Anda di halaman 1dari 5

VARIABEL PENELITIAN

Variabel “berasal dari bahasa inggris variabel dengan arti: “ubahan”, “faktor tak tetap”,
atau “gejala yang dapat diubahubah”. Pengertian yang lainnya bahwa variabel adalah
karakteristik objek yang dapat dapat diklasifikasikan kedalam sekurang-kurangnya dua
klasifikasi. Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variable didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau subyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau
satu objek dengan objek lain. Bervariasi berarti pada veriabel tersebut mempunyai nilai, skor,
ukuran yang berbeda. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Tinggi , berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut
dari objek. Struktur organisasi, model pendelegassian, kepemimpinan, pengawasan, koordinasi,
prosedur, dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan, adalah merupakan contoh
variabel dalam kegiatan administrasi. Berat badan dapat dikatan variabel, Karena berat badan
sekolompok orang itu bervariasi antara satu dengan yang lain, (ada berat badannya 25 kg, 50 kg,
67 kg dst). Demikian juga motivasi, persepsi dari sekelompok orang tertentu bervariasi.

Dapat diartikan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian, dimana didalamnya tredapat faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
yang akan diteliti. Setelah kita akan membircarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel,
berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam varibel ditinjau dari aspek hubungan antar
variabel yang digunakan untuk penelitian. Variabel dapat diartikan sebagai sifat yang akan
diukur atau diamati yang nilainnya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya. Dengan
demikian, penekanan pada variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk menentukan variabel yang baik ditentukan oleh
lanadasan teoritis, ditegaskan oleh hipotesis dan tergantung dari rumit dan sederhana rancangan
penelitian.

