Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURANNYA”

Penulisan Makalah Ini Digunakan Sebagai Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode
Penelitian. Yang Di Ampuh Oleh Dr.Sukaris , S.E, M.SM

Disusun Oleh:

Muhammad Arinal Haq : 200301113

Putri Iyliana Natasha : 200301115

Kelas: (Manajemen Pemasaran A-SR)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN 2022-2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang “ Variable Penelitian dan


Pengukurannya” penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, antara lain:

1. Bapak Dr.Sukaris, S.E, M.SM selaku Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian.
2. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu, dalam penyelesaian makalah
ini.

Semoga atas jerih payah dan sumbangsih pemikirannya diterima oleh Allah SWT. Amin,
dan penulis berharap semoga makalah ini, bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber
bacaan yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan berbahasa indonesia.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
penulisan selanjutnya

Gresik, 11 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

1. Latar Belakang....................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...............................................................................................4
3. Tujuan Penulisan.................................................................................................4
4. Manfaat Penulisan...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5

1. Pengertian Variabel.............................................................................................5
2. Jenis – Jenis Variabel Penelitihan......................................................................6
3. Definisi Operasional Variabel............................................................................9
4. Pengukuran Data...............................................................................................11
5. Jenis Pengukuran Data.....................................................................................11
6. Scale Wording....................................................................................................18
7. Measurement......................................................................................................19

BAB III PENUTUP.......................................................................................................22

Kesimpulan.....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis, variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara
satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel juga
dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Variabel ini
menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa
adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita kurang
mengetahui mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis variabel dalam
penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya membahas
variabel menjadi suatu hal yang sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Variabel
2. Jenis - Jenis Variabel Penelitihan
3. Definisi Operasional Variabel
4. Pengukuran Data
5. Jenis Pengukuran Data
6. Scale Wording
7. Measurement

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk Mengetahui Variabel Penelitihan dan Macam - Macam Variabel
Penelitihan
2. Untuk Mengetahui Variabel Sebagai Obyek Penelitihan
3. Untuk Memahami Variabel Penelitihan

1.4 Manfaat Penulisan

Mahasiswa dapat memahami Variabel Penelitihan dan Macam – Macam


Variabel Penelitihan Dengan Baik

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variabel

Pada hakikatnya proses penelitian itu merupakan langkah dan kegiatan untuk menguji
suatu variabel. Dengan demikian, penelitian itu akan dapat dilakukan apabila peneliti sudah
dapat menetapkan variabel-variabel apa saja yang akan diamati. Suatu variabel dapat
diartikan sebagai suatu karakteristik, ciri, sifat, watak, atau keadaan yang melekat pada
seseorang atau objek.

Ada sebagian peneliti yang memiliki pandangan bahwa suatu variabel itu sama
dengan faktor, sehingga penggunaan kata variabel dan faktor sering kali di campur adukan.
Dalam praktek, istilah variabel dipakai oleh para ilmuwan dan peneliti sebagai sinonim untuk
kontruk atau hal sedang diteliti. Sehingga, suatu variabel merupakan simbol yang diberi
angka atau nilai (Emory:1995).

Para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda mengenai variabel. Perbedaan ini
disebabkan karena masing-masing ahli memberikan penekanan atau menitikberatkan pada
sifat, watak, nilai atau memberikan konsep yang berbeda. Beberapa pengertian lain yang
menyangkut variabel dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

1. Variabel merupakan atribut seseorang atau objek yang mempunyai "variasi" antara
satu orang dengan orang lain, atau satu objek dengan objek lain (hatch dan
Farhady:1981). Pintar, berat badan,malas, tidak semangat, kemampuan, dan daya
tanggap adalah atribut dari seseorang.
2. Kerlinger (1973) mengartikan variabel sebagai bentuk konstruk (constructs) atau sifat
yang akan dipelajari. Misalnya, tingkat aspirasi, pengahasilan, pendidikan, status
sosial, dan jenis kelamin.Dengan demikian, variabel merupakan suatu yang bervariasi.
3. Soehardi Sigit (1999) mendefinisikan variabel sebagai sesuatu yang bervariasi pada
beberapa subjek, baik barang, orang, atau kasus.Bervariasi memiliki arti berbeda-
beda, tidak sama intensitasnya, banyaknya, atau kategorinya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel


merupakan atribut, ciri, sifat, kemampuan dan ukuran lainnya yang berbeda-beda (bervariasi)
yang di tetapkan oleh peniliti untuk dikaji dan dipelajari. Sebaliknya, kumpulan dari suatu
yang berbeda-beda itu, baik atribut, ciri, kemampuan, dil disebut sebagai faktor.

5
Untuk membedakan antara mana yang disebut sebagai faktor dan mana yang disebut
sebagai variabel, maka dapat dibuatkan ilustrasi sebagai berikut: apabila kita ingin
menanyakan mengapa konsumen cenderung memilih produk A dari pada produk B, maka
alternatif jawabannya ada empat: a) alasan harga, b) alasan kualitas atau mutu produk, c)
alasan kemudahan mendapatkan barang atau distribusi, dan d) alasan promosi. Empat alasan
itu merupakan pengertian dari faktor. Tetapi, kalau empat alasan itu dijelaskan lagi dengan
menunjukkan atribut, ciri, sifat dari objek yang diamati, maka atribut-atribut itu dinamakan
variabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor merupakan kumpulan dari
berbagai macam variabel (atribut,ciri,karakteristik, sifat, dll). Seorang peneliti bisa
melakukan pengkajiansecara langsung terhadap variabel-variabel yang akan diamati, atau
mengelompokkan terlebih dahulu variabel-variabel itu kedalam suatu

2.2 Jenis – Jenis Variable Penelitian

Untuk mengetahui jenis-jenis variabel yang dipergunakan dalam penelitian, maka


peneliti dapat mengetahuinya dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel
lainnya. Jenis-jenis variabel itu antara lain:

1) Variabel Independen dan Dependen:


Variabel Independen (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi
atau menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Sedangkan variabel dependen (dependent variable) itu sendiri adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel independen.

Pola hubungan dari variabel Independen dan Dependen dapat berbentuk macamam-
macam. Kalau hubungan itu hanya antara satu variabel dengan satu variabel saja,
maka disebut hubungan bivariat (biuariate relationship). Jika hubungan itu antara satu
atau lebih variabel dengan yang lainnya juga satu atau lebih variabel, maka hubungan
atau kaitan itu disebut hubungan variabel berganda (multivariate relationship).
Dengan demikian, apabila peneliti telah mengetahui mana di anatara variabel itu yang
menjadi sebab, dan manakah yang menjadi akibat.

akibat (dependent atau independet) ,maka hubungan itu disebut hubungan asimetris
(asymetric realtionship).

6
Syarat untuk dapat dikatakan bahwa hubungannya itu adalah asymetris, jika dapat
dipastikan bahwa:
a) Ada perbedaan waktu atau saat mengenai terjadinya perubahan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terjadi terlebih dahulu, kemudian
variabel terikat mengikutinya.
b) Di antara dua variabel itu menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh
adalah variabel yang nilai skalanya tidak mungkin berubah dari semula sampai
kapanpun, artinya sudah tetap tidak berubah (fixity) atau permanen, sedangkan
yang terikat itu skalanya dapat berubah atau dapat diubah (alterability).

Contoh rumusan masalah yang menggambarkan pola hubungan asymetris (variabel


dependen dan independen) adalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat hubungan antara kegiatan pameran (sales promotion)


terhadap profitabilitas perusahaan?
2) Apakah upah atau gaji yang tinggi memiliki hubungan dengan produktifitas
kerja karyawan?

Emory juga telah membuat suatu rumusan seperti yang tampak dalam gambar
dibawah yang dapat digunakan untuk menetapkan mana yang tergolong variabel
independen dan mana yang tergolong variabel dependen.

