Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“VARIABEL SEBAGAI KOMPONEN PENELITIAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) As-Syafi’iyah Nabire

Dosen Pengampu :
ABDURRAHIM. S.Sy,.M.H.

Disusun Oleh :
MISBAH ANWAR
NIM : 0000

Jurusan :
TARBIYAH V

PRODI PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) ASY-SYAFI’IYAH NABIRE

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

segala limpah rahmat dan hidayahnya, Sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini. Makaah ini membahas tentang Variabel Sebagai

Komponen Penelitian. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita dapat

memperoleh suatu ilmu yang berguna dan dengan adanya makalah ini di

harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah

pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis

menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca

sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Nabire, 22 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------i

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------ii

BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Penelitian------------------------------------------------

B. Jenis Variabel-------------------------------------------------------------------

C. Macam-Macam Variabel Dalam Penelitian Pendidikan

D. Definisi Operasional Variabel ------------------------------------------------

BAB III KESIMPULAN---------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan penelitian, penentuan variabel penelitian merupakan salah


satu tahap yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, bahkan harus dilakukan
secara tepat dalam kegiatan penelitian. Jika peneliti salah dalam menentukan
variabel penelitiannya, maka kesalahan ini akan berlanjut dalam penggunaan teori,
dan begitu pula akan terjadi kesalahan dalam mendefinisikan secara operasional.
Variabel penelitian merupakan objek yang menempel (dimiliki) pada diri subjek.
Objek penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi, atau kejadian yang
dikumpulkan dari subjek penelitian yang menggambarkan suatu kondisi atau nilai
masing-masing subjek penelitian. Nama variabel sesungguhnya berasal dari fakta
bahwa karakteristik tertentu bisa bervariasi di antara objek dalam suatu populasi.

Fenomena yang sering dihadapi peneliti sebelum melaksanakan penelitian


biasanya berkenan dengan pertanyaan tentang variabel penelitian. Karena tanpa
jawaban pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan
mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk
mengambil kesimpulan. Hal ini terjadi dikarenakan rumusan masalah penelitian
yang dibuat peneliti, dibuat tanpa melalui studi pendahuluan atau mengetahui
potret pada objek yang akan diteliti, sehingga setelah ditetapkan rumusan
masalah, ternyata masalah tersebut tidak menjadi masalah pada objek penelitian.
Seharusnya peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya setelah
masalah penelitian dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis

Dengan demikian, penting bagi peneliti untuk mengenali variabel dalam


penelitian, hal ini dikarenakan untuk:
a. Menemukan fokus kajian agar peneliti tetap konsisten pada tujuan dan
fokus penelitian.
b. Untuk menemukan keterkaitan logis dengan variabel lain berdasarkan teori
dan paradigma ilmu yang mendasarinya.
c. Merumuskan indikator, dimensi, dan pilihan instrumen keilmuan yang
akan digunakan data penelitian beserta turunannya (Hardani, 2020).

Berkaitan dengan hal terakhir, variabel perlu diidentifikasikan,


diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas oleh
peneliti. Bisa jadi pengoperasionalannya berbeda antara peneliti satu dengan
lainnya, karena selain tujuan penelitian berbeda, karakteristik data yang dihadapi
juga berlainan. Dari hal itu maka satu variabel yang digunakan oleh beberapa
peneliti, bisa memiliki pemahaman operasional yang berbeda tergantung maksud
dan tujuan yang ingin dicapainya.

Selain penting dalam menentukan variabel, peneliti juga harus


menentukan bagaimana cara mengukur variabel. Kajian teori khususnya mengenai
aspek-aspek dari masing-masing variabel beserta penjabaran indikatornya
merupakan langkah penting dalam upaya mengukur keberadaan masing-masing
variabel. Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui tentang konsep
variabel penelitian dalam pendidikan beserta definesi operasionalnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Penelitian

Variabel berasal dari bahasa inggris variable dengan arti: “ubahan”,


“faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubahubah”. Istilah variabel dapat
diartikan bermacam-macam. Menurut Sugiyono (2009) variabel penelitian
pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Kerlinger(2000) menyatakan bahwa variabel adalah


konstruk atau sifat yang akan dipelajari, sehingga merupakan representasi
konkrit dari konsep abstrak.3 Sebagai contoh tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosisal, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja
dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang
bervariasi. Selanjutnya Keddles dalam Surahman menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya (Surahman,

Secara teoritis, variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau


subyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau
satu objek dengan objek lain. Bervariasi berarti pada veriabel tersebut
mempunyai nilai, skor, ukuran yang berbeda. Variabel juga dapat merupakan
atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap,
kepemimpinan kepala sekolah, disiplin guru, merupakan atribut dari objek.
Hasil belajar, kinerja guru, kreativitas belajar adalah merupakan contoh
variabel penelitian pendidikan. Berat badan dapat dikatan variabel, Karena
berat badan sekolompok orang itu bervariasi antara satu dengan yang lain,
(ada berat badannya 25 kg, 50 kg, 67 kg dst). Demikian juga motivasi belajar
dari siswa tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel
penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan
keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada
variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka
peneliti harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang
bervariasi (Arikunto, 2013).

Selain itu definisi variabel penelitian merupakan suatu objek, atau sifat,
atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-
macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti
dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat diartikan bahwa variabel merupakan


segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian, dimana
didalamnya terdapat faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan
diteliti. Variabel dapat diartikan sebagai sifat yang akan diukur atau diamati
yang nilainnya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya. Dengan
demikian, penekanan pada variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk
menentukan variabel yang baik ditentukan oleh lanadasan teoritis, ditegaskan
oleh hipotesis dan tergantung dari rumit dan sederhana rancangan penelitian.
JadI, jika peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang,
objek maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada
variasinya. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian haus didasarkan pada
sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi.
Fungsi ditetapkannya variabel adalah untuk mempersiapkan alat dan
metode analisis/ pengolahan data dan untuk pengujian hipotesis. Dengan
demikian, variabel adalah suatu atribut, sifat tau nilai yang didapat dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan sekurang-kurangnya
mempunyai dua klasifikasi yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values), ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik
kesimpulannya. Jadi jika dikaitkan dengan proses pengukuran, maka variabel
merupakan :

1. Besaran tertentu dari sifat suatu objek/orang (characteristic of objects


or person)
2. Besarnya dapat ditangkap oleh pancaindra (observable)
3. Nilainya berbeda-beda dari pengamatan ke pengamatan berikutnya
(differs from observation to observation)

B. Jenis Variabel

Menurut Surahman (2019), Ada beberapa jenis variable antara lain :

1. Variabel Diskrit dan Variabel Kontinyu


Nilai numerik yang diberikan pada variabel didasarkan pada sifat yang
beragam. Misalnya untuk variabel yang bersifat dikotomi mempunyai dua
nilai yang menunjukkan ada atau tidak adanya sifat tertentu, contohnya
pria-wanita, pengangguran-bukan pengangguran. Variabel juga bisa terdiri
dari dua kategori, misalnya, suku, agama, jenis perusahaan, dan lain-lain.
Semua variabel-variabel dalam bentuk kategorikategori tersebut disebut
variabel diskrit. Sedangkan pendapatan, suhu, umur, nilai ujian adalah
contoh-contoh variabel kontinyu.
2. Variabel Bebas (Independent) dan Variabel Tak Bebas (Dependent)
Jenis variabel ini terutama digunakan dalam menganalisis hubungan antara
variabel, yaitu variabel tak bebas dipengaruhi oleh variabel bebas.
Misalnya, gaya belajar (variabel bebas) akan mempengaruhi prestasi
belajar siswa (variabel tak bebas).
3. Variabel nominal, ordinal, interval, dan ratio
Pengklasifikasikan ini didasarkan pada tingkat pengukurannya, yang akan
dijelaskan secara lengkap sebagai berikut :
a. Data nominal adalah data yang diberikan pada obyek atau kategori
yang tidak menggambarkan kedudukan obyek tersebut, tetapi hanya
sekedar label/kode. Data ini mempunyai ciri bersifat saling lepas atau
tidak berhubungan satu sama lain.
Contoh:
- Data jenis kelamin siswa dikategorikan menjadi ’laki-laki’ yang
diwaliki angka 1 dan ’perempuan’ yang diwakili angka 2.
Konsekuensi dari data nominal adalah tidak mungkin seseorang
memiliki dua kategori sekaligus dan angka yang digunakan di sini
hanya sebagai kode/simbol saja sehingga tidak dapat dilakukan
operasi matematika.
- Mengelompokan pertandingan menjadi “basket” yang diwakili
dengan huruf A, kemudian “footsal” diwakili dengan huruf B dan
“bolavoli” diwakili oleh huruf C.
b. Data ordinal adalah data yang penomoran obyek atau kategorinya
disusun menurut besarnya yatu dari tingkat terendah ke tertinggi atau
sebaliknya dengan jarak/rentang tidak harus sama. Data ini memiliki
ciri yaitu kategori data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan
sesuai dengan besarnya karateristik yang dimiliki.
Contoh: Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi
’SD’ yang diwakili angka 1, ’SMP’ yang diwakili angka 2, ’SMA’
yang diwakili angka 3, ’Diploma’ yang diwakili angka 4, dan ’Sarjana’
yang diwakili angka 5. Sama halnya dengan data nominal, meskipun
tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak dapat dilakukan
operasi matematika. Angka yang digunakan hanya sebagai
kode/simbol saja, dalam contoh tadi tingkat pendidikan tertinggi
adalah ’Sarjana’ dan terendah adalah ’SD’ (Sarjana > Diploma > SMA
> SMP > SD).
c. Data interval adalah data dimana obyek/kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval
antara tiap obyek/kategori sama. Data ini dicirikan dengan urutan
kategori tidak mempunyai jarak yang sama tetapi tidak memiliki nilai
nol mutlak/absolut.
Contoh:
- Rata – rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak – anak yang
berusia 6 – 12 memiliki rata – rata tinggi badan 130 – 145 cm,
untuk remaja yang berusia 13 – 18 memilikirata – rata tinggi badan
146 – 160 cm, dan untuk dewasa yang berusia 19 – 26 cm memiliki
rata – rata tinggi badan 161 – 199 cm.
- Pengiriman barang ke berbagai tempat, seperti contoh diatas
Sintamengirimkan barang dari Bandung ke Jakarta dengan harga
Rp. 10.000,- /kg, dan Santi mengirimkan dari bandung ke
Yogyakarta dengan harga Rp. 20.000,- /kg sedangkan
Santamengirimkan barang dari Bandung ke Surabaya dengan harga
Rp. 30.000,- /kg.
d. Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
absolut. Jadi kalau data nol berarti tidak memiliki arti apapun.
Contoh:
- Nilai raport siswa SMA dimana masing – masing siswa memiliki
nilaiyang berbeda yaitu Muiz mendapatkan nilai 100 (A), Cinta 80
(B), dan Putri 60 (C) jika dilihat dariskala rasio nilai Muiz
memiliki nilai lebih 20 dari pada nilai Cinta, Cinta memiliki nilai
lebih 20dari pada nilai Putri, dan nilai putri kurang 40 untuk sama
dengan Muiz.
- Berat bayi dimana bayi A beratnya adalah 3, B adalah 2, dan C
adalah 1, jika dilihat menggunakan skala rasio berat badan bayi A
tiga kalilipat dari berat badan bayi C, berat badan bayi B dua
kalilipat dari C.
- Pekerjaan dan penghasilan bulanan, dimana gajihnya bermacam –
macam, jika dilihat berdasarkan skala rasio gajih Ichsan lebih besar
dari pada gajihKosim sebagai karyawan, dan gajih Udin lebih lebih
kecil dari pada gajih Kosim.

4. Variabel Kuantitatif dan Kualitatif


Variabel kuantitatif menggunakan skala numerik atau metrik sehingga bisa
ditransformasikan melalui operasi matematika dan analisis statistika yang
lengkap. Sedangkan variabel kualitatif menggunakan skala non numerik
(karakter atau string) atau non metrik. Teknik analisinya, baik operasi
matematika atau teknik statistikanya, relatif lebih terbatas dibandingkan
variabel kuantitatif.
C. Macam-Macam Variabel Dalam Penelitian Pendidikan

Dalam penelitian pendidikan, menurut Suharman, 2019 sebenarnya ada


cukup banyak variabel yang dapat digunakan. Berbagai macam variabel
tersebut perlu dipahami oleh peneliti agar dapat menggunakan variabel
tersebut secara tepat. Di bawah ini dijelaskan mengenai macam-macam
variabel penelitian.

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)


Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas,
variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai
suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan
(mengubah) kondisi atau nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo
(2019) variabel Independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable),
adalah variabel yang menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan
teoritis berdampak pada variabel lain. Variabel bebas umumnya
dilambangkan dengan huruf X. Dengan demikian, jika ditinjau
keberadaannya, variabel bebas pada umumnya terlebih dahulu muncul
(ada), dan akan diikuti variabel yang lainnya. Dalam rangkaian kegiatan
ilmiah, peneliti dalam menentukan variabel bebas tidak boleh secara
sembarangan. Variabel bebas bukanlah suatu kondisi yang terlepas sama
sekali dengan keberadaan variabel terikat.
Dengan demikian, keberadaan variabel bebas pada umumnya
terkait atau ada hubungannya dengan keberadaan variabel terikat.
Berikut ini adalah ciri-ciri variabel independen:

a. Variabel yang menentukan variabel.


b. Kegiatan stimulus yang dilakukan peneliti menciptakan suatu dampak
pada variabel dependen.
c. Biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui
hubungannya (Tritjahjo, 2019)
Dalam penelitian pendidikan, beberapa wujud penelitiannya adalah
berupa penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Dalam penelitian
eksperimen maupun penelitian tindakan, variabel bebas merupakan
variabel yang dimanipulir (dirancang dan diimplementasikan) oleh
peneliti. Pada umumnya variabel bebas dalam penelitian eksperimen
maupun tindakan tersebut berupa treatment (perlakuan) yang akan
dikenakan pada subjek penelitian untuk dinilai dampaknya (hasil
perubahannya).
Dalam menentukan variabel bebas, peneliti perlu melandaskan
teori yang kuat. Selain itu, peneliti perlu mengkaji teori-teori yang
menguraikan keterkaitan antara keberadaan variabel bebas dengan variabel
terikat. Oleh karena itu, peneliti perlu mengkaji dan memilih teori
manakah di antaranya yang menjamin kuatnya keterkaitan keberadaan di
antara kedua variabel tersebut. Dengan adanya alasan yang kuat (tepat) di
atas maka peneliti dapat menentukan penggunaan variabel bebas dalam
penelitian eksperimen. Misalnya: Pengaruh motivasi belajar (X) terhadap
prestasi belajar (Y).
2. Variabel Pendahulu
Variabel pendahulu adalah variabel yang penampilannya
mendahului variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.
3. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara
struktur berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya
perubahan variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi
primaryinterest to the researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti,
yang selanjutnya menjadi objek penelitian. Dengan demikian, variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Sehingga variabel ini merupakan variabel
terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen ini,
akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat)
sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya,
setiap terjadi perubahan sekian kali satuan varibel dependen, diharap akan
menyebabkan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebalikanya
jika terjadi diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel
dependen sekian satuan juga.
Dengan demikian variabel dependen mempunya ciri:
a. Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
b. Asepek tingkah laku yang diamati dari suatu organiseme yang dikenai
stimulus
c. Faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya
hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Sebagai contoh:
Pengaruh Teknik Pembelajaran Tri Fokus Steve Synder (TFSS) (X)
Terhadap Kemampuan Membaca Cepat Siswa (Y).
4. Variabel Moderator
Variabel Moderasi (moderating variable), adalah yang
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tak bebas. Variabel itu terkadang tidak dimasukkan ke dalam
model statistik namun memengaruhi mutu hubungan antarvariabelvariabel
tersebut. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen
dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen
kedua. Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni
satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, ada
kalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model statistik yang kita gunakan.
Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel
moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa
memperkuat hubungan antara satu atau beberapa variabel yang selain bisa
memperlemah hubungan antara satu atau beberapa variabel independen
dan variabel dependen. Misalnya pengaruh teknik pembelajaran Tri Fokus
Steve Synder (TFSS) (X) terhadap kemampuan membaca cepat siswa (Y)
akan diperkuat dan diperlemah minat membaca siswa (M). Dalam contoh
di atas teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder (TFSS) adalah
variabel independen dan kemampuan membaca cepat siswa adalah
variabel dependen, dan minat membaca siswa adalah variabel moderator.
Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang
signifikan terhadap kemampuan variabel independen dalam
mempengaruhi variabel dependen.
5. Variabel Intervening
Variabel antara (intervening variable), adalah variabel yang
menjadi antara atau penyelang di antara hubungan variabel bebas dan tak
bebas. Munculnya variabel antara setelah peneliti menelisik lebih
mendalam teori yang diacu. Tuckman dalam Suherman menyatakan bahwa
“intervening variable is an intervening variabel as that factor that
theoretically offect the observed phenomenon but can not be seen,
measured, or manipulated”. Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
(memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independent
dengan dependent, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak
diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak
secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel ini berperan menambah atau mengurangi efek variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam setiap penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa, biasanya menemukan variabel yang dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel (variabel
moderator) yang sedang diukur. Secara teori setiap variabel ada sebagian
variabel yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti.
Misalnya: terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan yang dikeluarkan
oleh orang tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan akan berimbas pada
IPK mahasiswa tersebut.

6. Variabel Kontrol
Variabel kontrol (control variable) merupakan variabel yang
mengontrol pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Menurut
Sugiyono, variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel control sering digunkaan oleh peneliti, bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Variabel yang sering
digunakan dalam penelitian mahasiswa, selain variabel moderator dan
variabel intervening adalah variabel kontrol. Variabel ini, kualitas dan
kuantitasnya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan
tempat yang dikehendaki. Biasanya digunakan penelitian eksperimen.
Secara skematis dapat dijelaskan pada bagan berikut ini. Contoh: pada
kasus metode pembelajaran (X) memengaruhi kreativitas belajar siswa
(Y). Penelitian ini melihat pengaruh metode pembelajaran terhadap
kreativitas belajar siswa. Maka harus ditetapkan variabel control berupa
pengalaman, atau jenis kelamin siswa. Tanpa adanya variabel kontrol
maka sulit ditemukan apakah ada pengaruh metode pembelajaran
berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa. Artinya kepengaruhan X
terhadap Y berbeda tidak pada kelompok pengalaman dan jenis kelamin
yang berbeda.

D. Definisi Operasional Variable


Definisi operasional menurut beberapa ahli :
1. Sutama (2016)
Definisi operasional yaitu pemberian atau penetapan makna bagi
suatu variabel dengan spesifikasi kegiatan atau pelaksanaan atau
operasi yang dibutuhkan untuk mengukur, mengkategorisasi, atau
memanipulasi variabel. Definisi operasional mengatakan pada
pembaca laporan penelitian apa yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan atau pengujian hipotesis.

2. Sugiyono (2019)
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang
lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel
atau konsep untuk menguji kesempurnaan. Definisi operasional
variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrumen
penelitian.
3. Kerlinger (2020)
Pengertian operasional menurut Kerlinger membagi menjadi dua
definisi:
a. Operasional yang dapat diukur yaitu menyatakan suatu konsep
yang dapat diukur dalam penyelidikan.
b. Operasional eksperimental yaitu peneliti yang menguraikan
secara lebih rinci variabel-variabel yang diteliti.
4. Afrizal (2016)
Definisi operasional variabel penelitian yaitu sebuah definisi
berdasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apapun
yang didefinisikan atau mengubah konsep dengan kata-kata yang
menguraikan perilaku yang dapat diamati dan dapat diuji serta
ditentukan kebenarannya oleh seseorang.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa


suatu definisi yang berdasarkan karakteristik mengenai hal yang dapat
diobservasi, sehingga dapat menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh
peneliti dalam menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan.