A. Jenis Variabel
1. Variabel diskrit dan variabel kontinyu.
Nilai numerik yang diberikan pada variabel didasarkan pada sifat yang beragam.
Misalnya untuk variabel yang bersifat dikotomi mempunyai dua nilai yang
menunjukkan ada atau tidak adanya sifat tertentu, contohnya pria-wanita,
pengangguran-bukan pengangguran. Variabel juga bisa terdiri dari dua kategori,
misalnya, suku, agama, jenis perusahaan, dan lain-lain. Semua variabel-variabel
dalam bentuk kategorikategori tersebut disebut variabel diskrit. Sedangkan
pendapatan, suhu, umur, nilai ujian adalah contoh-contoh variabel kontinyu.
2. Variabel bebas (independent) dan variabel tak bebas (dependent).
Jenis variable ini terutama digunakan dalam menganalisis hubungan antara
variabel, yaitu variabel tak bebas dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya, gaya
kepemipinan (variabel bebas) akan mempengaruhi kinerja atau kepuasan kerja
(variable tak bebas).
3. Variabel nominal, ordinal, interval, dan ratio.
Pengklasifikasikan ini didasarkan pada tingkat pengukurannya, yang akan
dijelaskan secara lengkap pada kegiatan belajar berikutnya.
4. Variabel kuantitatif dan kualitatif.
Variabel kuantitatif menggunakan skala numerik atau metrik sehingga bisa
ditransformasikan melalui operasi matematika dan analisis statistika yang lengkap.
Sedangkan variabel kualitatif menggunakan skala non numerik (karakter atau
string) atau non metrik. Teknik analisinya, baik operasi matematika atau teknik
statistikanya, relatif lebih terbatas dibandingkan variabel kuantitatif.
B. Macam-macam Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel pendahulu adalah variabel yang penampilannya mendahului variabel
bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.
2. Variabel Independen, Sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel yang
mempengaruhi. Merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dengan demikian
variabel independen mempunyai ciri-ciri :
 Variabel yang menentukan variable
 Kegiatan stimulus yang dilakukan peneliti menciptakan suatu dampak pada
variabel dependen
 Biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui hubungannya
3. Variabel Dependen, disebut juga variabel terikat, variabel akibat, variable respon,
output, konsekuen,. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel ini merupakan variable terikat yang
besarannya tergantung dari besaran variabel indpenden ini, akan memberi peluang
terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran)
perubahan dalam variabel indepen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali
satuan varibel dependen, diharap akan menyebabkan variabel depnden berubah
sekian satuan juga. sebalikanya jika terjadi diharapkan akan menyebabkan
perubahan (penurunan) variabel dependen sekian satuan juga. Dengan demikian
variabel dependen mempunya ciri:
 Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
 Asepek tingkah laku yang diamati dari suatu organiseme yang dikenai
stimulus
 Faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
pengaruh dari variabel bebas. Sebagai contoh: Hubungan umur ibu dengan
tindakan swamedikasi
4. Variabel Moderator Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel
disebut juga sebagai variabel independen kedua (Sugiyono, 2009). Analisis
hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variable dependen
dan satu atau beberapa variabel independen, ada kalanya dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik yang kita gunakan. Dalam
analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator
ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antara satu atau
beberapa variabel yang selain bisa memperlemah hubungan antara satu atau
beberapa variabel independen dan variabel dependen. Misalnya pembelajaran
laboratorium yang diikuti oleh mahasiswa keperawatan dengan tujuan untuk
meningkatkan keterampilan individu. Seluruh mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran laboratorium tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. Tetapi
setelah selesai mengikuti pembelajaran laboratorium dan dilakukan uji
keterampilan, ternyata kemampuan mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA,
memiliki keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang
berasal dari jurusan IPS. Perbedaan keterampilan (skill) individu yang bersal dari
jurusan IPA dan jurusan IPS pada keterampilan skil individu disebabkan oleh
adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika
melaksanakan pembelajaran laboratorium. Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada
variabel moderator yang bisa menyebabkan mahasiswa yang berasal dari jurusan
IPA memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mengikuti pembelajaran
laboratorium jika dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari IPS. Dalam
contoh di atas pembelajaran laboratorium adalah variabel independen dan
keterampilan individu adalah variabel dependen, dan motiovasi untuk mengikuti
pembelajaran laboratorium adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain,
variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan
variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Sebagai contoh :
pengaruh pembelajaran laboratorium terhadap keterampilan individu pada materi
pemasangan infuse, hubungan suami istri akan semakin akrab bila telah mempunyai
anak (anak sebagai Variabel Moderator
5. Variabel Intervening atau variabel antara adalah. Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variable
independent dengan dependent, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan
variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel ini berperan menambah atau
mengurangi efek variabel independent terhadap variable dependen. Dalam setiap
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, biasanya menemukan variabel yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel (variabel
moderator)yang sedang diukur. Secara teori setiap variabel ada sebagian variabel
yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti. Misalnya nafsu
makan, stress, frustasi dsb. Variabel seperti itu dinamakan variabel intervening.
Contoh : anak yang pandai nilainya akan tinggi, tetapi dalam kasus tertentu ada
anak yang pandai nilainnya rendah, ternyata ia sedang sakit hati sewaktu
mengerjakan soal. Sakit hati, dalam hal ini, merupakan Variabel Intervening.
6. Variabel Kontrol Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar
yang tidak diteliti (Sugiyono, 2009). Variabel control sering digunkaan oleh
peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Variabel
yang sering digunakan dalam penelitian mahasiswa, selain variabel moderator dan
variabel intervening aalah variabel kontrol. Variabel ini (kontrol), kualitas dan
kuantitasnya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan tempat yang
dikehendaki. Biasanya digunakan penelitian eksperimen. Secara skematis dapat
dijelaskan pada bagan berikut ini. Contoh : Pengaruh relaksasi progresif terhadap
penurunan kecemasan pada pasien pra- operasi. Penelitian ini melihat pengaruh
relaksasi progresif terhadap penurunan kecemasan pada pasien operasi. Maka harus
ditetapkan variabel control berupa pasien yang sama, lingkungan yang sama, jenis
penyakit yang sama, misalnya, seluruh pasien Hernia Inguinalis Lateralis dan lain-
lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah ada pengaruh
relaksasi progresif terhadap penurunan kecemasan karena faktor pasien, lingkungan
dan jenis penyakit yang sama. Dengan adanya Variabel kontrol tersebut, maka
besarnya pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan kecemasan dapat
diketahui lebih pasti. Contoh lain : penelitian membandingkan kecepatan mengetik
siswa SMK dan SMU maka diperlukan Variabel Kontrol yaitu: naskah yang diketik
sama, mesin ketik sama, ruang kerja sama.

SUMBER :

Surahman. (2016). Metodologi Penelitiaan. Jaaakarta: Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai