Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian
Disusun Oleh :
Kelompok 1 SGD N
Ellsa Nadilla AK118053
Fathunissa Imarah Nusyaibah AK118060
Fitri Indriani AK118064
Hana Nabiilah AK118071
Ica Nur Agustina AK118076
Intan Novitasari AK118080
Iseu Rahmawati AK118084
Eneng Deti Sri Rahayu AK118057
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian yang membahas
tentang “HIPOTESA PENELITIAN” tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam
penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak hal yang
kurang dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Variabel...................................................................................................................................
2.2 Hipotesis..................................................................................................................................
2.3 Karakteristik Hipotesis Yang Baik..........................................................................................
2.4 Klasifikasi Hipotesis ..............................................................................................................
2.5 Prosedur Pemilihan.................................................................................................................
2.6 Asosiasi Dan Uji Perbedaan....................................................................................................
2.7 Metode Asosiasi......................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.................................................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai
tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab
masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan
terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan
ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar
dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari
dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau
salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada criteria perumusan
hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang
penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus
mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang
mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu variabel?
2. Apa itu hipotesis?
3. Bagaimana karateristik hipotesis yang baik?
4. Bagaimana klasifikasi hipotesis?
5. Bagaimana prosedur pemilihan hipotesis?
6. Apa itu asosiasi dan uji perbedaan?
7. Apa itu metode asosiasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu variabel?
2. Untuk mengetahui apa itu hipotesis?
3. Untuk mengetahui bagaimana karateristik hipotesis yang baik?
4. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi hipotesis?
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemilihan hipotesis?
6. Untuk mengetahui apa itu asosiasi dan uji perbedaan?
7. Untuk mengetahui apa itu metode asosiasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variabel
A. Pengertian
Menurut Sugiyono (2009), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Kerlinger (2006), pengertian variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Variabel adalah simbol atau lambang yang
padanya kita letakkan sembarang nilai atau bilangan.
1) Variabel nominal
Variabel nominal merupakan variabel dengan skala paling sederhana karena fungsinya
hanya untuk membedakan atau memberi label suatu subjek atau kategori. Contoh variabel
nominal: jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).
2) Variabel ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan menjadi beberapa secara bertingkat,
contoh status sosial ekonomi : rendah, sedang, tinggi.
3) Variabel interval
4) Variabel rasio
Variabel rasio merupakan variabel selain berisfat membedakan, mempunyai tingkatan
yang jaraknya pasti, dan setiap nilai kategori diukur dari titik yang sama, contoh : berat badan,
tinggi badan, dst.
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lainnya, yaitu
variable terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari nilai vaiabel lainnya.
Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel
terikat, tetapi bukan variable antara.
5) Variabel kendali
Variabel kendali merupakan variabel yang juga mem-pengaruhi variabel terikat, tetapi
dalam penelitian keberadaannya dijadikan netral.
6) Variabel rambang
Variabel rambang merupakan variabel yang juga ikut mempengaruhi variabel terikat
namun pengaruhnya tidak begitu berarti, sehingga keberadaan variabel ini dalam penelitian
diabaikan.
D. Klasifikasi Berdasarkan dapat tidaknya variabel penelitian dimanipulasi
Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula variable di mana
peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan ini, variabel dibedakan menjadi:
1) Variabel dinamis, adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau diintervensi oleh peneliti,
contoh : metoda mengajar, teknik pelatihan, strategi pembiasaan, dst.
2) Variabel statis, merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau dimanipulasi oleh
peneliti, contoh : jenis kelamin, umur, status perkawinan, dst.
Hubungan antar variabel penelitian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : hubungan
asimetris, hubungan simetris, dan hubungan timbal balik (Machfoedz, 2007: 29).
a. Hubungan asimetris
Contoh hubungan asimetris bivariat : hubungan kecerdasan intelektual (X) dengan prestasi
belajar (Y). Siswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi, presteasi belajarnya juga
tinggi.
Hubungan kecerdasan intelektual (X₁), kecerdasan emosional (X₂), dan motivsi belajar (X₃)
dengan prestasi belajar (Y).
b. Hubungan simetris
Hubungan variable secara simetris artinya ada hubungan antara dua variabel, tetapi
variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variable lainnya.
Variabel tinggi badan (Y₁) dan variable berat badan (Y₂) merupakan variable terikat yang
dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X). Kedua variable terikat berhubungan tetapi variable
yang satu tidak diengaruhi variable lainnya. Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Hubungan variabel dikatakan bersifat timbal balik jika variabel yang satu mempengaruhi
variabel lainnya dan sebaliknya.
