Anda di halaman 1dari 4

Nama jurnal

Efek pemberian antibiotika profilaksis terhadap hasil kultur tube thoracostomy pada pasien
pneumothoraks akibat ttrauma tumpul thoraks di RSUP Sanglah Denpasar periode September
2018

Tahun

2019

Nama peneliti

Gusti Bagus Dwi Rangkuty Agung, Nyoman Semadi, GdeRakaWidiana

Pasien dengan trauma tumpul thoraks yang membutuhkan tindakan pemasangan tube
thoracostomy

Pemberian antibiotika profilaksis terhadap hasil kultur tube thoracostomy pada pasien
pneumothoraks akibat ttrauma tumpul thoraks

Pemberian antibiotic profilaksis yang digunakan adalah jenis cephalosphorin generasi


pertama yaitu cefazolin dengan dosis dua gram secara intravena, kemudian untuk placebo
diberikan suatu natrium klorida 0,9% sebanyak 10 cc. Intervensi dilakukan oleh relawan
sehingga peneliti tidak mengetahui akan pemberian dari intervensi tersebut. Monitoring pada
pasien dilakukan selama dua hari, kemudian dilakukan pencabutan selang thoracostomy, dan
pengambilan pada specimen pada bagian ujung dari selang tersebut.

Tidak ada pembanding

Dalam penelitian ini didapatkan hasil kultur tube thoracostomy positif dengan perlakuan AB
profilaksis sebanyak 12 (80%) dan tanpa AB 12 (80%) sedangkan hasil kultur negatif dengan
profilaksis AB sebanyak 3 (20%) dan tanpa AB sebanyak 3 (20%) dengan p-value 1,00 >
0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan hasil kultur tube thoracostomy dengan
perlakuan AB profilaksis maupun tanpa AB profilaksis dengan OR 1(IK: 0,699-1,430) yang
berarti faktor risiko pemberian AB tidak berhubungan dengan hasil kultur tube thoracostomy.

Trend

Trauma thoraks menjadi salah satu trauma dengan insiden tinggi yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas setelah trauma kepala dan ektremitas. Lebih dari 16.000 kematian
setiap tahunnya atau 20 hingga 25 persen dari seluruh kejadian trauma terjadi di Amerika
Serikat.

Pada beberapa penelitian menemukan terjadinya kasus pneumonia pasca pencabutan TT


sehingga menyarankan penggunaan antibiotika profilaksis sefazolin sebelum pemasangan TT
karena dianggap sebagai benda asing yang dapat menjadi sumber infeksi, tetapi dipengaruhi
lama penggunaan TT.

Issue

Penggunaan antibiotika profilaksis sebelum pemasangan TT pada kasus pneumothoraks


akibat trauma tumpul seharusnya tidak diperlukan karena digolongan ke dalam operasi bersih
terkontaminasi. Penelitian yang dilakukan oleh Maxwell, dengan randomized controlled
study membandingkan pemberian antibiotik cefazolin menunjukkan tidak ada perbedaan
tingkat infeksi yang bermakna dalam evaluasi 4-6 hari

Nama jurnal

Pola trauma tumpul toraks non penetrans, penanganan, dan hasil akhir di Instalasi Rawat
Daruraat Bedah RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode Januari 2014 – Juni 2016

Tahun

2016

Nama penelitian

Kevin G. Pitojo, Adrian Tangkilisan, Alwin Monoarfa

Rekam medic pasien trauma tumpul toraks penetrans di IRDB RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Manado periode januari 2014 sampai juni 2016 di peroleh jumlah pasien sebanyak
35 pasien trauma tumpul toraks non penetrans dari total 120 pasien trauma toraks
I

Tidak ada pembanding

Data pasien trauma tumpul toraks nonpenetrans di IRDB RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Januari 2014 sampai Juni 2016 yang terbanyak pada tahun 2014 dan 2016
(37,1%) dan yang paling sedikit tahun 2015 (25,7%). Mayoritas pasien berusia 21-30 tahun,
berjenis kelamin laki-laki dengan penyebab kecelakaan lalu lintas dan diberikan penanganan
konservatif. Hasil akhir perawatan terbanyak trauma tumpul toraks non penetrans yang
didapat di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado yaitu tanpa komplikasi.

Trend

Dewasa ini trauma melanda dunia bagaikan wabah karena dalam kehidupan modern
penggunaan kendaraan automotif semakin luas. Trauma juga dilaporkan menjadi penyebab
utama kematian, perawatan di rumah sakit, dan kecacatan jangka panjang dalam empat
dekade pertama kehidupan. Trauma tumpul toraks merupakan masalah yang cukup penting di
Indonesia yang harus disikapi dengan serius mengingat akan bahayanya efek penekanan pada
struktur-struktur sekitar yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dan resiko kematian
apabila trauma tersebut berkembang menjadi kanker.

Issue

Data yang akurat mengenai trauma toraks di Indonesia belum pernah diteliti. Di Bagian
Bedah FKUI/RSUPNCM pada tahun 1981 didapatkan 20% dari pasien trauma mengenai
trauma toraks

Dapus

http://scholar.google.com/scholar_url?url=https%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id
%2Findex.php%2Feclinic%2Farticle%2FviewFile
%2F14564%2F14136&hl=id&sa=T&oi=qabs-
gga&ct=res&cd=0&d=4655347352243562218&ei=KWu8YN-
4KYWEywSIu7WQAg&scisig=AAGBfm0hXOxqSypfZotZXNYFbTAFD7DnSA&nossl=1
&ws=360x606&at=

Diakses 6 juni 2021 13:30

https://scholar.google.com/scholar?
as_ylo=2017&q=Jurnal+mengenai+trauma+dada&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p
%3DsaF5RTGugFUJ

Diakses 6 juni 2021 13:38

Anda mungkin juga menyukai