PENDAHULUAN
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa
Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang
kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat
tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.
Kata populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah
penduduk. Populasi dalam istilah statistik khususnya yang berkenaan dengan
penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah bagian dari
populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk diamati, sehingga sampel
ukurannya lebih kecil dibandingkan populasi dan berfungsi sebagai wakil dari
populasi. Jadi, sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dianggap
representatif.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
b. Apa saja jenis-jenis variabel penelitian?
c. Bagaimana Hubungan variabel penelitian?
d. Apa definisi operasional?
e. Apa pengertian dari hipotesis?
f. Apa saja ciri-ciri dari hipotesis?
g. Apa saja jenis-jenis dari hipotesis?
h. Bagaimana jenis data dari hipotesis?
i. Bagaimana metode pengumpulan data (pengamatan)?
j. Bagaimana metode pengumpulan data (pengukuran)?
k. Bagaimana instrumen penelitian (validitas, reliabilitas instrumen, dan
pengembangan instrumen penelitian)?
l. Bagaimana konsep dasar populasi dan sampel?
m. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
n. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data?
2
l. Untuk mengetahui konsep dasar populasi dan sampel.
m. Untuk mengetahui penelitian kualitatif.
n. Untuk mengetahui Teknik Pengumpulan Data.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang terbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti di pelajari sehingga di proleh informasi
tentang hal tersebut. Teori variabel didenifinisikan sebagai antribut
seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi “ antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady.
1981). Variabel merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Tinggi , Berat badan, sikap, motivasi, kepemipinan, disiplin kerja,
merupakan atribut – atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan
warna merupakan atribut- atribut dari abjek. Struktur organisasi, model
pendelegasian, kepemipinan, pengawasaan, koordinasi, prosedur dan
mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan adalah merupakan contoh
variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.
4
Variabel karena ada variasinnya. Misalnya berat badan dapat dikatakan
variabel, karena berat badan sekolompok orang itu bervariasi antara satu
orang dengan yang lain. Demikian juga prestasi belajar, kemampuan guru
dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya prestasi belajar dari
seklompok murid tertentu, maka harus ada variasinnya bukan dikatakan
variabel. Berdasarkan variasi penelitian didasarkan sumber data atau objek
yang bervariasi.
5
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam SEM persamaan structural, variabel dependen desebut sebagai
variabel indogen.
3. Variabel moderator : adalah variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Varibel disebut juga
sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan isteri
akan semakin baik (kuat )kalau mempunyai anak, dan akan semakin
renggang kalau ada fihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak sebagai
sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan fihak ke
tiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan,
hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan
guru dan menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin
rendah bila perenan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
4. Variabel intervening : tuckman (1988) menyatakan “An intervening
variable is that factor that theoretically affect the manipulate “ variabel
intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak lansung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel adalah variabel merupakan variabel penyela terletak diantara
variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel variabel
independen tidak lansung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variabel dependen.
5. Variabel control : variabel dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh factor luar yang tidak teliti. Variabel control digunakan oleh
penelitian bersifat membandingkan.
6
2.1.3 Hubungan Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas sering disebut independent, variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria,
konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi,
melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal
dari variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang
hendak kita jelaskan.
7
dan seterusnya. Untuk lebih mudah dipahami berikut ini ditampilkan
skema mengenai penjelasan di atas.
Variabel atribut adalah yang tidak dapat dimanipulasi atau kata lain
variabel yang sudah melekat dan merupakan ciri dari subyek penelitian.
Misalnya: Intelegensi, bakat jenis kelamin, status sosial-ekonomi,
sikap, daerah geografis suatu wilayah, dan seterusnya. Ketika kita
melakukan penelitian atau kajian subyek-subyek penelitian kita sudah
membawa variabel-variabel (atribut-atribut) itu. Yang membentuk
individu atau subyek penelitian tersebut adalah lingkungan, keturunan,
dan situasi-situasi lainnya.
Perbedaan variabel aktif dan variabel atribut ini bersifat umum. Akan
tetapi variabel atribut dapat pula menjadi variabel aktif. Ciri ini
memungkinkan untuk penelitian relasi “yang sama” dengan cara
berbeda. Misalnya kita dapat mengukur kecemasan subyek. Jelas
bahwa dalam hal ini kecemasan merupakan atribut. Akan tetapi kita
dapat pula memenipulasi kecemasan. Kita dapat menumbuhkan
8
kecemasan dengan tingkat yang berbeda, dengan mengatakan kepada
subyek-subyek yang termasuk dalam kelompok eksperimen (kelompok
yang diteliti) bahwa yang harus mereka kerjakan sulit, maka tingkat
kecerdasan mereka akan diukur dan masa depan mereka tergantung
pada skor tes itu. Sedangkan kepada subyek lainya dipesan bahwa kerja
sebaik-baiknya tetapi santai saja; hasil tes tidak terlalu penting dan
sama sekali tidak mempengaruhi hari depan mereka.
Secara teoritis terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga
banyaknya dalam range itu. Demikianlah maka skor seseorang individu
mungkin sekali adalah 4,72 dan bukan 4 atau 5.
9
Variabel kategori variabel yang berkaitan dengan suatu jenis
pengukuran yang dinamakan pengukuran nominal. Dalam pengukuran
nominal terdapat dua himpunan bagian (subset) atau lebih yang
merupakan bagian dari himpunan (set) obyek yang diukur. Individu-
individu dikategorisasikan berdasarkan pemilikan ciri-ciri tertentu yang
merupakan penentu suatu himpunan bagian. Jadi persoalah variabel ini
adalah antara “ya” atau “tidak”. Contoh paling mudah adalah variabel
kategori dikotomis: jenis kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit
hitam, dan sebagainya. Politomi, yakni pilihan (partisi) cukup lazim
terdapat khususnya dalam sosiologi dan ilmu ekonomi: anutan agama,
pendidikan, kewarganegaraan, pilihan pekerjaan, dan seterusnya.
10
Sebelummnya dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak
teramati (non observable) sedangkan defenisi variabel secara
operasional adalah hal-hal yang teramati (observable). Kerlinger (2006:
66) menambahkan bahwa hal yang dimaksud adalah “variabel laten”.
Variabel laten adalah suatu utuhan obyek (entity) tak teramati yang
diduga melandasi variabel amatan. Peneliti cenderung lebih berminat
pada variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabel-variabel
amatan; sebab peneliti berupaya menjelaskan fenomena dan relasinya.
11
2.1.4 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan. Definisi Operasional ini penting dan diperlukan agar
pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara
sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain. Disamping
variabel harus di definisi operasionalkan yang juga perlu dijelaskan cara
atau metode pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala
pengukuran yang digunakan.
Misalnya :
1. Definisi tentang operasional variabel “status gizi” anak balita adalah
hasil penimbangan atau pengukuran berat badan dari tinggi badan anak
balita berdasarkan umur.
2. Definisi operasional variabel “pendidikan” adalah lamanya sekolah
atau tingkat sekolah yang telah diikuti oleh responden.
3. Definisi operasional variabel “kinerja” Bidan ruangan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh Bidan dalam pasien diruangan, atau kegiatan
Asuhan Kebidanan oleh perawat ruangan.
2.2 Hipotesis
2.2.2 Pengertian Hipotesis
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat
diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari
bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis
berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan
kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya.
12
Untuk lebih memudahkan pencarian data yang relevan dengan masalah
penelitian diperlukan hipotesis. Sebab, dengan hipotesis seluruh kegiatan
penelitian akan terarah dan jelas. “Tanpa hipotesis, maka proses
pengumpulan data itu merupakan suatu usaha pencarian secara membabi
buta. Sebab, hipotesis itu memberikan pedoman dan pengarahan pada
penyelidikan dan pemecahan masalah” (Kartini Kartono, 1986). Mengapa
demikian? Karena data yang tersedia itu sangat banyak, sehingga membuat
kita sulit memilihnya.
13
2. Menurut Zikmund
Zikmund berpendapat bahwa hipotesis adalah dugaan sementara belum
terbukti yang menjelaskan fakta atau fenomena dan kemungkinan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
3. Menurut Erwan Agus Purwanto & Diah Ratih Sulistyastuti
Mereka berdua berpendapat, hipotesis adalah dugaan sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji secara
empiris.
4. Menurut Mundilarso
Mundilarso mendefinisikan hipotesis sebagai sebuah pernyataan yang
masih lemah kebenarannya dan perlu diuji lagi menggunakan teknik
tertentu.
5. Menurut Kerlinger
Hipotesis adalah pernyataan/dugaan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
14
Rumusan hipotesis yang baik sangat diperlukan dalam suatu proses
penelitian, selain berperan sebagai pengarah, juga hipotesis tersebut
memiliki daya ramal yang kuat yang dapat menunjang terhadap
pembentukan suatu konsep dan prinsip.
15
3. Jenis Data Berdasarkan Sifatnya
a. Data Kualitatif, yaitu suatu data yang dinyatakan dalam bentuk
verbal, simbol, atau gambar. Misalnya; kuesioner mengenai tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan suatu perusahaan.
b. Data Kuantitatif, yaitu suatu data yang dinyatakan dalam bentuk
angka atau bilangan. Misalnya; harga saham, nilai pendapatan, dan
lain-lain.
4. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya
a. Data Cross Section, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada waktu-
waktu tertentu saja untuk mengetahui keadaan pada waktu tersebut.
Misalnya; data penelitian dengan kuesioner.
b. Data Berkala, yaitu data yang dikumpulkan secara berkala dari waktu
ke waktu untuk mengetahui perkembangan suatu kejadian pada
periode tertentu. Misalnya; data harga sembako.
16
2. Dataset statistic
Menggunakan dataset statistik juga tipikal penelitian kuantitatif.
Bedanya, jika survey kuesioner dilakukan guna mengumpulkan data
secara langsung oleh peneliti, penggunaan dataset statistik adalah
penggunaan data yang sudah tersedia. Dataset yang digunakan
biasanya dikumpulkan oleh pihak ketiga yang memiliki otoritas.
Cara ini biasanya lebih cepat karena yang dibutuhkan peneliti
hanyalah mengakses dataset, tidak perlu menyebar kuesioner ke
lapangan.
17
4. Observasi
Observasi secara sederhana bisa diartikan sebagai pengamatan.
Tentu saja tidak sembarang pengamatan karena dilakukan dengan
ketelitian dan kecermatan dalam rangka memperoleh data penelitian.
Praktik observasi melibatkan pengerahan berberapa indera peneliti,
terutama penglihatan dan pendengaran untuk menangkap fenomena
di sekitar yang bisa dijadikan data.
18
data dari substansi apa yang diperdebatkan dan juga proses
bagaimana perdebatan itu berlangsung.
6. Dokumen
Metode pengumpulan data terakhir yang umum digunakan dalam
penelitian sosial adalah pemeriksaan dokumen. Data dokumen bisa
berupa literatur, buku harian, majalah, notulensi rapat, korpus audio,
video, foto dan lain sebagainya. Proses pengumpulan dokumen
dilakukan karena peneliti memiliki argumentasi yang kuat bahwa
data penting terdapat pada dokumen tertentu. Tentu saja tidak semua
dokumen digunakan. Peneliti menyeleksi dan memfilter setiap
dokumen yang dikumpulkan.
19
3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data tertentu, untuk menunjang observasi yang
lebih tepat melalui:
a. Inspeksi
Yaitu pemeriksaan pada penderita yang dilakukan dengan jalan
melihat penderita dari ujung rambut sampai ujung kaki.
b. Palpasi
Yaitu periksa raba yang membantu menentukan diangosa serta
mengetahui adanya kelainan yang terjadi
4. Studi Perpustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku yang
masih aktual secara teori agar mendapatkan sumber yang benar dan
akurat yang berhubungan dengan penyusunan karya tulis ilmiah.
20
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence
Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data
yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau
kemampuan akademik.
b. Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk
berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional
tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas
dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude
Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur
intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama
memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu
dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.
c. Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai
seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam
memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test
of Vocational Interest).
d. Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas
bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak
kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan
orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan
kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat
kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah,
suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai
ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban
tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola
bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk
orang itu. Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh
21
seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu
dan ahli dalam menafsirkannya.
e. Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam
hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan
(vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu
jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-
ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan
rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes
semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam
mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan
(career maturity).
f. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang
studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar
(Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
22
serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil
yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang
ternyata sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini
adalah observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan
mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan,
banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama
yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan
oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik
dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
23
4) Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.
Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat.
Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang
diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap
gejal tersebut.
5) Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi
berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan
dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut
angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab
responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu
persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana
yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud
yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data
terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang
akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat
menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan
dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat
dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta
pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
24
Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban.
Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2) Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3) Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan
terbuka.
4) Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan
data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung
dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan
mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari
pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal
yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja
kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil
wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari
pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
25
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor
yang sesuai. Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah
bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula
interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek
keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap
dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah
diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan
(sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan
utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang
sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
26
ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat
bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai
riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat
mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa
aspek kehidupannya saja. Keunggulan metode ini adalah di samping
menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran
dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut, menolong Konselor
memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari
garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur
subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari
sudut pandang sendiri (internal frame of reference). Sedangkan
kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga menimbulkan
kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-
lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan orang
lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara
10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara
anggota kelompok. Keunggulan metode ini adalah mungkin
kelebihan terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan
informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam
kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari
sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu
diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang
pasti. Tes ini hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau
petunjuk bagi peneliti tentang individu pada periode tertentu, seluruh
teori sosiometri atau postulatnya belum dites dan dikembangkan
27
sampai pada tingkat yang tak tersangkal kebenarannya, dan siswa
cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia
akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup)
melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).
28
mana-mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah
kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras
dengan timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan
sebagainya.
29
kerja. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan untuk
mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
30
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi
dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam
kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok
ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang
telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu,
maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan
sistematis.
c. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada
instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok
pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebut
dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris)
tentang kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara
kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal
yang tinggi.
31
percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien
korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa tahun
pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan
tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di
lembaga ini?
32
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan
dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Sp lit half),
KR20, KR21 dan Anova Hoyt.
33
Oleh karena itu instrument yang digunakan bukanlah kuesioner atau
tes, melainkan si peneliti itu sendiri. Pemanfaatan manusia sebagai
instrument penelitian dilandasi oleh keyakinan bahwa hanya manusia
yang mampu menggapai dan menilai makna dari suatu peristiwa atau
berbagai interaksi sosial. Menurut Lincoln dan Guba (1985) ada tujuh
hal yang membuat manusia menjadi instrument yang memiliki
kualifikasi baik, yaiti: (1) responsive, (2) adaptif, (3) holistic, (4)
memahami konsep yang tak terkatakan, (5) mampu memproses data
secara langsung, (6) mampu mengklasifikasi dan meringkas data
dengan segera, (7) mampu mengeksplorasi respon yang khusus dan
istimewa. Singkatnya semua alat – alat yang digunakan oleh peneliti
kualitatif dalam mengumpulkan data adalah sekedar alat bantu,
sedangkan instrument utamanya adalah dirinya sendiri.
34
penghuni baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu
ruang tertentu. Populasi dalam istilah statistik khususnya yang
berkenaan dengan penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian
35
dari suatu penelitian. Adapun sampling adalah cara yang digunakan untuk
mengambil sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti
untuk diamati, sehingga sampel ukurannya lebih kecil dibandingkan
populasi dan berfungsi sebagai wakil dari populasi. Jadi, sampel adalah
sebagian dari keseluruhan populasi yang dianggap representatif.
36
Dalam hubungan ini, pemilihan sesuatu teknik masalah bisa dinalar
kesesuaiannya dengan karakteristik populasi yang hendak diteliti.
Pengambilan sampel secara random yang dapat diperhatikan tingkat
keakuratan sehingga berlakunya kesimpulan terhadap populasi dari sampel
yang diambil. Karenanya, teknik-teknik non random, hanya relevan
digunakan untuk yang bersifat eksplorasi atau penjajakan; bukan untuk
menarik inferensi terhadap populasi.
37
Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel
dikaji dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka
tidak dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam
pemeriksaan golongan darah.
38
dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering
bergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin
besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan
semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber
data.
Tidak jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga
memberikan beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu
:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior,
dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori
adalah tepat.
39
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel
dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol
eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.
N = n/N(d)2 + 1
Keterangan:
- n = sampel
- N = populasi
- d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
40
jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150
orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket,
maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun
apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan,
jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai
dengan kemampuan peneliti.
Siginifikasi Siginifikasi
N 1% 5% 10% N 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138
15 15 14 14 290 202 158 140
20 19 19 19 300 207 161 143
25 24 23 23 320 216 167 147
30 29 28 28 340 225 172 151
35 33 32 32 360 234 177 155
40 38 36 36 380 242 182 158
45 42 40 39 400 250 186 162
50 47 44 42 420 257 191 165
55 51 48 46 440 265 195 168
41
60 55 51 49 460 272 198 171
65 59 55 53 480 279 202 173
70 63 58 56 500 285 205 176
75 67 62 59 550 301 213 182
80 71 65 62 600 315 221 187
85 75 68 65 650 329 227 191
90 79 72 68 700 341 233 195
95 83 75 71 750 352 238 199
100 87 78 73 800 363 243 202
110 94 84 78 850 373 247 205
120 102 89 83 900 382 251 208
130 109 95 88 950 391 255 211
140 116 100 92 1000 399 258 213
150 122 105 97 1100 414 265 217
160 129 110 101 1200 427 270 221
170 135 114 105 1300 440 275 224
180 142 119 108 1400 450 279 227
190 148 123 112 1500 460 283 229
200 154 127 115 1600 469 286 232
210 160 131 118 1700 477 289 234
220 165 135 122 1800 485 292 235
230 171 139 125 1900 492 294 237
240 176 142 127 2000 498 297 238
250 182 146 130 2200 510 301 241
260 187 149 133 2400 520 304 243
270 192 152 135 2600 529 307 245
Dengan menggunakan table 5.1 bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% akan
jumlah sampelnya=258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata.
42
Stratanya ditentukan menurut jejag pendidikan.dengan demikian masing-masing
sampel. Untuk tingkat pendidikan harus proposional sesuai degan populasi.
Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1
= 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP 14, dan SD = 28.
S1 = 50/1000 x 258 = 12,90 = 13
SM A = 300/1000 x 258 = 77,40 = 78
SMK = 500/1000 x 258 = 129,0 = 129
SMP = 100/1000 x 258 = 25, 8 = 26
SD = 50/1000 x 258 = 12,90 = 13
Jumlah = 259
Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12, 9 = 258, jumlah yang
pecahan yang bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel menjadi 13 + 78 + 129
+ 26 + 13 = 259
43
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang
pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya jumlah pegawai lulusan S1 = 45, S2 = 30, STM = 800,
ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus
diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
3. Disproportionate Startified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai
dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang
lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang SMU, 700 orang
SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu
diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini
terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan
SMP.
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel
bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal
penduduk dari suatu Negara, povinsi, atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pegambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan
melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerah itu secara sampling juga.
44
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage
Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat.
Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya →Kecamatan
→Gugus →Desa →RW – RT
45
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan15 dosen sebagai sampel
penelitian untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet
dalam proses belajar mengajarnya
Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
Kelemahan: Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti
3. Sampling incidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data. Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa
yang kebetulan ada atau dijumpai. Contoh: Akan diteliti
mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja diswalayan peneliti
menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang
kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai
pendapat atau motivasinya. Kelebihan : Mudah dan cepat
digunakan. Kelemahan: Jumlah sampel mungkin tidak
representative karena tergantung hanya pada anggota sampel
yang ada pada saat itu.
4. Sampling purposive
Sampling purpusive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
5. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
46
6. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju
yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap
terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain
yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak. Metode pengambilan sampel
dengan secara berantai (multi level).
47
penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.
48
2.5 Teknik Pengumpulan Data
2.5.1 Fokus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang
umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan
makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. FGD
dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang
peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. FGD adalah
kelompok diskusi bukan wawancara. Ciri khas metode FGD yang tidak
dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau
observasi) adalah interaksi antara peneliti dengan informan dan informan
dengan informan penelitian (Sutopo, 2006). FGD dalam penelitian ini
digunakan sebagai alat pengumpulan data pra-research yang bertujuan
untuk mendapatkan data dan gambaran awal tentang hubungan mutarabbi
dengan murabbi dalam tarbiyahislamiyah.Jumlahinformanuntuk FGD
berjumlah 6 orang.
49
yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan partisipatif
memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa
dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih
rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.
Beberapa persoalan pokok yang perlu mendapat perhatian yang cukup dan
seorang participant observer adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Persoalan tentang metode observasi sama sekali tidak dapat dilepaskan
dari scope dan tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan.
Observer perlu memusatkan perhatiannya pada apa yang sudah
diterangkan dalam pedoman observasi (observationguide) dan tidak
terlalu insidental dalam observasi-observasinya.
2. Waktu dan Bentuk Pencatatan
Masalah kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan adalah masalah
yang penting dalam observasi partisipan. Sudah dapat dipastikan bahwa
pencatatan dengan segera terhadap kejadian-kejadian dalam situasi
interaksi merupakan hal yang terbaik. Pencatatan onthespot akan
mencegah pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan. Jika
pencatatan onthespot tidak dapat dilakukan, sedangkan kelangsungan
situasi cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan kata-kata
kunci. Akan tetapi pencatatan semacam ini pun harus dilakukan dengan
cara-cara yang tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan
kecurigaan. Pencatatan dapat dilakukan, misalnya pada kertas-kertas
kecil atau pada kertas apa pun yang kelihatannya tidak berarti.
3. Intensi dan Ekstensi Partisipasi
Seacara garis besar, partisipasi tidaklah sama untuk semua penelitian
dengan observasi partisipan ini. Peneliti dapat mengambil partisipasi
hanya pada beberapa kegiatan sosial (partialparticipation), dan dapat
juga pada semua kegiatan (fullparticiration). Dan, dalam tiap kegiatan
50
itu penyelidik dapat turut serta sedalam-dalamnya (intensive
participation) atau secara minimal (surfaceparticipation). Hal ini
tergantung kepada situasi. Dalam observasi partisipan, observer
berperan ganda yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi bagian dan
yang diamati. Sedangkan dalam observasi nonpartisipan, observer
hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti terfokus
pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, dan
mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Observasi
nonpartisipan dapat bersifat tertutup, dalam arti tidak diketahui oleh
subjek yang diteliti, ataupun terbuka yakni diketahui oleb subjek yang
diteliti.
51
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatann yang mempunyai variasi tertentu ditatapkan oleh peneliti.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu diuji
melalui pengumpulan data dan analisis data. Namun demikian, walaupun
hipotesis sifatnya hanya jawaban sementara, bukanlah jawaban yang asal
jawaban.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, populasi berarti: seluruh jumlah orang
atau penduduk di suatu daerah; jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-
ciri yang sama; jumlah penghuni baik manusia maupun makhluk hidup lainnya
pada suatu ruang tertentu. sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi
yang dianggap representatif.
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah
tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Wawancara adalah komunikasi
satu arah dimana peneliti menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan
sesuai dengan pedoman wawancara. Suatu observasi disebut observasi partisipan
jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam peri
kehidupan observer.
52
3.2 Saran
Masih perlu diingat beberapa hal berikut agar evaluator tidak begitu saja membuat
kesimpulan akan temuannya berdasar pengamatan dan pengukuran. Sebab yang
diamati dan diukur adalah manusia dan masyarakat.
53
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
54
16
55
56