Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR,

TBK CABANG CIBITUNG DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

(STUDI KASUS : INDOMIE)

Disusun Oleh :

DEWI SEFIYANI

No. Pokok Mahasiswa : 133112351650006

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Kuliah

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang mie instan di Indonesia, dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan pangan pokok. Karena, mie instan mudah disajikan dan perkembangan mie instan

sangat pesat sehingga banyak yang menyukai makanan yang mudah untuk disajikan.

Makanan berbentuk adonan tipis panjang yang telah digulung, dikeringkan dan dimasak

dalam air mendidih ini merupakan salah satu makanan popular di kawasan Asia. Mie

diperkirakan telah ada sejak 4.000 tahun lalu. Namun sejarah asal usul mie masih

simpang siur.  Bangsa Italia, Cina dan Arab masing-masing mengklaim sebagai pencipta

mie.

Menurut sejarah, mie pertama dibuat di daratan Cina saat zaman Dinasti Han pada

tahun 25-200 AD. Mie kemudian berkembang ke negara-negara Asia Tenggara seperti

Jepang, Korea dan Taiwan. Tak berhenti sampai di situ, setelah Marco Polo berkunjung

ke Cina, ia membawa serta mie pulang ke Eropa sebagai oleh-oleh. Pada

perkembangannya, mie yang dibawa Marco Polo ke Eropa berubah menjadi pasta seperti

yang kita tahu saat ini. Bagi bangsa Cina, mie adalah simbol kehidupan yang panjang.

Bentuknya yang panjang dan tidak mudah putus adalah gambaran harapan umur panjang.

Karenanya mie sering dijadikan sajian wajib pada acara ulang tahun atau tahun baru,

sebagai lambang umur panjang. Mie digunakan sebagai pengganti kue ulang tahun di

China.
Lain lagi dengan China, Jepang menjadikan mie sebagai teman minum teh. Tradisi

minum teh di Jepang telah menjadi seni tersendiri bagi bangsa tersebut. Upacara minum

teh dan membuat mie sudah bagian budaya di Jepang.

Mie bahkan menjadi hal penting di Jepang setelah Perang Dunia II berakhir. Pasokan

makanan yang sedikit membuat mie jadi primadona sebagai pengganjal perut masyarakat

Jepang saat itu. Awalnya, mie diproduksi manual berukuran lembaran-lembaran tipis

panjang. Hingga baru pada tahun 700-an ditemukan mesin pembuat mie dengan alat

mekanik. Perkembangan metode pembuatan mie kemudian bergerak cepat setelah

ditemukannya mesin produksi mie missal. Adalah T. Masuki yang berjasa membuat

mesin pembuat mie mekanik pada tahun 1854. Penemuannya tersebut adalah cikal bakal

mesin-mesin pembuat mie produksi missal kini.

Di pasaran, mie dibagi ke dalam 3 jenis berdasarkan tingkat kematangannya, yaitu

mie kering,  mie basah, dan mie instant. Sesuai namanya, mie basah dijual dalam keadaan

basah. Mie basah adalah mie yang belum dimasak, memiliki kandungan air cukup tinggi

yaitu sekitar 52%, cepat basi dan hanya bisa bertahan satu hari. Mie basah biasa

digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie ayam. Mie kering adalah mie yang

dipasarkan dalam bentuk kering. Mie yang disebut juga mie telur ini memiliki kandungan

air rendah, hanya sekitar 13%. Berbahan baku dasar telur dan tepung terigu mie kering

proses pengolahannya dikeringkan dengan oven atau dijemur hingga kering sebelum

dikemas dan dipasarkan. Mie jenis ini sering digunakan sebagai bahan baku mie rebus

atau mie goreng.


Terakhir yaitu mie instant. Mie paling praktis dan paling popular ini sudah menjadi

pelengkap wajib persediaan makanan masyarakat kini. Kandungan air yang hanya sekitar

5-8% membuatnya bisa awet lebih lama dibanding jenis mie lainnya.

Mie instant sebenarnya adalah mie yang sudah matang, karena mie ini dikemas setelah

proses pengeringan dengan digoreng atau dipanaskan. Pengolahannya sederhana, cukup

dimasukkan ke dalam air mendidih selama 4 menit dan Anda bisa menambahkan bumbu

pelengkap lain sebagai penambah rasa.1

Konsep program andalan indomie yaitu dari komitmen untuk membantu anggota

masyarakat yang lebih luas dan untuk membuat kontribusi yang optimal kepada

masyarakat. Dan menjadi salah satu cara membangun citra yang positif bagi perusahaan,

karena citra perusahaan sangatlah berpengaruh dalam eksistensi sebuah produk yang ada

di indonesia.2

Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki keinginan mendapatkan

citra yang positif, baik datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, pesaing,

staf perusahaan dan pihak lain yang mempunyai pandangan dan kepentingan terhadap

perusahaan. Ada beberapa citra perusahaan, misalnya perusahaan yang inovatif,

perusahaan yang peduli terhadap publik, perusahaan yang memiliki kualitas produk yang

1
www.google.co.id/sejarah mie dan asal usulnya/6 september 2013
2
www.indofood.com
3
bagus dan sebagainya. Tugas perusahaan dalam membentuk citranya adalah dengan

mengidentifikasi citra seperti yang ingin dibentuk dimata masyarakat.

Upaya untuk membangun citra perusahaan tidak lepas dari peran suatu badan atau

lembaga yang berfungsi mengidentifikasi, memantapkan dan juga memelihara hubungan

yang saling menguntungkan antara pihak perusahaan dengan publiknya. Badan atau

lembaga yang bertanggung jawab menyangkut hal ini adalah hubungan masyarakat yang

biasa disingkat humas.

“Humas adalah seni untuk membuat perusahaan anda disukai dan dihormati oleh para

karyawan, konsumen, dan penyalurnya.”

Berdasarkan definisi ini, public relations dikatakan sebagai wadah untuk membangun

hubungan dengan public suatu organisasi atau perusahaan melalui program – program

kerjanya yang berorientasi untuk pembentukan citra positif. Definisi tentang public

relations yang menekankan tanggung jawab khususnya, diberikan oleh public relations

news. Yang menyatakan.

“ Humas adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap – sikap

publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang/perusahaan terhadap

publiknya, menyusun rencana, serta menjalankan program – program komunikasi

untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik”3

Dari pengertian diatas dikatakan bahwa public relations, adalah wakil dari perusahaan

yang mendengar keinginan public dan menciptakan komunikasi dua arah yang menunjang

kearah penciptaan kebijaksanaan perusahaan. dengan menjelaskan dan mengumumkan

kepada public untuk kepentingan bersama yang saling menguntungkan.

3
Kadar Nurjaman,S.E..,M.M., Khaerul Umam, S.IP, M.Ag.,M.Si., Komunikasi dan Public Relations, edisi pertama,
Bandung: pustaka setia, 2012, Hal 105
4
Menurut Edward L. Berneys Public Relations memiliki tiga macam ruang lingkup

yaitu:

1. Memberi informasi kepada masyarakat.

2. Persuasi yang dimaksudkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat

terhadap lembaga demi kepentingan kedua belah pihak.

3. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakat, begitu

sebaliknya.4

Pelaksanaan kegiatan public relations lebih dititik beratkan pada keterampilan

membina hubungan dengan orang lain didalam dan diluar organisasi. Serta mencegah

timbulnya masalah dalam pengertian bahwa public relations sebagai metode komunikasi,

terdapat makna bahwa public relations dituntut untuk melakukan komunikasi dua arah secara

timbal balik dengan mengacu pada tujuan dan sasaran perusahaan. serta efek yang diharapkan

adalah terciptanya citra positif perusahaan dikalangan masyarakat agar terjalin hubungan

yang harmonis antara organisasi dan publiknya.

Humas atau yang biasa disebut public relations lebih berorientasi pada pihak

perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari

sebelumnya karena mendapat opini dan kritik dari konsumen. Akan tetapi, jika fungsi public
4
Prof. Dr. Musa Asy’arie, Strategi Komunikasi Menyerap Aspirasi Masyarakat Akar Rumput, edisi pertama,
Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika, 2007, Hal 13
5
relations yang dilaksanakan dengan baik benar – benar merupakan alat yang ampuh untuk

memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana

kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, diperlukan pendekatan khusus dan

motivasi khusus dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa

fungsi public relations adalah memelihara, mengembangbiakkan, mempertahankan

komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul,

atau meminimalkan munculnya masalah.5

Dalam hal ini humas adalah bagian dari elemen Marketing communication mix

sebagaimana yang dinyatakan oleh Belch & Belch. Menurut Belch & Belch elemen

Marketing Communication Mix, yaitu advertising, sales promotion, public relations,

personal selling, direct marketing.6

Dengan keadaan mie instan yang semakin cepat berkembang dan semakin banyaknya

produk mie instan lainnya membuat perusahaan terpacu untuk berkompetisi dengan

mengeluarkan cara – cara untuk menarik konsumen. Dengan keadaan seperti ini, perusahaan

menggunakan fungsi humas yaitu menyampaikan informasi mengenai perusahaan kepada

publik sehingga tercipta komunikasi dua arah.

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie

diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan

milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan

dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food

Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain

dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara

5
Kadar Nurjaman,S.E..,M.M., Khaerul Umam, S.IP, M.Ag.,M.Si., Komunikasi dan Public Relations, cetakan
pertama, Bandung: Pustaka Setia, 2012, Hal 115
6
Totok Amin Soefijanto, Ika Karlina Idris, Integrated Marketing Communications, PT Gramedia Pustaka Utama,
Hal 5
6
lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-

negara Eropa. hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu

menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum

dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca

negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta

negara-negara Eropa, menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli

indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan

“Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., yang lebih dikenal sebagai Indofood, adalah

sebuah perusahaan besar di Indonesia yang terlibat dalam industri makanan. Kantor pusat

perusahaan berada di Jakarta. mie instan bisnis pertama didirikan pada tahun 1968, untuk

memproduksi Indomie sejak 1972. Indofood didirikan pada 14 Agustus 1990 sebagai

Panganjaya Intikusuma sampai 1993, sebelum mengubah nama saat ini pada tahun 1994. Ini

adalah salah satu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Sudono Salim di bawah Grup

Salim.

Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, antara lain: untuk

produk Mie Instan (Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mie Telur

Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan

Milkuat), penyedap makan (bumbu Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi,

Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan

Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan khusus

(Promina, Sun, Govit dan Provita)7


7
www.indofood.com
Studi kasus dalam penulisan ini yaitu Indomie. Indomie adalah mie instan yang

diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Semenjak indomie diluncurkan

untuk pertama kali sudah banyak yang menyukai mie instan ini. Sementara itu, sejak

diluncurkan pada tahun 1970 hingga tahun 2000 – an, indomie masih tetap sebagai merek

mie instan nomor satu diindonesia. Namun banyak sekali isu yang negatif mengenai indomie,

baru – baru ini ada isu mengenai bumbu yang ada didalam kemasan indomie terdapat lemak

babi. Berdasarkan hal tersebut PT Indofood melakukan strategi – strategi untuk membangun

citra yang positif.

Adanya isu – isu terhadap indomie sangat mempengaruhi citra perusahaan. sejak awal

diluncurkan, indomie memiliki citra yang baik. Adanya isu tersebut membuat citra

perusahaan menjadi buruk dimata konsumen. Dengan hal tersebut humas PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk membangun citra

perusahaan.

Untuk membangun citra perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

menggunakan strategi komunikasi pemasaran. Menurut Don Schultz & Heidi Schultz

komunikasi pemasaran atau marketing communication adalah suatu proses bisnis strategis

yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi

program – program komunikasi, merek yang terkoordinasi, terukur, dan persuasif untuk

jangka waktu tertentu dengan konsumen, pelanggan, calon konsumen, dan sasaran lainnya,

serta pemerhati yang berkaitan didalam dan diluar perusahaan.

Strategi pemasaran meliputi kegiatan promosi dan publikasi. Mempromosikan produk

yang akan diluncurkan oleh suatu perusahaan. perlu adanya usaha yang maksimal untuk

meyakinkan masyarakat untuk tertarik dan membeli produk tersebut. Terlebih lagi kompetisi

dari pesaing yang sama – sama bergerak dibidang ini.

7
Strategi promosi yang dilakukan diharapkan dapat menimbulkan awareness dari

publik, dan membentuk persepsi publik. Ada berbagai cara untuk mempertahankan citra

perusahaan dimata publik, salah satunya adalah melalui publikasi.

Tujuan dari publikasi itu sendiri adalah mempengaruhi opini dan perilaku publik serta

membentuk citra didalamnya yang menjadi tanggung jawab dari humas untuk menyebarkan

berita atau informasi mengenai produk indomie diperlukan wadah atau sarana yang

menjangkau public sasaran. Dimana hal ini dapat dilakukan melalui event.

Setiap perusahaan yang bertujuan mempertahankan citra positif misalnya, perlu

melakukan kegiatan – kegiatan komunikasi yang efektif dan efisien sehingga menjadi pilihan

produk pertama untuk konsumen. Untuk membangun citra perusahaan, PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk melalui bagian marketing manager, melakukan strategi dan taktik yang

dimulai dari meningkatkan promosi produk dan kenyamanan para konsumen.

Atas dasar ini penulis memandang bahwa peran humas yang dianggap menguasai

teknik komunikasi yang baik sangat vital bagi perusahaan yang ingin membangun citra

perusahaan yang sarat akan persaingan. Segala program kerja yang dilakukan memerlukan

strategi yang matang baik dalam rencana jangka pendek dan jangka panjang dalam

pembentukan citra positif perusahaannya.

Pada era sekarang konsumen semakin selektif dan kritis dalam berbagai hal untuk

menyiasati hal tersebut, tentunya menuntut produk indomie untuk selalu melakukan

terobosan dan strategi jitu yang terarah guna dapat memenangkan persaingan dengan produk

mie instan lainnya. Produk indomie perlu melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk

tetap disukai oleh konsumen serta membangun ccitra perusahaannya kembali.


1.2 Rumusan Masalah

Maka permasalahan penulis adalah “ Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran PT.

Indofood CBP Sukses Makmur, TBK Cabang Cibitung dalam membangun citra

perusahaan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan mengetahui strategi komunikasi pemasaran

PT.Indofood CBP Sukses Makmur, TBK Cabang Cibitung dalam membangun citra

perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bertujuan sebagai bagian dari kontribusi penulis terhadap perkembangan

dibidang komunikasi terutama terhadap strategi komunikasi pemasaran dalam

membangun citra positif

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan kepada PT.Indofood CBP Sukses Makmur, TBK Cabang

Cibitung dalam membangun citra perusahaan dalam upaya melakukan kegiatan

komunikasi pemasaran dalam meningkatkan citra perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan secara jelas tentang latar belakang masalah,

pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teori dan konsep dari

penelitian

10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini penulis menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan

oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA
11

BAB II

Tinjauan Pustaka

Pada bab tinjauan pustaka ini penulisan menguunakan konsep-konsep Public relations

(Humas), tugas dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan

pengertian humas, tujuan dan fungsi humas, marketing public relations, komunikasi

pemasaran, serta strategi komunikasi pemasaran dan analisis pemasaran, Strategi Untuk

Komunikasi Pemasaran Yang Efektif.

2.1 Kerangka Konsep.

2.1.1Humas ( public relations )

A. Pengertian Humas ( public relations )

Ada berbagai definisi public relations karena bidang ini mempunyai

begitu banyak faset sehingga fungsinya yang luas tidak mudah dirangkum

dalam beberapa kata saja. Harlow melihat definisi itu beragam, dari yang

sederhana sampai yang rumit. Beberapa definisi yang lebih ringkas adalah:

1. Penampilan bagus, dihargai masyarakat

2. PR adalah singkatan performance - penampilan dan recognition –

pengakuan
3. Bekerja dengan baik, sehingga mendapat pujian

4. Tindakan yang diambil untuk menunjang hubungan yang

menguntungkan dengan masyarakat umum

12

5. Usaha – usaha organisasi untuk mendapatkan kerja sama dari

sekelompok orang8

Public relations berada dalam organisasi atau perusahaan yang

membutuhkan orang – orang yang berkompeten untuk mengenalkan

perusahaan serta memasarkan produk – produknya, sehingga

menumbuhkan kepercayaan publik akan organisasi atau perusahaan

tersebut.

“Menurut Bianco Humas (public relations) adalah seni

menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat

memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu

individu/organisasi.”9

Seorang praktisi humas selanjutnya diharapkan untuk membuat

program – program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan

terencana dalam upayanya mempertahankan, menciptakan, dan

memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan

oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik

8
Kadar Nurjaman,S.E..,M.M., Khaerul Umam, S.IP, M.Ag.,M.Si., Komunikasi & Public Relations Komunikasi dan
Public Relations, cetakan pertama, Bandung: Pustaka Setia, 2012, Hal 103
9
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2012, Hal 152
13
internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas

membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya

dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi

diantara keduanya.

B. Tujuan Dan Fungsi Public Relations

Menurut Rosady Ruslan, tujuan public relations adalah sebagai

berikut:

1. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik

eksternal atau masyarakat dan konsumen

2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran

dengan perusahaan

3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations

4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan

merek

5. Mendukung bauran pemasaran10

Menurut Maria “ public relations “ merupakan satu bagian dari

satu napas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi

identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu

mengomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan

mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi

tersebut.

Berikut ini adalah gambaran tentang fungsi public relations yaitu

sebagai berikut:

10
Rosady Ruslan, Komunikasi & Public Relations Komunikasi dan Public Relations, cetakan pertama, Bandung:
Pustaka Setia, 2012, Hal 113
14
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad bai, kepercayaan,

saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat

pada umumnya

2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa

diterima dan menguntungkan semua pihak

3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang

spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan

organisasi atau perusahaan. organisasi memiliki warna, budaya,

citra, suasana yang kondusif dan menyenangkan, kinerja

meningkat, dan produktivitas yang bisa dicapai secara optimal

4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi

atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini

publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi

organisasi atau perusahaan yang bersangkutan11

C. Marketing Public Relations

Philip kolter yang pertama kali memunculkan konsep Mega

Marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan Public

Relations dan Marketing Mix. Kemudian muncul istilah Marketing

Public Relations (MPR), sebgai pengembangan tahap berikutnya dari

konsep sebelumnya yaitu Mega Marketing yang dipopulerkan oleh

Thomas L. Haris, melalui bukunya yang berjudul “The Marketer’s

Guide To Public Relations.

11
Maria, Komunikasi & Public Relations, cetakan pertama, Bandung: Pustaka Setia, 2012, Hal 115
15
Konsepnya sebagai berikut:

“ Marketing Public Relations adalah sebuah proses

perencanaan dan pengevaluasian program yang merancang

penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui

pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan – kesan

yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan

kebutuhan serta perhatian pelanggan.”12

Aktivitas marketing public relations yang terencana dalam

jangka pendek dilakukan dengan membuat pers release, menggelar

pers conference, perayaan, seminar, atau riset marketing. Aktivitas

marketing public relations yang dilakukan dalam jangka waktu

panjang, misalnya community relations, publikasi seperti in house

magazine atau newsletter, dan media relations. Sedangkan aktivitas

yang tidak terencana dalam jangka waktu pendek biasanya dilakukan

dalam masa krisis atau menanggapi munculnya publikasi negatif

tentang perusahaan atau organisasi.

12
Syawaludin, “ Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Mega Pasanggrahan Indah Dalam Meningkatkan Citra”,
Jakarta, Universitas Nasional, 2010, Hal 17
16
Disini aktivitas public relations menjalankan proses

komunikasi persuasif yang mengutamakan dialog. Aktivitas inilah

yang kemudian dikenal dengan marketing public relations. Paul

Baines, John Egan, dan Frank Jefkins mencatat beberapa situasi

dimana teknik public relations dapat diadopsi dalam aktivitas

marketing, yaitu sebagai berikut:

1. Product/Service design and conception

2. Product/service life cycle management

3. Market or marketing research

4. Naming/branding and positioning/repositioning

5. Corporate/brand/product image programmes

6. Pricing decisions

7. Packaging decisions

8. Distribution programmes

9. Financial public relations

10. Industrial relations

11. Test marketing

12. Advertising

13. Sales promotion13

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

A. Pengertian Komunikasi Pemasaran

13
Totok Amin Soefijanto, Ika Karlina Idris, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: Hal 113
Komunikasi Pemasaran menurut Duncan adalah sebuah proses

untuk perencanaan, pelaksaan, dan pemantauan pesan merek yang

menciptakan hubungan dengan konsumen.14

Komunikasi pemaran berkembang menjadi bauran pemasaran

(marketing mix) yang menggabungkan 4P ( product, place, price, dan

promotion )dan didalamnya mengandung promotional mix yang terdiri

berbagai jenis alat. Komunikasi pemasaran ( marketing tools ), yaitu

iklan, promosi penjualan, kehumasan, penjualan personal, pemasaran

langsung.

Berikut beberapa kelebihan dari setiap alat komunikasi, sebagai

berikut:

1.Iklan atau advertising merupakan kegiatan komunikasi pemasaran

yang paling dikenal khalayak. Menurut Belch & Belch, definisi iklan

adalah semua bentuk komunikasi nonpribadi yang memberitahukan

tentang organisasi, produk, jasa atau ide; dan dibayar oleh sponsor

yang jelas.

2.Promosi penjualan atau sales promotion adalah kegiatan pemasaran

yang memberikan nilai ekstra atau insentif ketenaga penjualan,

distributor, atau konsumen akhir dan dapat menstimulasi penjualan

segera (Belch & Belch,).

3.Kehumasan, publisitas atau Public Relations . Belch & Belch

menyebutkan publisitas merujuk ke komunikasi nonpribadi tentang

produk, jasa, atau ide yang tidak langsung dibayar oleh suatu institusi.
14
Totok Amin Soefijanto, Ika Karlina Idris, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: Hal 9
17
4.Pemasaran langsung atau direct marketing. Kegiatan pemasaran

semacam ini kurang dikenal diindonesia. Kita mengenalnya antara lain

dalam bentuk katalog yang menyertai tagihan kartu kredit setiap bulan

atau pesan singkat ( sms = short-messaging service) yang masuk

ketelepon genggam yang menawarkan sesuatu.

18

Menurut Belch & Belch, pemasaran langsung justru berkembang

sangat pesat di Amerika Serikat. Bentuknya tidak selalu berupa surat

atau katalog, namun juga situs internet yang menawarkan diskon dan

penjualan langsung, telemarketing (penawaran Via telepon),dan

berbagai kegiatan pemasaran yang mengharapkan respons instandari

konsumen. Yang paling tidak berkembang diindonesia adalah surat

penawaran langsung dan telemarketing.

5.Penjualan personal atau personal selling. Media pemasaran yang satu

ini berpotensi berkembang dengan baik diindonesia. Kenapa?

Hubungan antarpribadi diindonesia relative lebih mudah dan sudah

berjalan sejak lama. Menurut Belch & Belch, penjualan personal

adalah bentuk komunikasi antarpribadi dimana penjual berusaha

menjual atau mendekati pembeli untuk mau membeli produk,jasa, atau

ide yang ditawarkan.15

15
Totok Amin Soefijanto, Ika Karlina Idris, Integrated Marketing Communications, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta: Hal 5 – 6
19
2.1.3 Strategi Komunikasi Pemasaran

A. Strategi dan Analisis Pemasaran

Rencana strategis pemasaran membantu perusahaan mengalokasikan

sumber dayanya secara optimal untuk meraih pemasaran yang baik. Rencana

itu merupakan bagian dari rencana bisnis secara umum dan menyeluruh,

sehingga keberhasilan sebuah rencana dibagian pemasaran akan memberi efek

yang positif kepenerimaan dan keuntungan perusahaan. didalam komponen

ini, adalah sebagai berikut:

1. Analisis Peluang

Dimana peluang pasar untuk produk,jasa atau ide kita? Banyak

scenario yang dapat dibeberkan disini, yaitu peluang produk dipasar

yang ada,peluang produk baru di pasar yang sekarang, atau Persaingan

tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu, perusahaan yang baik akan

memperhitungkan persaingan luang produk baru di pasar yang baru.

Menurut Belch & Belch, peluang pasar (market opportunities) adalah

wilayah dimana ada tren permintaan konsumen belum terpuaskan, dan

produknya dapat bersaing secara efektif.

2. Analisis persaingan

Persaingan itu tidak selalu dalam bentuk produk atau jasa yang

sejenis, misalnya antara minuman soda dengan sesamanya. Persaigan

juga dapat terjadi anatara produk yang dihasilkan satu perusahaan.


Dalam konteks persaingan ini, perusahaan harus memikirkan

keunggulan kompetitif ( competitive advantage). 16

Menurut Belch & Belch, keunggulan kompetitif itu sesuatu yang

istimewa yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memberikannya

kelebihan dibandingkan dengan pesaingnya. Beberapa cara untuk

meraih keunggulan kompetitif adalah menjual produk dengan harga

premium, mutu pelayanan yang tinggi, biaya produksi dan harga yang

rendah, atau mendominasi saluran distribusi.

3. Seleksi Pasar sasaran

Pemilihan pasar sasaran ini sangat bermanfaat untuk

memantapkan focus perusahaan dalam beriklan dan promosi.

Keberhasilan perusahaan dalam pasar sasaran yang sudah ditentukan

adalah variable yang dapat diukur secara empiris, yaitu

penjualan,pangsa pasar,dan keuntungan. Menurut Belch & Belch

(2009), mendorong perusahaan untuk menetapkan tujuan yang berbeda

menurut segmen pasar, anggaran yang berbeda ,dan strategi bauran

pemasaran yang beragam, sesuai kondisi pasar yang dibidik.

Ada 4 langkah mendasar dalam proses target marketing, yaitu

(1) identifikasi pasar yang belum terpuaskan, (2) segmentasi Pasar (3)

membidik sasaran tertentu ,dan (4) pemosisian (positioning) sesuai

strategi pemasaran.

1. Identification.

Totok Amin Soefijanto, Ika Karlina Idris, Integrated Marketing Communications, PT Gramedia
16

Pustaka Utama, Jakarta: Hal 25 – 28


20
Identifikasi pasar perlu dilakukan agar perusahaan atau

organisasi dapat memilih pasar yang tepat. Proses identifikasi yang

baik akan menghasilkan sebuah saran atau rekomendasi yang

menjabarkan sebuah pasar secara terperinci, mulai dari luas

wilayah geografis, populasi penduduk,jumlah konsumen potensial,

kebutuhan , dan tata cara konsumen mendapatkan barang , jasa, ide

yang dibutuhkan.

21

2. Segmentation.

Segmentasi pasar adalah “membagi pasar kedalam kelompok

kelompok yang jelas berbeda, yang ciri cirinya adalah (1) memiliki

kebutuhan yang sama, dan (2) akan merespon aksi pemasaran

dengan cara yang sama” (belch & Belch)

Proses segmentasi terdiri dari lima langkah , yaitu :

1. Menemukan cara untuk mengelompokan konsumen sesuai

kebutuhannya.

2. Menemukan cara untuk mengelompokkan aksi aksi pemasaran

yang dilakukan perusahaan.

3. Mengembangkan table pasar produk yang berkaitan dengan

segmen pasar dengan produk atau aksi perusahaan.

4. Menyeleksi segmen sasaran untuk mengarahkan aksi

pemasaran perusahaan.

5. Mengambil aksi pemasaran untuk mencapai segmen sasaran.


Beberapa jenis segmentasi :

1. Segmentasi geografis :pasar dibagi kedalam beberapa wilayah

geografis, seperti Negara,provinsi,kabupaten, RT/RW, dan

seterusnya.

22

2. Segmentasi demografis : pasar dibagi berdasarkan usia, jenis

kelamin, ukuran keluarga,pendidikan pendapatan,dan kelas

sosial.

3. Segmentasi psikografis: pasar dibagi berdasarkan kepribadian

atau gaya hidup konsumen.

4. Segmentasi kebiasaan (behavioristic segmentation ) : pasar

dibagi berdasarkan pemakaian produk , loyalitas, atau respons

pembelian atas sebuah produk.

5. Segmentasi keuntungan (benefit segmentation); pasar dibagi

berdasarkan tujuan, keuntungan, atau harapan konsumen yang

membeli suatu produk.

3. Targeting.

Ada 3 jenis pemasaran yang tersedia , yaitu :

1. Pemasaran “sapu bersih” ( undifferentiated marketing)

mengabaikan perbedaan segmen pasar dan hanya menawarkan

satu produk untuk seluruh pasar.


2. Pemasaran “pilih pilih”(differentiated marketing) melakukan

pemasaran diberbagai segmen dan mengembangkan strategi

pemasaran untuk setiap segmen.

3. Pemasaran “terpusat” ( concentrated marketing) memilih

segmen tertentu dan berusaha keras meraup pangsa pasar

terbesar di segmen terpilih tersebut.

23

4.Positioning.

Menurut Belch & Belch,pemosisian adalah seni dan sains dari

pengepasan produk atau jasa kesatu atau lebih segmen dari suatu pasar

agar tampak berbeda dalam kompetisi. Lebih lanjut, pengembangan

strategi pemosisian dimulai dengan 6 pertanyaan pokok , yaitu:

1. Posisi apa, jika ada yang sudah ada di benak calonkonsumen?

Informasi ini berasal dari pasar, bukan dari manajer

pemasaran.

2. Posisi apa yang kita inginkan?

3. Perusahaan apa yang harus kita kalahkan untuk mendapatkan

posisi tersebut?

4. Apakah kita memiliki cukup dana pemasaran untuk

mempertahankan posisi tersebut?

5. Apakah kita cukup memiliki nyali untuk berpegang teguh pada

satu strategi pemosisian?


6. Apakah pendekatan kreatif kita sejalan dengan strategi

pemosisian kita?17

B. Strategi Untuk Komunikasi Pemasaran Yang Efektif

Pemasaran menggunakan dua strategi utama yaitu strategi

mendorong dan strategi menarik untuk mencapai tujuan komunikasi.

Strategi mendorong (push strategy) adalah strategi yang memerlukan

pemanfaatan tenaga penjualan dan promosi perdagangan untuk

mendorong produksi melalui anggota saluran distribusi kearah

konsumen akhir. Sedangkan, strategi menarik (pull strategy)

digunakan oleh produsen untuk mengarahkan aktivitas pemasarannya

(terutama periklanan dan promosi konsumen) kearah pengguna

produk atau jasa untuk memotivasi mereka agar membeli produk. Jika

strategi ini berhasil dengan efektif, permintaan produk dari anggota

saluran akan meningkatkan permintaan dari produsen.18

Strategi Pesan Strategi


Media

Bentuk
Isi Informasi Pemilihan Celah
Kreatif
Komunikasi Media Konsumen
Pesan
17
Ibid

24
18
Mahmud Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern, cetakan pertama, Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010, Hal
12

25
1. Strategi Pesan

Sebelum isi dan bentuk pesan didesain, segmen pasar

sasaran harus diseleksi terlebih dahulu. Pasar sasaran

dipilih karena bagian – bagiannya memiliki

karakteristik latar belakang yang menyebabkan

kesamaan dalam perilaku proses dan konsumsi. Karena

itu, pasar sasaran harus dapat dijangkau upaya

komunikasi pemasar. Sebaliknya, pemasar membuat

dan menyampaikan pesan yang menyebabkan terjadinya

pembelian dan perilaku konsumsi pada sisi elemen

pasar sasaran.19

a) Isi Komunikasi

Pemasar dapat mempunyai lebih dari

satu atau bahkan beberapa tujuan atau

obyek komunikasi, yang masing–masing

memerlukan media berbeda untuk

menyampaikan pesan tertentu. Setiap

obyek menunjukan kebutuhan konsumen

tertentu pada tahap proses pembelian

yang sama dan karena alasan tersebut

memungkinkan untuk menggunakan

informasi dengan cara yang sama.

19
Mahmud Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern, cetakan pertama, Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010, Hal
28 – 30

26
Dengan demikian, isi komunikasi

harus disesuaikan dengan kebutuhan

informasi konsumen. Pada waktu

konsumen mencari alternatif, pemasar

akan mengingatkan mereka pada produk

yang mereka tawarkan. Ketika konsumen

melakukan evaluasi alternatif, pemasar

akan memberikan informasi tentang ciri

dan manfaat produk mereka.

b) Strategi Kreatif

Apabila pemasar telah mengidentifikasi

pasar sasaran dan mengembangkan

tujuan komunikasi, mereka harus

menciptakan elemen pasar sasaran untuk

mengetahui permintaan agar perusahaan

dapat memberikan motivasi supaya pasar

sasaran dapat menguraikan dan

memadukan pesan pemasaran. 20

Pemasar pada umumnya menggunakan

dua jenis pesan untuk menarik

konsumen:

(1) informasi atau rasional, dan (2)

emosional atau transformasional.


20
Ibid

27
Daya tarik informasional

merupakan upaya pemasar untuk

menyampaikan informasi tentang produk

kepada konsumen yang diterapkan untuk

proses pembelian rasional. Iklan melalui

media cetak yang berisi informasi rinci

tentang ilustrasi ciri produk. Upaya

publisitas berupa artikel yang dimuat

dalam media cetak berisi fakta dan

angka, dan persentasi penjelasan tentang

produk oleh wiraniaga, semuanya

disampaikan untuk memaparkan daya

tarik rasional.

Daya tarik emosional atau

transformasional merupakan upaya untuk

mempengaruhi sugesti konsumen yang

akan menggunakan produk yang

ditawarkan. Iklan televisi yang sugestif

dan pengaruh keterangan wiraniaga

sangat efektif untuk menciptakan daya

tarik emosional pada produk yang

ditawarkan.21

Dalam dua kategori daya tarik

tersebut terdapat beberapa perbedaan


21
Ibid

28
jenis pesan yang menggunakan strategi

kreatif untuk menyampaikan isi

komunikasi.

1) Pesan faktual adalah presentasi

langsung tentang produk. Pesan

ini menyajikan informasi kepada

konsumen untuk membentuk

sikap, kriteria pilihan alternatif,

dan pemilihan produk.

2) Periklanan komparatif berisi

perbandingan eksplisit di antara

alternatif untuk menunjukan

keunggulan produk yang

diiklankan. Pesan ini dapat

menawarkn baik perbandingan

informal maupun yang lebih

formal tentang ciri pada setiap

alternatif.

3) Periklanan selebriti

menampilkan sosok selebriti

yang mudah diingat sehingga

dapat dimanfaatkan untuk

menarik perhatian konsumen.22

2.2 Kerangka Teori


22
Ibid

29
2.2.1Teori Impression Management, Footing, Face, dan Politeness: Presentasi

Organisasi Membangun Citra Positif.

A. Public Relations: Presentasi Diri Organisasi

Pemikiran tentang presentasi diri, salah satunya dikembangkan oleh

Sosiolog Erving Goffman untuk menjelaskan interaksi sosial antarindividu,

dalam karya besarnya the presentation of self in everyday life (1959). Di

dalam buku ini, Goffman membuat metafora kehidupan sosial sebagai

panggung pertunjukan. Menurut Goffman, dunia ini bagaikan pertunjukan atau

drama didepan khalayak. Goffman fokus pada interaksi sosial dimana setiap

orang berkeinginan untuk menampilkan gambaran dirinya atau konsep dirinya

didepan orang lain.

Jadi, pemaknaan atau kesan yang diberikan individu terhadap

penampilan individu lainnya bersifat mana suka, situasional, dan serba

mungkin. Jadi, presentasi diri merupakan peran yang dimainkan seseorang

yang terbentuk dari konstruksi sosial dalam interaksi sosial. Dlam metafora

pertunjukan drama, Goffman menjelaskan proses presentasi diri yang juga

dikenal dengan teori impression management. Teori ini dalam konteks public

relations, karena membahas tiga konsep penting yang juga ada dalam praktik

public relations, yaitu relasi, identifikasi, dan citra.23

B. Teori Impression Management

Teoroi Manajemen Impresi (impression management) menyebut, bahwa dalam

interaksi sosial setiap individu berupaya menampilkan gambaran dirinya atau

konsep dirinya didepan orang lain. Upaya ini disebut manajemen impresi,

23
Rachmat Kriyantono, Ph.D., Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal: Aplikasi Penelitian Dan Praktik,
cetakan pertama, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014, Hal217 – 226

30
yaitu individu secara sengaja menggunakan komunikasi untuk menciptakan

impresi yang diinginkan dari orang lain terhadapnya (Johansson 2007). Karena

manajemen impresi terkait cara mempresentasikan diri, maka Rosenfeld,

Giacalone & Riordan (1994) menyebut sebagai teori presentasi diri. Dalam

interaksi dengan orang lain, individu menggunakan komunikasi untuk

mengelola impresi orang lain terhadap diri individu tersebut (Goffman, 1959).

Komunikasi yang digunakan ini, menurut Goffman, dibagi dalam dua bagian:

bagian yang secara relatif mudah bagi individu untuk mengelola dan

memanipulasinya, yaitu komunkasi verbal, dan bagian yang relatif lebih sulit

sering terjadi diluar kesadaran atau tidak disengaja sehingga sulit dikontrol

yaitu komunikasi non verbal. Komunikan biasanya akan melakukan cek dan

membandingkan perilaku verbal (apa yang diucapkan) dan perilaku non verbal

(misalnya gerakan tubuh). Akibatnya, muncul situasi asimetris dalam proses

komunikasi. Individu sebagai komunikator menyadari hanya satu bagian, yaitu

komunikasi verbal, sementara orang lain (komunikan) dapat menangkap pesan

verbal dan non verbal (Goffman,1959).

C. Presentasi Diri Untuk Manajemen Impresi Dalam Organisasi

Konsep presentasi diri dari Goffman telah diaplikasikan beberapa ilmuwan

untuk menjelaskan bagaimana individu membangun impresi orang lain.

Edward Jones yang mengaplikasikan konsep presentasi diri untuk menjelaskan

hubungan antara perilaku individu didepan publik dan motif dibalik perilaku

itu.

Kelima tipologi presentasi diri dari Edward Jones (Metts, 2009) antara lain:

1. Strategi Ingratiation ( menyenangkan orang lain)


Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin dipersepsi sebagai

pihak yang menyenangkan atau ramah (friendly). Strategi ini

diwujudkan dengan menampilkan emosi – emosi positif selama

interaksi dengan publik, seperti organisasi suka membantu publik dan

menghargai kepentingan publik.24

2. Strategi self- promotion ( promosi diri )

Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin diimpresikan sebagai

organisasi yang berkompeten. Strategi ini diaplikasikan dengan

menampilkan presentasi yang dicapai organisasi, hal – hal baik yang

telah dilakukan organisasi terhadap publiknya, dan menampilkan

berbagai penghargaan yang diperoleh organisasi atas presentasinya.25

3. Strategi exemplification ( sebagai contoh)

Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin diimpresikan sebagai

organisasi yang layak dijadikan contoh atau model bagi organisasi

lainnya. Strategi ini terwujud dari beberapa tindakan, seperti

mendemonstrasikan kemampuan, kelebihan, integritas, dan nilai –

nilai organisasi.

4. Strategi supplication (self- handicapping)

Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin dipersepsi sebagai

organisasi yang memiliki keterbatasan dalam membantu publik.

Organisasi diimpresikan sebagai pihak yang lemah sekaligus yang

menjadi korban dari krisis yang terjadi.

24
Ibid

31
25
Ibid

32
5. Strategi intimidation

Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin dipersepsi sebagai

organisasi yang kuat dan mampu mengontrol situasi. Diwujudkan

dengan menampilkan atribut yang mempresentasikan kemarahan atau

keinginan untuk menghukum pihak lain yang menyebabkan kerugian.

D. Teori Impression Management Dalam Praktik Dan Penelitian Public Relations

Johansson (2007) menemukan bahwa teori impression management

banyak dikaitkan dengan situasi krisis. Krisis mempunyai dua peluang bagi

organisasi yaitu, sebagai entry point untuk meningkatkan citra atau sebagai

entry point kehilangan citra. Organisasi dituntut untuk melakukan manajemen

krisis dengan baik, sehingga muara akhirnya dapat meningkatkan citra.26

Citra yaitu imaji dan impresi publik apakah organisasi bersifat kredibel atau

legitimate atau tidak. Dengan kata lain, manajemen krisis menuntut suatu

manajemen impresi.

Teori ini juga menarik diterapkan untuk mengkaji perilaku komunikasi

antara manajer dan anggota organisasi. Misalnya, untuk memahami bagaimana

proses membangun identitas organisasi dan mengkomunikasikan identitas itu (

dikenal dengan pencitraan).

E. Teori Footing Dalam Praktik Relations

Footing yaitu teori yang membahas bagaimana posisi atau

sikap atau postur dalam interaksi. Dalam konteks public relations, teori

ini membahas bagaimana sikap dan postur public relations sebagai

komunikator saat berinteraksi dengan publik dan karenanya


26
Ibid

33
menentukan strategi pencitraan. Menurut Goffman , komunikator

memiliki tiga dimensi : animator, author, dan principal. Animator yaitu

individu yang berbicara, author adalah individu yang memilih dan

menyusun isi pesan yang disampaikan, principal adalah individu yang

berada dibalik cara pesan itu disampaikan, sehingga biasanya sikap dan

perilaku individu ini akan tercermin dalam strategi atau cara pesan

disampaikan ke orang lain.

Dalam praktik, bisa jadi ketiga dimensi footing dilakukan oleh

satu individu, yaitu pembicara yang sekaligus penyusun materi yang

dibicarakan dan penyusun strategi penyampaian materi itu. 27

Tetapi dimungkinkan pula ketiga dimensi ini dilakukan oleh

individu yang berbeda. Ketiga dimensi ini akan muncul dalam proses

membangun kepercayaan dan autentisitas dalam berinteraksi dengan

publik. Jika publik memersepsi organisasi dapat dipercaya dan perilaku

organisasi bersifat autentik (dipandang tidak ada maksud tersembunyi),

maka dimungkinkan terbangun citra positif terhadap organisasi.

F. Teori Face Dan Politiness Dalam Praktik Public Relations

Menurut Goffman, dalam setiap interaksi sosial individu melakukan

upaya manajemen identitas sosial, yaitu identitas yang individu inginkan untuk

dirinya sendiri. Identitas ini merupakan alat untuk mendeskripsikan relasi

sosial ( Johansson, Metts). Menurut Brown & Levinson, face yaitu sesuatu

yang diinvestasikan secara emosional, dan dapat hilang, dijaga, atau

dikembangkan dan harus hadir secara konstan dalam interaksi. Dengan kata

27
Ibid

34
lain, face yaitu “public’s self – image” atau “public performance” dari diri

kita yang dinegosiasikan melalui proses komunikasi.

G. Aplikasi Penelitian Teori Impression Management Dalam Public Relations

Teori impression management memiliki posisi penting sebagai bidang

penelitian dalam kajian public relations. Penelitian dibidang ini dapat

dilakukan dengan mendeskripsikan tiga hal: (a) bagaimana presentasi

diri individu dalam organisasi dan presentasi diri organisasi melalui

produk komunikasi public relations. 28

Disini yang teliti yaitu, atribut atau simbol verbal dan non verbal yang

digunakan untuk presentasi diri. (b) bagaimana motif yang mendasari

presentasi diri itu. (c) kemudian, mendeskripsikan bagaimana

presentasi diri tersebut dipersepsi pihak lain, apakah misalnya, persepsi

(impresi) orang lain sama dengan motif dibalik strategi presentasi diri29

28
Ibid
29
Ibid

35

Anda mungkin juga menyukai