2) Variabel Sela (intervening variable)

Variabel sela atau sering disebut juga sebagai variabel antara adalah variabel
yang berada di tengah antara variabel independen dan variabel dependen. Berbeda

7
dengan variabel dependen dan independen,variabel sela sulit untuk dilihat, diukur,
atau dimanipulasi. Dalam suatu analisis biasanya variabel ini dipengaruhi oleh
variabel independen secara langsung, dan kemudian variabel sela akan mempengaruhi
variabel dependen.

Untuk dapat mengetahui keberadaan dari variabel sela, maka peneliti harus
banyak membaca teori-teori yang yang berkaitan dengan variabel dependen (terikat).
Karena bisa saja terjadi suatu tindakan tidak akan berpengaruh secara langsung tanpa
ada pengaruh dari variabel sebelumnya.

Sebagai contoh, gaji dan kemampuan (variabel independen) merupakan


komponen yang berpengaruh terhadap prestasi kerja (variabel dependen). Namun,
pada kenyatannya ada seorang karyawan yang memiliki gaji yang tinggi, dan
kemampuan yang cukup ternyata prestasi kerjanya rendah juga. Ternyata, setelah
diamati karyawan tersebut mengalami stress pada saat bekerja. Dalam hal ini stress
merupakan variabel sela atau antara.

3) Variabel Luar Biasa (extraneous variables)

Kedudukan variabel luar biasa (extraneous uariables) sering kali mengaburkan


hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Oleh karena itu variabel
ini biasa disebut sebagai variabel yang mendahului dua variabel yang berhubungan.
Tetapi, variabel luar biasa justru mempengaruhi pada dua variabel yang berhubungan
sebelumnya. Sehingga hubungan dua variabel sebelumnya tentu akan lenyap.

Sebagai contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan


strategi pemotongan harga akan dapat meningkatkan jumlah penjualan. Bila kita
amati, sepintas memang ada hubungan yang kuat antara strategi pemotongan harga
dengan tingkat penjualan. Namun, apabila kita mengajukan suatu pertanyaan apakah
hubungan itu bukan merupakan suatu kebetulan saja? Bagaimana dengan pengaruh
variabel lain? bisa saja faktor pemotongan harga dan tingkat penjualan itu dipengaruhi
oleh kemampuan daya beli Konsumen (variabel luar biasa).

4) Variabel Moderator

Lain halnya dengan extraneous variables, variabel moderator justru akan


semakin memperkuat kedudukan variabel independen.Dalam hal ini, hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen tidak akan lenyap. Variabel moderator

8
dapat ditempatkan sebagai variabel independen sehingga variabel independen tadi
dapat menjadi variabel dependen. Jadi, kemampuan daya beli konsumen merupakan
variabel independen terhadap harga dan tingkat penjualan (variabel dependen).

Agar peneliti dapat memimiliki pemahaman yang jelas terhadap masalah yang
akan diteliti, maka kejelasan hubungan antar variabel menjadi sangat penting. Karena
suatu penelitian berawal dari adanya masalah dan dipotesis yang masing-masing di
dalamnya terdapat variabel.

2.3 Definisi Operasional Variable


Setelah ditetapkan mana yang tergolong dependent variable dan mana yang
termasuk independent variable, proses berikutnya adalah memberikan penjelasan
(pendefinisan) terhadap masing-masing variabel yang digunakan itu. Langkah ini
penting dilakukan untuk memperkuat pemahaman dan kesamaan persepsi tentang apa
yang diamati. Perbedaan persepsi antara peneliti, responden, pembimbing, dan
pembaca sangat mungkin terjadi mengingat masing-masing pihak memiliki latar
belakang pengetahuan yang berbeda-beda.

Pendefinisian terhadap variabel dapat digolongkan dalam dua bentuk, yaitu: a)


definisi formal atau definisi konstitutif, dan b) definisi operasional. Dalam suatu
penelitian, definisi operasional sangatlah ditekankan karena definisi ini akan
menghubungkan konsep-konsep atau konstruk yang diteliti dengan gejala empirik.

1) Definisi Formal atau Konstitutif

Definisi formal atau konstitutif merupakan penjelasan konsep


(variabel) dengan kata-kata atau istilah lain atau sinonimnya yang dianggap
sudah dipahami oleh pembaca. Ada juga ahli yang menyatakan bahwa definidi
konstitutif itu adalah definisi menurut kamus. Sebagai contoh, apabila masalah
penelitiannya adalah "apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dan
produltifitas kerja di PT. Maju jaya?

Masalah di atas mencerminkan adanya tiga konsep yang harus di


definisikan. Definisi menurut Kamus besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka
(1998): kepuasan ialah perihal yang bersifat puas; kesenangan; kelegaan;dsb.

9
Puas, merasa senang (lega, gembira, kenyang, dsb). Kerja ialah kegiatan
melakukan sesuatu. Produktifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan
sesuatu; daya; produksi; keproduktifan. PT. Mau jaya, tidak terdapat dalam
kamus.

2) Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana operasi
atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator
yang menunjukkan indikator yang dimaksud. Dengan kata lain, definisi
operasional adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel
(kasus) tersebut di dunia nyata atau di lapangan, dengan merumuskan secara
pendek dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran (Soehardi
Sigit:1999).

Dengan mengambil contoh masalah di atas, maka masing-masing variabel


dapat di deinisikan secara operasional sebagai berikut:
 Kepuasan kerja adalah perasaan lega atau senang yang
dirasakan oleh karyawan (yang bekerja) di PT. Maju Jaya
terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya, yang dapat diukur
atas dasar jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada
mereka.

 Produktifitas kerja adalah perbandingan antara nilai hasil


produksi menurut harga pokok selama satu bulan kerja dengan
uang yang dibayarkan kepada karyawan yang mengerjakannya
selama satu bulan yang dapat diperoleh angka-angkanya dalam
catatan-catatan yang bertalian dengan hasil produksi dan biaya-
biaya karyawan selama bulan tertentu, yang diperoleh di PT.
Maju Jaya.

PT. Maju Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak di


bidangproduksi rokok yang berlokasi di Jl. Bendungan sutami no 188,
kota malang, kabupaten Malang, propinsi Jawa Timur.

10
Diharapkan dengan dengan adanya definisi operasional itu akan mempertajam
dan membentuk kesamaan arti terhadap masalah yang diteliti. Sehingga
pembaca, peneliti, atau pun dosen pembimbing dapat lebih mudah memahami
hasil-hasil yang dicapai melalui penelitian.

2.4 Pengukuran Data: Scale & Measurement

Setelah hipotesis dikembangkan (didalamnya berisi paling sedikit dua variabel


konstruk sesuai hipotesis), model penelitian dibangun,variabel indikator diuji dan
ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan instrumen pengumpul data
khususnya alat pengukur data dan ukuran yang digunakan pada pengukur data tensebut
atau yang disebut scale & measurement seperti yang akan diuraikan pada bagian berikut
ini. Untuk memahami perbedaan antara scale dan measurement, pembaca mohon
memperhatikan gambar dibawah berikut ini.

Gambar diatas adalah gambar alat penimbang badan bathroor scale, Dua komponen
utama dari apa yang tersaji dalam gambar tersebut adalahScale dan score-measures. Scale
adalah 'alat penimbang, yang digunakan menimbang badan.Sedangkan measurement adalah
cara alat untuk penimbang badan tersebut menyatakan berat badan yang ditimbang.

Dengan demikian yang dimaksud dengan scale adalah alat pengukur data atau kongkritnya
jenis pertanyaan seperti apa yang digunakan untuk menghasilkan data.

11
2.5 Scales: Jenis Pengukur Data (Scales& Scale Types)

Secara umum dikenal empat jenis pengukur data (scales) sebagai berikut:

1. Pengukur data Nominal (Nominal Scale)


2. Pengukur data Ordinal (Ordinal Scale)
3. Pengukur data Interval (Interval Scale)
4. Pengukur data Rasio (Ratio Scale)

 Pengukur Data Nominal (Nominal Scale)

Pengukur data nominal adalah sebuah pengukur data yang menghasilkan


"Nomen" yaitu nama atau tanda. Dengan demikian, bila kita ingin mengetahui nama atau
tanda dari sesuatu, maka pengukur data yang digunakan adalah pengukur data nominal.

Misalnya peneliti ingin mengetahui nama tempat tinggal seseorang. Ia lalu


bertanya dimanakah saudara bertempat tinggal? Karena yang ditanyai adalah penduduk
kota Semarang, maka jawaban yang diberikan terhadap pengukur data ini adalah salah
satu dari empat altenatif berikut ini.

 Semarang Selatan
 Semarang Utara
 Semarang Timur
 Semarang Barat
 Semarang Tengah

Untuk memudahkan mengelola data tersebut, si peneliti lalu menggunakan


“measurement” tertentu untuk memberi tanda pada jawaban yang diterima, misalnya:

 Bila menjawab Semarang Selatan, diberi tanda = l


 Bila menjawab Semarang Utara, diberi tanda = 2
 Bila menjawab Semarang Timur, diberi tanda = 3
 Bila menjawab Semarang Barat, diberi tanda = 4
 Bila menjawab Semarang Tengah, diberi tanda = 5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bilaScale yang digunakan adalah


"Dimana tempat tinggal saudara”....... dapatlah diduga bahwa jawabannya pastilah sebuah

12
nama atau tanda, oleh karena itu scale ini disebut "Nominal Scale". Sedangkan
“measurement” yang di gunakan adalah 1, 2, 3, 4, 5 sebagai sebuah angka yang mewakili
sama atau tanda dari jawaban yang diperoleh. Skala nominal yang menghasilkan
measurement tertentu, hanya berguna untuk menghitung frekuensi.

Nominal scale dapat di susun dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Salah satu cara yang paling sering digunakan peniliti untuk mendapatkan “anominally
sealed measure” atau angka ukuran yang berskala nominal adalah dengan meminta respon

memberikan satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan bentuk
umum dari cara ini adalah sebagai berikut:

Nampak apabila scale ini menghasilkan measurement berupa nama (nomer, nominal)
tertentu yang ingin diketahui oleh peneliti, tetapi untuk memudahkan analisisnya maka pada
jawaban tersebut di beri label berbentuk angka 1, 2, 3, dst sebagai measurementnya.

2. Ya-Tidak -Model Binari

Pada teknik ini scale yang digunakan akan menghasilkan measurement yang terdiri
dari hanya 2 kemungkinan nilai. Contoh penggunaan scale sebagai berikut:

13
Pengukur Data Ordinal (Ordinal Scale)

Perngukur data ordinal akan menunjukan data sesuai dengan sebuah orde atau catatan
tertentu. Teknik-teknik yang dapat di kembangkan untuk menggunakan ordinal scale dan
menghasilkan data yang “ordinally scaled” adalah sebagai berikut :

 Forced Rangking
Teknik ini adalah teknik yang paling lazim digunakan untuk menghasilkan
data yang ukurannya bersifat ordinal. Contoh teknik Forced Rangking adalah sebagai
berikut :

 Semantic Scale

Semantic Scale akan menghasilkan respons terhadap sebuah stimuli yang disajikan
dalam bentuk kategori semantik, yang menyatakan sebuah tingkatan sifat atau keterangan
tertentu, seperti contoh berikut:

 Summated (Likert) Scale

14
Skala Linkert adalah sebuah ekstensi dari skala semantik. Perbedaan utamanya
adalah: pertama, skala ini menggunakan lebih dari 1 item pertanyaan, dimana beberapa
pertanyaan digunakan untuk menjelaskan sebuah konstruk, lalu jawabannya dijumlahkan.
Oleh karena itu disebut summated scale. Kedua, skala ini dikalibrasi dengan cara jawaban
yang netral di beri kode “0”. Contoh berikut menunjukan pengembangan ordinala scale.

Untuk mengetahui sikap responden atas minuman temulawak melalui pertanyaan dengan
jawaban (X) sebagai berikut:

Pengukuran Data Interval (Interval Scale)

Bila skala nominal dan skala ordinal disebut nonmetric scal, maka skala interval dan
skala ratio disebut sebagai metric scale. Skala interval adalah alat pengukur data yang dapat
menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang mempunyai makna, walaupun nilai
absolutnya kurang bermakna. Data yang bersifat interval dapat dihasilkan dengan beberapa
tehnik berikut.

 Bipolar Adjective
Skala in merupakan penyempurnaan dari semantic scale dengan harapan agar
respons yang dihasilkan hanya ada 2 kategori ekstrim misalnya sebagai berikut:

15
 Agree-Disaagree Scale
Skala ini merupakan salah satu bentuk lain dari Bipolar Adjective, dengan
mengembangkan pernyataan yang menghasilkan jawabaan setuju – tidak setuju dalam
berbagai rentang nilai. Contohnya adalah sebagai berikut:

 Continous Scale
Salah satu pengukur data untuk menghasilkan data interval adalah dengan
menggunakan continuous scale sebagai berikut.

16
Responden akan memberikan jawabannya pada haris yang ditentukan dan
setelah itu peneliti mengukur (perusahaan riset umumnya menggunakan optical
scanner) posisi yang dipilih oelh responden untuk menghasilkan score atau measures
bagi scale ini.

 Equal With Interval


Cara lain untuk menghasilkan intervally scaled data adalah dengan
menanyakan responden mengenai kedalaman kategori mana pandangan mereka dapat
diletakkan. Bila rentang yang digunakan tidak equal, maka data yang dihasilkan
cenderung merupakan data ordinal dan buka data interval.
Contoh berikut ini adalah skala ordinal

Pertanyaan yang disusun dengan alternatif jawaban dalam rentang yang tidak
sama seperti ini menyebabkan scale ini disebut ordianal scale.
Bila skala yang disajikan diatas disusun dengan rentang yang sama, maka hasil yang
dimunculkan adalah data interval, seperti yang dicontohkan di bawah ini:

Pengukuran Data Rasio (Ratio Scale)

Data yang dihasilkan melalui sebuah skala ratio adalah yang paling dikeluarkan skala
ratio adalah pengakur data yang Memiliku makna yang dimana hasil pengukuran yang
bernilai 0 menunjukkan mengenai tiadanya nilai dan makna.

17
Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan data rasio, sebagai berikut:

 Kuantifikasi Langsung (direct quantification).


Cara yang paling gampang untuk mendapakan data rasio adalah menanyakan
secara langsung nilai dari sebuah konstruk. Misalnya

 Skala Berjumlah Konstan (Constant Sum Scale)


Skala ini sangat lazim digunakan dalam penelitian manajemen, khususnya
penelitian pemasaran.
Misalnya peniliti ingin mengetahui preferensi konsumen atas beberapa merek yang
dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

 Alternatif Rujukan (Reference Alternative)


Cara lain untuk mendapatkan data rasio adalah dengan reference alternative
yaitu menentukan sebuah acuan rujukan dan penilaian diberikan dengan

18
membandingkan pada acuan yang dirujuk tersebut. Teknik ini disebut juga magnitude
scaling. Contohnya adalah sebagai berikut:
2.6 Scale Wording

Pada bagian berikut ini disajikan beberapa pedoman dalam menyiapkan scale
yang gunakan untuk penelitian manajemen. Pada dasarnya terdapat dua macam teknik
untuk menyusun kalimat sebuah scale yaitu:

 Scale dengan Pertanyaan (Question rype). Pada jenis ini, data diperoleh dengan
mengajukan pertanyaan, dan responden akan memberi jawaban sesuai dengan
pertanyaan yang ditangkapnya dan jawaban yang dirasakan cocok dengan apa yang
ditanyakan.
 Scale dengan Pernyataan (Statement type). Pada jenis ini, data diperoleh dengan
menyajikan pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh responden. Jawaban yang
diperoleh adalah penilaian responden atas pernyataan yang disajikan sesuai dengan
apa yang dipersiapkan atau dipirkan atau dirasakan oleh responden.

Proses penyiapan pertanyaan adalah seperti yang di gambarkan dibawah ini:

19
2.7 Measurement

Dua konsep besar dalam bidang measurement adalah Validitas dan Reliabilitas.
Kedua konsep ini menjadi penting karena peneliti akan bekerja dengan menggunakan
istrumen-instrumen analisis lanjutan padahal instrumen-instrumen tersebut
mepersyaratkan pemenuhan kriteria validitas dan reliabilitas.

VALIDITAS

Pada dasamnya kata ''valid' mengandung makna yang sinonim dengan kata "good",
Validity dimaksudkan sebagai "'to measure what should be masured". Dalam contoh yang
disajikan diatas, bila ingin mengukur "minat membeli" maka validitas berhubungan dengan
mengukur alat yang digunakan yaitu apakah alat yang digunakan dapat mengukur minat
membeli. Bila sesuai maka instrumen tersebut disebut sebagai instrumen yang valid.

Untuk mengukur validitas terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan sebagai
berikut:

 Construct Validity
Dalam penelitian,construct adalah sebuah bangunan variabel yang tidak dapat diamati
secara langsung tetapi harus dikonstruk/ dibangun dari beberapa amatan yang relevan.
Validitas konstruk menggambarkan mengenai kamampuan sebuah alat ukur untuk
menjelaskan sebuah konsep-" to represent the underlying construct (concept)".
 Content Validity
Validitas konten disebut juga validitas muka (Sace validity) menggambarkan
kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur. Lehman menulis:
content validity refers to the logical appropriateness of the measure used" Misalnya
kita ingin melihat kesukaan seseorang makan sayur dapat diamati dari seberapa
banyak seseorang memakan sayur yang ada dipiringnya.
 Convergent Validity
Sebuah instrumen mampu mengumpulkan data yang menghasilkan validitas
konvergen yang baik bila instrumen itu mendapatkan data mengenai sebuah konstruk
memiliki pola yang sama dengan yang dihasilkan oleh instrumen yang lain digunakan
untuk mengukur hal yang sama dari orang yang sama maka disebut kedua alat ukur
itu memenuhi covergent validity yang baik.
 Predictive Validity

20
Validitas prediktif dari sebuah instrumen adalah kemampuan dari instrumen itu untuk
memprediksi sesuatu yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Misalnya kita
ingin mengukur mengenai kemampuan seorang tenaga penjualan mengatasi masalah
yang dihadapi diwaktu yang akan datang, maka ukuran yang dapat digunakan adalah
jumlah banyak sedikitnya pengalaman seseorang berhasil memecahkan konflik
dengan pelanggan, dapat menjadi alat prediksi kemampuan 'salesman menangani
dengan sukses masalah yang dihabadapi pada waktu menjual atau pada waktu
mensupervisi bawahannya

RELIABILITAS

Sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable
atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap
kali dilakukan pengukuran. Misalnya sebuah penimbang badan digunakan untuk mengukur
berat badan orang yang sama.

21
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Pada hakikatnya proses penelitian itu merupakan langkah dan kegiatan untuk menguji
suatu variabel. Dengan demikian, penelitian itu akan dapat dilakukan apabila peneliti
sudah dapat menetapkan variabel-variabel apa saja yang akan diamati.
 Jenis - jenis variabel yang dipergunakan dalam penelitian antara lain: Variabel
Independent dan Dependent, Variabel Sela, Variabel Luar Biasa dan Variabel
Moderator
 Sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable
atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama
setiap kali dilakukan pengukuran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Buku Karya Ferdinan

Buku Karya Amirullah

23

Anda mungkin juga menyukai