Contoh hubungan variabel secara timbal balik: Variabel rasa percaya diri (X) mempengaruhi
prestasi belajar (Y) dan sebaliknya, prestasi belajar juga mempengaruhi rasa percaya diri.
2.2 Hipotesis
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara dari masalah
suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun pada jenis penelitian inferensial, yakni jenis penelitian
dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menguji. Pengujian suatu hipotesis selalu
melalui teknik analisis statistik inferensial. Sedangkan penelitian deskriptif tidak memerlukan
secara eksplisit rumusan hipotesis.
Rumusan hipotesis memiliki persyaratan atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh peneliti.
Adapun beberapa ciri-ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai berikut:
1. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat tanya.
Statement tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian teori yang digunakan
2. Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan dalam menyusun
hipotesisnya
3. Dalam penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas, perbedaan atau
pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam hipotesis sedikitnya ada dua variabel
yang diteliti
4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik) pengukuran
masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi penelitian juga harus
menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk mengujia hiptesis penelitian
B. Macam Hipotesis
Perlu dipahami bahwa rumusan hipotesis penelitian tidak ‘jatuh dari langit’ atau muncul
secara tiba-tiba tanpa dilandasi suatu teori atau kajian ilmiah. Hipotesis penelitian tidak
dirumuskan hanya sekedar mengikuti dugaan atau asumsi peneliti saja meskipun dugaan peneliti
dapat menjadi titik tolak dalam telaah teori dan prediksi hasil penelitiannya kelak. Jadi, hipotesis
dirumuskan tidak sekedar mengikuti dugaan atau asumsi peneliti, tetapi berasal dari penguraian
landasan teori yang disusun sebelumnya. Teori tersebut mengkaitkan keberadaan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Oleh karena itu, telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan
berfungsi menjelaskanpermasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap
pertanyaan penelitian.Seperti yang dinyatakan oleh Azwar (1999), bahwa dalam merumuskan
suatu hipotesis, terdapat dua cara. Cara pertama, adalah dengan membaca dan menelaah ulang
(mereviu) teori atau konsep-konsep yang membahas mengenai variabel-variabel penelitian
beserta hubungan dari variabel-variabel tersebut. Cara ini sering disebut sebagai proses berpikir
deduktif. Cara kedua, adalah dengan membaca dan mereviu hasil atau temuan-temuan penelitian
terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian. Hal ini yang disebut sebagai proses
berpikir induktif.
D. Pembuktian Hipotesis
Dalam penelitian inferensial yang harus menguji suatu hipotesis, termasuk penelitian
eksperimen, pembuktian suatu hipotesis selalu terkait dengan istilah signifikansi. Pemahaman
mengenai taraf signifikansi sangat penting dalam penggunaan metode statistika guna menguji
hipotesis. Hal ini disebabkan bahwa kesimpulan penelitian inferensial selalu disandarkan pada
keputusan statistik, yang tidak dapat ditopang oleh taraf kepercayaan mutlak seratus persen.
Dalam penelitian inferensial, peneliti selalu menggunakan probabilitas (peluang) yakni adanya
peluang kesalahan dalam menolak atau menerima hipotesis.
Dalam analisis yang menggunakan statistik, taraf signifikansi (sig) sering kali diberi
simbol p atau simbol alpha (a) dinyatakan dalam proporsi atau persentase, yang berarti besarnya
peluang kesalahan. Menurut kesepakatan para ahli statistik, peluang kesalahan tertinggi yang
masih dapat diterima adalah sebesar 0,05 atau 5%; berarti peluang kesalahan sebesar 5 % artinya
kesalahan sebanyak 5 dari 100 kejadian. Sebaliknya, hal tersebut juga berarti bahwa taraf
kepercayaannya sebesar 100-5 = 95% atau 0,95. Dalam penelitian sosial, khususnya dalam
bidang pendidikan, taraf signifikansi pada umumnya diukur dari p sebesar 1%, atau 5%.
Saat melakukan analisa penelitiannya, peneliti terutama perlu membaca (menginterpretasi) hasil
Sig (p), dan diikuti dengan membaca nilai (skore) r (koefisien korelasi). Sedangkan pada
penelitian uji beda, setelah peneliti membaca hasil sig, diikuti dengan skore t (hasil uji-t), atau F
(hasil Anova), dan skore r square (r2). Perlu ditekankan kembali bahwa signifikansi hasil
penelitian (peluang kesalahan) dirujuk dari taraf signifikansi (p atau sig) yang diketemukannya.
Dalam analisis penelitian, sebaran hasil peluang kesalahan (sig) dibagi dalam tiga kelompok
yaitu:1. p < 0,01, maka korelasi atau perbedaannya dinyatakan sangat signifikan. Dengan
demikian hipotesis diterima
2. p < 0,050 (antara 0,011 – 0,050), maka korelasi atau perbedaannya dinyatakan signifikan.
Dengan demikian hipotesis diterima!3. P > 0,05, maka korelasi atau perbedaannya dinyatakan
nirsignifikan (tidak signifikan). Dengan demikian hipotesis ditolak!Sebagai contoh, penelitian
eksperimen tentang Pengaruh Model Pembelajaran Penugasan terhadap Motivasi Belajar
Mahasiswa, yang menghasilkan sig=0,089, dan besarnya r square 0,061. Hal ini berarti bahwa
dalam penelitian tersebut tidak ada pengaruhi yang signifikan model pembelajaran penugasan
terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ” Model
Pembelajaran Penugasan berpengaruh terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa” ditolak.
Sumbangan efektif dari model pembelajaran penugasan terhadap keberadaan motivasi belajar
mahasiswa nampak rendah, yakni hanya sebesar 6,1%.Ada perbedaan dalam pembuktian
(pengujian) hipotesis pada penelitian inferensial (termasuk penelitian eksprimen) dengan
penelitian tindakan. Pembuktian hipotesis pada penelitian inferensial selalu menggunakan uji
statistik, seperti yang dijelaskan di atas. Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis dikaji dari hasil
skor signifikansinya. Jika skor signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,050 maka hipotesis
peneltian teresebut tidak signifikan alias ditolak. Sedangkan pada penelitian tindakan, pengujian
hipotesis dikaji dari hasil setiap tindakan yang dibandingkan dengan rumusan indikator
ketercapaian penelitian tersebut. Dengan demikian, dalam penelitian tindakan peneliti perlu
merumuskan indikator ketercapaiannya. Jika hasil tindakan sudah melampaui indikator
ketercapaian tersebut maka penelitian tersebut terbukti sudah berhasil mencapai tujuannya
Karakteristik Hipotesis yang Baik Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik
hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini
harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-
gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel
yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
Hipotesis harus Dapat Diuji Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima
atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data
empiris.
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai hubungan atau
pengaruh, baik secara positif atau secara negatif antara dua variable atau lebih sesuai dengan
teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat variabel yang
akan diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
(1) hipotesis tentang hubungan dan
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua
variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
(c). hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam
variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari
berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi
dua, yaitu
(1) hipotesis nihil (null hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ho, dan
(2) hipotesis alternative (alternative hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ha.
Hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara suatu
variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Ada hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional hipotheses (hipotesis terarah) dan non
directional hipotheses (hipotesis tak terarah). (Frankel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi
Arikunto, 1989 :57)
Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, di mana
peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independent memang
sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependent. Misalnya : siswa yang diajar dengan
metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat (diskusi).
Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan
oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel
dependent. Frankel dan Wallen (1990: 42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah
menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil
penelitian yang akan dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode
mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang
berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika
dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan.
Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau
dibuktikan kebenarannya.
- Tentukan (α)
- Hipotesis statistik
Angka atau data yang ditampilkan dalam statistik ini diperoleh dari hasil pengumpulan data baik
berupa wawancara maupun tanpa wawancara. Statistik pada dasarnya adalah data-data yang
dihasilkan dari pengolahan yang dipelajari di statistika
- Hipotesis deskriftif
Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai
suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah .
- Metode Survei. Metode ini dilakukan untuk mendapat fakta-fakta dan keterangan dari
gejala yang ada.
- Metode Studi Kasus. Metode ini biasanya fokus pada satu objek dengan mempelajari
suatu kasus.
- Penelitian Perpustakaan.
Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel
penelitian.
Uji korelasi
Uji korelasi merupakan uji statistik yang hanya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
dua variabel atau lebih dari penelitian atau seberapa besar hubungan antar variabel penelitian.
sebagai berikut:
Keterangan:Korelasi untuk variabel numerik-numerik, memakai uji Pearson dengan uji korelasi
1. Hubungan simetris (hubungan antara dua variabel atau lebih kebetulan munculnya
bersama)
1. Memahami secara lebih baik tentang hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen.
Untuk mencari hubuangan antara dua variable atau lebih dilakuakn dengan menghitung
korelasi antar variable yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variable atau lebih. Arah dinyatakan dalam
bentuk hubungan positif atau negative, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya
koefisien korelasi.
Hubungan dua variable atau lebih dikatakan hubungan positif, bila nilai suatu variable
ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai variable yang lain, dan sebaliknya nila satu variable
diturunkan maka akan menurunkan nilai variable yang lain. Hubungan dua variable atau lebih
dikatakan hubungan negative, bilanilai satu variable dinaikkan maka akan menurunkan nilai
variable yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variable diturunkan, maka akan menaikkan
nilai variable yang lain.
Variabel independen kualitatif dalam penelitian ini memiliki dua kategori. Oleh sebab itu,
dilakukan pengujian dengan metode uji beda rata-rata untuk dua sampel berpasangan (paired
sample t-test). Model uji beda ini digunakan untuk menganalisis model penelitian pre-post atau
sebelum dan sesudah. Uji beda digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu
pada satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda (Pramana, 2012).
Paired sample t-test digunakan apabila data berdistribusi normal.
Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah satu metode pengujian
yang digunakan untuk mengkaji keefektifan perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata
sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak Ho pada uji ini adalah sebagai berikut.
1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Ho1 : tidak terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi Akuntansi pada saat
sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006).
Ha1 : terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi Akuntansi pada saat sebelum
dan sesudah penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006).
Ho2 : tidak terdapat perbedaan antara Asimetri Informasi pada saat sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006).
Ha2 : terdapat perbedaan antara Asimetri Informasi pada saat sebelum dan sesudah
penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006).
Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05, berarti terdapat perbedaan dalam Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi dan Asimetri Informasi pada saat sebelum dan sesudah penerapan
PSAK 50/55 (revisi 2006).
Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan dalam
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Asimetri Informasi pada saat sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006).
1. Analisis Bivariat
a. Pengertian
Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mencari korelasi atau
pengaruh antara 2 variabel atau lebih yang diteliti. Pada penelitian ini sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk
mengetahui normal atau tidaknya data yang ada. Pengujian normalitas dilakukan
dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan membandingkan nilai
skewness dan kurtosis (Notoatmodjo, 2010).
Bila data telah terdistribusi normal maka analisis bivariat dilakukan menggunakan
uji korelasi product moment karena data berbentuk interval. Namun bila data tidak
terditribusi normal maka skala data diturunkan menjadi ordinal atau nominal
sehingga analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi product moment
(Sugiyono, 2011).
Analisis bivariate adalah analisis yang dilakukan untuk menguji hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-
square (X2). Uji Chi-square adalah membandingkan frekuensi yang terjadi
(observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai observasi dengan nilai
frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna
(signifikan). Sebaliknya, bilai nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan
berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (signifikan). (Hastono,
2007)
Keterangan :
N : jumlah responden
Y : skor total
Apabila dari perhitungan didapatkan nilai signifikansi (p) lebih kecil dari taraf kesalahan
5% (0,05) maka hipotesis (H1) diterima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Jika didapatkan nilai signifikansi (p) lebih besar dari taraf kesalahan
5% (0,05) maka hipotesis (H1) ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2011).
1. Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi silang antara dua
variabel yang bersangkutan.
2. Analisis dari hasil uji statistik (chi square, z test, t test dan sebagainya). Melihat dari hasil
uji statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel tersebut bermakna
atau tidak bermakna. Dari hasil uji statistik ini dapat terjadi misalnya antara dua variabel
tersebut secara persentase berhubungan tetapi secara statistik hubungan tersebut tidak
bermakna.
3. Analisis keeratan hubungan antara dua variabel, dengan melihat Odd Ratio (OR). Besar
kecilnya nilai OR menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang
diuji.
Contoh :
Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Kepatuhan Berobat TB
Umur Kepatuhan Total P OR
Tak patuh Patuh value 95%
Dewasa Md 7(20,0%) 28 (80%) 35 (100%)
0,004 3,08
Dewasa 24(54,0%) 20(45,5% 44(100%)
)
Total 31 (39,2%) 48(60,8% 79 (100%)
)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden berumur dewasa muda lebih patuh berobat TB
(80%) dibandingkan dengan responden dewasa (45,8%). Sehingga secara presentase dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur dengan kepatuhan berobat. Hasil uji statistic
menunjukkan bahwa nilai p< 0,005 hal ini terbukti bahwa umur berhubungan secara bermakna
dengan kepatuhan berobat. Dari analisis keeratan hubungan menunjukkan nilai ODD Ratio (OR)
3,08 yang berarti bahwa responden yang berumur dewasa muda mempunyai peluang 3,08 kali
patuh berobat dibandingkan dengan responden yang berumur lebih tua.
Anova
Regresi
Dalam analisis bivariate secara umum terdiri dari analisa korelasi dan analisa regresi.
a. Uji T dependen
Uji t dependen seringkali disebut uji t Paired/related atau pasangan. Sering
digunakan dalam analisis data penelitian eksperimen. Disebut dependen bila
responden diukur dua kali/diteliti dua kali atau pre- dan post- test.
b. Uji anova
Uji ini digunakan untuk menganalisis data baik independen maupun dependen
dengan kelompok lebih dari dua. Analisis Varian (ANOVA) mempunyai dua jenis
analisis varian satu faktor (one way) dan analisis dua faktor (two way).
Chi kuadrat adalah alat untuk mengadakan estimasi. Digunakan untuk menaksir
apakah ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan
frekuensi yang di harapkan dalam populasi. Frekuensi yang diharapkan dalam
populasi ini disebut juga frekuensi hipotetik karena digunakan sebagai alat
hipotesis yang akan diuji dengan frekuensi yang diperoleh dari sampel. Oleh
karena itu chi kuadrat sebagai alat estimasi berkedudukan juga sebagai alat
pengetes hipotesis.
Chi kuadrat adalah alat untuk mengadakan pengetesan hipotesis. Tiap-tiap
pengetesan hipotesis harus membandingkan sedikitnya dua sampel. Dalam hal ini
apakah frekuensi yang diperolehdalam sampel yang satu berbeda secara signifikan
ataukah tidak dengan frekuensi yang diperoleh dalam sampel lainnya.
Chi kuadrat sebagai alat mengetes signifikan korelasi antara dua factor atau lebih.
d. Korelasi Product Moment Pearson
Teknik Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel dengan data
kedua variabel berskala interval atau rasio. Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r
≤ 1. Koefisien r melambangkan estimasi untuk sampel, sedangkan koefisien ρ
mewakili korelasi populasi. Koefisien korelasi menunjukkan besar dan arah dari
hubungan. Arah menunjukkan pada kita apakah nilai-nilai yang besar pada sebuah
variabel berkorelasi dengan nilai-nilai besar pada variabel yang lain (dan nilai-nilai
yang kecil dengan nilai-nilai yang kecil). Apabila nilai-nilai berkorelasi dengan cara
demikian maka kedua variabel mempunyai hubungan positif. Apabila satu variabel
naik maka yang lain juga akan ikut naik.
e. Regresi sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah posiutif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Pengisian :
a. Anda dapat memunculkan output nilai means and standard deviations dengan
mengklik pilihan yang sesuai pada kolom dtatistik
b. Pada pilihan missing values pada dua pilihan :
c. Exclude cases pairwise : Pasangan yang salah satu tidak ada datanya tidak
dimasukkan dalam perhitungan. Akibatnya, jumlah data tiap pasangan korelasi akan
bervariasi.
d. Exclude cases listwise : Yang dibuang adalah kasus yang salah satu variabelnya
memiliki mising data. Jumlah untuk semua variabel korelasi adalah sama.
e. Untuk keseragaman pilih exclude cases pairwise
f. Tekan qontinyue jika sudah selesai
g. Kemudian tekan ok dan akan muncul output.
2. Analisis Multi Variat
A. Pengertian
Untuk memilih jenis analisis multivariat yang akan digunakan dalam penelitian,
peneliti terlebih dahulu memperhatikan jenis pengukuran data dari variabel yang diteliti.
Jenis data dari variabel yang diteliti dengan analisis multivariat dapat bersifat kuantitatif
atau kualitatif.
2. Teknik Interdependen
Jika data berskala non metrik hanya ada satu analisis yaitu analisis
koresponden (correspondence analysis). Tabel 2.3. Jenis Teknik
Interdependen menyajikan pengujian metode interdependen.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang di mana jawaban
tersebut masih memerlukan pembuktian yang empiris. Penelitian yang dilakukan
sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk hipotesis yang diajukan, tetapi bertujuan
menemukan fakta yang ada dan terjadi di lapangan.
Jenis-jenis hipotesis :
Dalam merumuskan hipotesis tentunya peneliti juga harus mengetahui terlebih dahulu
karakteristik hipotesis yang baik dan bagaimana merumuskan hipotesis dengan benar.
Dalam hal ini sudah dijelaskan sebelumnya criteria dan perumusan hipotesis yang baik
dan benar, yang tentunya mempunyai tahapan-tahapan.
Setelah merumuskan hipotesis ada yang disebut dengan pengujian hipotesis, pengujian
hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis yang diteliti terbukti
kebenarannya atau tidak, atau hipotesisnya diterima atau tidak.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2011. Metode Penilitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statitiska Multivarat Terapan. Edisi pertama. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN