c. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan sistematik terhadap
gejala yang tampak pada obyek penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan observer
agar pelaksanaannya efektif yaitu:
 Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai obyek yang akan diobservasi.
 Memahami tujuan penelitian secara holistik.

18
 Mengadakan pencatatan yang komprehensif.
 Menentukan cara dan alat yang digunakan dalam mencatat data
 Memiliki keterampilan menggunakan cara dan alat hasil observasi.
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian
format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat
data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalnya memperhatikan
reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai
reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.

F. ANALISIS DATA
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian merupakan bagian yang amat
penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data dapat diberi arti dan
makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah
dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan
kategorisasi, dilakukan manipulasi sehingga mempunyai makna.22
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan
yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran dan pemaknaan.
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data
lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam
penelitian kuantitatif, baik melalui pengolahan statistik inferensial maupun statistik
deskriptif. Dalam penelitian kuantitatif, angka-angka yang diperoleh melalui alat
pengumpul data harus diolah secara kuantitatif.

Hidayat, A. Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba.
22

19
Analisis penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan pendekatan analisis
kuantitatif secara deskriptif dan atau analisis kuantitatif secara inferensial. Sesuai
dengan namanya analisis deskriptif adalah analisis yang hanya akan mendeskripsikan
keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai
dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk
angka-angka sehingga memberi suatu kesan lebih mudah dipahami maknanya oleh
siapapun yang membutuhkan informasi terhadap gejala yang diamati. Statistik
deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi data angka, agar
dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala,
peristiwa atau keadaan,sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
Statistik inferensial fungsinya lebih luas, sebab tidak hanya sekedar
menggambarkan fenomena, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas
ke dalam wilayah populasi. Penggunaan statistik inferensial menuntut pensyaratan
yang ketat dalam penentuan sampel yang representative.
Adapun langkah-langkah atau tahapan pengolahan data jenis penelitian
kuantitatif adalah:
a. Memeriksa (Editing)
Pada tahapan ini data yang terkumpul melalui daftar pertanyaan atau
pernyataan baik kuesioner maupun wawancara perlu dibaca kembali. Editing adalah
proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian,
keterbatasan tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan data
yang digunakan, dan lain-lain.
b. Memberi Tanda Kode (Coding)
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang merupakan jawaban
responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisi data. Hal ini
sangat penting artinya apalagi pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer. Pemberian kode pada data apat dilakukan dengan melihat jawaban
dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Uraian tersebut mendasari

20
batasan pengertian Coding adalah kegiatan pemberian kode pada setiap data yang
terkumpul disetiap instrument penelitian.
c. Tabulasi Data (Tabulating)
Tabulasi data merupakan proses penyajian data yang dilakukan dengan cara
memasukkan data ke dalam table atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan
dan evaluasi. Tabulasi data dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian karena
data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel yang
mudah dipahami maknanya.
Pengolahan statistik sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
relatif berupa persentase, mean, median dan modus. Dapat pula menyajikan dalam
bentuk tabel silang. Kegunaan tabel silang antara lain:
 Menganalisis hubungan antar variabel.
 Mengatur data untuk keperluan statistic
 Mengontrol variabel tertentu sehingga dapat dianalisis tentang ada tidaknya
hubungan tertentu.
 Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun jawaban instrument.
d. Interpretasi Data
Setelah data yang terkumpul diolah dan dianalisis statistik, harus
diinterpretasikan atau ditafsirkan agar penarikan kesimpulan lebih mudah dilakukan.
Interpretasi merupakan penjelasan rinci tentang arti dan makna materi yang
dipaparkan. Interpretasi memiliki dua aspek, yaitu:
 Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, maksudnya
menghubungkan hasil suatu penelitian dengan penelitian sebelumnya.
 Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menjelaskan.
Kedudukan interpretasi dalam rangkaian proses analisis data penelitian sangat
urgen. Interpretasi harus dilakukan dengan cermat, sebab kualitas analisis sangat
tergantung dari kualitas interpretasi yang dibuat peneliti terhadap data.

21
G. PENARIKAN KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan bagi peneliti merupakan hal yang perlu kehati-hatian
khusus. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, peneliti akan membuat
generalisasi dan kesimpulan dari hasil penelitian. Generalisasi disebut sebagai suatu
hal yang berkaitan dengan pembentukan gagasan peneliti berdasarkan interpretasi
data. Dalam penelitian generalisasi harus mempunyai kaitan dengan teori yang
mendasari penelitian.
Kesimpulan pada dasarnya adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah
ditetapkan pada bagian awal penelitian, sehingga idealnya kesimpulan penelitian
disesuaikan dengan rumusan masalah yang diajukan. Dapat pula dikatakan bahwa
kesimpulan adalah jawaban atas rumusan masalah.

22
BAB III
PENUTUP

C.

D. KESIMPULAN
Dari kajian yang dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa poin penting
sebagai kesimpulan, yaitu:
1. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Variabel dapat dibedakan dari aspek hubungan antara variabel, proses
kuantifikasi variabel, fungsi, dan sifat variabel.
3. Pada penelitian model kuantitatif, dilihat dari: 1) mengukur fakta yang
objektif, 2) Terfokus pada variabel-variabel, 3) Reliabilitas merupakan
kunci, 4) Bersifat bebas nilai, 5) Tidak tergantung pada konteks, 6) Terdiri
atas kasus atau subjek yang banyak, 7) Menggunakan analisis statistik, dan
8) Peneliti tidak terlibat. Sedangkan pada model Kualitatif, dilihat dari: 1)
Mengonstruksi realitas sosial, makna budaya, 2) Berfokus pada proses
interpretasi dan peristiwa-peristiwa, 3) Keaslian merupakan kunci, 4) Nilai
hadir dan nyata / tidak bebas nilai, 5) Terikat pada situasi / terikat pada
konteks, 6) Terdiri atas beberapa kasus atau subjek, 7) Bersifat analisis
tematik, dan 8) Peneliti terlibat.
4. Definisi operasional mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

23
atau fenomena, sehingga variabel tersebut bersifat spesifik (tidak
beinterpretasi ganda) dan terukur (observable atau measurable).
5. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah
research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara
kuantitatif dan disusun secara sistematis.
6. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada.

E. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, pemakalah menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun terciptanya
makalah yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
maupun pemakalah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.


Arikunto, Suharsimi. Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta,
Budiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press,
Denzin dan Lincoln. ed. Hand Book of Qualitative Research. London: Sage Publication Thousand
Guba, Egon. The Paradigm of Dialog. London: Sage Publication Thousand Oaks,
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.
Hajar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.
Jakarta: Grafindo Persada.
Hidayat, A. Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data.
Surabaya: Salemba.

25

Anda mungkin juga menyukai