Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG VARIABEL PENELITIAN

Mata kuliah: Metodologi Penleitian

Dosen Pembimbing : Dr.H.Nur Hamim,S.KM.,.S.Kep,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh

Kelompok 01

1. Abdur Rakhim Mahaldis 13. Jefri BMH


2. Aliatur Rofi’ah 14.Malinda Fadlilah
3. Anil Ahillah 15.Mila Amelia
4. Ayu Lestari 16.M. Ghozy Arifin
5. Dedi Saputra 17.Musthafa
6. Dwi Ifandi A 18.Nindi Indah Septiani
7. Ely Dwi A 19.Nur Mutmainnah
8. Firda Ufairoh 20.Rike Dyah Ayu
9. Hozaimatul Hilaliah 21.Rofiqotus Sa’adah
10.Ifroh Amalia 22.Sriwahyuni
11.Khaliqatul Bariyah 23.Wulandari Suciwati
12. Lerisa Nurliyana
PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN - PROBOLINGGO

2020

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi
Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”KONSEP VARIABEL
PENELITIAN” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Dr.H.Nur Hamim,S.KM.,.S.Kep,Ns.,M.Kes sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong
3. Shinta Wahyuni.S.Kep.,Ns.M.Kep.,SpKepMat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4. Rizka Yunita ,S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5. Dr.H.Nur Hamim,S.KM.,.S.Kep,Ns.,M.Kes sebagai dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian.

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen
dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

Probolinggo, 09 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................ii

Daftar isi...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan...........................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan macam-macam variabel .......................................................3


2.2 Hubungan antar variabel...............................................................................8
2.3 Pengukuran Variabel....................................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata variabel sendiri berasal dari bahasa inggris variable yang berarti faktor tetap
atau berubah-ubah. Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menjadi obyek
pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian
atau gejala yang akan diteliti (Hermawan, 2019).
Variabel merupakan konsep yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
penelitian. Variabel didefenisikan sebagai gejala yang bervariasi, misalnya jenis kelamin,
karena jenis kelamin mempunyai variabel; laki-laki, perempuan. Adapun gejala adalah
objek penelitian sehingga variabel adalah objek peniliti yang bervariasi.
Menurut Sugiyono (2010), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut. Variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang, faktor,
perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hermawan, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa pengertian variabel dan macam macam variabel


2. Bagaimana model hubungan antar variabel?
3. Bagaimana pengukuran variabel?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tentang tentang konsep variabel penelitian.

1
Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui apa pengertian dan macam macam variabel.


2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antar variabel
3. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran variabel.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi institusi pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di
bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang konsep
variabel penelitian.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Macam-Macam Variabel
Kata variabel sendiri berasal dari bahasa inggris variable yang berarti faktor tetap
atau berubah-ubah. Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menjadi obyek
pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian
atau gejala yang akan diteliti (Hermawan, 2019).
Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian antara lain; variabel bebas dan
variabel terikat, variabel aktif dan variabel atribut, variabel kontinu dan variabel kategori
termasuk juga variabel laten.
Variabel merupakan fenomena yang mempunyai yang mempunyai variasi nilai
yang bisa diukur secara kuantitatif ataupun kualittatif. Berkitan dengan proses
kuantifikasi data bisa digolongkan dengan 4 jenis yaitu; a) Data Nominal, b) Data
Ordinal, c) Data Interval, d) Data Ratio.Oleh karena itu , jika dilihat dari pendekatan
penelitiannya, maka variabel terbagi kepada 2 (dua) macam, yaitu variabel kuantitatif dan
variabel kualitatif.
a. Variabel kuantitatif adalah variabel yang dnilainya dapat diukur atau dapat dibuat
angka penentuan penilaian, diukur dari kuantitas atau jumlah.
1) Variabel Diskrit (nominal, kategori)
Berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat memilah-milah
(mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis
kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
Misalnya:
a) Status perkawinan: kawin, tidak kawin
b) Kehadiran: hadir, tidak hadir.
c) Jenis kelamin: laki-laki, perempuan.
2) Variabel Kontinum adalah variabel yang menunjukkan adanya hubungan atau
keterkaitan antara beberapa variabel. Variabelkontinum diklasifikasikan menjadi 3
(tiga) variabel, yaitu:

3
a) Variabel Ordinal (variabel tingkatan) yaitu variabel yang disusun berdasarkan
atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1,
jenjang di bawahnyadiberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan
seterusnya (ranking). Contoh: Akum terpandai, Aceng pandai, Idoy tidak pandai.
b) Variabel Interval (variabel jarak) yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran,
yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran
yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap
sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya. Contoh:
jarak rumah Dadang kesekolah 10 km, sedangkan Kemed 5 km, maka variabel
intervalnya adalah 5 km.
c) Variabel Ratio (variabel perbandingan) adalah variabel yang dalam
kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Contoh: berat badan Engkos 80 kg,
sedangkan berat badan Sobri 40 kg, maka berat badan Engkos 2 kali lipat Sobri.
b. Variabel kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit
diukur dengan angka, karena berupa suatu kualitas sehingga penilaiannya
subjektif. Contoh: kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011:61-64), macam-macam variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1)Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor, Antecendent).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebabperubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini
merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi.
Variabel ini sering disebut variabel bebas atau pengaruh, sebab
berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap
variabel lain. Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel Stimulus,
Prediktor, Antecendent. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel
independen disebut variabel Eksogen.

4
2) Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria,
Konsekuen,Indogen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel ini merupakan kondisi atau karakteristik yang berubah
atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti
variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain,
karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel
terpengaruhi. Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen atau dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Dalam
SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel
Indogen.

MOTIVASI BELAJAR PRESTASI BELAJAR

(Variabel) (Variabel)

3)Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua, sebab fungsi
dari variabel moderator ini ikut mempengaruhi variabel dependen serta
memperjelas hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

DISIPLIN KECEPATAN KERJA

(Variabel) (Variabel Dependen)

PERAN ORANG TUA

(Variabel)

4)Variabel Intervening (Antara)


Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini

5
merupakan variabel antara, yang terletak di antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel ini juga merupakan
variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang
lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh
dan terpengaruh.

Untuk mengatur rangkaian sebab akibat suatu fenomena, tentu saja


lewat pengamatan disamping teori-teori yang menjadi pedoman. Namun di dalam
rangkaian sebab akibat itu, suatu variabel akan disebut Variabel antara apabila,
dengan masuknya variabel tersebut, hubungan statistikayang mulai nampak antara
dua variabel menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan karena
hubungan semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan
yang langsung tetapi melalui variabel yang lain. Dalam hal ini, menurut Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi (2004:120), ada yang disebut dengan Variabel
Antesenden yang mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yakni merupakan
hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausalitas antara variabel.
Perbedaannya adalah, jika variabel antara menyusup diantara variabel pokok,
maka variabel Antesenden mendahului variabel pengaruh. Untuk dapat diterima
sebagai variabel antesenden, maka ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh
variabel tersebut, yaitu ketika variabel harus saling berhubungan antara variabel
antesenden dan variabel pengaruh, variabel antesenden dan variabel terpengaruh,
variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Apabila variabel antesenden

6
dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak
lengkap. Dengan kata lain variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan
antara kedua variabel pokok. Apabila pengaruh dikontrol, hubungan antara
variabel antesenden dan variabel terpengaruh harus lengkap.
5) Variabel Kontrol (kendali)
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi
(sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi
sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel
moderator. Variabel ini juga bisa berperan seperti variabel moderator dan
variabel independen, yang juga ikut berpengaruh terhadap variabel dependen.

PENDIDIKAN SMA KETERAMPILAN


&SMK MENGETIK

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL

(Variabel Kontrol)
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2004:120), selain dari
variabel-variabel tersebut diatas, ada satu lagi variabel, yaitu variabel rambang
yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan
terhadap variabel independen maupun variabel dependen. Variabel rambang,
yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak
diperhatikan terhadap variabel bebas maupun variabel tergantung. Contoh:
hubungan melunasi administrasi dengan prestasi belajar. Melunasi admistrasi
adalah contoh variabel rambang, karena fungsinya dalam mempengaruhi prestasi
belajar tidak pasti.

7
2.2 Hubungan Antar Variabel

Sesungguhnya inti dari penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai
variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan
variabel terikat.

a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang
satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 (empat)
kelompok hubungan simetris, yaitu:
a) Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
b) Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama.
c) Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada
yang lainnya pun pasti disana.
d) Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab
dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik
bukanlah hubungan, dimana tidak dapatditentukan variabel yang menjadi sebab dan
variabel yang menjadi akibat.
c. Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Terdapat 6 (enam) tipe hubungan Asimetris atau hubungan yang tidak simetris, yaitu:
a) Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah
merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
b) Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk
menunjukkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila stimulus datangnya
pengaruh dari luar dirinya, sedangkan disposisi berada dalam diri seseorang.
c) Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di
sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan.

8
d) Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di
sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan.
e) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
f) Hubungan Imanen (subjektif) antara dua variabel.
g) Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
Pada dasarnya, hubungan antar variabel yang dimaksud adalah hubungan asimetris
yang lebih diarahkan pada hubungan antara 2 (dua) variabel pokok yaitu variabel
pengaruh (X) dan variabel terpengaruh (Y). Oleh karena itu, jika dilihat dari arah
hubungan antar variabel, maka bisa menjadi hubungan positif maupun hubungan negatif.
1) Hubungan positif: nilai tertinggi pada variabel sebab sama dengan nilai tertinggi
pada variabel akibat. Contoh:
a) Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi angka daya
beli masyarakat.
b) Semakin rendah semangat belajar, semakin rendah IPK mahasiswa.
2) Hubungan negatif: nilai tertinggi pada variabel sebab seiring dengan nilai terendah
pada variabel akibat.
a) Semakin sering pasangan menghadiri layanan keagamaan, maka semakin rendah
peluang terjadinya perceraian
b) Semakin tinggi pendidikan, maka semakin rendah derajat fatalismenya.

Pada hakikatnya inti dari setiap kegiatan penelitian ilmiah adalah mencari
hubungan antar variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen (X dengan Y). Berdasarkan penjelasan terakhir,
Dr. Zamari mencatat sejumlah pola hubungan variabel independen-dependen dalam
penelitian sosial;

a) Pola linear dan posisitf; hubungan yang menunjukkan perubahan pada kedua variabel
dengan arah semakin membesar dan intensitas perubahan bersifat konstan.
b) Pola linear dan negatif; hubungan yang menunjukkan perubahan pada kedua variabel
dengan arah yang berbeda, yang satu bertambah dan yang lain berkurang atau
sebaliknya.

9
c) Pola kurva linear dan positif; hubungan yang menunjukkan perubahan pada kedua
variabel dengan arah semakin membesar dan tetapi intensitas perubahan tidak
bersifat konstan, bahkan bila sampai titik tertentu bisa berubah ke arah berlawanan.
d) Pola kurva linear dan negatif; hubungan yang menunjukkan perubahan pada kedua
variabel dengan arah yang berbeda, yang satu bertambah yang lain berkurang, namun
tidak bersifat konstan dan bahkan bila sampai pada titik tertentu perubahan kedua
variabel menuju arah yang sama.
e) Pola posisitf power; dikatakan hubungan posisitf power apabila perubahan kedua
variabel ke arah yang lebih besar dengan intensitas yang semakin lama semakin kuat
atau besar.
f) Pola negatif power; suatu hubungan bersifat negatif power apabila perubahan kedua
variabel ke arah yang berlawanan dan intensitas perubahan tidak konstan.
Sedikit berbeda dari pendekatan di atas, Zetterberg mengungkap beberapa pola
hubungan antar variabel, yaitu;
a) hubungan determinasi, yaitu hubungan yang mengandung konotasi bahwa
sesuatu akan selalu terjadi apabila ada sesuatu yang lain;
b) hubungan kesetaraan, yaitu hubungan yang apabila sesuatu konsep variabel
mengandung kemungkinan setara atau tidak setara antara satu sama lain;
c) hubungan berurutan, yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa sesuatu pasti
terjadi setelah sesuatu yang lain terjadi;
d) hubungan kebersamaan, yaitu hubungan yang tidak menunjukkan dimensi
waktu, sehingga dua kejadian bisa terjadi dalam waktu yang sama;
e) hubungan kecukupan, yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa jika sesuatu
terjadi maka sesuatu yang lain akan mengikuti;
f) hubungan gabungan, yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa sesuatu akan
terjadi apa ada sesuatu yang mendahului dan ditambah dengan adanya kejadian
lain;
g) hubungan keharusan, yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa untuk
terjadinya sesuatu perlu adanya sesuatu yang lain muncul terlebih dahulu;
h) hubungan tambahan, yaitu hubungan yang menunjukkan perlunya beberapa
alternatif untuk terjadinya sesuatu yang lain.

10
Dari sudut pandang yang lain masih ada jenis hubungan antar variabel yang perlu
dikteahui, yaitu simetris, timbal-balik (reciprocal), dan asimetris. Dua dari tiga jenis
hubungan ini masih dapat dibedakan pada beberapa kategori..

Hubungan Simetrik, terdiri dari:

a) Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.


b) Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c) Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d) Hubungan yang kebetulan semata-mata.
Hubungan Asimetrik, terdiri dari:
a) Hubungan antara stimulus dan respons
b) Hubungan antra disposisi dan respons.
c) Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
d) Hubungan yang imanen.
e) Hubungan antara tujuan dan cara.
f) Hubungan timbal-balik (korelasi)
Seperti yang sudah dikemukakan, hubungan antara variabel X dan Y cukup
banyak ragamnya, namun untuk mensinkronkan dengan kebutuhan pengujian secara
statistik, pola-pola hubungan itu perlu disederhanakan. Secara garis besar, jenis-jenis
hubungan dimaksud ada tiga kategori; korelasi, regresi dan variasi. Penjelasan mengenai
ketiga jenis variabel ini akan dikemukakan pada pembahasan tentang Uji Statistik
Inferensial.

2.3 Pengukuran Variabel

Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan


bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. ukuran yang tepat akan
memberikan kepada peneliti untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep
penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 (empat) kegiatan pokok sebagai berikut:

a) Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian.


b) Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item
(pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.

11
c) Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran
nominal, ordinal interval atau ratio.
d) Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.
Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu
dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut
adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur
intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen
tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Variabel merupakan fenomena yang mempunyai yang mempunyai variasi nilai
yang bisa diukur secara kuantitatif ataupun kualittatif. Berkitan dengan proses
kuantifikasi data bisa digolongkan dengan 4 jenis yaitu; a) Data Nominal, b) Data
Ordinal, c) Data Interval, d) Data Ratio.Oleh karena itu , jika dilihat dari pendekatan
penelitiannya, maka variabel terbagi kepada 2 (dua) macam, yaitu variabel kuantitatif dan
variabel kualitatif.
Sesungguhnya inti dari penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara
berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel
bebas dan variabel terikat. Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti
harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. ukuran yang
tepat akan memberikan kepada peneliti untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat
konsep penelitiannya

3.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan


Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yang lebih
mengenai konsep variabel penelitian.
2. Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun ketidak
lengkapan materi mengenai variabel penelitian Kami mohon maaf, kamipun sadar
bahwa makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu kami mengharap
kritik dan saran yang membangun.

13
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan,Iwan. 2019. Metodologi Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif dan Mixed
Methode.Hidayatul Quran Kuningan. Cilombang Kuningan

14

Anda mungkin juga menyukai