Definisi operasional variabel adalah batasan dan cara pengukuran variabel


yang akan diteliti. Definisi operasional (DO) variabel disusun dalam bentuk
matrik, yang berisi : nama variabel, deskripsi variabel (DO), alat ukur, hasil
ukur dan skala ukur yang digunakan (nominal, ordinal, interval dan rasio).
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan dan menjaga konsistensi
pengumpulan data, menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi
ruang lingkup variabel.

Menurut Winarno (2013), Langkah-langkah mendefinisi operasionalkan


variable :

1. Mencari definisi operasional variabel yang telah ditulis dalam literatur


oleh peneliti sebelumnya. Kalau sudah didapat dan definisi tersebut cukup
operasional, maka dapat langsung untuk dipakai. Kalau definisi tersebut
belum operasional, maka kita harus mendefinisikan variabel tersebut
seoperasional mungkin, sehingga memudahkan dalam penyusunan
kuesioner.
2. Kalau dalam literatur belum ada definisi operasional variabel yang
diperlukan, maka harus dibuat definisi opeasional sendiri dan
mendiskusikan dengan sesama peneliti agar lebih operasional, sebelum
digunakan.
3. Dengan uji coba kuesioner dengan jawaban terbuka, sehingga bisa dibuat
definisi operasional suatu variabel.

Secara umum, tujuan definisi operasional ada beberapa poin. Menurut


Ulfa (2020), Tujuan definisi operasional seperti di bawah ini.

1. Menetapkan aturan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk


mengukur variabel
2. Memberikan arti yang tidak ambigu dan konsisten untuk istilah/variabel
yang jika tidak dilengkapi dengan definisi operasional, maka dapat
ditafsirkan dengan cara yang berbeda
3. Membuat pengumpulan data serta analisis lebih fokus dan efisien
4. Memandu jenis data informasi apa yang dicari oleh peneliti.

Sedangkan Manfaat dari penggunaannya pada perumusan penelitian


kuantitatif adalah seperti berikut.

1. Memudahkan menetapkan aturan dan prosedur dalam mengukur variabel


2. Memudahkan pemahaman mengenai variabel-variabel yang diteliti
3. Dapat menghemat waktu dalam analisis data

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uaraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan


kedudukan variabel penelitian, baik variabel independen, dependen, moderator
dan variabel intervening atau bahkan variabel lainnya, maka peneliti harus melihat
kontekstualnya terlebih dahulu, dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari
maupun hasil pengamatan yang empiris yang ada ditempat penelitian. Hal ini
berarti bahwa tinjauan teoritis harus benar-benar disiapkan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian. Dengan kejelasan teoritis yang mendasari penelitian,
tentunya dapat diidentifikasi mana variabel independen, dependen, moderator dan
variable intervening atau bahkan variabel lainnya.

Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti
sebaiknya perlu melakukan tinjauan teoritis dulu dan melakukan studi
pendahuluan untuk mencari potret pada objek yang akan diteliti dan tidak
membuat rancangan penelitian terlebih dahulu tanpa terebih dahulu mengetahui
permasalahan yang ada di objek penelitian. Ada baiknya, jika peneliti dapat
memahami masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka
peneliti dapat dengan mudah menentukan variabel-variabel penelitiannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

2. Arikunto, 2013. Suharsimi.Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

3. Hardani. dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group.


4. Kerlinger. (2000). Foundation of behavioral research (4th Ed) (New York:

Holt, Rinehart & Winston.

5. Rafika, Ulfa. 2020. Variabel Penelitian Dalam Penelitian Pendidikan. Al-

Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115 (Online)

6. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung:

7. Surahman, Metode Penelitian (Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia), hlm. 57.
8. Sutama. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitaif, kualtatif, PTK,
dan R&D. Kartasura: Fairuz Media.
9. Tritjahjo Danny Soesilo, Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan
(Salatiga: Satya Wacana University Press, 2019), hlm. 32
10. Winarno. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Malang: Universitas
Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai